Share

Bab 199

Penulis: Rina Novita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Neng Salma cantik sekali." Aku tersenyum getir mendapat pujian dari Mak Isah. Sejak setelah subuh tadi seorang penata rias wajah yang dikirim oleh Wedding Organizer yang ditunjuk Elkan, meriasku di kamar pengantin ini. Ya, sejak semalam kamarku sudah berubah menjadi sebuah kamar pengantin yang indah bernuansa biru muda.

Sejak awal aku tak ikut campur dalam persiapan pernikahan ini. Semua Elkan yang mengurus. Entah kenapa aku sama sekali tak bersemangat. Untunglah Elkan memahamiku. Pria itu sungguh sabar menghadapi sikapku. Mungkin jika pria lain sudah protes atau bisa juga membatalkan pernikahan ini.

"Bunda ... lihat aku dong, Aku cantik kan?" Aku tersenyum melihat putriku tercinta juga dirias bak seorang princess. Yumaina memang sangat cantik. Sebentar-sebentar gadis kecilku itu berputar di depan cermin sambil membawa seikat bunga. Dia pasti tidak paham dengan apa yang akan terjadi hari ini. Yumaina masih terlalu kecil untuk mengetahui hal-hal seperti ini. Biarlah lambat laun seir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Just Rara
seperti yg menikahi si salma yuda lagi,tp kasihan juga sm si elkan
goodnovel comment avatar
Sapto Referee
kesuwen thor......
goodnovel comment avatar
Noer Jannah
bikin baper nih...sayang terpotong², nanggung.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 200

    "Ayaaah ...!" Raihan tiba-tiba saja keluar dari kamarnya dan berlari ke ruang tamu. Putraku itu ternyata juga mendengar suara yang sangat tidak asing bagi kami. Sementara kakiku terasa lemas seakan tak bertulang. Benarkah tadi itu suara Mas Yuda? "Bunda ... Ayah pulang!" pekik Yumaina seraya menjatuhkan rangkaian bunga ditangannya. Putriku itu pun berlari ke ruang tamu. Tubuhku gemetar. Mulutku terkunci. Ternyata sejak mendengar ucapan ijab kabul dan kata sah dari para saksi, aku sontak berdiri karena terkejut dengan suara yang sangat aku kenali. Bu Ratri datang menghampiriku. "Kita ke depan, Bu!" ujarnya seraya mengangguk sopan dan salah satu tangannya mempersilakan aku untuk berjalan lebih dulu.Aku yang masih shock hanya terdiam dengan berbagai pemikiran di kepalaku. Apakah benar tadi itu Mas Yuda? Bukankah kondisinya sangat lemah saat aku tinggalkan dua bulan yang lalu? Apakah dia sudah sembuh? Lalu dengan siapa dia ke sini? Astaga ... Elkan! Kemana pria itu? Apakah dia

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 201

    Sejak acara kami selesai tadi siang, Mas Yuda tertidur pulas dipelukanku. Kondisinya masih lemah. Sepertinya dia kelelahan. Mulai saat ini aku harus bisa menahan egoku. Rasa kecewa yang pernah hadir perlahan akan sirna oleh rasa cinta yang begitu besar diantara kami. Perlahan aku bangkit dan melepaskan tangannya yang masih melingkar di pinggangku. Setelah menyelimuti tubuhnya, aku perlahan keluar kamar. "Mak, apa Rein masih ada di luar?" tanyaku saat bertemu Mak Isah di ruang makan "Sepertinya masih, Neng." "Anak-anak mana, Mak?" "Tadi Anak-anak di ajak Bu Ratri ke kamarnya. Sepertinya setelah makan tadi pada ngantuk terus ketiduran," jelas Mak Isah lagi. Aku mengangguk, kemudian melangkah keluar mencari keberadaan Rein. Ternyata Rein ada di teras sedang serius dengan laptop di hadapannya, sehingga dia tidak menyadari kedatanganku. "Banyak kerjaan, Rein?" "Hey, Salma. Sudah lama kamu di sini? Maaf aku sampai nggak sadar ada kamu." Rein kemudian mematikan laptopnya. "Lanjut a

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 202

    "Hei, jangan lari kamu!" Seorang gadis dengan rambut panjang terurai berlari kencang menghindari kejaran seorang pria botak dengan tubuh tiga kali lipat lebih besar darinya. Pria botak itu baru saja hendak berbuat tidak senonoh padanya di cafe tempat dia bekerja. Seruni, nama gadis itu, kini terseok-seok mencari tempat bersembunyi di antara kegelapan. Namun rumah penduduk di desa bambo yang terpencil itu semua sudah tertutup rapat sejak pukul tujuh tadi. Seruni terus melangkah sambil sesekali menoleh ke belakang, khawatir pria yang mengejarnya tadi dapat menemukannya. Mata seruni melebar ketika melihat sebuah rumah di ujung desa dengan pintunya yang masih terbuka. Sebuah mobil mewah terparkir sempurna di halamannya yang tidak terlalu luas. Seruni yakin pria botak tadi masih mengejarnya, diam-diam dia masuk ke dalam rumah itu, lalu menutup pintunya. Matanya menyisir tiap sudut rumah sederhana namun terdapat beberapa barang elektronik mewah di dalamnya. Sepengetahuan Seruni rumah in

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 203

    "Seruni hidup sebatang kara di desa ini. Sejak orang tuanya meninggal, dia mencari nafkah sendiri." Penjelasan Pak Kades sontak membuat Elkan termenung. "Seruni itu kerjanya menjual diri di cafe remang-remang itu!" "Dia pasti menjual dirinya juga pada orang kota ini." "Dasar perempuan penggoda! Nikahkan saja segera! Bisa-bisa suami-suami kita juga akan jadi korban nantinya." Suara para wanita kembali terdengar riuh. Dada Seruni naik turun menahan emosi mendengar tuduhan yang ditujukan padanya. Mati-matian ia menjaga kehormatannya selama ini. Bekerja di cafe remang-remang ,begitu orang-orang menyebutnya, adalah satu-satunya tempat yang menerimanya bekerja semenjak orang tuanya meninggal, ketika dia masih belajar di Sekolah Menengah Atas. Namun apapun usahanya untuk menjelaskan, mereka tidak akan pernah percaya. Apalagi saat ini dia dituduh berzina dengan pria yang baru pertama kali dia lihat. "Saya tidak bisa berbuat apa-apa dengan keputusan warga. Saya harap Tuan Elkan dan Ser

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 204

    Elkan melirik Seruni yang telah berganti pakaian dengan kaos dan celana panjang jeans. Polesan riasan di wajahnya sudah terhapus sebagian. Kini rambut panjangnya dibiarkan tergerai. Dengan tampilan seperti itu, Seruni memang pantas memanggilnya Om. Elkan mengulum senyumnya. Tak menyangka bahwa ia telah memiliki istri yang usianya jauh di bawahnya. "Untung saja cantik," bathin Elkan, mengingat kejadian pahit yang baru saja dia alami. Sesekali diliriknya sang istri yang terlihat masih kaku. Melihat sikap Seruni, Elkan tak yakin dengan ucapan para warga yang mengatakan bahwa Seruni bekerja dengan menjual diri. Dari sikap dan pembawaannya yang pendiam, sama sekali tidak manggambarkan hal itu. "Kamu sudah makan?" tanya Elkan saat merasakan perutnya meminta diisi. Seruni menggeleng samar tanpa menoleh padanya. Elkan tak punya apapun yang bisa di makan di rumahnya. "Kamu bisa masak?" Lagi-lagi seruni hanya mengangguk tanpa bersuara dan tanpa menoleh padanya. Hal itu membuat Elkan ge

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 205

    "Seruni, seruni ...,kamu masih lama?" Sejak tadi Elkan mondar-mandir di depan kamarmya. Ia ingin mengambil pakaian santainya yang ada di lemari. Namun sejak tadi Seruni tak kunjung keluar. Elkan mencoba mengetuk pintu kamar. "Seruni, seruni ..!" Lagi-lagi tak ada sahutan dari dalam. Elkan telah memanggilnya berkali-kali namun tetap tak ada suara dari dalam sana. Elkan panik. Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya ia memutuskan untuk membuka saja pintu kamar yang memang tak ada kuncinya itu. Namun sesaat gerakan tangan Elkan terhenti. "Bagaimana jika saat aku buka, dia sedang .... Arrgh..." Elkan bingung. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Elkan memutuskan untuk memutar handel pintu kamarnya, lalu membuka pintu itu perlahan. Elkan tercengang melihat pemandangan di depan matanya. Seruni dengan memakai mukena lusuhmya sedang menengadahkan kedua tangannya dengan berurai air mata. Isak tangisnya terdengar samar. Hati Elkan tersentuh. Perlahan dia tutup kembali pintu kamarn

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 206

    "Kamu kenapa masih ada di sini? Bikin kotor kampung ini saja!" "Iya, perempuan kayak kamu itu sebenarnya nggak pantas menikah dengan orang kota yang ganteng itu. Kamu pasti menggodanya habis-habisan dengan tubuh kotormu itu." Tiga orang wanita paruh baya tiba-tiba saja berhenti di depan rumah Elkan. Dua diantaranya bertubuh gemuk dengan daster tanpa lengan. Sementara yang satunya memakai stelan celana kulot selutut dengan tubuhnya yang sangat kurus. Mata Seruni memanas mendengar ucapan para wanita itu. Namun dia hanya diam saja. Gadis itu terus saja menyapu halaman dengan hati yang tercabik-cabik. "Hey, Seruni, Apa orang kota itu tidak tau siapa kamu sebenarnya?" "Apa kita beritahu saja orang kota itu kalau Seruni ini bukan perempuan baik-baik. Ibunya saja pelacur, penggoda suami orang." "CUKUP ...!! Kalian boleh menghinaku sepuasnya. Tapi jangan pernah menghina ibuku!" Air mata Seruni tumpah sudah. Dadanya kian terasa sesak. Bayangan kejadian setahun yang lalu kembali melintas

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 207

    "Kamu kenapa lagi?" Elkan menyibak rambut Seruni yang menutupi sebagian wajahnya. Tubuhnya yang tinggi terpaksa berjongkok di hadapan Seruni demi bisa memandang wajah cantik istrinya. Wajah Seruni memerah yang lagi-lagi mendapat perlakuan manis dari suaminya itu. Apalagi dia kini tau siapa Elkan sebenarnya. Ternyata Seruni beberapa kali pernah melihat foto Elkan di media sosial. Ia pun pernah memuji ketampanan pengacara beberapa artis papan atas itu. Namun kini ia tak menyangka, pria tampan itu sekarang menjadi suaminya. "Hei .." Elkan mengangkat dagu Seruni dengan dua jarinya, agar Seruni tak terus menunduk. Netra mereka bertemu. Menciptakan degup jantung yang terdengar kian cepat. Wajah Elkan mendekat. Seruni sontak memejamkan mata. Hembusan nafas Elkan menyapu wajahnya yang menghangat. Seruni tersentak saat merasakan sesuatu menempel di kedua matanya secara bergantian. "Jangan menangis lagi. Apa kamu menderita setelah menikah denganku?" Seruni hanya menggeleng. Ia masih meng

Bab terbaru

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 220

    "Mas, sepertinya lagi banyak tamu." Langkah Seruni terhenti ketika hendak masuk ke dalam rumah bersama Elkan. "Mereka semua kakak-kakakku. Ayo kita masuk!" Seruni merasa ciut ketika melihat penampilan kakak-kakak Elkan dan keponakannya yang glamour dan elegan. Sangat jauh berbeda dengan dirinya yang sangat sederhana. "Kenapa? Takut? Atau malu?" bisik Elkan saat Seruni menolak untuk masuk ke dalam. Seruni menggeleng dengan wajah pucat. Ia takut tidak diterima oleh keluarga besar suaminya. "Ayo Sayang ...!" Seruni menunduk menatap pakaiannya. Untunglah di mall tadi dia sudah berganti pakaian dengan yang baru. Kemeja dan kulot berbahan silk import yang sempat membuat Seruni ternganga melihat harganya. Setelah menarik napas panjang, Seruni menggandeng tangan Elkan untuk masuk ke dalam. "Selamat malam semua ...!" sapa Elkan pada keluarga besarnya yang sedang berbincang di ruang tamu. "Malam ..., nah ini dia yang ditunggu-tunggu2 sudah datang." Semua menoleh ke arah pintu. Seruni m

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 219

    "Kami akan mengundang kalian di acara resepsi kami minggu depan." Elkan menyerahkan sebuah undangan berwarna perak. "Resepsi?" Salma masih memandang heran dengan keduanya. "Syukurlah. Akhirnya kamu menikah juga. Aku pikir kamu akan seperti Rein." Yuda tertawa lega. Elkan tersenyum namun sesekali masih mencuri-curi memandang Salma dengan lekat. Hal ini pun tidak luput dari penglihatan Seruni dan Yuda. Mereka berbincang hangat. Seruni sesekali ikut tertawa, menjawab secukupnya jika ada yang bertanya. Kesan pertama Seruni pada Salma adalah seorang wanita yang lembut dan ramah. Sungguh Seruni sangat kagum pada sahabat suaminya itu. Seruni pun merasa ada sesuatu antara suaminya dengan Salma. Namun entahlah, dia belum bisa menerka-nerka. Seruni melihat tatapan yang berbeda dari suaminya saat memandang Salma. Raihan dan Maina pun sangat akrab dengan Elkan. Seruni juga melihat suaminya itu sudah sangat familiar dengan lingkungan di rumah itu. Termasuk para pelayannya. Namun Seruni melih

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 218

    "Elkan .. , akhirnya kamu datang," ucap Salma. Sungguh ia tak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini. Elkan spontan berdiri, lalu menatap wanita yang hampir menjadi istrinya itu dengan lekat. Semua kenangan itu langsung terlintas begitu saja di benaknya. Banyak waktu yang telah mereka lalui bersama. Kenangan itu masih sangat segar di ingatannya. Salma pun demikian. Ia mampu melewati masa-masa sulitnya bersama Elkan. Pria yang mau menemaninya di saat dirinya tak punya siapa-siapa. Pria yang selalu menyemangatinya di saat dirnya lemah. Entah apa yang terjadi jika tak ada Elkan di dekatnya waktu itu. Elkan bahkan mau berkorban demi kebahagiaannya dan Yuda. Seruni merasakan ada sesuatu diantara suaminya dan wanita yang dipanggil Salma itu. Wanita berhijab yang sangat cantik dan anggun. Seruni sempat kagum pada kecantikan wajah Salma yang begitu menenangkan.. "Om Elkan, ayo kita masuk!" Yumaina menarik lengan kekar Elkan untuk masuk ke ruang tamu. "Astaghfirullah ... Sampai l

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 217

    "Maaf, ya ...! Maaf ...! Saya permisi dulu. Istri saya sudah menunggu!" "Apaa? Istri?" "Mas Elkan becanda ya? "Memangnya Mas Elkan sudah punya istri?" Para wanita penggemar Elkan itu bukannya menjauh, malah semakin penasaran ketika Elkan mengatakan ditunggu istrinya. "Oke ... oke, Aku akan perkenalkan istriku pada kalian." Elkan berkata seraya tersenyum menatap istrinya yang sedang cemberut sejak tadi. Mata Seruni melebar mendengar ucapan Elkan. Wanita itu lantas memberi kode dengan tangannya agar suaminya itu tidak melakukannya. Dia belum siap jika Elkan memperkenalkan dirinya sebagai istrinya di depan umum. "Yang mana istrinya Mas Elkan?" "Ayo dong Mas kenalin sama kita-kita!" Para wanita itu penasaran sambil memandang sekeliling. Elkan tak menyia-nyiakan kesempatan itu, perlahan melangkah menuju meja Seruni. Para Wanita itu terus memperhatikan Elkan yang ternyata menghampiri seorang gadis remaja yang sangat cantik walau tanpa riasan wajah. Gadis dengan rambut panjangnya

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 216

    "Mas, kita ke mall ini?" Seruni memandang takjub mall besar dan megah di hadapannya. "Iya. kita parkir mobil dulu." Mobil Elkan baru saja memasuki Mall besar di daerah cassablanca. Karena akhir pekan, mall itu tampak sangat ramai pengunjung. Bahkan untuk masuk mencari parkir saja harus sabar mengantri. "Mau nonton dulu, atau belanja?" "Nonton bioskop, Mas? Wah, pasti bioskopnya bagus banget di sini." Elkan terkekeh melihat kepolosan Seruni. Gadis yang unik, namun sangat menyenangkan.. "Aku belanja apa lagi sih, Mas?" "Kata Mama, pakaian kamu itu standar remaja banget modelnya. Nanti orang-orang pikir aku ini bukan suamimu. Tapi Bapakmu." Mereka terbahak-bahak. "Tapi aku enggak ngerti model, Mas." "Gampang. Nanti minta bantuin manager tokonya." Setelah memarkir mobil, Elkan membawa Seruni masuk ke dalam mall. Nampak banyak muda mudi yang berpasangan menghabiskan waktu berakhir pekan. Seruni bergelayut manja pada lengan Elkan. Sesekali berdecak kagum melihat kemegahan mall ya

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 215

    "Loh, Seruni kamu ngapain di sini?" Bu Astrid menegur Seruni yang berada di dapur. "Selamat pagi, Ma. Aku lagi masak sarapan untuk Mas," sahut Seruni tenang. Ia tak menyadari kalau Bu Astrid sudah melotot pada beberapa pelayan di sana. "M-maaf nyonya. Kami tadi sudah melarang. Tapi Non Seruni tetap mau di sini," sahut salah seorang pelayan. "Nggak apa-apa, Ma. Runi sejak kemarin nggak ngapa-ngapain. Bingung, cuma makan dan tidur aja," jelas Seruni sambil mengupas udang di wastafel. Nyonya Astrid hanya menggeleng-geleng kepala, lalu berjalan meninggalkan dapur, kemudian menghampiri putranya yang sedang minum kopi di teras samping. "Elkan, istrimu itu sebaiknya kuliah saja. Sepertinya dia jenuh di rumah." "Apa? Kuliah? Bagaimana nanti jika ada pria seumurannya yang tertarik dengannya?" pikir Elkan dalam hati. Pasti akan banyak pria yang akan tertarik dengan istrinya yang cantik itu. "Elkan, kok malah ngelamun? Kamu setuju, kan?" "Ya nanti aku bicarakan dulu dengan Seruni, Ma."

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 214

    "M-massshh ...!" Lagi-lagi Seruni mengigau menyebut kata 'mas'. Suara Seruni hampir mirip seperti desahan di telinga Elkan. Hingga membuat miliknya memberontak di bawah sana. Elkan tak mungkin melakukannya disaat istrinya tertidur. Dia tak bisa membayangkan gadis itu akan terkejut bahkan mungkin berteriak di saat terjaga nanti. Elkan geleng-geleng kepala. Saat ini dia hanya bisa menikmati pelukan Seruni yang cukup erat. Hembusan napas gadis itu menyapu hangat wajahnya. Kini mereka saling berhadapan dan sangat dekat. Elkan mulai bergerak gelisah. Rasa lapar yang tadi menyerangnya kini berubah menjadi rasa yang berbeda. Perlahan didekatkan wajahnya pada Seruni hingga mereka nyaris tak berjarak. Elkan memberanikan diri mengecup singkat bibir ranum milik istrinya. Cukup singkat, namun berkali-kali. Setelah menarik napas panjang, Elkan mencoba untuk mengecupnya lebih lama. Mungkin sedikit melumatnya dengan lembut tidak akan membuat istrinya itu terjaga. Bagai kecanduan, Elkan tak ma

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 213

    "Ini kamar Mas?" Seruni memandang takjub kamar yang begitu besar, bahkan lebih besar dari rumah mereka di desa. Kamar yang menyatu dengan ruang kerja Elkan itu dilengkapi dengan berbagai elektronik dan perabot mewah. "Iya. Ini rumah orang tua Mas. Semua fasilitas di rumah ini milik Mama dan Papa. Kalau rumah Mas tidak sebesar ini." Elkan duduk di tepi ranjang. Memandang Seruni yang masih terkagum-kagum dengan kamar mewah mirip hotel kelas bintang lima itu. Elkan tersenyum melihat wajah Seruni yang sedang terpesona. "Aku berasa mimpi bisa tidur di kamar ini, Mas." . Elkan langsung teringat sesuatu setelah mendengar ucapan Seruni. Tidur di kamar ini berdua dengan Seruni tentu sangat indah. Ini pasti akan menjadi malam pertamanya yang luar biasa. Pikiran liar pria tampan itu langsung travelling ke mana-mana. Mungkin setelah ini ia akan mengajak Seruni membeli beberapa pakaian, termasuk beberapa pakaian tidur yang sexy dan transparan. Elkan meneguk salivanya saat membayangkan Seruni

  • Kaya Setelah Diusir Mertua   Bab 212

    Elkan menggandeng Seruni yang nampak sangat gugup. Ia melihat Seruni tidak percaya diri dengan penampilannya yang sangat sederhana. "Selamat datang Tuan muda!" seorang wanita paruh baya membuka pintu dan mempersilakan Elkan dan Seruni masuk. "Mama Papa di mana, Mbok?" "Ada di ruang keluarga, Tuan." Mbok Asih, salah satu asisten rumah tangga mereka memandang Seruni dengan penuh tanda tanya. Selama bertahun-tahun bekerja di rumah orang tua Elkan, baru kali ini anak majikannya itu membawa wanita ke rumah. "Ini Seruni, Mbok. Istriku." Seruni mengangguk seraya tersenyum pada Mbok Asih." "Oalaaah, nikahannya jadi, toh waktu itu? Mbok kirain nggak jadi gara-gara nyonya dan tuan nggak bisa hadir. ya sudah sana cepat dikenali istrinya!" "Iya, Mbok. Seruni memandang Elkan penuh tanda tanya. ia tak mengerti apa yang dibicarakan Mbok Asih. Elkan pun blm sempat membicarakannya. "Yuk kita ke atas. Mama dan Papaku di sana." Seruni memandang setiap foto yang ia jumpai. Ada beberapa fot

DMCA.com Protection Status