Home / Horor / Kau yang Diantaranya / Wanita Bergaun Merah

Share

Wanita Bergaun Merah

Author: Su Ian Utra
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Begitu banyak macam rupa mereka, ada yang baik; buruk; juga tak tau arah pulang.

Namun satu lagi yang harus kalian waspadai, wanita bergaun merah.

* * *

Kami pulang dengan dada dan pundak yang lebih ringan. Entah ini karena berat oleh-oleh yang telah kami turunkan, atau beban yang kami bawa selama ini. Yang jelas Naya dan Aiza merasa bahagia saat ini, mereka merasa udara yang masuk ke rongga paru-paru tak lagi terganggu.

Walau mungkin Aiza harus mundur sebentar, dan sadar kembali bahwa yang menjadi masalahnya adalah, ia mampu melihat hantu. Seperti hari Senin pagi ini, Pak Firman guru pengampu Geografi mencegatnya pagi ini. Tak ada angin atau hujan, lelaki yang masih melajang itu seperti kurang tidur beberapa hari ini.

"Kenapa Pa, ada masalah apa?" Aiza bertanya, melihat wajah gugupnya.

"A-anu Pa Aiza.. katanya.. Pak Aiza bisa liat hantu ya?" Jawaban yang menjurus pada mau tidak mau, Ai

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kau yang Diantaranya   Wanita Bergaun Merah #2

    Dia seharusnya tidak ada di sini, lalu siapa dia? * * * Pukul setengah sepuluh ketika akhirnya aku berhadapan dengannya. Sosok yang pernah terlintas dalam bayangan, wanita bergaun merah yang bisa membawa bahaya untuk si pemiik rumah. Firman berusaha kuat untuk menolak bujuk rayu wanita itu, begitu juga dangan ku yang mencoba melawannya setelah berkonsultasi dengan Mas Gahara. Sebelum datang ke rumah ini, aku bertanya pada Mas Gahara bagaimana jika itu memang benar adanya. Mas Gahara lebih mengusulkan untuk menanyakan terlebih dahulu, alasan di balik dia ada di sana. Atau mengapa ia mengganggu lelaki itu. Maka saat dia muncul di hadapanku, kutanyakan apa tujuan makhluk itu. Rupanya ia marah, sebisa mungkin aku menahannya, dan kutanyakan sekali lagi. Yang kudengar saat dalam perjaanan ke rumah ini, Pak Firman baru saja menempati rumah ini sekitar dua minggu lalu. Pada hari pertama itu ia tidak merasakan hal y

  • Kau yang Diantaranya   Hubungan Mereka

    Kita akan bertemu dengan apa yang memang menjadi takdir kita.Atau segalanya yang tak direncanakan, namun harus dipertemukan.* * *Mereka duduk bertiga, membatalkan rencana masing-masing. Bukan tanpa sebab ini karena Aiza menuntut penjelasan. Aruna Jumantara dan Shin, dua orang itu tidak sengaja ditemukan oleh Aiza sedang bersama. Mereka berdua tengah berbelanja, di supermarket yang sama dengan Aiza.Shin duduk bersidekap dengan pakaian serba hitam seperti biasa, sedangkan Aruna memainkan gim di ponselnya. Aiza mengamati keduanya, satu orang yang selalu datang tanpa diminta, dan satunya lagi suka ikut campur. Lalu hari ini mereka justru malah bertemu di hari yang menyebalkan, karena sejak kemarin Naya menyuruhnya untuk belanja bulanan sedangkan dia pergi melakukan dinas keluar kota.Pesanan mereka datang, Aruna menyimpan ponselnya mengambil minuman kesukaannya. "Kenapa kau tidak bica juga?" Shin akhirnya b

  • Kau yang Diantaranya   Mereka yang Menunggu

    Sebagian diri kita dianugerahi kemampuan untuk melihat dunia lain, bukan tanpa alasan karena mungkin hanya kita yang bisa membantu mereka.Namun terkadang tidak semua hal, bisa menjadi tanggung jawab kita.Sama seperti dunia manusia, di dunia ini juga punya kasta dan aturan mainnya.* * *Niskala tersenyum pada lelaki jangkung itu, katanya tak ada yang bisa disembunyikan dari mata kita, sekalipun kita tidak ingin melihatnya. Rumah Sakit bukan tempat yang ingin mereka tinggali begitu lama, terkhusus untuk mata seperti mereka. Salah satunya adalah roh yang menunggu untuk pulang.Salah satunya adalah gadis dipojokan itu, ia tidak mengganggu hanya duduk menunggu. Mendekap kedua lututnya, menunduk tak bersuara dan tak ingin ditanya. Walau sesekali Niskala mencoba menyapanya, atau hanya sekedar bercakap-cakap ringan. Daripada ia harus mendengar hantu-hantu tak jelas itu, berbisik dan bermain-main ketika malam datang.&n

  • Kau yang Diantaranya   Tradisi dan Kepercayaan

    Logika kita terkadang tidak bisa menerima, apa yang di lakukan oleh tradisi dan kepercayaan. Namun sebagai orang yang tak tau apa-apa, lebih baik tak usah mengambil musibah untuk diri sendiri. Semua yang terjadi pasti ada sebab dan akibatnya. * * * Nayanika masih mengomel pagi itu, karena ia sudah harus berangkat ke kantor sebelum rombongan berkumpul. Dia dan tim-nya harus dinas ke luar kota, karena mereka akan ada acara besar di sana. Tetapi melihat rumah yang berantakan dan stok di dapur yang menipis, tentu saja Aiza yang jadi bahan menanggung penderitaan. Setelah sekuat tenaga membangunkan sang kakak dan menyuruhnya berbelanja, ia langsung meluncur menggunakan taksi ke arah kantor. Suryakanta sudah menelepon dan berniat menjemput, namun gadis itu lebih tinggi gengsi rupannya. Ia bersikukuh akan sampai di kantor tepat waktu, sebelum mobil travel mereka datang lebih dulu. Dan untung saja Naya berhasil datang lima menit lebih cep

  • Kau yang Diantaranya   Bagaimana Cara Mencarinya?

    Ketika tubuh yang tersesat itu mencari jalan keluar, adalah bagaimana amalan seseorang ketika ia hidup di dunia. Lalu, sudah seyakin apa kalian bisa menemukan jalannya tanpa tersesat? * * * Seperti yang aku bilang sebelumnya, membantu menemukan Seva walau aku tidak yakin. Apa aku bisa menemukannya? Setelah pulang dari rumah sakit, aku menghubungi kakek terlebih dulu. Apakah aku bisa membantu wanita ini, lalu kakek bilang'pasti ada alasannya kenapa kalian bisa bertemu. Jika kamu merasa mampu membantunya, maka lakukan saja tetapi jika kamu merasa tidak yakin sejak awal. Jangan lakukan.'Hanya itu pesan kakek, namun hatiku bilang aku harus melakukan sesuatu. Makanya kuhubungi Nayanika terlebih dulu, orang yang paling dekat yang bisa diajak bekerjasama dan aku tau kemampuannya. "Oke aku lihat kok, tapi.. aku balik palingan dua hari lagi. Coba Mas Gahara aja dulu, kalau ada apa-apa hu

  • Kau yang Diantaranya   Mereka Di Hotel

    Berhati-hatilah jejak penyesalan, selalu saja membawa penderitaan hingga kita tiada. * * * Setelah peristiwa di kamar tadi, aku jadi harus semakin menahan diri. Setidaknya berada dikeramaian adalah pilihan yang lebih baik, dari pada berada di suatu tempat sendirian. Sore itu kami melakukan rapat, sesuai dengan informasi yang disampaikan Bang Jul tadi. Event kali ini adalah meningkatkan jumlah wisatawan di daerah Pantai Pangandaran. Bang Julivan dan Bang Bayu adalah hustler kita, CEO Javajaya ini adalah Bang Julivan dan yang jago manajemen adalah Bang Bayu. Kalau tidak ada mereka berdua, mana mungkin kami bisa berkembang dan mengambil event-event yang bekerja sama dengan pihak dinas pariwisata. Walau do you know-lah gimana suka dukanya, tapi ya mau gimana lagi kan. Walau jam rapat sedikit molor, yang katanya sampai jam sembilan. Ternyata makan waktu hingga pukul sebelas malam, ini karena banyak revisi ya

  • Kau yang Diantaranya   Perihal Menemukan

    Kau tau berurusan dengan mereka bukanlah perkara mudah, kau tidak bisa menganggap masalah ini sebagai main-main. * * * Aku menghubungi Shin untuk memastikan apa Niskala dalam kondisi baik, hari ini aku akan mempertemukan mereka untuk pertama kalinya. Begitu mobil telah ada di parkiran, mereka berdua langsung menuju lantai tiga untuk menemui Niskala. Pintu kamar terbuka Niskala tengah setengah terbaring, ketika ia melihat kami dan tersenyum. Namun Mas Gahara sekilas melirik ke pojok itu, gadis yang masih duduk meringkuk memeluk lulutnya ketika terakhir kali aku melihatnya. Mas Gahara malah menghampirinya lebih dulu, entah apa yang ia lakukan dan katakan. Hingga kulihat samar dan terdengar ia menangis berterimakasih lalu pergi. Tak ada lagi gadis itu di kamar ini, ia berdoa terakhir kalinya lalu melihat kearah kami. Kuperkenalkan Mas Gahara pada Niskala dan Shin, si sipit itu lebih ramah dan sopan dari pada setiap kali bertemu deng

  • Kau yang Diantaranya   Jangan Membercandai Mereka

    Walau tak dapat dilihat, bukan berarti mereka tak ada.Jangan terlalu banyak bercanda. * * * Hari ini adalah hari terakhir kami di kota ini, aku juga harus cepat-cepat bertemu dengan Kak Aiza. Ini karena kemarin sore tidak sempat meneleponnya, karena rapat kami yang sampai malam kembali. Hari ini juga kami berkumpul untuk kesepakatan terakhir, setelah beberapa revisi dan revisi lagi akhirnya Bang Jul dan Bang Bayu bisa meyakinkan mereka dengan rencana yang telah direvisi itu. Sampai ketuk palu di pukul satu, kami juga harus bergegas berkemas dan pukul empat sore ini. Kami tengah makan siang saat ini. Bang Bayu sepertinya sangat senang, dengan hasil kerja keras kami selama tiga hari dua malam itu. Dia dan Candra bahkan seperti orang kurang waras, berkeliling di seputaran kolam renang. Aku harus menelepon Kak Aiza sebelum pulang, jadi mencari tempat yang agak sepi. Mungkin ruang tunggu di lobi depan, ada kursi untuk aku du

Latest chapter

  • Kau yang Diantaranya   Di Persimpangan Malam

    Tak ada yang tau bagaimana jalan cerita ini. Cerita hidupku, dan masa depanku. Maka dari itu aku butuh seseorang meyakinkan ku. Bahwa semua ini bisa kami jalani bersama. * * * Satu malam sebelum hari pernikahan tiba esok. Naya memilih duduk di kursi santai yang tepat menghadap kolam renang hotel. Tempat di mana acara pernikahan mereka akan dilaksanakan. Mungkin menakutkan ya memang, apa lagi pandangan mata Naya tidak sama seperti yang lainnya. Namun kali ini, dia merasa akan baik-baik saja. Salah satunya karena Aiza duduk di sampingnya. Malam itu langit bertabur bintang, cerah seperti yang mereka inginkan. Kedua kakak beradik ini akan terpisah jarak dan waktu. Tetapi bagi keduanya, tidak ada penyesalan yang harus mereka sesali. Sementara Nayanika menatap bintang, Aiza menunggu apa yang ingin adiknya itu sampaikan. Lelaki jangkung itu sedikit bingung. Untuk apa Naya memanggilnya tiba-tiba. Apa lagi di tempat sepert

  • Kau yang Diantaranya   Bagaimana Aiza?

    Mungkin mata ku tidak akan bisa melihat mereka kembali.Tetapi, aku akan selalu menghormati keberadaan mereka.Mungkin tak dapat dilihat oleh mata, tetapi bisa di mengerti melalui Sang Pencipta.* * *Aku menelepon kakek dan menceritakan perihal mimpi itu. Tentang sosok yang kutemui, taman itu, dan dua gerbang dunia di sana yang berbeda. Air yang aku minum dan juga kulihat. Lalu kakek bilang aku sangat beruntung. Ada makna dalam mimpi tersebut, satu mengenai bagaimana caraku menggunakan kemampuan melihat makhluk itu. Kedua mengenai bagaimana selama ini aku membantu dengan kemampuan itu, dan yang ketiga adalah apa yang terjadi jika aku menggunakannya dengan tidak bijaksana. Juga, mengenai balasan apa yang akan diterima jika perbuatan kita baik atau buruk.Namun kakek mengingatkan bahwa, semua kembali pada cara ku memperlakukan kehidupan.Surya telah mengatakannya pada Enah dan Bapak. Aku mengantarkann

  • Kau yang Diantaranya   Malam yang Panjang

    Aku tidak yakin. Tentang semua hal saat ini.* * *Setelah obrolan dengan Suryakanta, Nayanika duduk di gazebo halaman belakang di subuh hari. Ngeri betul kalau ada yang melihat gadis itu sendirian. Mereka pasti akan mengatakan ada penampakan kuntilanak. Walau sebenarnya memang ada sih di pohon besar sana. Di salah satu halaman tetanggangganya.Naya sudah kenal dengan sosok wanita itu. Tetapi berkat perlindungan kakek, dia tidak bisa masuk ke sini. Makanya sesekali Naya yang mengunjunginya. Hanya saja subuh ini mereka hanya saling menyapa lewat semilir angin."Aku gak mau canggum lagi di kantor, jadi. Malam ini aku mau ngomong sama kamu Nay!""Bentar. Ngomong apaan?""Tentang ucapan kakek atau Kak Aiza." Hening sejenak, "..walau tanpa restu mereka pun. Aku akan mengatakannya sama kamu Nay. Aku jatuh suka! Jauh sebelum ini. Saat kita masih di

  • Kau yang Diantaranya   Naya dan Mereka

    Jika kakak tanyakan 'apa aku baik-baik saja?'Sebenarnya aku takut. Tetapi..Selama kalian bersama ku. Sesulit apapub itu, aku akan baik-baik saja.* * *Aku terkejut, tak berani menatap matanya ataupun melihat wajahnya. Kak Aiza mengatakan hal itu, seolah selama ini dia adalah beban untukku. Padahal, akulah yang menjadi bebannya selama ini.Sejak ia bisa melihat mereka. Sedetik pun, dia tak pernah absen mencemaskan keadaan ku. Bahkan di saat untuk pertama kalinya. Kami bisa berbagi cerita dan rahasia mengenai mereka. Kak Aiza harus bergelut dengan rasa takutnya sendiri.Benar. Aku tau Ka Aiza harus menutup indra ke enamnya karena ketakutan Enah. Bahkan ketika dia harus memilikinya kembali. Hal yang paling ia cemaskan adalah perasaan Enah. Bahkan aku juga yakin, saat ini kakak juga pasti memikirkan. 'Apa Enah akan mengetahui cerita ini. Sekali lagi?'.Aku tidak tau, bagaimana car

  • Kau yang Diantaranya   Aku Juga Tidak Tahu

    Sekali lagi. Ini terjadi, tetapi aku juga bertanya mengenai hal yang sama."Apa aku benar-benar telah kehilangan kemampuan itu?"* * *Jika dulu kemampuan itu membawa perpecahan diantara keluarga. Dan memilikinya kembali, juga menyatukan keluarga ini. Lalu kenapa aku merasa, justru ada yang hilang dan kehilangan arah ketika tak memilikinya?Bukankah dulu ketakutan terbesar karena memiliki kemampuan itu. Tetapi karena hal itu juga, aku bisa menolong banyak orang. Tidak. Bukan berarti aku kecewa pada keputusan ini atau.. mengapa harus sekarang kemampuan itu menghilang. Apakah kemampuan itu tidak akan kembali lagi, bahkan untuk selamanya kali ini? Bagaimana dengan Nayanika, adikku itu. Kenapa dia tidak berkata apapun jika memang benar dia sudah mengetahuinya.Tiga bocah itu! Apa mereka ada di sini. Di rumah ini? Aiza tiba-tiba bangkit dari rebahannya, lalu mengamati seisi ruangan televisi. Ia mengambil tongkat

  • Kau yang Diantaranya   Niskala atau Seva?

    Bolehkah, seseorang membagi tubuh dan jiwanya? Aku juga tidak mengerti menjawab perihal ini. Terlebih, setelah dunia itu tertutup kembali untukku. * * * Seva masih di sini. Dia tidak lekas menjawab perkataanku, yang tentu saja membuat rasa penasaran bertambah.Apa Niskala memang ada dengan meraka? Apa jiwa Niskala tidak tenang? Atau Seva hanya mempermainkannya saja, setelah mengetahui kebenaran dari nya? Aiza tidak yakin wanita di depannya benar-benar Niskala. Bukan kah Seva tidak bisa melihat mereka juga. Lalu, mengapa dia mengatakan hal itu? Apa Shin yang menyuruhnya untuk berakting. "Sepertinya, kau benar-benar penasaran dengan apa yang terjadi. Tapi tenang saja hahaha, aku hanya bercanda Aiza!" seva tertawa di depannya, tapi aiza tidak tahu apa itu memang layak untuk ditertawakan. "Hah.. kau tidak suka rupanya, maaf. Tapi.. ya aku berharap kakak ku, Niskala. Memang masih berada di dunia ini." Ekspresi ga

  • Kau yang Diantaranya   Pertemuan Kembali

    Biarkan kebenaran yang berbicara, biarkan takdir menemukan jalannya.* * *Seperti yang Aiza katakan tempo hari, dokter mengatakan bahwa sore ini Aiza sudah dapat pulang. Masalah benturan di kepalanya tidak parah, kalaupun terasa pusing itu karena ia baru saja menjalani perawatan dan kondisi darahnya belum stabil. Tangan dan kakinya yang terluka juga sudah sembuh, bersyukurlah retakan kecil di kaki kirinya tidak parah dan gips telah membantu tulangnya untuk menempel kembali dengan sempurna. Selebihnya hanya resep dokter dan menjaga pola makan agar pasien bisa lekas sembuh serta beraktivitas seperti sebelumnya.Sampai saat ia pulang dan dijemput seperti janji sobatnya itu. Aiza masih belum menyadari sesuatu, bahkan ketika Naya bereaksi memegang lengan baju Aiza dengan erat. Lelaki jangkung itu malah berkata bahwa Naya seperti bocah yang takut hilang. Karena hal itu Naya melepaskan lengan baju Aiza dengan marah, dan memilih masuk mobil

  • Kau yang Diantaranya   Aku Tidak Tahu

    Apa ceritanya akan kembali seperti dulu?Apa semua akan baik-baik saja?* * *"Kau tidak perlu cemas. Untuk saat ini, lebih baik begini. Kaka mu tidak perlu tau bahwa ia tidak bisa melihat makhlul-makhluk itu lagi. Mungkin dengan begini kesembuhannya akan lebih cepat."Naya melamun di depan layar laptop yang kini telah padam. Pikirannya sedang tidak berada di tempat rupannya, bahkan ketika Enah datang untuk menebus obat dan kembali, ia menyaksikan anak gadis nya melamun dengan pandangan kosong ke arah layar laptop yang mati. Wanita lima puluh tahunan berkerudung pich itu melirik Aiza yang juga sejak tadi mengamati adiknya. Kakaknya itu sudah memerhatikan tingkah adiknya sejak lima belas menit yang lalu. Bahkan ketika Enah datang dan melirik dengan pandangan bertanya padanya."Kenapa adik mu?"Begitulah makna tatapan matanya. Aiza menjawab dengan mengangkat kedua pundaknya jawaban tida

  • Kau yang Diantaranya   Terbangunnya Aiza

    Aku mempercayainya lalu aku mengikutinya, karena aku meyakininya. * * * Seperti yang sosok itu katakan, aku tidak ragu untuk menutup mataku dan melangkah terus kedepan. Tidak peduli apa nanti akan tersesat atau tidak, dia bilang 'percayalah pada apa yang engkau yakini'. Lalu aku merasa walau mata tertutup, jalan itu membentang luas dipenglihatanku. Seolah sesuatu menarik dari arah depan sana, agar terus melangkah tanpa ragu. Lalu sayup-sayup suara doa-doa menggema, makin lama semakin terdengar jelas. Lagi-lagi seperti katanya, suara yang aku kenal dan kurindukan. Enah mengaji dan berdoa memanggil namaku berulang kali, hingga cahaya itu yang teramat menyilaukan membuat mata terbuka dan kulihat langit pucat ciri khas rumah sakit. "MasyaAllah! Alhamdulillah...Aiza! Aiza, ini Enah Za.MasyaAllah,bapak! Aiza bangun Pak!" Lalu suara bapak dan Naya juga terdengar, dan begitulah sampai akhirnya aku bena

DMCA.com Protection Status