Share

Bab 31a

Penulis: Alibn A.
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

POV Author

Lelaki beralis tebal itu membeku sepersekian detik. Ia bingung harus menjawab apa. Raisya, istrinya itu baru saja datang dan tiba-tiba sangat marah.

Ia harus memikirkan sesuatu agar istrinya mereda. Bukan saatnya untuk berdebat. Ada hal lain yang harus dia utamakan.

Dia juga harus memperlakukan baik kepada mantan istrinya karena sudah berada di rumah sakit. Hal itu merupakan kesempatan untuknya meminta bantuan, juga belas kasihan. Ia masih memikirkan bapaknya yang sedang terbaring di dalam sana. Meskipun mantan, Jihan datang ke rumah sakit pasti karena ada sikap iba terhadap mantan bapak mertuanya.

Dari keheningan tersebut, Jihan–wanita yang memiliki bulu mata lentik itu mendekati wanita di depannya, yang semenjak tadi terbakar amarah.

"Aku hampir lupa untuk memberitahumu. Seringlah memantaunya. Jangan sampai dia izin merantau lagi dan kau akan ...." Jihan menaikkan kedua bahunya kemudian melenggang pergi, sebelum Raisya semakin meradang.

"Oh, ya, satu lagi. Kadang-kadang,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 31b

    Lelaki itu menahan sakit di pipinya. Ia tidak sempat menghindar karena sangat tiba-tiba."Kau sangat keterlaluan, Mas! Kau benar-benar mengkhianatiku dan juga Dita, putrimu. Aku minta surat cerai darimu besok," bentak Raisya. Air matanya ingin sekali menetes, tetapi tertahan."Raisya ... kau tidak boleh meminta dalam keadaan emosi seperti ini. Sya, dengarkan Mas. Raisya ...."Wanita itu pergi dengan gemuruh di dadanya. Adnan ingin menghentikan, tetapi istrinya tidak lagi menghiraukan ucapannya.Raisya berjalan dengan cepat sambil menarik tangan putrinya bersamanya, kemudian menghentikan ojek yang sedang mangkal. Akhirnya, air mata itu yang semenjak tadi tertahan, menetes karena tidak dapat dibendung lagi. Ia sangat kecewa. "Arghhh!" Adnan mengacak-acak rambutnya.Ia ingin mengejar istrinya, tetapi dia urungkan. Masih ada yang menunggu di dalam. Ia kembali ke ruang tunggu pasien. Ibu dan Lisa pasti menunggunya dengan cemas. "Bagaimana, Mas? Biaya bapak belum dilunasi." Lisa menegurn

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 32a

    POV AuthorIa menuju dapur untuk menyiapkan sarapan. Matanya menyipit, melihat kertas di atas meja kemudian mendekat untuk meraihnya. [Aku ke rumah Mama. Bapak lagi kritis dan semakin parah] Isi tulisan tersebut.Huf, dia mengembuskan napas berat. Kemarin dia tidak sempat melihat bapak mertuanya karena pertengkaran mereka. Padahal dia sudah sampai di rumah sakit bersama putrinya.Ia membuang kertas tersebut begitu saja ke lantai. "Kenapa tidak kirim pesan saja, kenapa harus pakai kertas seperti ini?" ketus Raisya. "Lelaki itu memang aneh. Beginilah caranya untuk menghindar."Ia melanjutkan langkahnya ke dapur, membuat nasi goreng telur untuk dirinya dan putrinya. Hanya telur, sosis dan kacang polong yang tersedia sebagai bahan untuk nasi goreng. Ia belum sempat berbelanja ke pasar tradisional atau minimarket, lebih tepatnya menghemat pengeluaran.Uang simpanan mereka semakin menipis karena suaminya tak kunjung mendapatkan pekerjaan sampai saat ini. Ia sudah menyarankan suaminya untu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 32b

    Mata Lisa nyalang. Ia menahan pipinya yang telah merah lebam. Ia tidak mengira akan mendapatkan tamparan keras dari wanita di depannya. Seandainya, dia tahu, dia akan bersiap-siap untuk menangkis tamparan yang mendarat di pipinya."Kau!! Dasar benalu!" Lisa histeris dan membalas Raisya. Raisya juga bersiap-siap dengan kemungkinan balasan dari Lisa. Tangan Lisa sudah lebih dulu mendarat ke pipi Raisya. Prak!Namun kemudian, Adnan melerai mereka. Ia khawatir akan semakin rumit perselisihan kedua wanita di sampingnya."Hentikan!" Adnan berdiri, di tengah, di antara dua wanita yang sedang bertengkar hebat."Sudah ... sudah!!" Ibu memekik keras karena ketakutan.Tadinya, dia sudah duduk karena kelelahan. Karena mendengar pertengkaran, ia beranjak dari tempat duduk dan menghampiri mereka. "Kalian sudah gila! Kenapa bertengkar di rumahku? Apa kalian tidak malu dilihat oleh para tetangga dan warga yang lewat?" bentak Bu Lastri dengan bibir bergetar. Matanya menatap kedua wanita yang bersel

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 33a

    POV AuthorArka meraih ponselnya di atas meja dan membuka aplikasi hijau. Jempolnya mengetik sebuah pesan dan mengirimnya ke seseorang. Sementara itu, sebuah notifikasi pesan masuk di telepon seluler. Dika melirik sekilas ke ponsel miliknya. Ia mengusap dan membaca pesan tersebut. Sedetik kemudian, ia tersenyum. Seringai kemenangan nampak di wajahnya karena merasa telah berhasil."Hahaha ... dia memang lucu! Dia terlalu lambat atau karena tidak berani?"Dika tidak menggubris pesan tersebut. Ia menyimpan kembali ponsel miliknya ke saku celana. Ia masih tersenyum."Siapa, Dika?" tanya Jihan dengan raut wajah bingung, karena melihat Dika yang menyeringai. "Oh, bukan siapa-siapa. Ayo, kita pergi!"Dika menyalakan mesin mobil. Ia pun sudah melupakan pesan tadi. Namun tiba-tiba, sebuah panggilan masuk ke gawainya. Ia mengangkat kepalanya sedikit untuk melihat siapa yang memanggil. "Kenapa lagi dia menelepon?" Ia membatin.Wanita di sebelahnya menoleh sebentar ke Dika, kemudian menatap l

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 33b

    Di sebuah rumah minimalis tipe 40/60, Jihan keluar dari kamar mandi. Ia baru saja membersihkan badan. Putrinya sedang menunggu sambil bermain boneka miliknya.Wanita dengan shower cap yang masih menempel di kepalanya itu sedikit bingung memilih baju yang akan dikenakannya. Cukup lama ia menatap lemari miliknya.Malam ini dia akan ke sebuah restoran. Sore tadi, Arka mengajaknya makan malam. Beberapa pakaian yang dicobanya di depan cermin telah ia pakai sebelumnya. Jadi, dia agak bingung memilih pakaian yang mana lagi. Setelah beberapa menit, ia memutuskan memilih celana kain dan atasan memakai mantel coat atau trench coat karena di luar saat ini musim hujan. Apalagi restoran yang akan mereka kunjungi adalah restoran mewah dan pasti ruangannya akan sangat dingin. Beberapa menit berlalu, Jihan dan putrinya telah siap dengan pakaian yang dikenakannya. Mereka sedang menunggu mobil yang akan menjemput. Sebuah mobil memasuki pekarangan rumah Jihan, kemudian berhenti. Seorang lelaki keluar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 34a

    POV Author"Hmm ...." Arka memotong pembicaraan mereka yang terlalu serius. Ia tidak suka melihat keakraban di depannya. "Silakan pesan menu seleramu!" Arka menyerahkan daftar menu ke lelaki di depannya. Menyela pembicaraan mereka yang semenjak tadi sangat serius.Dika menaikkan alis sambil menatap Arka, meminta penjelasan. "Pesanan mereka sudah aku order sebelumnya. Aku sangat hafal pesanan mereka. Kalau kau, tidak sama sekali," lanjut Arka, menjawab tanda tanya di kepala Dika."Oh, Ok. Ternyata kau sedekat itu dengan mereka. Bahkan, kau sangat menghafal selera dan kesukaan mereka.""Ya, tentu!" jawab Arka dengan sedikit membusung dada. Dika menerka-nerka apa sebenarnya maksud Arka mengundangnya ke restoran malam itu. Ia belum mendapatkan jawaban dari tanda tanya besar di kepalanya. "Oh, aku tahu sekarang! Mungkin saja dia ingin memperlihatkan padaku bahwa mereka sudah sangat dekat. Mungkinkah itu maksudnya?" bisik Dika di dalam hati."Kenapa menatapku seperti itu? Tersenyum pula

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 34b

    "Argh, kau membuatku semakin pusing. Sudah, ah. Aku mau ke mobil sekarang!" Arka membuang puntung rokok yang belum ia habiskan. Minatnya seketika hilang ketika mendengar ucapan Dika yang semakin membuatnya khawatir.Ia tahu, lelaki yang dimaksud Dika adalah mantan suami Jihan.**Sambil menunggu Arka kembali ke mobil, Jihan berselancar di dunia maya. Ia membuka IG, mungkin saja ada pesan dari sahabatnya atau informasi lain yang diperlukan.Tidak ada yang didapatkan, hanya postingan netizen mendadak jadi selebgram karena isi postingannya tentang makan dan tempat kunjungan.Ia beralih membuka WA, mengusap dari atas ke bawah, hingga beralih melihat story WA. Usapan jarinya terhenti. Yang menarik perhatiannya nama Bu Sumi di story tersebut. Ia jarang melihat story Bu Sumi di WA. Karena penasaran, ia mengklik saja untuk melihat. Ia sedikit memicingkan mata. Semua orang di dalam postingan tersebut sangat ia kenali. Dan caption di status Bu Sumi tentang melayat. Jantung Jihan sedikit berd

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 35a

    POV AuthorPerjalanan sekitar sejam, mereka tiba di rumah yang memiliki taman cukup luas tersebut. Saat akan melangkah ke depan pintu, seketika Jihan mengurungkan niatnya untuk masuk. Ia mendengar suara di dalam rumah. Seseorang sedang berteriak histeris. Bunyi lemparan perabot ke lantai cukup membuat Jihan, Arka, dan Dika saling bertatap bingung. Bunyi benda-benda itu berulang-ulang. "Pokoknya, aku tidak terima dihina dan direndahkan oleh wanita itu, Ma. Aku benci benalu itu. Beraninya dia mengaturku. Dia pikir dia siapa?" Jihan mengetahui siapa pemilik suara tersebut. Tentunya, milik Lisa. Akan tetapi, siapa benalu yang dia maksud. Mungkinkah Raisya? Mereka bertikai karena apa? Pertanyaan-pertanyaan tadi masih mengitari kepalanya. "Tapi, kau harus menahan diri, Lis. Kalau kau bertindak kelewat batas, maka Mas-mu akan memiliki masalah lagi.""Ahrgh, Lisa gak peduli, Ma. Mas Adnan gak belain Lisa di depan benalu itu, bahkan tidak memarahinya. Padahal aku, adiknya. Malah mengajak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 50b

    "Apa maksudmu, Mba? Aku tidak merayu siapapun, apa kau salah orang?" Raisya membelalak. "Tidak usah berlagak tidak tahu. Beberapa hari lalu, aku melihatmu berbicara dengan suamiku di depan rumahmu. Dan aku tidak menyangka suamiku ikut masuk ke rumah ini. Apalagi coba kalau bukan kau ajak ... ih, astaghfirullah ...."Raisya berpikir keras untuk mengingat-ingat. Setahunya tidak ada seorang pun yang dia ajak ke rumah. Mana mungkin? Namun kemudian, dia mulai mengingat sesuatu. "Pak Burhan?""Nah, kau mengetahui namanya. Kau pasti sudah lama mengincarnya 'kan?""Mba, aku tidak pernah merayu suamimu atau apapun yang kau tuduhkan. Beberapa hari yang lalu dia memang ke rumahku karena memperbaiki lampu rumah ini.""Apa? Kenapa kau memintanya, bukan meminta yang lain atau teknisi saja?""Sebenarnya, aku menanyainya alamat atau kontak teknisi, tapi suamimu yang menawarkan sendiri. Katanya, dia juga pengalaman memperbaiki lampu yang rusak. Jadi, aku persilakan. Tidak ada yang lain."Erma, wanit

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 50a

    Di sebuah kamar yang cukup luas, kedua insan itu masih terlibat obrolan serius. Mata mereka belum terpejam. Keduanya masih hanyut, membahas kisah mereka yang dulu. Di dalam hati terdalam, masih ada kekaguman Jihan terhadap lelaki di sampingnya. Tidak terkecuali, Arka. Ketabahannya menunggu, tidak diragukan lagi. "Han!""Iya, Mas." Jihan menoleh ke sisi kanannya. Lelaki itu sedang berbaring sambil menatap langit kamar."Aku ingin bercerita, tapi posisimu terlalu jauh. Apakah kau tidak ingin mendekat? Berbaringlah di sisiku!" ucap Arka dengan seringai senang."Mas!" Pipi Jihan seketika merah merona karena godaan suaminya. "Kenapa? Naya sudah tidur 'kan?" Lelaki bermata tajam itu membalikkan badan dan menghadap ke arah Jihan.Wanita di hadapannya tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut, karena memang benar putrinya sudah tidur. Arka mendekatkan dan menyandarkan kepala Jihan ke dadanya. Wanita itu hanya patuh dan mengikuti arahan Arka."Mas!" tegur Jihan."Hmm ...."Jihan mendongakkan

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 49b

    Nyonya Assel berbalik. "Siapa yang kau panggil ayah putri kecil? Bukankah Papa ganteng yang berdiri di sampingmu, ayahmu?" tunjuk Nyonya Assel ke Arka."Iya, Nek. Ini Papaku." Alis wanita di depannya seketika tertaut ke atas."Hmmm, aku masih muda, loh. Kok, panggilnya nenek?" ucap Nyonya Assel cemberut. Ia tidak suka dengan panggilan putri kecil di depannya, meskipun itu jujur. Anak sekecil dia mana bisa membedakan usia tua maupun muda. Panggilan itu telah menciderai perawatannya yang sudah ia gelontorkan selama bertahun-tahun. Entah nominalnya sudah tidak bisa dihitung lagi dengan kalkulator, tetapi tiba-tiba dinafikan oleh anak kecil dalam sepersekian detik. "Maaf, Tante.""Nah, gitu dong. Putri kecil yang pintar! Apakah kau mengenal paman ini? Kau memanggilnya apa tadi?""Dia bukan pam- ....""Oh, mungkin anak kecil itu mengira aku seperti papanya. Wajah orang kan hampir banyak yang serupa, tapi tak sama." Sebelum Naya melanjutkan jawabannya, Adnan sudah menyambung, kemudian be

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 49a

    Saat itu, Arka berjalan diapit oleh dua ratu cantik. Di tangan kirinya seorang putri kecil yang sangat menggemaskan, sedangkan di sisi kanannya, wanita anggun yang sedang mengapit lengannya. Mereka terus berjalan beriringan hingga ke singgasana pengantin.Semua mata tertuju ke mereka. Sebuah pemandangan yang sempurna untuk ditonton banyak orang. Mereka tidak menyangka bahwa tamu undangan sudah berdatangan lebih dulu. Padahal acara baru saja dimulai. Lelaki cambang yang duduk bersebelahan dengan Nyonya Assel, seketika membulatkan kedua bola matanya. Ia masih sangsi dengan apa yang dilihatnya. Adnan tidak bisa menafikan bahwa wanita yang berdiri di atas sana ialah mantan istrinya. Ia tidak menyangka Jihan sangat menakjubkan. Jihan sangat cantik bak seorang ratu sehari. Tanpa keraguan dari dasar hatinya. Ia tidak pernah melihat Jihan mengenakan gaun seindah itu. Di mana dia selama ini sehingga belum pernah menyaksikan istri sendiri sangat cantik, bak bidadari? Selama ini, dia hanya

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 48b

    Pagi itu, Adnan bangun dari tidur dan bersiap berangkat ke tempat kerja. Lisa masih bermalas-malasan di kamar karena hari itu bukan jadwalnya bekerja di pagi hari. Jadi, dia masih punya waktu untuk melanjutkan tidur karena semalam menonton serial drama di ponselnya. Sebenarnya, Lisa cukup senang bila kakaknya tinggal bersama di rumah, karena dia sangat takut di rumah sendiri selama sebulan belakangan. Itulah kenapa semalam dia tidak melanjutkan pertanyaannya karena tidak ingin kakaknya berubah pikiran dan kembali ke kosan. "Lisa ... Lis ... Di mana ya, kopi dan gulanya? Sarapan juga tidak ada. Kenapa dapurnya kosong semua?" Adiknya tidak menjawab.Selama sebulan belakangan, Adnan sangat sibuk menyiapkan makanan dan sarapan untuk dirinya sendiri. Padahal dulu, semua sudah tersedia tanpa diminta. Apalagi pakaian, ia harus menyiapkan sendiri segala keperluannya. Bahkan dia harus mencuci sendiri pakaiannya. Adiknya yang diharapkan tidak bisa diandalkan. Terlalu malas. Sudah seminggu,

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 48a

    Setelah dari kantor, Adnan mengendarai motornya menuju rumah kedua orang tuanya. Hampir sekitar sebulan, dia tidak berkunjung ke rumah. Sebelum menuju rumah, dia menyempatkan diri mengunjungi Lisa. Ia memperlambat laju motornya saat mendekati sebuah bangunan dua lantai, kemudian mencari parkiran motor. Setelah menemukan ruang kosong untuk menyimpan motornya, ia bergegas menuju bangunan tersebut. Ia masuk dan menuju lantai atas, tempat di mana para karyawan untuk beristirahat sekaligus berganti pakaian untuk bersiap-siap pulang dan berganti pekerja lain secara shift. Lisa mendapatkan shift pagi. Lantai atas merupakan ruang untuk SPA (Solus Per Aqua), sedangkan lantai bawah untuk Salon. Ya, adiknya bekerja di salon tersebut sebagai cleaning service untuk penebusan utangnya. Selain itu, Lisa tidak punya pilihan untuk bekerja karena Adnan sudah tidak mengirimkan uang lagi padanya. Adnan terus berjalan setelah menaiki tangga terakhir, kemudian berbelok ke kiri. Di ujung jalan ialah ru

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 47b

    "Ya, tau sendiri kan. Dia biang dari semua kegagalan hubungan kalian beberapa tahun silam. Dan kamu tau, gak. Dia juga sangat menyukai Mas Arka. Itulah kenapa dia selalu menghalangimu, pun menjelekkanmu di depan Mas Arka. Bahkan dia pernah memprovokasi Mas Arka. Sekarang dia sedang menerima akibat dari kejahatannya. Dia belum juga menikah sampai sekarang. Dia mengira Mas Arka akan melamarnya. Wanita itu terlalu terobsesi. Seharusnya dia move on dan mulai membuka hati untuk yang lain. Kasian kalau nanti jadi perawan tua.""Mungkin itu sudah jadi pilihannya, Met.""Entahlah! Bagiku, mungkin itu karma.""Mmm ...."Beberapa undangan sudah tersebar, begitu juga untuk keluarga dan kerabat terdekat. Akan tetapi, Jihan tidak tahu kalau undangan untuk alumni sudah disebar juga. Padahal dia sendiri yang berencana akan mengirim ke grup."Han, kita meet up yuk! Udah lama loh, kita tidak mengobrol lagi." Meta menyambung lagi setelah jeda beberapa menit."Okay. Aku juga udah kangen, kita udah lama

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 47a

    Kedua orang dewasa sedang duduk di atas kursi terbuat dari kayu jati minimalis. Mereka berada di dalam ruangan dengan luas sekitar enam belas meter. Di sekitar mereka terdapat meja dan kursi yang sama. Cahaya lampu menyinari sangat lembut dan tidak menyilaukan mata, sehingga membuat pengunjung nyaman. Meskipun di luar sudah pagi, ruangan tersebut tetap menyalakan lampu agar terkesan menyenangkan, sekaligus terlihat elegan dengan cahaya oranye. Wanita yang mereka tunggu pun datang menghampiri mereka, setelah menunggu beberapa menit**Setelah menjelaskan maksud kedatangan mereka, Ibu Anna pulang lebih dulu karena ada beberapa hal yang harus dilakukan. Hal penting baginya bahwa Jihan sudah mengerti dan tidak ada lagi kesalahpahaman. Setidaknya, dia sudah membantu putranya memperbaiki kesalahpahaman yang terjadi kemarin. "Jangan ditunda apalagi diperlambat. Mama tunggu kabar dari kalian secepatnya." Setelah mengatakan itu, wanita tua tersebut beranjak pergi."Baik, Ma."Arka dan Jihan

  • Kau Duakan Aku, Kutarik Asetmu   Bab 46b

    Ia melihat sekali lagi bangunan di depannya untuk memastikan bahwa pintu rumah yang dia ketuk adalah rumahnya. Ia mencoba, memanggil nama istrinya, Raisya berkali-kali, tetapi tidak ada jawaban dari dalam. "Ke mana orang di dalam rumah ini?" tanyanya dalam hati.Adnan memutuskan untuk menunggu di teras depan rumah. Mungkin saja, istrinya sedang keluar bersama putrinya. Hampir sekitar tiga jam, orang yang ditunggu-tunggu belum kunjung datang. Matahari sudah sangat terik. Adnan semakin gelisah dan mulai lapar. Tubuhnya semakin lemas. Hingga malam pun tiba, seorang wanita bersama gadis kecil keluar dari dalam mobil dan berjalan memasuki pagar rumah. Ia menghentikan langkahnya saat melihat seorang lelaki di depan rumahnya. "Raisya! Aku menunggu kalian sejak pagi tadi. Kalian dari mana saja?" Lelaki itu mendongakkan wajahnya. Ia seakan tidak kuat lagi untuk berdiri."Untuk apa kau kembali ke sini? Aku pikir kau sudah mati.""Kamu? kamu mendoakan Mas seperti itu? Ini kan rumahku, jadi

DMCA.com Protection Status