Share

Bab 206

Author: Rina Novita
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Kamu kenapa masih ada di sini? Bikin kotor kampung ini saja!"

"Iya, perempuan kayak kamu itu sebenarnya nggak pantas menikah dengan orang kota yang ganteng itu. Kamu pasti menggodanya habis-habisan dengan tubuh kotormu itu."

Tiga orang wanita paruh baya tiba-tiba saja berhenti di depan rumah Elkan. Dua diantaranya bertubuh gemuk dengan daster tanpa lengan. Sementara yang satunya memakai stelan celana kulot selutut dengan tubuhnya yang sangat kurus.

Mata Seruni memanas mendengar ucapan para wanita itu. Namun dia hanya diam saja. Gadis itu terus saja menyapu halaman dengan hati yang tercabik-cabik.

"Hey, Seruni, Apa orang kota itu tidak tau siapa kamu sebenarnya?"

"Apa kita beritahu saja orang kota itu kalau Seruni ini bukan perempuan baik-baik. Ibunya saja pelacur, penggoda suami orang."

"CUKUP ...!! Kalian boleh menghinaku sepuasnya. Tapi jangan pernah menghina ibuku!" Air mata Seruni tumpah sudah. Dadanya kian terasa sesak. Bayangan kejadian setahun yang lalu kembali melintas
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Just Rara
wah udah ada rasa cinta juga ni dari seruni buat elkan
goodnovel comment avatar
Muh. Risqi
duuuh ceritanya bagus banget bun ...
goodnovel comment avatar
Rina Novita
iya kak. bener juga ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 207

    "Kamu kenapa lagi?" Elkan menyibak rambut Seruni yang menutupi sebagian wajahnya. Tubuhnya yang tinggi terpaksa berjongkok di hadapan Seruni demi bisa memandang wajah cantik istrinya. Wajah Seruni memerah yang lagi-lagi mendapat perlakuan manis dari suaminya itu. Apalagi dia kini tau siapa Elkan sebenarnya. Ternyata Seruni beberapa kali pernah melihat foto Elkan di media sosial. Ia pun pernah memuji ketampanan pengacara beberapa artis papan atas itu. Namun kini ia tak menyangka, pria tampan itu sekarang menjadi suaminya. "Hei .." Elkan mengangkat dagu Seruni dengan dua jarinya, agar Seruni tak terus menunduk. Netra mereka bertemu. Menciptakan degup jantung yang terdengar kian cepat. Wajah Elkan mendekat. Seruni sontak memejamkan mata. Hembusan nafas Elkan menyapu wajahnya yang menghangat. Seruni tersentak saat merasakan sesuatu menempel di kedua matanya secara bergantian. "Jangan menangis lagi. Apa kamu menderita setelah menikah denganku?" Seruni hanya menggeleng. Ia masih meng

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 208

    "Sombong sekali dia sekarang. Mentang-mentang suaminya pengacara artis." "Huh, kalau aku tau dari dulu orang kota itu orang terkenal, mending buat anakku aja si Yati. Nyesel aku ikut-ikutan maksa-maksa mereka nikah kemarin." "Halaah, mana mau si Mas Ganteng itu sama anakmu,Yem!" Sontak terdengar tawa dan ejekan saling bersahutan. "Lah, mending anakku dong gadis baik-baik, dari pada sama pelacur." "Iya, kasian loh si Mas Ganteng itu. Jadinya sama perempuan kayak gitu." "Ih amit-amit, semoga aja dia segera diceraikan setelah suaminya tau siapa dia sebenarnya." Percakapan para wanita yang sedang berkumpul tak jauh dari rumah Elkan, terdengar jelas oleh Seruni. Sebisa mungkin ia menahan rasa sesak dan nyeri di dadanya. Kesulitan hidup yang tiada henti, hinaan bertubi-tubi, membuat dirinya lebih bisa berbesar hati menerima segala hinaan, makian dan cobaan. Seruni yang masih sangat muda, dipaksa untuk dewasa sebelum saatnya tiba. Namun itulah hidup yang harus dia jalani.Seperti bia

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 209

    "Jangan banyak bicara! Kamu suami Seruni, kan? Ayo cepat bayar hutang-hutang orang tuanya!" Salah seorang rentenir membentak dengan garang. "Sayang, berapa jumlah utang orang tuamu?" "Li-lima juta, Mas ..." "Berapa yang sudah kamu bayar?" "S-sudah lebih dari sepuluh juta, Mas ..." Elkan geleng-geleng kepala mamandang para rentenir itu, seraya berkacak pinggang. "Ada apa Pak Elkan?" Apa ada masalah?" Para rentenir itu memucat ketika dua orang berpakaian polisi muncul menghampiri Elkan. "Seruni, kenapa bawa-bawa polisi segala?" bisik salah seorang rentenir mendekati Seruni. Seruni yang tak mengerti apa-apa hanya diam. Elkan tak suka melihat para rentenir itu mendekat pada Seruni. Pria bertubuh tegap itu lantas meraih jemari istrinya dan membawanya menjauh dari para rentenir itu. Wajah para rentenir itu berubah menjadi ketakutan. Mereka seketika panik ketika dua polisi itu melangkah semakin mendekat."S-seruni, kami pulang dulu. Lain waktu kami datang lagi." Dengan gerak cepat

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 210

    "Kemana Mas Elkan? Kenapa pagi-pagi begini dia nggak ada di sofa panjang ini?" Seruni baru saja terbangun saat mendengar azan subuh. Namun dia terkejut tidak menemukan Elkan. Di kamar mandi pun tidak ada. Seruni melihat keluar, ternyata Elkan ada di dalam mobil. Sepertinya sedang mengambil sesuatu. "Mas, lagi apa?" tanya Seruni yang berdiri di depan pintu. Elkan tersenyum mendekati Seruni seraya membawa sebuah paperbag berwarna putih yang baru saja dia ambil dari mobil. "Maaf Aku kemarin lupa memberimu ini!" "Apa ini, Mas?" Seruni menerima paperbag itu dari tangan Elkan. "Langsung pakai ya Tapi kamu wudhu dulu sana!" Seruni meletakkan kembali paperbag itu di atas meja, lalu berlalu ke kamar mandi untuk berwudhu. Sebaiknya dia salat dulu sebelum waktunya habis. Baru saja Seruni keluar dari kamar mandi, Elkan sudah ada di depan.pintu yang ingin berwudhu juga. "Tungguin aku, kita jamaah!" sahutnya kemudian bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Seruni masuk.ke dalam kamar dan m

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 211

    "Kita cari sarapan dulu." Seruni mengangguk. Perutnya juga sudah minta diisi. Elkan menepikan mobilnya di depan sebuah cafe yang berada tak jauh dari gapura perbatasan desa Bambo. "Kita sarapan di sini aja. Sepertinya menunya enak-enak," ajak Elkan seraya melihat gambar beberapa menu yang ada di spanduk yang terpampang di pintu masuk cafe. Seruni terkejut saat menyadari di mana mereka berhenti. Namun sebisa mungkin gadis itu menyembunyikan rasa terkejutnya. Ia tak ingin Elkan tau yang sebenarnya. Elkan membantu melepaskan sabuk pengaman Seruni, lalu mengajakmya turun.. Cafe yang memang buka dari pukul tujuh pagi hingga jam dua belas malam iitu masih sepi pengunjung. Hanya ada dua orang pengunjung yang sedang sarapan. Elkan memilih duduk di kursi luar ruangan yang berada di sekitar taman. Ia ingin sarapan sambil memandang kehijauan. "Mau pesan apa? Kamu harus makan cukup. Perjalanan kita masih sangat panjang!" "Oh, iy-iya. Apa saja, Mas." Sebenarnya sejak masuk ke dalam tad

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 212

    Elkan menggandeng Seruni yang nampak sangat gugup. Ia melihat Seruni tidak percaya diri dengan penampilannya yang sangat sederhana. "Selamat datang Tuan muda!" seorang wanita paruh baya membuka pintu dan mempersilakan Elkan dan Seruni masuk. "Mama Papa di mana, Mbok?" "Ada di ruang keluarga, Tuan." Mbok Asih, salah satu asisten rumah tangga mereka memandang Seruni dengan penuh tanda tanya. Selama bertahun-tahun bekerja di rumah orang tua Elkan, baru kali ini anak majikannya itu membawa wanita ke rumah. "Ini Seruni, Mbok. Istriku." Seruni mengangguk seraya tersenyum pada Mbok Asih." "Oalaaah, nikahannya jadi, toh waktu itu? Mbok kirain nggak jadi gara-gara nyonya dan tuan nggak bisa hadir. ya sudah sana cepat dikenali istrinya!" "Iya, Mbok. Seruni memandang Elkan penuh tanda tanya. ia tak mengerti apa yang dibicarakan Mbok Asih. Elkan pun blm sempat membicarakannya. "Yuk kita ke atas. Mama dan Papaku di sana." Seruni memandang setiap foto yang ia jumpai. Ada beberapa fot

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 213

    "Ini kamar Mas?" Seruni memandang takjub kamar yang begitu besar, bahkan lebih besar dari rumah mereka di desa. Kamar yang menyatu dengan ruang kerja Elkan itu dilengkapi dengan berbagai elektronik dan perabot mewah. "Iya. Ini rumah orang tua Mas. Semua fasilitas di rumah ini milik Mama dan Papa. Kalau rumah Mas tidak sebesar ini." Elkan duduk di tepi ranjang. Memandang Seruni yang masih terkagum-kagum dengan kamar mewah mirip hotel kelas bintang lima itu. Elkan tersenyum melihat wajah Seruni yang sedang terpesona. "Aku berasa mimpi bisa tidur di kamar ini, Mas." . Elkan langsung teringat sesuatu setelah mendengar ucapan Seruni. Tidur di kamar ini berdua dengan Seruni tentu sangat indah. Ini pasti akan menjadi malam pertamanya yang luar biasa. Pikiran liar pria tampan itu langsung travelling ke mana-mana. Mungkin setelah ini ia akan mengajak Seruni membeli beberapa pakaian, termasuk beberapa pakaian tidur yang sexy dan transparan. Elkan meneguk salivanya saat membayangkan Seruni

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 214

    "M-massshh ...!" Lagi-lagi Seruni mengigau menyebut kata 'mas'. Suara Seruni hampir mirip seperti desahan di telinga Elkan. Hingga membuat miliknya memberontak di bawah sana. Elkan tak mungkin melakukannya disaat istrinya tertidur. Dia tak bisa membayangkan gadis itu akan terkejut bahkan mungkin berteriak di saat terjaga nanti. Elkan geleng-geleng kepala. Saat ini dia hanya bisa menikmati pelukan Seruni yang cukup erat. Hembusan napas gadis itu menyapu hangat wajahnya. Kini mereka saling berhadapan dan sangat dekat. Elkan mulai bergerak gelisah. Rasa lapar yang tadi menyerangnya kini berubah menjadi rasa yang berbeda. Perlahan didekatkan wajahnya pada Seruni hingga mereka nyaris tak berjarak. Elkan memberanikan diri mengecup singkat bibir ranum milik istrinya. Cukup singkat, namun berkali-kali. Setelah menarik napas panjang, Elkan mencoba untuk mengecupnya lebih lama. Mungkin sedikit melumatnya dengan lembut tidak akan membuat istrinya itu terjaga. Bagai kecanduan, Elkan tak ma

Latest chapter

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 220

    "Mas, sepertinya lagi banyak tamu." Langkah Seruni terhenti ketika hendak masuk ke dalam rumah bersama Elkan. "Mereka semua kakak-kakakku. Ayo kita masuk!" Seruni merasa ciut ketika melihat penampilan kakak-kakak Elkan dan keponakannya yang glamour dan elegan. Sangat jauh berbeda dengan dirinya yang sangat sederhana. "Kenapa? Takut? Atau malu?" bisik Elkan saat Seruni menolak untuk masuk ke dalam. Seruni menggeleng dengan wajah pucat. Ia takut tidak diterima oleh keluarga besar suaminya. "Ayo Sayang ...!" Seruni menunduk menatap pakaiannya. Untunglah di mall tadi dia sudah berganti pakaian dengan yang baru. Kemeja dan kulot berbahan silk import yang sempat membuat Seruni ternganga melihat harganya. Setelah menarik napas panjang, Seruni menggandeng tangan Elkan untuk masuk ke dalam. "Selamat malam semua ...!" sapa Elkan pada keluarga besarnya yang sedang berbincang di ruang tamu. "Malam ..., nah ini dia yang ditunggu-tunggu2 sudah datang." Semua menoleh ke arah pintu. Seruni m

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 219

    "Kami akan mengundang kalian di acara resepsi kami minggu depan." Elkan menyerahkan sebuah undangan berwarna perak. "Resepsi?" Salma masih memandang heran dengan keduanya. "Syukurlah. Akhirnya kamu menikah juga. Aku pikir kamu akan seperti Rein." Yuda tertawa lega. Elkan tersenyum namun sesekali masih mencuri-curi memandang Salma dengan lekat. Hal ini pun tidak luput dari penglihatan Seruni dan Yuda. Mereka berbincang hangat. Seruni sesekali ikut tertawa, menjawab secukupnya jika ada yang bertanya. Kesan pertama Seruni pada Salma adalah seorang wanita yang lembut dan ramah. Sungguh Seruni sangat kagum pada sahabat suaminya itu. Seruni pun merasa ada sesuatu antara suaminya dengan Salma. Namun entahlah, dia belum bisa menerka-nerka. Seruni melihat tatapan yang berbeda dari suaminya saat memandang Salma. Raihan dan Maina pun sangat akrab dengan Elkan. Seruni juga melihat suaminya itu sudah sangat familiar dengan lingkungan di rumah itu. Termasuk para pelayannya. Namun Seruni melih

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 218

    "Elkan .. , akhirnya kamu datang," ucap Salma. Sungguh ia tak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Elkan spontan berdiri, lalu menatap wanita yang hampir menjadi istrinya itu dengan lekat. Semua kenangan itu langsung terlintas begitu saja di benaknya. Banyak waktu yang telah mereka lalui bersama. Kenangan itu masih sangat segar di ingatannya. Salma pun demikian. Ia mampu melewati masa-masa sulitnya bersama Elkan. Pria yang mau menemaninya di saat dirinya tak punya siapa-siapa. Pria yang selalu menyemangatinya di saat dirnya lemah. Entah apa yang terjadi jika tak ada Elkan di dekatnya waktu itu. Elkan bahkan mau berkorban demi kebahagiaannya dan Yuda. Seruni merasakan ada sesuatu diantara suaminya dan wanita yang dipanggil Salma itu. Wanita berhijab yang sangat cantik dan anggun. Seruni sempat kagum pada kecantikan wajah Salma yang begitu menenangkan.. "Om Elkan, ayo kita masuk!" Yumaina menarik lengan kekar Elkan untuk masuk ke ruang tamu. "Astaghfirullah ... Sampai l

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 217

    "Maaf, ya ...! Maaf ...! Saya permisi dulu. Istri saya sudah menunggu!" "Apaa? Istri?" "Mas Elkan becanda ya? "Memangnya Mas Elkan sudah punya istri?" Para wanita penggemar Elkan itu bukannya menjauh, malah semakin penasaran ketika Elkan mengatakan ditunggu istrinya. "Oke ... oke, Aku akan perkenalkan istriku pada kalian." Elkan berkata seraya tersenyum menatap istrinya yang sedang cemberut sejak tadi. Mata Seruni melebar mendengar ucapan Elkan. Wanita itu lantas memberi kode dengan tangannya agar suaminya itu tidak melakukannya. Dia belum siap jika Elkan memperkenalkan dirinya sebagai istrinya di depan umum. "Yang mana istrinya Mas Elkan?" "Ayo dong Mas kenalin sama kita-kita!" Para wanita itu penasaran sambil memandang sekeliling. Elkan tak menyia-nyiakan kesempatan itu, perlahan melangkah menuju meja Seruni. Para Wanita itu terus memperhatikan Elkan yang ternyata menghampiri seorang gadis remaja yang sangat cantik walau tanpa riasan wajah. Gadis dengan rambut panjangnya

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 216

    "Mas, kita ke mall ini?" Seruni memandang takjub mall besar dan megah di hadapannya. "Iya. kita parkir mobil dulu." Mobil Elkan baru saja memasuki Mall besar di daerah cassablanca. Karena akhir pekan, mall itu tampak sangat ramai pengunjung. Bahkan untuk masuk mencari parkir saja harus sabar mengantri. "Mau nonton dulu, atau belanja?" "Nonton bioskop, Mas? Wah, pasti bioskopnya bagus banget di sini." Elkan terkekeh melihat kepolosan Seruni. Gadis yang unik, namun sangat menyenangkan.. "Aku belanja apa lagi sih, Mas?" "Kata Mama, pakaian kamu itu standar remaja banget modelnya. Nanti orang-orang pikir aku ini bukan suamimu. Tapi Bapakmu." Mereka terbahak-bahak. "Tapi aku enggak ngerti model, Mas." "Gampang. Nanti minta bantuin manager tokonya." Setelah memarkir mobil, Elkan membawa Seruni masuk ke dalam mall. Nampak banyak muda mudi yang berpasangan menghabiskan waktu berakhir pekan. Seruni bergelayut manja pada lengan Elkan. Sesekali berdecak kagum melihat kemegahan mall ya

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 215

    "Loh, Seruni kamu ngapain di sini?" Bu Astrid menegur Seruni yang berada di dapur. "Selamat pagi, Ma. Aku lagi masak sarapan untuk Mas," sahut Seruni tenang. Ia tak menyadari kalau Bu Astrid sudah melotot pada beberapa pelayan di sana. "M-maaf nyonya. Kami tadi sudah melarang. Tapi Non Seruni tetap mau di sini," sahut salah seorang pelayan. "Nggak apa-apa, Ma. Runi sejak kemarin nggak ngapa-ngapain. Bingung, cuma makan dan tidur aja," jelas Seruni sambil mengupas udang di wastafel. Nyonya Astrid hanya menggeleng-geleng kepala, lalu berjalan meninggalkan dapur, kemudian menghampiri putranya yang sedang minum kopi di teras samping. "Elkan, istrimu itu sebaiknya kuliah saja. Sepertinya dia jenuh di rumah." "Apa? Kuliah? Bagaimana nanti jika ada pria seumurannya yang tertarik dengannya?" pikir Elkan dalam hati. Pasti akan banyak pria yang akan tertarik dengan istrinya yang cantik itu. "Elkan, kok malah ngelamun? Kamu setuju, kan?" "Ya nanti aku bicarakan dulu dengan Seruni, Ma."

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 214

    "M-massshh ...!" Lagi-lagi Seruni mengigau menyebut kata 'mas'. Suara Seruni hampir mirip seperti desahan di telinga Elkan. Hingga membuat miliknya memberontak di bawah sana. Elkan tak mungkin melakukannya disaat istrinya tertidur. Dia tak bisa membayangkan gadis itu akan terkejut bahkan mungkin berteriak di saat terjaga nanti. Elkan geleng-geleng kepala. Saat ini dia hanya bisa menikmati pelukan Seruni yang cukup erat. Hembusan napas gadis itu menyapu hangat wajahnya. Kini mereka saling berhadapan dan sangat dekat. Elkan mulai bergerak gelisah. Rasa lapar yang tadi menyerangnya kini berubah menjadi rasa yang berbeda. Perlahan didekatkan wajahnya pada Seruni hingga mereka nyaris tak berjarak. Elkan memberanikan diri mengecup singkat bibir ranum milik istrinya. Cukup singkat, namun berkali-kali. Setelah menarik napas panjang, Elkan mencoba untuk mengecupnya lebih lama. Mungkin sedikit melumatnya dengan lembut tidak akan membuat istrinya itu terjaga. Bagai kecanduan, Elkan tak ma

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 213

    "Ini kamar Mas?" Seruni memandang takjub kamar yang begitu besar, bahkan lebih besar dari rumah mereka di desa. Kamar yang menyatu dengan ruang kerja Elkan itu dilengkapi dengan berbagai elektronik dan perabot mewah. "Iya. Ini rumah orang tua Mas. Semua fasilitas di rumah ini milik Mama dan Papa. Kalau rumah Mas tidak sebesar ini." Elkan duduk di tepi ranjang. Memandang Seruni yang masih terkagum-kagum dengan kamar mewah mirip hotel kelas bintang lima itu. Elkan tersenyum melihat wajah Seruni yang sedang terpesona. "Aku berasa mimpi bisa tidur di kamar ini, Mas." . Elkan langsung teringat sesuatu setelah mendengar ucapan Seruni. Tidur di kamar ini berdua dengan Seruni tentu sangat indah. Ini pasti akan menjadi malam pertamanya yang luar biasa. Pikiran liar pria tampan itu langsung travelling ke mana-mana. Mungkin setelah ini ia akan mengajak Seruni membeli beberapa pakaian, termasuk beberapa pakaian tidur yang sexy dan transparan. Elkan meneguk salivanya saat membayangkan Seruni

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 212

    Elkan menggandeng Seruni yang nampak sangat gugup. Ia melihat Seruni tidak percaya diri dengan penampilannya yang sangat sederhana. "Selamat datang Tuan muda!" seorang wanita paruh baya membuka pintu dan mempersilakan Elkan dan Seruni masuk. "Mama Papa di mana, Mbok?" "Ada di ruang keluarga, Tuan." Mbok Asih, salah satu asisten rumah tangga mereka memandang Seruni dengan penuh tanda tanya. Selama bertahun-tahun bekerja di rumah orang tua Elkan, baru kali ini anak majikannya itu membawa wanita ke rumah. "Ini Seruni, Mbok. Istriku." Seruni mengangguk seraya tersenyum pada Mbok Asih." "Oalaaah, nikahannya jadi, toh waktu itu? Mbok kirain nggak jadi gara-gara nyonya dan tuan nggak bisa hadir. ya sudah sana cepat dikenali istrinya!" "Iya, Mbok. Seruni memandang Elkan penuh tanda tanya. ia tak mengerti apa yang dibicarakan Mbok Asih. Elkan pun blm sempat membicarakannya. "Yuk kita ke atas. Mama dan Papaku di sana." Seruni memandang setiap foto yang ia jumpai. Ada beberapa fot

DMCA.com Protection Status