Di bawah ancaman boneka zombie raksasa yang mendekat dengan ganas, Ian dengan tenang menutup matanya. Saat ia membuka kembali mata itu, ada perubahan yang dramatis. Pupilnya sekarang memiliki tiga lingkaran bagai lintasan orbit planet, dengan enam tomoe mengorbit di sekitarnya, menciptakan aura tekanan yang hampir bisa dirasakan. Dari balik dinding kokoh dada Legion, Pisces mengamati perubahan ini. Tubuhnya terasa sangat berat, seolah ada gelombang tekanan yang datang dari mata Ian. "Mata apa itu?" bisiknya, tubuhnya bergetar halus, seakan bisa merasakan kekuatan yang baru saja terbangkitkan."Mata Roda Samsara, tunjukkan apa yang disebut kematian! Jalan Asura!" seru Ian. Dalam sekejap, salah satu tomoe yang sebelumnya tampak sama dengan yang lainnya berubah, menyala dalam warna merah yang menakutkan. Itu adalah tanda bahwa Jalan Asura telah diaktifkan. Api putih yang sebelumnya melingkari Ian sekarang berubah menjadi merah darah, seolah terpengaruh oleh aura kematian yang ditimbulka
[Ding!][Mendeteksi nyawa Host berada dalam bahaya][Menginisiasi pengambilalihan tubuh][1%][20%]…[90%][100%][Override]Mata Ian terbuka sepenuhnya, pupilnya berkilauan dengan cahaya biru serupa kristal. Bersamaan dengan itu, tangan Ian bergerak dengan kecepatan kilat, berusaha menepis kaki Pisces yang menindih kepalanya.“Eh?” Pisces tampak terkejut. "Aku pikir kamu sudah pasrah, tapi ternyata kamu masih berani melawan." Kaki Pisces meluncur cepat bagaikan petir, menabrak tangan Ian yang lemah. Dengan suara retak yang mengerikan, tulang kering dari lengan Ian menembus kulit, mengejutkan dengan penampakan putih yang kontras dengan kulitnya. Darah segar berceceran, menciptakan kolam merah muda yang mengerikan di sekitarnya.Namun, Pisces tidak berhenti. Dengan senyum kejam yang melintas di wajahnya, dia menghujamkan tendangan demi tendangan ke tubuh Ian yang tidak berdaya. Setiap tendangan menghasilkan suara daging yang dipukul, seolah-olah dia adalah sampah yang tak berharga.T
"Di mana ini?" Ian bertanya dengan penuh kebingungan, suaranya terdengar terhanyut oleh angin yang berhembus sepi di sekitarnya. Ia berdiri di tengah hamparan laut hitam yang tak berujung, tak ada yang bisa dilihat kecuali lautan aneh ini."Bukankah sebelumnya aku sedang bertarung dengan Pisces?" Ian merenung, mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Namun, tak ada memori yang jelas, hanya kekosongan dalam pikirannya.Saat Ian melihat ke bawah, ia kaget menemukan tubuhnya yang utuh tanpa cacat. Tidak ada tanda-tanda berkas pertarungan sebelumnya atau luka apa pun. Bahkan pakaian taktis militer yang sebelumnya ia kenakan telah berganti menjadi kaos dan celana panjang putih polos. Perubahan ini semakin membingungkannya."Apakah aku sudah mati dan ini adalah alam kematian?" desis Ian dengan suara gemetar. Rasa takut dan kecemasan melingkupinya, membuatnya merasa terombang-ambing di antara kebenaran dan ketidakpastian.Tiba-tiba, suara yang terdengar seperti angin berbisik menanggap
"Jadi, bagaimana kalian bisa membawaku ke rumah sakit?" tanya Ian penuh kebingungan. Tatapan matanya mencerminkan keraguan dan keheranan. Kapten Rizal menggaruk-garuk kepalanya, mencoba mencari cara terbaik untuk menjelaskan situasi yang membingungkan ini. "Sebenarnya, kami juga bingung," jawabnya sambil menggelengkan kepala. "Kamu tiba-tiba muncul di depan gubuk tua dalam kondisi tidak sadarkan diri."Mendengar penjelasan Kapten Rizal, Ian merasa seolah-olah ada potongan-potongan memori yang hilang. Ian mencoba berspekulasi tersebut untuk memahami apa yang telah terjadi setelah ia pingsan. 'Ini pasti ulah dari Sistem,' pikir Ian dengan yakin. 'Saat aku tidak sadarkan diri, dia pasti mengendalikan tubuhku untuk membunuh Pisces dan keluar dari Desa Batu Merah.'Ian lalu mengoperasikan panel sistem, mencoba memeriksa kembali misi mengenai Zodiak.__________________________________Misi Sampingan: Hancurkan Organisasi ZodiakTingkat Kesulitan: SS-Detail Misi:Organisasi Zodiak telah ba
[Ding!][Selamat Host, Anda telah berhasil menyelesaikan Misi Sampingan Tingkat A: Selamatkan Anggota Regu Kancil][Memperhitungkan performa Host dalam menyelesaikan misi][1%][15%][20%]…Melihat adanya pemeriksaan performa oleh sistem, Ian mengerutkan dahinya. Ini adalah pertama kalinya sistem mengevaluasi kinerjanya saat menyelesaikan misi. ‘Sepertinya sistem akan memberikan hadiah yang sangat besar!’ Ian tersenyum lebar, tidak sabar menunggu hasil evaluasi. Dirinya penuh antusias dan berharap akan mendapatkan hadiah yang besar.“Hei, kamu tidak apa-apa kan?" Kolonel tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya tentang sikap aneh Ian. Ia merasa bertanggung jawab jika Ian mengalami gangguan mental akibat misi yang diberikan.‘Astaga, aku lupa kalau Kolonel Yudha masih di sini!’ seru Ian dalam hati. Dengan cepat, ia menutup panel sistem dan menjawab, "Aku sudah baik-baik saja. Hanya saja, tadi aku teringat sesuatu yang menarik."“Baiklah ..." Kolonel Yudha duduk di kursi dan menata
[Anda menerima sebuah Kemampuan, Grandmaster Author][Anda menerima sebuah Kemampuan, Grandmaster Penulis Skenario][Semua pengetahuan relevan terkait kedua kemampuan tersebut secara otomatis diintegrasikan ke dalam pikiran Anda]Padahal Ian sempat berpikir bahwa dirinya akan mendapat rumah mewah ataupun mobil baru lainnya karena sudah seminggu tidak melakukan Check-In. Ia benar-benar tidak menyangka akan mendapat kemampuan profesi lainnya selain Grandmaster Chef.Faktanya, selepas Ian lulus kuliah, Ian pernah menulis novel online di sela-sela menjaga kedainya. Bahkan ia pernah menulis tiga novel di sebuah platform novel online gratis, namun semuanya berakhir kegagalan. Ketiga novel buatannya tidak laku. Dari ratusan bab yang dibuatnya, ia hanya mendapat puluhan pembaca saja. Kalah jauh dari novel-novel bergenre “Gairah”, yang menjual adegan 18+. Sadar akan kemampuan menulisnya yang payah, Ian menyerah dan berkonsentrasi pada kedainya.Setelah seluruh pengetahuan dari kedua kemampuan
Tawaran gaji tahunan minimal satu miliar, jaminan bermain film, tampil di variety show, dan program Rising Star, siapapun orang pada umumnya pasti tergoda dengan kondisi yang diajukan Golden Entertainment.Yang terpenting dari semua itu adalah, setelah Ian bergabung dengan Golden Entertainment, ia dapat lebih leluasa untuk bertemu dengan Lisa. Ia juga akan sering berjumpa dengan Alicia, Xavier, dan artis ternama lainnya. Jika ada kesempatan, mereka bahkan bisa berkolaborasi dalam berbagai acara.Menghadapi ketulusan Golden Entertainment, Ian hanya tersenyum. Ia sekarang tidak kekurangan uang sekalipun. Bahkan nominal tabungan yang ia miliki mencapai lebih dari 250 miliar rupiah. Selain itu, Ian juga merupakan pemegang saham terbesar kedua di hotel bintang lima JW Marriot Internasional, dan ia pasti akan menerima dividen miliaran rupiah setiap tahunnya.Dengan semua fakta itu, Ian berkata, “Maaf, untuk sementara ini, saya masih belum memiliki niat bergabung dengan Golden Entertainment.
Lisa mengangguk malu, setuju dengan rencana Ian. Wajahnya merah padam, seperti kepiting rebus.Setelah beberapa saat, Lisa tersadar akan sesuatu. “Ian bodoh, apakah kamu mencoba menindasku lagi?” Lisa mengangkat matanya yang indah. ‘Brengsek! Dasar Ian mesum! Dia sebenarnya hanya ingin melakukan adegan ciuman denganku!’ gumamnya dalam hati.“Apa kamu kira aku orang yang seperti itu?” Ian bertanya dengan ekspresi tak bersalah."Siapa yang tahu?" Lisa bergumam pelan.Ian berkata sedikit malu. “Tapi apa kamu benar-benar yakin aku boleh menulis naskah film untukmu? Setelah lulus dari kuliah, aku memang telah menulis beberapa novel online, namun semuanya sepi pembaca.”Lisa memandang Ian dan tersenyum manis. “Mmm, aku percaya padamu.”Bukannya Lisa tidak ingin syuting adegan ciuman, akan tetapi ia hanya ingin syuting adegan ciuman dengan orang yang tepat. Tapi orang yang tepat itu tidak pernah muncul. Ia juga belum menemukan naskah yang tepat. Tapi entah mengapa, kali ini Lisa memiliki kep
"Zeus, kali ini aku akan membunuhmu!” teriak Ian penuh keyakinan. Zeus menatap Ian dengan mata yang memancarkan cahaya keemasan. Di baliknya, ada kekuatan yang mengguncang alam semesta. Ian merasakan getaran itu, seolah langit dan bumi bergetar dalam irama yang tak terduga. “Jangan terlalu yakin dulu, Ian! Aku masih punya kartu As yang bahkan belum aku gunakan saat melawan Ryan!” ujar Zeus dengan tenang. Suaranya seperti guntur yang merayap di udara, menggema di telinga Ian. Hal ini tentu mengagetkan Ryan, yang semenjak tadi telah bertarung secara seimbang dengan Zeus. “Maksudmu, kamu tadi belum benar-benar serius?” Ryan menatap Zeus dengan pandangan campuran antara kagum dan ketidakpercayaan. Zeus hanya tersenyum, namun senyuman itu seakan menunjukkan konfirmasinya. “Mode Dewa: Petir Surgawi!” serunya. Cahaya keemasan di matanya semakin terang, dan angin berputar di sekitarnya. Ian merasa seolah berada di pusat badai. Petir tiba-tiba menyambar entah dari mana, dan mengenai tubuh
Balor menatap Ian dengan mata yang penuh tekad. "Aku akan mengembalikan Otoritas yang telah kucuri dari Hades." Sebuah cahaya keemasan muncul dari tengah dahi Balor, terbang dan merasuk ke kepala Ian.Ian merasakan sesuatu yang kembali padanya, kekuatannya mendekati sempurna. "Ini?" tanyanya, terkejut."Ya," jawab Balor dengan suara yang semakin lemah. "Dengan ini, Jalan Asura telah kembali pada penguasa samsara." Ia menoleh ke arah Verethragna. "Hei, cepat beri Ian senjatamu!"Verethragna tertawa. "Chill bro~" ucapnya. "Ian, aku memang tidak bisa mengembalikan Otoritas Jalan Deva, tapi aku bisa memberimu sebuah senjata terkuat yang dapat membunuh apapun."Verethragna memejamkan matanya, menciptakan senjata yang sesuai dengan bayangannya. Dari ruang kosong di depannya, cahaya emas menyeruak. Cahaya itu membentuk bilah dan gagang pedang.Pedang itu memiliki bilah panjang dan tajam, terbuat dari baja legendaris yang sudah tidak ada lagi di
Ketika pil itu meluncur melewati kerongkongan Ian, tiba-tiba tubuhnya diselimuti oleh api hijau. Namun, anehnya, api itu tidaklah panas; sebaliknya, ia merasa hangat dan nyaman. Luka-luka di tubuhnya sembuh dengan cepat, bahkan lebih dari yang efek kemampuan Healing Factor miliknya."Inikah kekuatan yang aku dapatkan dari pil NTZ?" gumam Ian, memandangi kedua tangannya dengan keterkejutan.Namun, suara tajam membuyarkan lamunan Ian. "Tentu saja tidak, bodoh!" ujar sosok yang muncul dari atas langit. "Itu adalah kekuatan dari Api Lotus Hijau milikku."Sosok itu turun perlahan, sayap-sayapnya yang berjumlah dua belas terbentang dengan megah. Setiap sayapnya memiliki warna yang berbeda, mereka semua terbuat dari berbagai macam Api Surgawi."Ian Herlambang," kata sosok itu dengan nada dingin, "aku tak menyangka kamu telah mencapai ranah Celestial. Namun, aku melihat bahwa ini bukanlah pencapaianmu sendiri. Ranah kultivasimu masih belum stabil. Beristi
Gelombang kejut dari benturan kekuatan yang dahsyat itu merambat dengan cepat, mengguncang bumi dan langit. Bumi bergetar, seakan-akan planet ini menahan nafas terakhirnya. Di kota-kota besar Indonesia, gedung-gedung menjulang seperti pohon-pohon raksasa yang terguncang oleh badai. Kaca-kaca jendela pecah, mengirimkan serpihan tajam ke jalanan yang berubah menjadi medan perang. Teriakan panik memenuhi udara, menciptakan simfoni ketakutan yang menggema di antara reruntuhan.Di wilayah pesisir, air laut mengundur sejenak, mengejar takdirnya yang tak terhindarkan. Lalu, ombak raksasa muncul, menggulung daratan dengan amarah yang tak terkendali. Tsunami itu menghancurkan segala yang ada di jalurnya: kapal-kapal terangkat dan terhempas ke darat, rumah-rumah luluh lantak, dan manusia berlarian tanpa arah, berusaha menyelamatkan diri dari amukan alam yang tak terbendung. Mata mereka dipenuhi ketakutan, melihat bencana bak kiamat ini.Jakarta, kota yang pernah ramai dan be
Angin malam berhembus kencang, membawa desau yang menegangkan. Ian, dengan napas yang tersengal, mengumpulkan sisa kekuatannya. "Aku belum selesai, Zeus!" serunya, matanya menyala dengan tekad yang tak tergoyahkan. “Aku tak akan pernah membiarkanmu menyentuh Lisa!”Zeus hanya tertawa, suaranya bergema seperti guntur yang menggelegar. "Kau pikir kau bisa mengalahkanku hanya dengan kekuatan sebesar itu?" ejeknya sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Dari ujung jari-jarinya, tombak petir mulai terbentuk, cahayanya menyilaukan dan memancarkan energi yang mengerikan. “Baiklah, aku beri kamu kesempatan untuk menghiburku lagi. Dan kali ini, aku tidak akan diam saja, jadi …”“Jangan kecewakan aku,” bisik Zeus dengan suara yang tegas dan berat. Setiap kata yang terucap menekankan ancaman yang tersirat.Ian mengencangkan genggaman tangannya, cahaya di matanya semakin berkobar. "Demi Lisa, dan demi seluruh orang yang takdirnya telah kau permainkan, aku tidak aka
Bulan purnama yang terang benderang seakan menjadi saksi atas pertemuan dua kekuatan besar di langit Jakarta yang malam itu terasa berbeda. Aura tegang menyelimuti kota, dan angin malam berhembus seolah-olah ingin menceritakan kisah epik yang akan terjadi.Di bawah sinar bulan yang memantulkan cahaya putih, Ian berdiri dengan rambutnya yang mengalir bagai sungai perak. Matanya yang biru kehijauan bersinar tajam, menembus kegelapan malam, penuh dengan tekad yang tak tergoyahkan.Di hadapannya, Zeus berdiri megah, senyumnya lebar dan penuh dengan kegembiraan pertempuran. Sorot matanya yang berkilau menandakan ia siap untuk pertarungan yang telah lama dinantikan.Baik Ian ataupun Zeus, mereka berdua adalah Overgod, eksistensi yang telah melampaui batas-batas manusia biasa, dan malam itu, mereka akan menunjukkan kekuatan mereka yang bisa mengguncang alam semesta.Dalam kesunyian malam yang hanya ditemani gemerlap bintang, Ian berbisik mengucapkan nama
Zeus terbang di atas langit Jakarta yang kelabu, pakaian putih yang biasa ia kenakan kini terkoyak-koyak, menandakan ledakan dahsyat yang baru saja terjadi. Di bawahnya, kawah raksasa seluas 10 kilometer membentang, asap dan debu masih mengepul dari tanah yang hangus. Sekitar 20 Celestial tergeletak dengan luka-luka mendalam, termasuk Fortuna yang terbaring lemah, sementara yang lainnya lenyap ditelan ledakan.Bagaimanapun juga, Hades adalah kultivator dengan ranah Celestial Puncak. Meski dia telah memberikan otoritasnya pada Ian, tapi dia masih memiliki energi melimpah yang cukup untuk membunuh semua kultivator di bawah ranah Celestial Puncak. Tindakan Hades ini telah mengguncang fondasi organisasi Kadukeus, namun Zeus hanya tertawa ringan di atas sana. Zeus tampak tidak mempedulikan ada atau tidaknya Kadukeus. Karena baginya, selama hal itu menyenangkan, maka ia tidak akan memperdulikan hal lain. Dan apa yang dilakukan Hades, cukup menghiburnya."Adikku
“Huh?” Ian menoleh ke samping, telinganya menangkap suara ledakan yang menggema dari kejauhan. Langit malam yang sebelumnya gelap kini terang benderang oleh letupan cahaya yang mirip dengan matahari terbenam, namun tiba-tiba saja, sebuah cahaya keemasan yang menyilaukan melintas bagai bintang jatuh dan menghantam tubuhnya dengan kekuatan yang luar biasa, menghempaskan tubuh Ian ke tembok. Dalam sekejap, tembok tersebut langsung retak dan hancur berkeping-keping, debu dan puing berserakan di udara.Cahaya itu kemudian meresap masuk ke dalam tubuh Ian, menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan. Cahaya keemasan itu seolah menjadi cairan panas yang mengalir di setiap pembuluh darahnya, membuat Ian meronta kesakitan seperti binatang buas yang terluka parah.Di tengah rasa sakit yang memuncak, suara sistem terdengar kacau di telinganya.[Ding!][Mendeteksi adanya energi asing yang mencoba menyingkirkan sistem]Ian mengerang kesakitan, tubuhny
Zeus melayang di atas reruntuhan yang masih mengepulkan asap, tatapannya dingin dan tak tergoyahkan menembus ke bawah ke arah para anggota Zodiak yang terkapar tak berdaya."Sampai di sinilah perjuangan kalian berakhir," suaranya tenang namun mengandung otoritas yang tak bisa ditolak. "Sekarang, aku akan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milik kami."Zeus mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Petir berkumpul di telapaknya, berputar dengan liar dan bersinar terang hingga menyilaukan mata. Dengan satu gerakan tegas dan pasti, ia melepaskan bola petir itu ke arah Libra dan rekan-rekannya yang sudah tidak berdaya.Mereka hanya bisa menatap dengan pasrah pada serangan maut yang mendekat. Cahaya biru yang menyilaukan memancar dengan intensitas yang memenuhi pandangan, menelan tubuh Libra, Virgo, Sagitarius, dan Aquarius dalam kilauan yang membutakan.Dentuman keras menggema, membelah kesunyian malam yang kacau. Ledakan itu begitu dahsyat hingg