Share

Bab 2

Penulis: Elfira Syifa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-03 11:07:12
Namun, aku tidak punya penghasilan sekarang, tidak mungkin menang berdebat dengan mereka. Aku menolak permintaan mereka, lalu aku pergi beli sayur sambil berlinang air mata.

Setelah kembali dari pasar, aku menyadari ….

Kata sandi pintu sudah diganti sehingga aku tidak bisa masuk rumah.

Zayn menghubungiku dengan mengatakan, "Sekarang ibu nggak perlu kerja lagi. Aku malas berurusan dengan ibu. Ayah sudah menunggu di kantor capil, sekarang ibu pergilah ke sana untuk bercerai."

"Kalau nggak, aku akan menyebarkan rumor ibu selingkuh dengan banyak pria. Lagi pula, aku punya foto ibu bersama pria. Dasar nggak tahu malu, ibu nggak takut kami nggak mengakuimu sebagai ibu. Kalau ibu ingin sendirian sampai tua, terserah ibu saja!"

Aku merasa sangat marah hingga rasanya ingin pingsan.

Anak yang kukandung selama 10 bulan tega mempermalukan ibunya sendiri. Dia memutus telepon, lalu mengirimkan foto-foto kepadaku.

Dia sengaja mencari kesalahanku dengan mengirimkan foto-foto bersama pria.

Sejak kapan mereka merencanakan hal ini?

Aku merasa marah sekaligus sedih, tetapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku membawa kartu identitasku, lalu pergi ke kantor capil.

Setelah mengurus perceraian, Evan dan Anisa pergi.

Jihan memegang tanganku dan tersenyum.

"Ini baru benar. Bu, aku dan kakak adalah anak kandungmu. Kami nggak mungkin mencelakaimu. Sebentar lagi perusahaan Tante Anisa bekerja sama dengan Grup Mahendra. Setelah kami menjadi pewaris perusahaan Tante Anisa, kita akan jadi kaya."

Aku merasa tidak nyaman, lalu aku menepis tangannya.

Jihan tidak tersinggung. "Bu, ibu sudah punya pacar, belum? Bagaimana kalau kujodohkan dengan laki-laki di desa ibu?"

"Aku bisa cari sendiri."

"Kalau begitu, ibu harus menikah setelah proses cerai selesai. Itulah permintaan Tante Anisa!"

Jihan masih terus bicara, sedangkan aku sudah malas mendengarnya, jadi segera meninggalkannya.

Namun, rumahku sudah dijual. Uangku juga sudah diambil putriku.

Sekarang mereka berdua melarangku tinggal di rumah mereka.

Aku tidak memegang uang sama sekali. Aku tidak tahu tinggal di mana malam ini.

Setelah bekerja keras selama bertahun-tahun, pada akhirnya keluargaku mencampakkan aku. Aku tiba-tiba merasa hidupku hancur.

Aku menangis sepanjang jalan ke jembatan. Sampai di jembatan, aku ingin bunuh diri. Namun, Arya Mahendra menghalangiku.

"Freya, tadi aku berpapasan denganmu. Aku kira salah orang, ternyata benar kamu. Apa … apa yang terjadi denganmu?"

10 tahun lalu Arya tenggelam dalam kolam, lalu aku menyelamatkannya. Sejak itu, dia selalu mengirimkan hadiah ke rumahku setiap tahun baru.

Kami pun menjadi sahabat.

Aku menceritakan semua yang kualami kepada Arya.

Aku bercerita, "Mereka memaksaku bercerai, mengusirku dari rumah, dan memaksaku mencari pasangan untuk menikah. Ke mana aku harus mencari?"

Bukankah ini artinya mereka ingin membunuhku?

Arya berpikir sejenak, lalu berkata, "Kedua anakku juga mendesakku untuk menikah selama ini, tapi belum ada yang cocok. Kalau kamu nggak keberatan, bagaimana kalau kamu menikah denganku dan tinggal di rumahku?"

Di usiaku yang tidak muda lagi, aku sudah tidak memikirkan cinta.

Aku hanya menginginkan tempat tinggal dan tidak sendirian di rumah.

Aku menyeka air mata, kemudian ikut Arya ke rumahnya.

Aku tidak menyangka rumah Arya berada di kompleks perumahan mewah.

"Freya, aku sudah cukup mengenalmu. Aku ingin kamu juga mengenalku lebih jauh. Aku adalah Presdir Grup Mahendra, sudah hidup sendiri selama 17 tahun dan nggak pernah melakukan hal macam-macam."

"Di waktu senggang, aku suka memancing, berkebun. Lalu, aku punya seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Usia mereka dengan kedua anakmu sebaya. Sementara itu saja. Kalau masih ada yang mau kamu tanyakan, tanyakan saja."

Meskipun aku sudah mengenalnya lama, aku baru sekarang tahu bahwa dia adalah Presdir Grup Mahendra.

Dengan kondisi seperti keluargaku, di mana kedua anakku memandang rendah aku dan menjebakku.

Jika aku menikah dengan keluarga konglomerat, kedua anakku pasti makin membenciku.

Di masa tua-ku ini, yang kuinginkan hanyalah menjalani hidup dengan tenang, tidak mau cari ribut. Seketika itu juga, aku merasa ingin menolak untuk menikah dengan Arya..

Bab terkait

  • Kebahagiaan Menanti   Bab 3

    Arya mengetahui keraguanku, tetapi dia tidak memaksaku. Arya hanya mengatakan, "Cobalah dekat dengan kedua anakku. Kalau memang kamu merasa nggak cocok, aku juga nggak akan memaksa."Putra Arya bernama Kevin Mahendra, CEO Grup Mahendra, sedangkan putri Arya bernama Laura Mahendra, dia adalah kepala rumah sakit besar.Dulu kedua anaknya datang menemuiku untuk berterima kasih karena aku menyelamatkan ayah mereka.Namun, kondisi dulu dengan sekarang berbeda.Katanya, mereka berdua ingin makan bersamaku sore ini. Aku jadi merasa gugup.Kedua anaknya mudah bergaul, mereka bahkan menyiapkan hadiah untukku.Laura berkata, "Ibuku meninggal dunia setelah melahirkanku. Karena takut aku dan kakak mendapat ibu tiri yang jahat, akhirnya ayah memutuskan untuk nggak menikah lagi. Setelah kami berdua dewasa, ayah masih belum menemukan pasangan yang cocok sampai sekarang. Waktu ayah mengatakan akan menikah dan ingin memperkenalkan kekasihnya pada kami, kami merasa sangat bahagia."Kevin menambahkan, "K

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Kebahagiaan Menanti   Bab 4

    Anisa tidak mencari ribut denganku lagi. Dia berbalik dan pergi menjemput tamu kehormatan.Zayn cuek melihatku yang terluka parah. Dia memakiku, "Aku malu punya ibu sepertimu.""Sudahlah, Bu. Tinggalkan tempat ini sekarang. Aku dan Kak Zayn ingin memberi kesan baik kepada Pak Arya. Jangan membuat masalah di sini."Jihan membantuku berdiri dengan wajah muram, lalu dia buru-buru mengusirku.Aku tidak pernah menyangka Zayn dan Jihan akan sekejam ini terhadap ibu kandung mereka sendiri.Sikap mereka membuatku sangat kecewa.Waktu aku didorong ke pintu keluar, kebetulan aku berpapasan Arya yang dikelilingi banyak orang.Saat bertemu dengan Arya, aku tidak berani memanggilnya.Mantan suamiku dan kedua anakku selalu menganggap aku memalukan.Penampilanku saat ini sangat menyedihkan, takutnya akan mempermalukan Arya.Namun, Arya berdiri di depanku. Dia bertanya dengan ekspresi sangat marah, "Apa yang terjadi denganmu?""Aku …."Sebelum aku selesai bicara, Evan menyela, "Diam! Apa kamu berhak b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Kebahagiaan Menanti   Bab 5

    Zayn dan Jihan biasanya suka belanja untuk diri mereka sendiri.Seperti membeli ponsel baru, membeli pakaian.Kali ini, mereka membelikanku sekotak yoghurt yang hampir basi sebagai permintaan maaf."Bu, kenapa ibu nggak memberi tahu kami kalau suami ibu adalah Pak Arya? Seharusnya, ibu memberi tahu kami sejak awal agar nggak terjadi keributan besar seperti ini," kata Jihan sambil merangkul lenganku.Aku masih ingat dia memaksaku bercerai dan menikah lagi, jadi aku menepis tangannya.Zayn berkata sambil menatapku, "Jangan bersikap seperti itu, masih untung aku dan Jihan mau datang minta maaf."Aku marah, kemudian memaki mereka, "Kalian yang terus menyudutkanku. Sekarang kalian pikir dengan kata maaf, semuanya beres? Apa kalian nggak malu?"Selama ini, Jihan dan Zayn yang memakiku. Kapan aku pernah memaki mereka seperti ini?Zayn tidak terima. Mendengar makianku, dia langsung marah."Freya, jangan pura-pura suci! Melihat kamu menikah dengan Pak Arya secepat ini, aku nggak percaya hubunga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Kebahagiaan Menanti   Bab 6

    Arya mengajakku liburan keliling Negara Ohana.Dia membelikan semua pakaian yang kusuka.Saat ada foto makanan yang kupuji, dia langsung memesan makanan itu untukku.Saat kami melewati sebuah mobil sport berwarna putih dan aku memuji mobil itu bagus, dia langsung menghubungi sekretarisnya. Setelah itu, dia menunjukkan video berisi penjelasan dari penjual mobil, kemudian menyuruhku memilih warna yang kusukai.Harga mobil sport itu di atas enam miliar, aku sangat terkejut."Arya, harganya terlalu mahal.""Tenang, kita kaya.""Meskipun aku punya SIM, aku belum pernah mengendarai mobil. Kalau kamu belikan aku mobil, lalu rusak, sayang sekali.""Nggak masalah. Aku akan sewa orang untuk mengajarimu menyetir. Asal kamu suka, nggak buang-buang uang. Kalau kamu nggak mau menyetir, juga nggak apa-apa, nanti aku rekrut sopir untukmu."Aku tidak punya pilihan lain, akhirnya Arya memilih mobil warna putih. Setelah membeli mobil, Arya mengajakku ke toko tas mewah.Harga tas-tas ini membuatku sangat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Kebahagiaan Menanti   Bab 7

    Plak!Plak!Aku menampar mereka berdua. Semua amarahku selama ini kulampiaskan sekarang."Aku sudah berkorban banyak demi kalian berdua selama ini, kalian malah menyudutkanku dan memintaku membantu kalian? Buat apa? Kalau kalian nggak mau mengakuiku sebagai ibu, silakan saja. Aku juga nggak mau punya anak seperti kalian."Aku berbalik, lalu pergi.Zayn dan Jihan masih ingin mengadangku, tetapi mereka dihalangi oleh pengawal yang disiapkan Arya untukku.Aku belum pernah semarah ini.Mereka baru sadar bahwa aku sudah tidak takut kehilangan mereka lagi. Seketika itu juga, mereka merasa panik sambil terus memanggilku ibu.Aku berhenti sejenak, lalu pergi tanpa menoleh ke arah mereka.Pengorbananku selama ini kepada mereka sudah mereka sia-siakan.Saat Anisa dan Evan mendengar kabar itu, mereka mulai panik.Evan menghubungiku. "Freya, kita pernah menjadi suami istri selama 30 tahun, apa kamu nggak bisa membantu kami?""Kamu menjebakku dan berselingkuh, kenapa kamu masih nggak malu memohon p

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Kebahagiaan Menanti   Bab 8

    Zayn dan Jihan menemukan bahwa aku memblokir kontak mereka. Mereka masih berani meminjam ponsel orang lain untuk menghubungiku.Jihan berkata, "Bu, maaf, dulu kami sudah banyak melakukan hal jahat padamu, tapi aku terpaksa. Anisa dan ayah tahu aku butuh uang, jadi mereka memaksaku menyakitimu dengan iming-iming uang.""Kamu melakukannya karena butuh uang atau serakah, hanya kamu yang tahu jawabannya."Baru punya mobil selama dua tahun, mereka beli mobil baru.Gaji Jihan dan suaminya tidak besar, tetapi mereka menyekolahkan anak mereka sekolah di luar negeri yang biayanya sangat mahal.Apa ini namanya butuh uang?Ini namanya sombong!"Bu, maafkan aku. Aku menyesal, tapi jangan melempar semua kesalahan padaku. Hubungan ibu dan Pak Arya sangat baik. Kalau ibu bisa membantuku membiayai sekolah anakku dan membeli mobil untukku, aku juga nggak akan ….""Jihan, kalau kamu masih memanfaatkanku lagi, aku nggak akan segan-segan padamu."Aku muak dengan kelicikan Jihan, jadi aku menyela dia.Jiha

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Kebahagiaan Menanti   Bab 1

    "Bu, Ayah dan Tante Anisa saling mencintai. Ibu nggak malu setelah menghalangi mereka selama 20 tahun lebih?""Ibu masih melajang setelah bercerai, Tante Anisa nggak akan tenang, sebaiknya ibu segera menikah lagi. Kasihanilah aku dan kakak. Kalau Tante Anisa bahagia, kami juga bahagia."Setelah aku mengadakan acara pernikahan untuk kedua anakku dan melunasi cicilan rumah, suamiku membawa pelakor wanita kaya raya ke rumah.Anak-anakku memaksaku bercerai dan menikah lagi.Karena anak-anakku terus memaksa, aku terpaksa menikah lagi.Awalnya, aku murni ingin menjalani kehidupan rumah tangga yang sederhana, ternyata suamiku adalah seorang CEO sebuah perusahaan.Setelah mengetahui identitas suamiku, kedua anakku merasa menyesal.…"Bu, jangan membuat malu. Apa aku harus menjelaskan?"Ibu mengurus rumah dan masak sepanjang hari. Semua uang belanja bahan makanan juga dari kami. Kami yang menghidupi ibu, sedangkan Tante Anisa adalah CEO. Sebentar lagi dia akan kerja sama dengan Grup Mahendra. D

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03

Bab terbaru

  • Kebahagiaan Menanti   Bab 8

    Zayn dan Jihan menemukan bahwa aku memblokir kontak mereka. Mereka masih berani meminjam ponsel orang lain untuk menghubungiku.Jihan berkata, "Bu, maaf, dulu kami sudah banyak melakukan hal jahat padamu, tapi aku terpaksa. Anisa dan ayah tahu aku butuh uang, jadi mereka memaksaku menyakitimu dengan iming-iming uang.""Kamu melakukannya karena butuh uang atau serakah, hanya kamu yang tahu jawabannya."Baru punya mobil selama dua tahun, mereka beli mobil baru.Gaji Jihan dan suaminya tidak besar, tetapi mereka menyekolahkan anak mereka sekolah di luar negeri yang biayanya sangat mahal.Apa ini namanya butuh uang?Ini namanya sombong!"Bu, maafkan aku. Aku menyesal, tapi jangan melempar semua kesalahan padaku. Hubungan ibu dan Pak Arya sangat baik. Kalau ibu bisa membantuku membiayai sekolah anakku dan membeli mobil untukku, aku juga nggak akan ….""Jihan, kalau kamu masih memanfaatkanku lagi, aku nggak akan segan-segan padamu."Aku muak dengan kelicikan Jihan, jadi aku menyela dia.Jiha

  • Kebahagiaan Menanti   Bab 7

    Plak!Plak!Aku menampar mereka berdua. Semua amarahku selama ini kulampiaskan sekarang."Aku sudah berkorban banyak demi kalian berdua selama ini, kalian malah menyudutkanku dan memintaku membantu kalian? Buat apa? Kalau kalian nggak mau mengakuiku sebagai ibu, silakan saja. Aku juga nggak mau punya anak seperti kalian."Aku berbalik, lalu pergi.Zayn dan Jihan masih ingin mengadangku, tetapi mereka dihalangi oleh pengawal yang disiapkan Arya untukku.Aku belum pernah semarah ini.Mereka baru sadar bahwa aku sudah tidak takut kehilangan mereka lagi. Seketika itu juga, mereka merasa panik sambil terus memanggilku ibu.Aku berhenti sejenak, lalu pergi tanpa menoleh ke arah mereka.Pengorbananku selama ini kepada mereka sudah mereka sia-siakan.Saat Anisa dan Evan mendengar kabar itu, mereka mulai panik.Evan menghubungiku. "Freya, kita pernah menjadi suami istri selama 30 tahun, apa kamu nggak bisa membantu kami?""Kamu menjebakku dan berselingkuh, kenapa kamu masih nggak malu memohon p

  • Kebahagiaan Menanti   Bab 6

    Arya mengajakku liburan keliling Negara Ohana.Dia membelikan semua pakaian yang kusuka.Saat ada foto makanan yang kupuji, dia langsung memesan makanan itu untukku.Saat kami melewati sebuah mobil sport berwarna putih dan aku memuji mobil itu bagus, dia langsung menghubungi sekretarisnya. Setelah itu, dia menunjukkan video berisi penjelasan dari penjual mobil, kemudian menyuruhku memilih warna yang kusukai.Harga mobil sport itu di atas enam miliar, aku sangat terkejut."Arya, harganya terlalu mahal.""Tenang, kita kaya.""Meskipun aku punya SIM, aku belum pernah mengendarai mobil. Kalau kamu belikan aku mobil, lalu rusak, sayang sekali.""Nggak masalah. Aku akan sewa orang untuk mengajarimu menyetir. Asal kamu suka, nggak buang-buang uang. Kalau kamu nggak mau menyetir, juga nggak apa-apa, nanti aku rekrut sopir untukmu."Aku tidak punya pilihan lain, akhirnya Arya memilih mobil warna putih. Setelah membeli mobil, Arya mengajakku ke toko tas mewah.Harga tas-tas ini membuatku sangat

  • Kebahagiaan Menanti   Bab 5

    Zayn dan Jihan biasanya suka belanja untuk diri mereka sendiri.Seperti membeli ponsel baru, membeli pakaian.Kali ini, mereka membelikanku sekotak yoghurt yang hampir basi sebagai permintaan maaf."Bu, kenapa ibu nggak memberi tahu kami kalau suami ibu adalah Pak Arya? Seharusnya, ibu memberi tahu kami sejak awal agar nggak terjadi keributan besar seperti ini," kata Jihan sambil merangkul lenganku.Aku masih ingat dia memaksaku bercerai dan menikah lagi, jadi aku menepis tangannya.Zayn berkata sambil menatapku, "Jangan bersikap seperti itu, masih untung aku dan Jihan mau datang minta maaf."Aku marah, kemudian memaki mereka, "Kalian yang terus menyudutkanku. Sekarang kalian pikir dengan kata maaf, semuanya beres? Apa kalian nggak malu?"Selama ini, Jihan dan Zayn yang memakiku. Kapan aku pernah memaki mereka seperti ini?Zayn tidak terima. Mendengar makianku, dia langsung marah."Freya, jangan pura-pura suci! Melihat kamu menikah dengan Pak Arya secepat ini, aku nggak percaya hubunga

  • Kebahagiaan Menanti   Bab 4

    Anisa tidak mencari ribut denganku lagi. Dia berbalik dan pergi menjemput tamu kehormatan.Zayn cuek melihatku yang terluka parah. Dia memakiku, "Aku malu punya ibu sepertimu.""Sudahlah, Bu. Tinggalkan tempat ini sekarang. Aku dan Kak Zayn ingin memberi kesan baik kepada Pak Arya. Jangan membuat masalah di sini."Jihan membantuku berdiri dengan wajah muram, lalu dia buru-buru mengusirku.Aku tidak pernah menyangka Zayn dan Jihan akan sekejam ini terhadap ibu kandung mereka sendiri.Sikap mereka membuatku sangat kecewa.Waktu aku didorong ke pintu keluar, kebetulan aku berpapasan Arya yang dikelilingi banyak orang.Saat bertemu dengan Arya, aku tidak berani memanggilnya.Mantan suamiku dan kedua anakku selalu menganggap aku memalukan.Penampilanku saat ini sangat menyedihkan, takutnya akan mempermalukan Arya.Namun, Arya berdiri di depanku. Dia bertanya dengan ekspresi sangat marah, "Apa yang terjadi denganmu?""Aku …."Sebelum aku selesai bicara, Evan menyela, "Diam! Apa kamu berhak b

  • Kebahagiaan Menanti   Bab 3

    Arya mengetahui keraguanku, tetapi dia tidak memaksaku. Arya hanya mengatakan, "Cobalah dekat dengan kedua anakku. Kalau memang kamu merasa nggak cocok, aku juga nggak akan memaksa."Putra Arya bernama Kevin Mahendra, CEO Grup Mahendra, sedangkan putri Arya bernama Laura Mahendra, dia adalah kepala rumah sakit besar.Dulu kedua anaknya datang menemuiku untuk berterima kasih karena aku menyelamatkan ayah mereka.Namun, kondisi dulu dengan sekarang berbeda.Katanya, mereka berdua ingin makan bersamaku sore ini. Aku jadi merasa gugup.Kedua anaknya mudah bergaul, mereka bahkan menyiapkan hadiah untukku.Laura berkata, "Ibuku meninggal dunia setelah melahirkanku. Karena takut aku dan kakak mendapat ibu tiri yang jahat, akhirnya ayah memutuskan untuk nggak menikah lagi. Setelah kami berdua dewasa, ayah masih belum menemukan pasangan yang cocok sampai sekarang. Waktu ayah mengatakan akan menikah dan ingin memperkenalkan kekasihnya pada kami, kami merasa sangat bahagia."Kevin menambahkan, "K

  • Kebahagiaan Menanti   Bab 2

    Namun, aku tidak punya penghasilan sekarang, tidak mungkin menang berdebat dengan mereka. Aku menolak permintaan mereka, lalu aku pergi beli sayur sambil berlinang air mata.Setelah kembali dari pasar, aku menyadari ….Kata sandi pintu sudah diganti sehingga aku tidak bisa masuk rumah.Zayn menghubungiku dengan mengatakan, "Sekarang ibu nggak perlu kerja lagi. Aku malas berurusan dengan ibu. Ayah sudah menunggu di kantor capil, sekarang ibu pergilah ke sana untuk bercerai.""Kalau nggak, aku akan menyebarkan rumor ibu selingkuh dengan banyak pria. Lagi pula, aku punya foto ibu bersama pria. Dasar nggak tahu malu, ibu nggak takut kami nggak mengakuimu sebagai ibu. Kalau ibu ingin sendirian sampai tua, terserah ibu saja!"Aku merasa sangat marah hingga rasanya ingin pingsan.Anak yang kukandung selama 10 bulan tega mempermalukan ibunya sendiri. Dia memutus telepon, lalu mengirimkan foto-foto kepadaku.Dia sengaja mencari kesalahanku dengan mengirimkan foto-foto bersama pria.Sejak kapan

  • Kebahagiaan Menanti   Bab 1

    "Bu, Ayah dan Tante Anisa saling mencintai. Ibu nggak malu setelah menghalangi mereka selama 20 tahun lebih?""Ibu masih melajang setelah bercerai, Tante Anisa nggak akan tenang, sebaiknya ibu segera menikah lagi. Kasihanilah aku dan kakak. Kalau Tante Anisa bahagia, kami juga bahagia."Setelah aku mengadakan acara pernikahan untuk kedua anakku dan melunasi cicilan rumah, suamiku membawa pelakor wanita kaya raya ke rumah.Anak-anakku memaksaku bercerai dan menikah lagi.Karena anak-anakku terus memaksa, aku terpaksa menikah lagi.Awalnya, aku murni ingin menjalani kehidupan rumah tangga yang sederhana, ternyata suamiku adalah seorang CEO sebuah perusahaan.Setelah mengetahui identitas suamiku, kedua anakku merasa menyesal.…"Bu, jangan membuat malu. Apa aku harus menjelaskan?"Ibu mengurus rumah dan masak sepanjang hari. Semua uang belanja bahan makanan juga dari kami. Kami yang menghidupi ibu, sedangkan Tante Anisa adalah CEO. Sebentar lagi dia akan kerja sama dengan Grup Mahendra. D

DMCA.com Protection Status