"Kan tadi aku udah bilang rasa kue nya enak sekali, dan nggak akan ada di toko-toko kue manapun, itu karena kue ini dibuat dengan ketulusan dan rasa cinta. Yang akan membuat kue ini sangat spesial. Begitu sayang." Ucapnya seraya mencubit hidungku.
"Ih, kamu bisa aja ya kalau ngegombal." Ucapku dengan tersenyum kecil.
"Eh, udah siang loh, udah sana siap-siap kita kan harus kuliah, kamu nggak akan bolos lagi kan?" Tanyaku seraya menajamkan mata padanya.
"Iya, aku mandi dulu, tunggu aku ya sayang." Ucapnya seraya mengacak-acak rambutku. Zaky pun pergi ke kamar untuk mandi dan bersiap untuk pergi ke kampus.
Dan aku menunggunya di ruangan bawah. Disana aku menunggu Zaky sambil melihat-lihat foto-foto yang terpajang di sana.
"Hihi." Aku tertawa kecil seraya melihat foto-foto Zaky saat masih kecil.
"Polos nya dia. Eh ini pasti foto orang tua nya. Ibunya cantik
"Kok kamu jadi kesel gini sih, tadi pagi nggak apa-apa, kenapa sekarang jadi serius gini." Tanya Zaky."Aku kan sudah bilang ky, aku kalau menyangkut masalah kuliah aku nggak bisa santai. Aku mau serius. Karena aku nggak mau mengecewakan orang tua ku, dengan memberikan hasil yang jelek.""Jadi aku harus berusaha keras, untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan menjadi kebanggaan orang tua ku.""Kamu paham kan dengan apa yang aku bilang." Jelaskan dengan panjang lebar seraya menatap matanya dengan serius."Aku nggak bisa terus bercanda kalau menyangkut kuliah ku, terus apa tadi selama kuliah berlangsung apa yang kamu lakukan? Hanya bercanda terus dan mengganggu Mey.""Apa tadi kamu tau apa saja yang dijelaskan pak Eki?" Tanyaku"Sepertinya kamu terlalu fokus pada Mey." Jawabku sambil pergi meninggalkan Zaky di lorong kampus.Aku pun l
POV Zaky"Aku akan terus menunggu sampai ia membukakan pintu untuk ku, meski aku harus bermalam di luar pun, aku tak perduli." Ucapku meyakinkan diriku.Aku terus menunggu nya, aku melihat dia tengah menengokku dari dalam lewat jendela.Pokoknya aku harus bertahan sampai dia mau menerima aku.Saat aku melihat jam ternyata waktu sudah malam dan menunjukkan pukul 12 malam.Terdengar suara pintu terbuka."Akhirnya dia mau membukakan pintu nya." Ucapku dalam hati."Kamu itu ya, keras kepala sekali sih, aku kan sudah bilang kamu pulang saja, kenapa masih disini." Ucapnya dengan nada sedikit kesal.Aku pun berjalan ke arahnya namun tiba-tiba badanku sudah tak kuat menahan rasa dingin dan akhirnya pandangan ku pun gelap."Astaga, kamu kenapa? Badan kamu panas sekali. Kamu ini bandel banget, j
POV ZakyAku akhirnya pulang ke rumah, dan memasuki kamar tanpa menyalakan lampu kamar, aku tidur dalam kegelapan.Aku selalu memandangi layar hp dan berharap Mecca mau menelpon ku.Hingga aku tertidur.POV MeccaHari ini pak Eki tak masuk kampus, jadi aku memutuskan untuk pergi ke tempat yang kemarin sudah aku cari alamatnya."Mey, aku udah cari alamat dimana kita akan mencari bahan riset kita, apa kamu mau ikut?" Ajakku pada Mey."Iya pasti dong, kita kan satu kelompok." Jawab Mey seraya menyimpan tangannya di atas pundakku."Oh ya, kemana c Zaky, tumben dia nggak ada?" Tanya Mey padaku."Dia lagi sakit, aku sengaja nggak ngajak dia, aku mau dia pulih dulu baru bisa gabung di kelompok kita, boleh kan?" Jawabku seraya bertanya pada Mey."Oh begitu, ya gapapa sih,
Zaky Praditya ErlanggaPagi hari aku terbangun, namun tak ada kabar dan telpon dari Mecca."Sebegitu marahkah dia hingga tak ada keinginan untuk menelpon ku balik." Gerutuku. Aku mendengus kesal seraya mengacak-acak rambutku.Aku menatap jam, dan jam menunjukkan pukul tujuh pagi. Aku harus segera bersiap ke kampus, dan bertemu dengan Mecca.Aku pun bergegas mandi dan bersiap untuk pergi, kali ini aku pergi memakai motor sport aku, yang sudah lama tak terpakai.Aku pergi dan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Hingga aku bisa secepatnya sampai di kampus.Akhirnya aku sampai di kampus, dan saat aku memarkirkan motorku, aku berpapasan dengan Mecca yang berboncengan dengan Mey dan baru saja datang.Aku memutuskan untuk menunggu nya. Dia pun memarkirkan motornya di sebelahku."Kamu dari mana, kenapa telponku
Waktu berjalan hingga tak terasa sudah seminggu, mereka saling berdiam tak saling mengobrol dan menyapa."Hey, boleh aku tanya sesuatu?" Tanya Mey pada Mecca"Tanya apa?" Ucap Mecca dengan fokus pada bukunya."Kamu dan Zaky, baik-baik saja kan, maksudnya hubungan kalian baik-baik saja kan? Soalnya aku lihat, kalian sudah seminggu ini tidak saling mengobrol atau pun menyapa." Tanya Mey pada Mecca dengan nada serius."Aku sudah putus." Jawab Mecca tanpa menoleh pada Mey dan masih fokus dengan apa yang Mecca kerjakan.Tak sengaja obrolan itu didengar Zaky, yang baru masuk kelas."Serius?" Tanya Mey peda Mecca. Namun Mey yang akan menjawab tiba-tiba melihat Zaky. Lalu ia memalingkan wajahnya dan kembali fokus pada tugasnya."Ky, bener kamu sama Mecca udah putus?" Tanya Mey pada Zaky."Emang kamu dengar itu dari mana?" Tan
Sekarang mungkin waktu yang tepat bagi Zaky, untuk mengobrol dengan Mecca."Mecca …""Apa benar, kamu di jodohkan? Lalu bagaimana dengan aku?" Tanya Zaky dengan serius pada Mecca."Aku kan sudah bilang, kita kesini untuk membahas tugas kelompok bukan yang lain." Sangkal Mecca seraya fokus pada buku."Mecca, lihat aku!!! Tolong jawab pertanyaan ku, apa susahnya menjawab iya atau tidak?" Tanya Zaky."IYA!!!""Puas?""Jadi sekarang kamu, jangan bertanya lagi, karena aku sudah menjawab nya." Jawab Mecca."Tapi…"Mendengar Zaky yang terus bertanya terus di luar pembahasan tugasnya. Membuat Mecca geram, dan memutuskan untuk pergi.Mecca pun membereskan bukunya."Aku sudah malas buat kerja kelompok. Kalau sudah diluar pembaha
Setelah tiga hari Mecca tak hadir di kampus karena izin, begitu pula dengan Zaky dua pun sudah berhari-hari tak ada kabar.Lalu Mey dan Andri memutuskan untuk menjenguk Zaky."Ndri, kamu mau nggak nganterin aku buat nengok si Zaky, dia kan udah berhari-hari nggak masuk kuliah." Ucap Mey pada Andri."Oke, dengan senang hati." Jawab Andri dengan tersenyum."So sweet banget sih kamu. Huuekkk." Ucap Mey.Mereka pun pergi ke rumah Zaky. Namun saat mereka menjenguk Zaky, mereka terkejut melihat kondisi Zaky yang tengah mabuk-mabukan."Ya ampun Ky, kamu…" ucap Mey dengan tak berani mendekati Zaky."Kamu mending suruh Mecca kesini deh, siapa tau dia baikan kalau liat Mecca." Saran Andri."Aku coba telpon dia ya." Ucap Mey seraya menghubungi Mecca."Hallo Mecca, kamu dimana? Kamu bisa kerumah
Zaky terus mendekat Mecca, dan semakin dekat membuat rasa takut Mecca padanya semakin kuat."Apa kamu tahu, aku sangat mencintaimu, aku selalu menjaga hasrat ku selalu ku tahan dan ku pendam, aku selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk mu, agar kau merasa nyaman dengan ku, tapi apa, kamu selalu dan selalu menguji kesabaran ku." Ucap Zaky seraya terus mendekati Mecca dengan manik coklatnya yang mengancam.Zaky pun akhirnya lepas kendali, dia mendekap Mecca, mencium paksa Mecca dengan penuh nafsu, Mecca terus mencoba kabur, namun kekuatan Zaky sangat kuat, hingga Mecca tak bisa menahan tubuh Zaky.Zaky membuka paksa baju Mecca dengan merobek baju Mecca. Mecca menangis dan menyadarkan Zaky. Namun Zaky sudah terlanjur menuruti nafsunya.Hingga dia merobek semua yang di kenakan Mecca, Zaky terus menyusuri tiap lekukan tubuh Mecca, dan ia pun membuka semua baju yang ia pakai, hingga Zaky pun telan