Malam ini, Ian telah menyiapkan berbagai hidangan lezat di rumah. Dalam waktu singkat, meja makannya telah dipenuhi dengan ikan bakar kesukaan Lisa, sate kambing yang harum, ayam geprek yang gurih, kering tempe kecap yang manis, potongan timun yang segar, dan sup ayam tomat yang hangat. Aroma masakan yang menggugah selera itu segera menyebar ke seluruh ruangan, memikat indra penciuman Lisa, Linda, dan Alicia.
‘Persetan dengan menjaga berat badan! Aku akan memakan semua makanan ini, dan berolahraga setelahnya!’ batin Lisa dan Alicia.Alicia, dengan antusias, mengucapkan terima kasih kepada Ian atas jamuan makan malam yang luar biasa. "Wow, terima kasih banyak, Tuan. Ini adalah makanan lezat terakhir kita, sebelum kita semua menjalani syuting 'Hantu? Siapa Takut!'. Saat kita sudah mulai syuting, aku khawatir kita tidak akan bisa menikmati daging lagi," ujarnya sambil menyantap sate kambing yang empuk dan berlemak itu.Lisa, yang tidak kalah gembira, menikmatDi tepi danau yang tenang, di bawah naungan pepohonan rindang yang berbisik-bisik, Ian berdiri menghadap Nightmare. Cahaya bulan sabit yang malu-malu menerobos celah daun, menciptakan pola cahaya dan bayangan yang bermain di wajah mereka. Udara malam yang dingin menyentuh kulit, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang gugur.“Proposisi?” suara Ian terdengar rendah, berat dengan kecurigaan yang tersembunyi di balik setiap kata.Nightmare, dengan posturnya yang anggun dan suara yang terdengar seperti musik, menjawab dengan tenang, “Itu benar. Bekerjasamalah denganku untuk menyingkirkan Zodiak.”Ian merasakan jantungnya berdetak lebih keras, seakan-akan setiap detak adalah gema dari danau yang tenang itu. ‘Siapa dia sebenarnya?’ pikirannya berteriak, mencari tahu identitas pria di depannya. ‘Mengapa dia tahu tentang Zodiak? Apa dia juga seorang pengguna sistem?’ Tapi tidak ada, tidak ada notifikasi misi darurat yang biasanya muncul di benaknya jika ada pengguna sistem lain di dekatny
Ketika pagi menyingsing, Ian bangun seperti biasanya. Saat ia melihat jam dinding di kamarnya, waktu masih menunjukkan pukul lima pagi. Ian kemudian duduk di tepi tempat tidurnya, merenung tentang peristiwa malam sebelumnya. "Jika apa yang dikatakan Nightmare itu benar," gumamnya, "maka semua dugaanku selama ini tidak salah. Pengguna Sistem, termasuk aku, adalah peserta dalam sebuah permainan kematian. Orang terakhir yang bertahan hidup akan menjadi pemenang dan mendapatkan hadiah. Meski aku tidak tahu apa hadiahnya, tapi menuruku itu pasti sesuatu yang fantasits."Ian menyentuh dagunya, mempertimbangkan informasi dari Nightmare dan dugaannya sendiri. "Berdasarkan keinginan menggebu Nightmare, sepertinya Zodiak mampu menghambat jalannya permainan menggunakan sebuah metode khusus," pikirnya. "Mungkin mereka melihat bahaya di balik permainan ini dan mencoba menghentikannya tanpa menghilangkan sistem yang mereka terima."Namun, ada pertimbangan lain. "Apa ya
Xavier memandang Lisa yang benar-benar mengabaikannya. Ia tidak mempercayainullya. ‘Apakah ada masalah dengan pesonaku? Mengapa itu sama sekali tidak bekerja?!’Dulu, semua orang di Golden Entertainment sangat menyukai dan menyanjungnya. Ada banyak artis wanita yang ingin bermain film bersamanya. Namun, semuanya berubah sejak kemunculan Ian.‘Ini … benar-benar tidak masuk akal!’ teriak Xavier dalam hati.Untuk membuktikan bahwa pesonanya masih bekerja, ia berjalan mendekati Alicia yang duduk tidak jauh dari Lisa. Baru saja ia berjalan, dan bahkan belum berbicara dengannya, tiba-tiba Alicia berdiri dan berlari ke tempat Ian duduk, melewati Xavier.“Ian, aku juga punya beberapa pertanyaan. Saat adegan ini, apakah aku harus bertindak seperti ini?” Alicia bertanya penuh semangat.Untuk sesaat, Xavier merasa seperti angin lalu, yang diabaikan oleh semua orang. Mungkin, dalam sebuah game, Xavier bisa juga disebut NPC. ‘Bagaimana bisa hidup ini terasa begitu menyedihkan?”Xavier memandang Ia
Golden Entertainment tidak mengetahui rencana busuk IndoFlix Media. Apalagi, dengan banyaknya artis papan atas yang bergabung, dibutuhkan juga banyak investor.Pada awalnya, ada banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi dalam drama ‘Hantu? Siapa Takut!’. Akan tetapi, begitu mereka mendengar bahwa Ian yang akan memerankan tokoh utama pria, banyak investor yang menghentikan langkahnya.Di mata para investor, Ian hanyalah seorang artis pendatang baru. Kebanyakan, drama yang diperankan oleh pendatang baru sebagai tokoh utama pria, biasanya akan mengalami kegagalan. Para investor ini ingin Xavier yang menjadi tokoh utama pria. Akan tetapi, Golden Entertainment menolaknya.Untuk sementara ini, total modal yang berhasil dikumpulkan Golden Entertainment dan beberapa investor kecil hanyalah 40 miliar rupiah.Namun, ketika Golden Entertainment dalam kesulitan mencari investor besar, tiba-tiba sebuah angin segar berhembus. Sebuah perusahaan surat kabar dan portal berita online Surabaya Ja
Pada pukul tujuh malam, rombongan Lisa, Alicia, Xavier, Linda, Sutradara Ben, Produser Ram Singh, dan staf lainnya tiba di sebuah hotel besar yang berada di wilayah Surabaya Pusat. Sejak hancurnya Surabaya Barat, wilayah perekonomian yang dulu terbagi antara pusat dan barat, kini semua berpusat kembali di Surabaya Pusat.Jamuan makan malam kali ini diselenggarakan oleh Bos besar Surabaya Jaya Media–Kenzaki Kuro, atau biasa dipanggil CEO Ken di sebuah restoran di dalam hotel mewah. Pesta jamuan makan malam ini diselenggarakan dalam rangka untuk merayakan pembuatan serial drama “Hantu? Siapa Takut!”. Meski begitu, tidak ada satupun dari pihak Golden Entertainment yang tahu apa yang sedang dipikirkan oleh CEO Ken. Karena biasanya, acara besar dan mewah seperti ini akan diadakan di akhir syuting, atau ketika rating serial drama tersebut tinggi.“Selamat malam semuanya.” CEO Ken tersenyum, mempersilahkan semua yang datang untuk duduk. Kenzaki Kuro adalah warga negara Indonesia keturunan j
Inilah sisi gelap dunia entertainment, sebuah aturan tidak tertulis yang ada sejak jaman dahulu, dan bisa menimpa artis manapun. Hanya saja, kali ini Lisa lah yang menjadi targetnya.Jika Lisa menolak, CEO Ken akan dengan sengaja mengatakan bahwa kemampuan aktingnya tidak cukup baik. Ia lalu akan mengambil kesempatan ini untuk menggantikan pemeran tokoh utama wanita di serial “Hantu? Siapa Takut!”. Tentu saja, kemungkinan besar artis yang menggantikan Lisa itu telah tidur dengan CEO Ken.Kalau sudah begitu, bahkan Golden Entertainment sendiri tidak akan bisa dengan mudah menyinggung investor yang mampu menghasilkan uang tunai 45 miliar rupiah. Oleh karena itu, di industri entertainment, ada banyak artis yang menelan amarahnya dan terpaksa berkompromi. Mereka hanya bisa memilih antara masa depan dan kesucian mereka.Namun, berbeda dengan kebanyakan artis lainnya, Lisa memiliki sikap yang tegas dan keras kepala. Dengan lantang, Lisa berkata, “Tidak! Aku tida
Ian melangkah dengan keberanian yang membara, setiap tapak kakinya menggema keberanian di lantai marmer yang dingin. Dengan gerakan yang cepat dan pasti, ia melindungi Lisa, menutupi tubuh mungilnya dengan postur tegapnya yang seperti benteng. Segera, Ian menggengam tangan CEO Ken. Kenzaki Kuro hanya bisa merasakan tekanan yang kuat di pergelangan tangannya, cengkraman Ian begitu kuat hingga membuat urat-uratnya terasa seperti akan putus. "Bukankah dia bilang dia tidak bisa minum? Apa kamu tuli?" suara Ian terdengar tenang, namun setiap kata yang terucap bagaikan petir yang menyambar, menggetarkan udara dengan otoritas yang tak terbantahkan.Di sekitar mereka, para artis dari Golden Entertainment menahan napas, mata mereka terpaku pada sosok Ian yang seperti pahlawan tanpa tanda jasa, memberikan mereka perisai tak terlihat dari aura protektifnya.CEO Ken, dengan wajah yang pucat pasi, mencoba untuk tetap tenang dan melepaskan diri dari cengkrama
Lantai marmer yang biasanya berkilau kini tercoreng oleh darah segar, pria berjas hitam terkapar tak berdaya, menjadi pusat keheningan yang mendadak menyelimuti ruangan. Sejak Ian memasuki ruangan, aura yang ia bawa telah menguasai setiap sudut, menyaingi lampu-lampu yang berpendar. Sikap patuh Xavier, dan rasa gentar yang meliputi Sutradara Ben serta Produser Ram Singh sepanjang pesta ini, semuanya kalah oleh kehadiran Ian. Aura yang ia pancarkan bukanlah sekadar keberadaan fisik, melainkan wibawa seorang penguasa, yang dengan tenang menyatakan bahwa seluruh pesta ini, seluruh malam ini, berada dalam kendalinya.Artis dan pegawai Golden Entertainment merasakan perubahan itu, sebuah perasaan aman dan kepercayaan yang tiba-tiba mengisi ruang di dada mereka. Ian, dengan kehadirannya yang tenang namun dominan, telah mengubah aliran malam itu, menjadikannya pesta yang berada di bawah naungan kekuasaannya yang tak terbantah.Ian, dengan suara yang tegas dan penuh perintah, berkata “Pelaya
"Zeus, kali ini aku akan membunuhmu!” teriak Ian penuh keyakinan. Zeus menatap Ian dengan mata yang memancarkan cahaya keemasan. Di baliknya, ada kekuatan yang mengguncang alam semesta. Ian merasakan getaran itu, seolah langit dan bumi bergetar dalam irama yang tak terduga. “Jangan terlalu yakin dulu, Ian! Aku masih punya kartu As yang bahkan belum aku gunakan saat melawan Ryan!” ujar Zeus dengan tenang. Suaranya seperti guntur yang merayap di udara, menggema di telinga Ian. Hal ini tentu mengagetkan Ryan, yang semenjak tadi telah bertarung secara seimbang dengan Zeus. “Maksudmu, kamu tadi belum benar-benar serius?” Ryan menatap Zeus dengan pandangan campuran antara kagum dan ketidakpercayaan. Zeus hanya tersenyum, namun senyuman itu seakan menunjukkan konfirmasinya. “Mode Dewa: Petir Surgawi!” serunya. Cahaya keemasan di matanya semakin terang, dan angin berputar di sekitarnya. Ian merasa seolah berada di pusat badai. Petir tiba-tiba menyambar entah dari mana, dan mengenai tubuh
Balor menatap Ian dengan mata yang penuh tekad. "Aku akan mengembalikan Otoritas yang telah kucuri dari Hades." Sebuah cahaya keemasan muncul dari tengah dahi Balor, terbang dan merasuk ke kepala Ian.Ian merasakan sesuatu yang kembali padanya, kekuatannya mendekati sempurna. "Ini?" tanyanya, terkejut."Ya," jawab Balor dengan suara yang semakin lemah. "Dengan ini, Jalan Asura telah kembali pada penguasa samsara." Ia menoleh ke arah Verethragna. "Hei, cepat beri Ian senjatamu!"Verethragna tertawa. "Chill bro~" ucapnya. "Ian, aku memang tidak bisa mengembalikan Otoritas Jalan Deva, tapi aku bisa memberimu sebuah senjata terkuat yang dapat membunuh apapun."Verethragna memejamkan matanya, menciptakan senjata yang sesuai dengan bayangannya. Dari ruang kosong di depannya, cahaya emas menyeruak. Cahaya itu membentuk bilah dan gagang pedang.Pedang itu memiliki bilah panjang dan tajam, terbuat dari baja legendaris yang sudah tidak ada lagi di
Ketika pil itu meluncur melewati kerongkongan Ian, tiba-tiba tubuhnya diselimuti oleh api hijau. Namun, anehnya, api itu tidaklah panas; sebaliknya, ia merasa hangat dan nyaman. Luka-luka di tubuhnya sembuh dengan cepat, bahkan lebih dari yang efek kemampuan Healing Factor miliknya."Inikah kekuatan yang aku dapatkan dari pil NTZ?" gumam Ian, memandangi kedua tangannya dengan keterkejutan.Namun, suara tajam membuyarkan lamunan Ian. "Tentu saja tidak, bodoh!" ujar sosok yang muncul dari atas langit. "Itu adalah kekuatan dari Api Lotus Hijau milikku."Sosok itu turun perlahan, sayap-sayapnya yang berjumlah dua belas terbentang dengan megah. Setiap sayapnya memiliki warna yang berbeda, mereka semua terbuat dari berbagai macam Api Surgawi."Ian Herlambang," kata sosok itu dengan nada dingin, "aku tak menyangka kamu telah mencapai ranah Celestial. Namun, aku melihat bahwa ini bukanlah pencapaianmu sendiri. Ranah kultivasimu masih belum stabil. Beristi
Gelombang kejut dari benturan kekuatan yang dahsyat itu merambat dengan cepat, mengguncang bumi dan langit. Bumi bergetar, seakan-akan planet ini menahan nafas terakhirnya. Di kota-kota besar Indonesia, gedung-gedung menjulang seperti pohon-pohon raksasa yang terguncang oleh badai. Kaca-kaca jendela pecah, mengirimkan serpihan tajam ke jalanan yang berubah menjadi medan perang. Teriakan panik memenuhi udara, menciptakan simfoni ketakutan yang menggema di antara reruntuhan.Di wilayah pesisir, air laut mengundur sejenak, mengejar takdirnya yang tak terhindarkan. Lalu, ombak raksasa muncul, menggulung daratan dengan amarah yang tak terkendali. Tsunami itu menghancurkan segala yang ada di jalurnya: kapal-kapal terangkat dan terhempas ke darat, rumah-rumah luluh lantak, dan manusia berlarian tanpa arah, berusaha menyelamatkan diri dari amukan alam yang tak terbendung. Mata mereka dipenuhi ketakutan, melihat bencana bak kiamat ini.Jakarta, kota yang pernah ramai dan be
Angin malam berhembus kencang, membawa desau yang menegangkan. Ian, dengan napas yang tersengal, mengumpulkan sisa kekuatannya. "Aku belum selesai, Zeus!" serunya, matanya menyala dengan tekad yang tak tergoyahkan. “Aku tak akan pernah membiarkanmu menyentuh Lisa!”Zeus hanya tertawa, suaranya bergema seperti guntur yang menggelegar. "Kau pikir kau bisa mengalahkanku hanya dengan kekuatan sebesar itu?" ejeknya sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Dari ujung jari-jarinya, tombak petir mulai terbentuk, cahayanya menyilaukan dan memancarkan energi yang mengerikan. “Baiklah, aku beri kamu kesempatan untuk menghiburku lagi. Dan kali ini, aku tidak akan diam saja, jadi …”“Jangan kecewakan aku,” bisik Zeus dengan suara yang tegas dan berat. Setiap kata yang terucap menekankan ancaman yang tersirat.Ian mengencangkan genggaman tangannya, cahaya di matanya semakin berkobar. "Demi Lisa, dan demi seluruh orang yang takdirnya telah kau permainkan, aku tidak aka
Bulan purnama yang terang benderang seakan menjadi saksi atas pertemuan dua kekuatan besar di langit Jakarta yang malam itu terasa berbeda. Aura tegang menyelimuti kota, dan angin malam berhembus seolah-olah ingin menceritakan kisah epik yang akan terjadi.Di bawah sinar bulan yang memantulkan cahaya putih, Ian berdiri dengan rambutnya yang mengalir bagai sungai perak. Matanya yang biru kehijauan bersinar tajam, menembus kegelapan malam, penuh dengan tekad yang tak tergoyahkan.Di hadapannya, Zeus berdiri megah, senyumnya lebar dan penuh dengan kegembiraan pertempuran. Sorot matanya yang berkilau menandakan ia siap untuk pertarungan yang telah lama dinantikan.Baik Ian ataupun Zeus, mereka berdua adalah Overgod, eksistensi yang telah melampaui batas-batas manusia biasa, dan malam itu, mereka akan menunjukkan kekuatan mereka yang bisa mengguncang alam semesta.Dalam kesunyian malam yang hanya ditemani gemerlap bintang, Ian berbisik mengucapkan nama
Zeus terbang di atas langit Jakarta yang kelabu, pakaian putih yang biasa ia kenakan kini terkoyak-koyak, menandakan ledakan dahsyat yang baru saja terjadi. Di bawahnya, kawah raksasa seluas 10 kilometer membentang, asap dan debu masih mengepul dari tanah yang hangus. Sekitar 20 Celestial tergeletak dengan luka-luka mendalam, termasuk Fortuna yang terbaring lemah, sementara yang lainnya lenyap ditelan ledakan.Bagaimanapun juga, Hades adalah kultivator dengan ranah Celestial Puncak. Meski dia telah memberikan otoritasnya pada Ian, tapi dia masih memiliki energi melimpah yang cukup untuk membunuh semua kultivator di bawah ranah Celestial Puncak. Tindakan Hades ini telah mengguncang fondasi organisasi Kadukeus, namun Zeus hanya tertawa ringan di atas sana. Zeus tampak tidak mempedulikan ada atau tidaknya Kadukeus. Karena baginya, selama hal itu menyenangkan, maka ia tidak akan memperdulikan hal lain. Dan apa yang dilakukan Hades, cukup menghiburnya."Adikku
“Huh?” Ian menoleh ke samping, telinganya menangkap suara ledakan yang menggema dari kejauhan. Langit malam yang sebelumnya gelap kini terang benderang oleh letupan cahaya yang mirip dengan matahari terbenam, namun tiba-tiba saja, sebuah cahaya keemasan yang menyilaukan melintas bagai bintang jatuh dan menghantam tubuhnya dengan kekuatan yang luar biasa, menghempaskan tubuh Ian ke tembok. Dalam sekejap, tembok tersebut langsung retak dan hancur berkeping-keping, debu dan puing berserakan di udara.Cahaya itu kemudian meresap masuk ke dalam tubuh Ian, menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan. Cahaya keemasan itu seolah menjadi cairan panas yang mengalir di setiap pembuluh darahnya, membuat Ian meronta kesakitan seperti binatang buas yang terluka parah.Di tengah rasa sakit yang memuncak, suara sistem terdengar kacau di telinganya.[Ding!][Mendeteksi adanya energi asing yang mencoba menyingkirkan sistem]Ian mengerang kesakitan, tubuhny
Zeus melayang di atas reruntuhan yang masih mengepulkan asap, tatapannya dingin dan tak tergoyahkan menembus ke bawah ke arah para anggota Zodiak yang terkapar tak berdaya."Sampai di sinilah perjuangan kalian berakhir," suaranya tenang namun mengandung otoritas yang tak bisa ditolak. "Sekarang, aku akan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milik kami."Zeus mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Petir berkumpul di telapaknya, berputar dengan liar dan bersinar terang hingga menyilaukan mata. Dengan satu gerakan tegas dan pasti, ia melepaskan bola petir itu ke arah Libra dan rekan-rekannya yang sudah tidak berdaya.Mereka hanya bisa menatap dengan pasrah pada serangan maut yang mendekat. Cahaya biru yang menyilaukan memancar dengan intensitas yang memenuhi pandangan, menelan tubuh Libra, Virgo, Sagitarius, dan Aquarius dalam kilauan yang membutakan.Dentuman keras menggema, membelah kesunyian malam yang kacau. Ledakan itu begitu dahsyat hingg