Share

17 - Mempermainkan Hanna

Author: Poepoe
last update Last Updated: 2025-03-03 22:05:02

Degup jantung Hanna semakin menjadi-jadi.

Dia panik karena tahu Marcella hendak membunuhnya. Wanita itu kini sedang tersenyum licik di hadapannya sambil memegang selang oksigen yang melintang di wajah Hanna.

Jemari Hanna bergerak-gerak. Dadanya pun nampak naik turun.

“Ya ampun, kayaknya kamu sedang ketakutan ya?” Ledek Marcella. Lantas tawanya berderai. “Hanna, Hanna… Kamu pikir aku akan membunuhmu?” 

Marcella menarik pelan selang oksigen itu.

Seketika dada Hanna sesak. Kedua ujung bibirnya bergetar hebat dengan bola mata yang melebar.

Marcella tertawa lagi. Astaga, dia benar-benar puas melihat pemandangan Hanna yang sekarat.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   18 - Hampir Sempurna

    Daun kering berterbangan di sekitar area pemakaman yang sepi.Terik matahari menyipitkan mata Putra yang kini sedang memandangi makam istrinya, Hanna.Bunga-bunga segar memenuhi gundukan tanah itu, wanginya masih tercium semerbak.“Maafkan aku, Hanna,” ucap Putra lirih. Rasa sedih dan penyesalan mengisi relung hatinya.Kenangan dirinya bersama Hanna kembali berputar di kepala Putra. Walau bagaimanapun Hanna adalah cinta pertamanya. Mereka pernah saling mencintai dan menjalani hidup bahagia bersama.Putra menaburkan bunga di atas makam Hanna, setelah itu dia pun pergi, meninggalkan gundukan tanah yang masih basah itu.***Ma

    Last Updated : 2025-03-04
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   19 - Awal Kedekatan

    Daun-daun di pepohonan yang ada di pinggir trotoar kawasan perumahan itu bergoyang-goyang ditiup angin.Di depan pagar rumah baru Putra dan Marcella, mereka saling bertukar pandang dengan sorot mata tajam.Kedua tangan Putra mengepal geram. Berani-beraninya Andin memeras dirinya seperti ini!Lantas tawa Andin berderai penuh kemenangan.“Astaga, muka kalian pucat seperti habis melihat hantu! Kenapa kalian begitu cemas dengan video yang dikirim Hanna padaku?” Andin geleng-geleng kepala. “Bahkan aku sendiri enggak tahu apa isi video itu.”“A-Apa?” tukas Putra dan Marcella bersamaan.Andin mendengus. “File-nya corrupt, mungkin karena terlalu b

    Last Updated : 2025-03-04
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   20 - Malam Itu

    Bibir lembut Marcella menyapu bibir pria itu tanpa ragu.Sontak, kedua bola mata Putra membelalak. Dia sungguh tak menyangka Marcella berani menciumnya!Begitu Putra hendak melepas ciuman mendadak ini, kepala Marcella malah semakin menekan Putra, membuat pria itu tambah tak berkutik.Sekujur tubuh Putra meremang seiring ciuman Marcella yang semakin liar.Dalam hati, Marcella tersenyum penuh kemenangan.Akhirnya, Putra masuk ke dalam perangkapnya!Lidah Marcella pun menari di dalam rongga mulut Putra yang membuat napas pria itu jadi terengah-engah.“Cella,” akhirnya Putra mampu melepas ciuman panas itu. “I-Ini enggak benar. Aku sudah menikah–”“Sst…” telunjuk lentik Marcella langsung menempel di bibir Putra yang basah. “Kita bisa rahasiakan ini.”“Ma-maksudmu?”“Asal istrimu enggak tahu, semua aman,” Marcella mengerlingkan matanya dengan menggoda. “Sedari dulu, aku menyukaimu, Mas Putra. Bahkan setiap malam aku selalu membayangkanmu, memelukku di ranjang.”Satu tangan Marcella bergerak

    Last Updated : 2025-03-05
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   21 - Pengkhianatan Putra

    Dret, dret.Dari dalam saku celananya, ponsel Putra terus meraung dalam diam. Dengan tangan gemetar Putra merogoh ponselnya.Nama Hanna muncul di layar–sesuai tebakannya.Marcella mendongak, menatap Putra sambil menggigit bibir merahnya.“Kamu mau angkat telepon itu atau…”Putra menahan napasnya dalam-dalam. Dia tidak boleh mendesah, sedikitpun–walau itu mustahil karena belaian tangan Marcella hampir membuatnya melayang.“Ce-Cella, lepaskan… Kamu mabuk, Cella…” pinta Putra sambil memohon.Marcella menekan dada Putra dengan tubuhnya yang polos. Wangi manis wanita itu serta alkohol yang menguar dari mulut Marcella, entah kenapa malah membuat gairah Putra seakan meningkat.“Sepertinya jantungmu berdetak begitu cepat, Mas…” desis Marcella. “Angkat saja telepon itu. Dari istrimu kan?”Tubuh Putra masih mematung, sementara ponselnya terus bergetar.“Atau… kamu biarkan saja telepon itu dan kita nikmati malam ini, Sayang…” Marcella berbisik di telinga Putra. “Ini kesempatanmu, Sayang. Kesempa

    Last Updated : 2025-03-05
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   22 - Teman SMA

    “Makasih ya Mas,” Marcella tersenyum senang. Matanya berbinar melihat isi dalam kotak beludru itu, sebuah kalung emas. “Aku seneng banget jadi istrimu!”Kini kalung indah itu melingkar di leher Marcella.“Aku yang seharusnya berterima kasih padamu, Sayang, karena kamu sudah memberikanku seorang anak yang lucu. Sekali lagi, happy birthday, Marcella-ku…”Putra mengangkat gelasnya dan bibir gelas mereka pun saling berdenting, merayakan hari kelahiran Marcella yang ke-30.“Sayang… aku belum boleh minum alkohol,” keluh Marcella setelah menenggak air mineral di gelasnya, sementara Putra nampak menikmati wine. “Tapi aku bersyukur sih, akhirnya setelah enam bulan, kita bisa dinner berdua lagi.”Putra mengangguk setuju. Pria itu tak menyangka punya anak ternyata serepot itu.Namun, untungnya mereka bisa menemukan nanny dan ART yang terpercaya. Jadi Jordan ada yang mengurus dan Marcella pun tidak terlalu kerepotan, walaupun enam bulan pertama setelah kelahiran Jordan, Marcella hanya bisa mengha

    Last Updated : 2025-03-06
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   23 - Hanna Bangkit dari Kubur?!

    Petir menggelegar, menerangi malam yang pekat dalam sekejap.“Ha-Hanna?” Suara Marcella terdengar parau. Kelopak matanya terus saja mengerjap tidak percaya.Mata Hanna berkilat-kilat penuh amarah, memandangi Marcella, wanita penghancur rumah tangganya.Perlahan, Hanna bergerak mendekat.“E-enggak mungkin… kamu sudah mati, Hanna. Sudah mati!” Pekik Marcella. Tubuhnya gemetar hebat. “Aaa!”Seketika Marcella tersungkur karena dorongan Hanna yang tiba-tiba. Payungnya terlempar sehingga tubuhnya basah.Secepat kilat, Hanna menerjang tubuh Marcella, menekannya dengan kuat.Di tengah guyuran hujan yang semakin deras, Hanna mencekik leher Marcella.“To-Tolong…” suara Marcella terbata.Hanna menyeringai. “Percuma, Marcella. Suaramu tertelan hujan.”“Argh… b-brengsek! Lepas-lepaskan aku! Kamu sudah mati!” Marcella berusaha melepas kuncian Hanna pada tubuhnya.Namun semuanya sia-sia, karena tubuh Marcella melemas seiring dengan asupan oksigen ke otaknya yang tertahan.“Aku masih hidup, Marcella.

    Last Updated : 2025-03-06
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   24 - Terpesona

    “Gimana wawancaranya tadi? Lancar?” Tanya Putra di mobil saat meraka dalam perjalanan pulang.“Ya, tinggal tunggu offering letter-nya aja. Kata HR dalam tiga hari ke depan,” balas Marcella sambil menatap jalanan yang mulai padat.“Tapi, kenapa tampangmu murung begitu?” Tanya Putra lagi. “Apa kamu ragu untuk balik kerja? Kalau ragu, sebaiknya enggak usah, Cella. Toh, aku bisa memenuhi semua kebutuhan kita selama ini.”“Siapa bilang aku ragu? Aku malah enggak sabar untuk kembali ke kantor, Mas.”“Lantas, kenapa kamu murung?”Marcella menghela napas pendek.“Kurasa aku melihat Hanna.”

    Last Updated : 2025-03-07
  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   25 - Putra Curiga

    “Kenapa malam sekali?” Putra menengadahkan kepalanya dari layar ponsel, menatap istrinya yang baru pulang. “Lihat, sudah pukul sepuluh malam, Cella. Kamu bahkan enggak sempat menghabiskan waktu dengan Jordan.”Marcella menghela napas pelan sambil melepas jam tangannya.“Macet, Mas. Kamu tahu sendiri kan, pabriknya ada di mana?”“Tapi enggak mungkin sampai selarut ini,” desak Putra lagi.“Tadi, kami sempat makan malam dulu.”“Makan malam?” Ulang Putra dengan nada tinggi.“Iya, Mas. Aku laper. Daripada aku pingsan di jalan. Kebetulan Pak Erik mau aku ajakin makan, jadi, ya udah, kita makan bareng deh.&rdqu

    Last Updated : 2025-03-07

Latest chapter

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   52 - Kembali Bersatu

    Marcella mematung di tempat. Kalimat yang barusan meluncur dari mulut suaminya itu masih menggantung di kepalanya. Namun sebagian dari dirinya berusaha untuk tak mempercayainya.“Ha-Hanna? Kamu bilang kamu dijebak oleh Hanna?” Marcella tercekat.Putra mengangguk dengan sorot mata yang tak tergoyahkan.Satu alis Marcella naik sebelah. “Tapi kamu bahkan menyangkal kalau Hanna masih hidup, Mas.”“Awalnya memang begitu, tapi…”“Tapi apa?” Desak Marcella.“Tapi sekarang aku yakin kalau Hanni adalah Hanna. Dia masih hidup, Cella. Dan dia sedang merencanakan sesuatu pada kita,” Putra memicingkan matanya tajam.***Marcella menutup pintu ruangannya. Dirinya langsung melempar tasnya ke atas meja.“Lantas, apa yang harus kita lakukan?” Wanita itu menyugar rambutnya.Putra berjalan sambil bersedekap menuju ke jendela. Matanya memandang ke hamparan langit biru.“Untuk saat ini, kita harus berhati-hati pada wanita itu. Hanni–atau Hanna,” tandas Putra. “Dan juga Erik.”“Erik?”Putra lantas mencerit

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   51 - Hanni Menghilang

    “Katakan, Cella. Apa kamu ada hubungannya dengan penyekapan Hanni?” Desak Putra tajam.Dengan satu gerakan cepat, Marcella melepaskan dirinya dari cengkraman Putra.Wanita itu mendengus keras, mendongakkan dagunya sambil memandang suaminya dengan tatapan tak percaya.“Pelecehan? Penyekapan Hanni??” Kedua alis Marcella bertautan. “Aku bahkan enggak mengerti dengan ucapanmu. Tapi satu yang pasti, kamu sudah berbohong, Mas. Ternyata kamu membuntuti wanita sialan itu! Hah, kamu bahkan menuduhku yang enggak-enggak!”“Aku yakin seratus persen pria itu adalah teman SMA-mu. Aku ingat betul, Cella.”“Lantas?” Kedua bola mata Marcella melebar, menantang ucapan suaminya tadi. “Jika memang pria itu temanku, bukan berarti aku terlibat, Mas!”Marcella tertawa sinis. “Jangan-jangan, semalam kamu tidur dengan wanita sialan itu kan? Oh, astaga! Ternyata seleramu memang rendahan, Mas…”Putra hanya mematung. Kenapa Hanni tega mengirim foto-foto itu pada istrinya, pikir Putra. Untuk apa wanita itu menje

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   50 - Dijebak?

    “Ayo, buka pakaian dalammu, Hanna. Boleh kan aku memanggilmu dengan sebutan itu?” Sepasang mata Putra menyorot penuh gairah ke arah tubuh indah itu.Lantas, Hanna berjalan ke arah Putra, mendorong tubuh pria itu.“Tapi sebelumnya,” tangan Hanna bergerak pelan membuka satu per satu kancing kemeja Putra, “kamu juga harus menanggalkan pakaianmu.”Putra menyeringai begitu Hanna mulai melempar kemejanya ke sembarang arah, lalu lanjut melepas ikat pinggangnya.Hanna melirik nakal, melihat sesuatu yang menyembul di antara kedua kaki Putra.“Apa istrimu enggak pernah melakukan ini?” Tanya Hanna, menarik celana Putra. “Apa dia kurang menarik di atas ranjang?”“Sebenarnya dia cukup liar, tapi akhir-akhir ini kami sering bertengkar. Hubungan kami jadi dingin,” napas Putra mulai terdengar berat.Seketika, Putra menguap lebar. Sementara Hanna merangkak naik ke atas pangkuan Putra.Dada Hanna berdebar begitu kencang sekarang. Dia hanya bisa berharap obat tidur itu segera bekerja.“Duh, kok aku jadi

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   49 - Kenangan Masa Lalu

    Suara sorak sorai serta tepukan yang meriah dari para tamu terdengar begitu, Hanna dan Putra berciuman setelah sah menjadi suami istri.Hanna tak bisa menyembunyikan pipinya yang merona saat ciuman manis itu usai.Putra yang berdiri di depannya, menatap Hanna hangat. Raut wajah bahagia terpancar karena akhirnya dia sah memiliki Hanna sepenuhnya.“Istriku…” panggil Putra pelan. “Akhirnya kamu menjadi istriku, Hanna.”Hanna menyunggingkan senyumnya, mengangguk. Dadanya berdebar bahagia. Bagi Hanna, menikah dengan Putra adalah impiannya.Dia sangat mencintai pria ini. Di matanya, Putra adalah sosok yang sempurna, pekerja keras dan penyayang.Tiga tahun mereka pacaran, banyak rintangan yang harus dilalui, termasuk penolakan keras dari ibunya Hanna, Lidya.Tapi kini rintangan itu sudah mereka lewati. Sambil memegang buku nikah, mereka akan mengarungi hidup baru yang menyenangkan.“Sekarang, hadap ke kamera ya. Buku nikahnya tunjukkin,” titah fotorgrafer itu. “Jangan lupa senyum. Satu, dua,

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   48 - Perasaan Itu

    Erik menggeram kesal.Sudah seminggu setelah kejadian itu, tetapi pihak berwajib belum juga menemukan keberadaan Jordan.Yang membuat Erik tambah naik pitam adalah kemungkinan besar keterlibatan salah satu anak buahnya, Marcella.“Haruskah kita menyewa orang sendiri untuk mencari keberadaan pria sialan itu?” Erik melempar kedua tangannya ke udara. “Atau aku akan introgasi Marcella?”“Jangan, Erik.” Sergah Hanna. “Biarkan Marcella merasa bahwa dirinya aman, sampai Jordan tertangkap dan menyeret namanya.”“Tapi aku bahkan enggak tahan untuk melabraknya, Hanna,” geram Erik. “Dan plis, Hanna. Selalu beri tahu aku kalau kamu punya rencana. Aku enggak mau hal seperti ini terjadi.”“Maafkan aku, Erik…”Erik menghela napas pelan, berdiri di depan wanita itu. “Aku mencemaskamu. Apa… aku batalkan saja perjalananku kali ini?”“Hei!” kedua mata Hanna melebar. “Ini perjalanan dinas penting, Erik. Lagian, aku baik-baik saja kok.”“Tapi kalau aku enggak ada, kamu harus pulang-pergi sendiri. Gimana k

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   47 - Di Ujung Tanduk

    “Uh..” Jordan mendesah pelan. “Aku enggak menyangka tubuhmu seindah ini, Hanni…”Sebelum menarik turun pakaian dalam bagian bawah itu, ujung hidung Jordan menyentuh paha Hanna menyesap tubuh wanita itu dalam-dalam.Mau tak mau, Hanna menggeliat takut.“Pantas saja Marcella cemburu padamu…” tukasnya lagi. “Kamu tenang saja, Hanni. Aku akan memperlakukanmu dengan lembut kok. Aku ahli dalam hal ini.”Jordan mendongak sambil melempar senyum nakal ke arah Hanna.Hanna terus saja terisak, berharap keajaiban datang.Jordan mengecup pinggul Hanna, menjilatnya pelan. “Hanni, Sayang… kamu enggak akan menyesal, karena aku akan membuatmu melayang…”Dada Hanna terasa begitu sesak. Napasnya tersengal berat saat merasakan pakaian dalam bagian bawah itu perlahan turun.Pipinya benar-benar basah sekarang.Sampai tiba-tiba…BRAK!Suara pintu yang mendobrak keras itu terdengar.‘Erik!’ Kedua mata Hanna membelalak penuh harap. “Hei! Brengsek!!!” Suara lelaki itu menggelegar.Jordan tersentak dan langsun

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   46 - Dalam Bahaya

    Angin malam berembus kencang, seiring dengan motor yang dikendarai Jordan melaju begitu cepat.Sesekali Hanna mendengar suara gemuruh dari atas sana. Sepertinya akan turun hujan.“Jordan, kapan kita sampai?” Tanya Hanna, suaranya nyaris tertelan kilatan petir yang seketika menyambar.“Masih beberapa kilometer lagi,” balas pria itu. Dari jalan besar yang ramai, lama-lama motor mereka memasuki kawasan yang sepi.Kini motor itu melaju di jalanan yang remang. Lampu-lampu jalan berpendar suram dengan kesunyian yang mencekam malam.Dada Hanna jadi berdebar kencang. Pelipisnya sedikit berkeringat karena gelisah.Sepertinya dia sudah melakukan kesalahan fatal dengan mengikuti permainan pria ini.Diam-diam, Hanna merogoh ke dalam tasnya. Dengan jari-jari yang gemetar dia mengirim pesan pada Erik.‘Sepertinya aku dalam bahaya.’Hanna pun menyalakan aplikasi GPS di ponselnya dan mengirimkannya pada Erik.“Jordan, aku berubah pikiran,” ucap Hanna.“Apa?”“Aku berubah pikiran!” Hanna menaikkan n

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   45 - Rasa Penasaran Putra

    Malam itu, Hanna baru saja keluar dari gedung Beauty Inc. ketika sebuah motor tiba-tiba melipir di depannya.Langkah Hanna terhenti. Keningnya mengerut memperhatikan siapa sosok di balik helm itu.“Jordan?” Hidung Hanna mengerut terkejut begitu Jordan menampakkan wajahnya.Dia tersenyum. “Kebetulan aku lewat sini dan melihatmu baru keluar dari gedung. Mau kuantar?”Rambut sebahu Hanna bergerak pelan. “Aku bisa pulang sendiri.”“Ayolah, anggap saja ini sebagai bentuk terima kasihku karena kamu bersedia jadi modelku,” desak Jordan lagi. “Aku bawa helm lagi kok.”Belum sempat Hanna mengiyakan ajakan itu, Jordan sudah keburu menjulurkan helm di hadapan Hanna.Hanna menghela napas pelan lalu menerima tumpangan itu. Sekalian, dia mau menggali lebih dalam soal pria ini. Siapa tahu Jordan keceplosan menyebut nama Marcella.Tak jauh dari situ, Putra memperhatikan mereka dengan curiga dari dalam mobilnya.‘Hanni. Dengan siapa dia pulang? Pacarnya?’ batin Putra penasaran. ‘Tapi tunggu, sepertiny

  • Kebangkitan Istri yang Kau Khianati   44 - Pertemuan dengan Jordan

    Pagi ini, Hanna sudah berdiri di depan kasir kopi langganan anak-anak kantor sambil menatap catatannya, mengecek ulang pesanan mereka.Tugas seperti sudah biasa baginya.“Tiga es americano, dua vanilla latte sama satu kopi susu. Semua less sugar ya,” tukas Hanna pada kasir yang berdiri di hadapannya.Saat sedang menunggu, seketika ada seseorang yang berdiri di sebelahnya.“Espresso, double shot,” suara barito pria itu membuat Hanna menoleh.Pria itu tinggi, mengenakan kaus hitam dan celana selutut sehingga terlihat begitu santai, dengan potongan rambut cepak.Pria itu tiba-tiba menoleh ke arahnya yang membuat Hanna terkesiap.Sial, dia tertangkap basah mencuri pandang ke pria itu!Cepat- cepat, Hanna memalingkan tatapannya.Lantas, kening pria itu mengernyit. “Kamu… kamu model produk kecantikan itu kan?”Hanna nampak terkejut.“Aku lihat videonya di media sosial. Cukup viral lho. Jadi, video itu bukan settingan ya?” Pria itu balik memperhatikan Hanna. “Kamu benar-benar seorang office

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status