Suasana yang semakin tegang dengan air mata Tsamara yang sudah jatuh. Jantung itu berdebar begitu kencang yang tidak menyangka jika Karin telah menuduh dirinya menjadi pemicu hubungan pernikahan Kayra dan Alex."Kenapa Kakak diam? apa yang Kakak sampaikan pada Kak Mahendra merupakan kebohongan atau bagaimana?" tanya Silvia yang benar-benar menjebak Karin."Tante Lidya, Kak Mahendra dan semua orang yang ada di sini. Aku memang sengaja mengumpulkan kalian semua di ini untuk melihat bagaimana sebenarnya teman kalian yang satu ini," tegas Silvia."Jadi kamu sengaja memperkenalkan diri pada kita semua dan semua itu bukan kebetulan," sahut Amel."Iya semua itu memang bukan kebetulan," jawab Silvia."Dia!" tunjuk Silvia pada Karin."Dia telah menuduh Tsamara berselingkuh dan padahal Tsamara sama sekali tidak mengenal siapa Kak Alex. Dia menjadikan Tsamara kambing hitam untuk menutupi apa yang telah dia lakukan. Karena sebenarnya dia yang telah menjadi selingkuhan Kak Alex!" tegas Silvia.Deg
Mahendra berlari keluar rumah untuk melihat Tsamara yang sudah di masukkan kedalam mobil. Amel, Rora juga ikut masuk dan terakhir Andre yang ingin memasuki mobil. Tetapi sebelum memasuki mobil Andre melihat Mahendra yang berlari yang tampak tergesa-gesa yang membuat Andre mendengus tersenyum.Senyum Andre seolah ada sesuatu yang mungkin mengejek Mahendra. Andre tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung memasuki mobil. "Tsamara!" ucap Mahendra dengan suara berat yang tidak mampu melakukan apa-apa dan hanya melihat mobil itu sudah berjalan. Andre bahkan sengaja membunyikan klakson yang seperti mengejek Mahendra."Sial!" umpat Mahendra dengan kekesalan.Mahendra memejamkan mata yang terlihat frustasi dengan apa yang terjadi membuat Mahendra tidak bisa melakukan apa-apa."Kenapa semuanya jadi begini!" teriak Mahendra mengacak rambutnya frustasi.Bagaimana tidak. Hal itu akan menjadi penyesalan terbesar bagi Mahendra. Tsamara yang di jadikan korban dan harus bertanggung jawab dengan semu
Malam yang sudah terlewatkan dengan penuh drama. Makan malam yang berantakan dan acara ulang tahun yang juga tidak jadi. Gebrakan yang di buat Silvia dengan sangat rapi berhasil menjawab semua teka-teki yang selama ini dia cari. Tetapi hati Tsamara hancur berkeping-keping yang ternyata di khianati sahabatnya sendiri.Tetapi apapun itu tidak akan mengubah apapun. Tsamara yang keluar dari kamar yang terlihat rapi-rapi. Dia sepertinya tidak bisa terpuruk dalam masalah itu. Karena percuma terpuruk takdir Tsamara yang memang sudah seperti itu.Melihat Tsamara yang seperti itu membuat Amel heran dengan Tsamara "Tamara kamu mau kemana?" tanya Amel."Hari ini bukannya kita ada meeting bersama klien, jadi aku ingin meeting,"jawab Tsamara."Iya. Aku tahu. Tapi kondisi kamu yang seperti ini?" tanya Amel."Amel aku tidak apa-apa sama sekali. Kamu tidak perlu Khawatir padaku. Aku baik-baik saja," jawab Tsamara."Kamu yakin baik-baik saja hah! aku melihat kamu terlihat tidak baik-baik saja. Lihat
Karin menuruni anak tangga yang terlihat berjalan terburu-buru."Mau kemana kamu Karin?" langkah Karin terhenti ketika suara memanggilnya."Tante Lidya," sahut Karin dengan gugup."Mau kemana kamu?" tanya Lidya tampak ketus.Semenjak semua kejadian itu terbongkar. Sikap Lidya berubah terhadap Karin dan hal itu sangat wajar. Karena Karin adalah wanita yang menyebabkan rumah tangga putrinya hancur."A-a-aku mau pergi sebentar," jawab Karin."Kamu tidak bisa kemana-mana. Mahendra menyuruh kamu untuk tetap di rumah!" tegas Lidya."Tapi Tante ini hanya sebentar saja ..... aku....""Kamu tidak dengar apa yang saya katakan hah! Kamu tetap diam di rumah atau kamu mau Mahendra bertindak lebih parah!" tegas Lidya."Baiklah! kamu pergi dari rumah dan jangan pernah kembali lagi!" tegas Lidya yang benar-benar sangat marah."Apa maksud Tante..." tanya Karin."Apa yang kamu lakukan, sebagai seorang Ibu saya tidak bisa memaafkan. Kamu sangat keterlaluan yang bertindak sesuka hati kamu. Kamu sama seka
Mahendra dan Lidya yang masih berpelukan dan Lidya melepas pelukan itu. "Mahendra! mama ingin menanyakan sesuatu kepada kamu," ucap Lidya. "Ada apa Mah?" tanya Mahendra. "Mahendra sebenarnya bagaimana hubungan kamu dengan Tsamara?" tanya Lidya membuat Mahendra melihat serius kearah Lidya. "Maksud Mama apa? kenapa bertanya seperti itu?" tanya Mahendra. "Kejadian malam itu Mama merasa ada sesuatu antara kamu dan Tsamara. Tsamara begitu marah. Dia juga mengatakan hidupnya hancur. Karena semua tuduhan Karin," "Mahendra apa kamu melakukan sesuatu pada Tsamara?" tanya Lidya begitu penasaran yang mencoba untuk mengetahui sesuatu dengan menatap penuh dengan mengintimidasi. "Mahendra, Mama masih mengingat kemarahan kamu waktu kamu mengetahui siapa wanita yang menjadi selingkuhan Alex. Mama masih mengingat semua yang kamu katakan, dari tidak memperbolehkan Karin bertemu dengannya dan berteman. Kamu juga mengatakan akan memberikan pelajaran bagi Tsamara. Apa yang terjadi Mahendra?"
Mahendra yang berada di dalam mobil yang menyetir dengan kecepatan tinggi. Wajah Mahendra terlihat begitu gelisah dan juga terlihat begitu panik. "Jadi selama ini Tsamara hamil dan dia sengaja menutupi semua dari ku," batin Mahendra yang masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Lidya barusan. Mahendra yang ingin membuktikan sendiri apakah benar Tsamara hamil atau tidak. Jika hamil dan sudah pasti itu darah dagingnya. Karena dia pertama kali menyentuh Tsamara "Aku harus bertemu dengan Tsamara. Aku harus memastikan apa benar yang dikatakan mama atau tidak. Tetapi jelas itu sudah benar. Karena mama adalah Dokter kandungan dan mama mengatakan dia sendiri yang memeriksa Tsamara," ucap Mahendra yang semakin mengencangkan laju mobilnya. Mahendra bahkan sampai menyalip beberapa mobil yang ada di depannya. Karena sangat tidak sabaran uang cepat-cepat sampai. Sampai akhirnya mobil Mahendra sampai juga di kediaman Tsamara. Mahendra yang dengan buru-buru keluar mobil dan kebetulan And
Pernyataan yang keluar dari mulut Mahendra sungguh mengejutkan Tsamara dengan jantung yang berdebar begitu kencang, mata terbelalak kaget."Jawab Tsamara, anak yang ada di dalam kandungan kamu adalah darah dagingku?" Mahendra kembali bertanya dengan memastikan."Omong kosong," kata itu yang keluar dari mulut Tsamara."Bagaimana mungkin kau terlalu percaya diri dengan aku mengandung anakmu. Aku sama sekali tidak mengandung anak mu!" tegas Tsamara yang tidak mengakui hal itu."Tsamara. Mama mengenal siapa kamu. Kamu sudah beberapa kali bertemu dengan mama dan mama adalah Dokter kandungan. Aku tidak akan berbicara seperti ini jika bukan dengan apa yang dikatakan mama. Mama sendiri yang mengatakan jika kamu sedang mengandung!" tegas Mahendra.Tsamara yang terlihat panik kesulitan menelan salivanya yang berusaha untuk tenang. Tsamara melupakan wanita yang dia temui yang tak lain adalah ibu dari Mahendra jadi hal itu tidak bisa membuah Tsamara mengelak lagi.Jika selama ini Tsamara tidak be
Dengan rasa yang penuh dengan kekecewaan Mahendra pulang ke rumahnya tanpa membawakan hasil dan tidak bisa membuktikan apa benar Tsamara hamil atau tidak. Mahendra juga memilih pulang ke rumah daripada ke Apartment."Mahendra!" Lidya yang ada di ruang tamu yang langsung berdiri dari tempat duduknya menghampiri Mahendra yang terlihat melangkah begitu lemas."Kamu baik-baik saja?" tanya Lidya memegang lengan Mahendra."Tsamara tidak mau jujur padaku. Dia tidak mengakui jika dirinya....."tuk-tak-tuk-tak-tuk.Mahendra tidak jadi melanjutkan kalimat itu ketika mendengar suara langkah heels yang menuruni anak tangga. Ternyata itu adalah Silvia Untung saja Mahendra tidak jadi mengatakan hal tersebut. Jika tidak maka semua orang bisa mengetahui jika Tsamara sedang hamil.Silvia yang sudah sampai anak tangga terakhir dan menghampiri Lidya dan Mahendra. "Tante!" sapa Silvia."Mau kemana kamu?" tanya Mahendra."Aku mau keluar sebentar. Aku ingin bertemu dengan Tsamara," jawab Silvia."Duduklah
Setelah menghabiskan malam pertama mereka berdua Mahendra dan Tsamara yang melanjutkan dengan bermain-main di pinggir pantai. Tsamara yang tampil begitu anggun menggunakan dress putih sampai mata kakinya yang sekarang berlari-lari dikejar-kejar Mahendra yang juga menggunakan setelan kemeja berwarna putih dengan celana pendek berwarna coklat susu. Pasangan itu sama sekali tidak hentinya saling bercanda satu sama lain.Sekarang Mahendra yang memutarkan tubuh sang istri dengan menggendongnya yang membuat Tsamara terus saja berteriak dengan kedua tangannya berada di leher Mahendra.Kedua tangan Mahendra yang berada di bawah pantat Tsamara yang menggendong istrinya itu dan sesekali Tsamara merentangkan tangannya dan sampai akhirnya menempelkan dahinya di dahi Mahendra. "Kamu sangat bahagia?" tanya Mahendra.Tsamara menganggukkan kepalanya."Bagaimana mungkin aku tidak bahagia dan aku juga tidak bisa menggambarkan kebahagiaanku seperti apa," jawab Tsamara."Aku juga sangat bahagia," sahut
Acara pernikahan yang telah selesai. Mahendra dan Tsamara yang sekarang berada di dalam kamar Hotel. Kamar pengantin pada umumnya yang penuh dengan suasana romantis. Tempat tidur king size dengan sprei berwarna putih yang ditaburi dengan kelopak mawar yang dibentuk dengan love dan di bagian tengahnya terdapat dua angsa yang saling berhadapan. Selain itu juga terdapat banyak tangkai mawar yang berada di atas lantai yang menambah suasana kamar tersebut yang semakin romantis dan belum lagi dengan lampu yang tidak terlalu terang dan juga tidak terlalu gelap. Di tambah dengan aroma kamar tersebut yang begitu khas dan sangat menyejukkan. Tsamara yang duduk di depan cermin yang sedang menyisir rambutnya. Setelah acara pernikahan yang sangat melelahkan itu selesai. Tsamara langsung membersihkan diri agar terlihat fresh. Dia sudah mandi dan tidak lupa keramas yang juga sudah melepas gaun pengantinnya dengan baju tidur berwarna merah mencolok yang panjang sampai mata kaki. Krrekkk Su
"Itu calon istrimu!" tunjuk Andre yang membuat Mahendra langsung menoleh. Mahendra melihat calon istrinya berjalan begitu cantik dan anggun yang didampingi oleh sahabat-sahabatnya. Tsamara terlihat sangat tenang dengan memegang buket bunga di tangannya. Mahendra sampai tidak berkedip melihat calon istrinya yang benar-benar seperti bidadari yang sangat cantik.Bukan hanya mata calon suami yang tidak berkedip melihat pengantin yang sangat cantik itu. Semua tamu undangan juga langsung tertuju pada Tsamara yang benar-benar harus memuji kecantikan Tsamara. Mereka tidak tanggung-tanggung yang pasti berbisik-bisik membicarakan Tsamara yang pasti mengagumi calon pengantin tersebut. "Ngedip woy!" tegur Andre yang membuat Mahendra tersentak dengan dirinya yang tersenyum geleng-geleng. Bagaimana dia bisa berkedip jika calon pengantinnya saja seperti itu."Tenang bentar lagi kamu akan bisa menatapnya secara dekat dan tidak perlu khawatir akan hal apapun," sejak tadi Andre terus saja menggoda Ma
Hari Pernikahan. Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu datang juga. Hari pernikahan Tsamara dan Mahendra. Pernikahan mereka yang diadakan secara order di salah satu tempat yang sudah di dekor dengan seindah mungkin yang sesuai dengan keinginan Tsamara dan Mahendra. Tempat pernikahan itu sudah mulai dikunjungi para tamu yang berdatangan yang turut menghadiri acara sakral tersebut. Dengan susunan bangku yang rapi yang berwarna putih yang sudah disusun sedemikian rupa. Tidak lupa dengan paduan dekorasi yang indah dengan bunga berwarna putih yang dipadukan dengan pink. Para tamu undangan yang benar-benar dimanjakan dengan pemandangan yang sangat indah itu. Sementara Tsamara yang masih berada di salah satu ruangan yang khusus untuk pengantin wanita yang masih sedang di make up. Tsamara juga terlihat sangat cantik menggunakan gaun panjang berwarna putih tanpa lengan. Gaun Indah itu sampai menyapu lantai. Tsamara yang berdiri dengan memegang bunga dan menatap dirinya di cermin. Ame
Tsamara yang berada di dalam kamar yang baru saja selesai dari kamar mandi dan menghampiri cermin yang seperti biasa sebelum tidur memakai skin care terlebih dahulu. Ponsel Tsamara yang berdering membuat Tsamara yang langsung melihat panggilan masuk tersebut yang ternyata dari Mahendra. "Kenapa dia menelpon? apa ada sesuatu?" tanyanya dengan rasa penasaran. Tanpa berpikir panjang yang akhirnya Tsamara mengangkat panggilan telepon tersebut. "Hallo!" sapa Tsamara."Kamu sedang apa?" tanya Mahendra dengan suara yang sangat lembut. Tsamara pasti sangat merindukan suara yang berbicara itu. "Ingin tidur," jawab Tsamara."Kamu bisa tidur dan kamu tahu tidak tahu, bahwa aku sama sekali tidak bisa tidur," ucap Mahendra."Oh iya. Memang kenapa?" tanya Tsamara "Bagaimana aku bisa tidur jika beberapa hari ini kita tidak pernah bertemu dan bahkan baru kali ini aku menelpon kamu. Walau dilarang berkomunikasi dengan kamu. Ternyata hal itu membuatku tidak tahan dan mau tidak mengulur menghubungi
Tsamara begitu sangat bahagia mendapatkan kejutan dari sahabatnya. Tsamara sampai meneteskan air mata yang mungkin tidak bisa berkata-kata dengan apa yang telah diberikan sahabatnya kepada dia. Sangat wajar dalam situasi seperti itu dia sangat terharu."Kamu oke Tsamara?" tanya Rora yang mendapati sang sahabat menegaskan air mata.Tsamara hanya menganggukkan kepala dengan terharu."Tapi aku melihat kamu tidak baik-baik saja. Kamu sampai meneteskan air mata. Apa kita melakukan kesalahan?" tanya Rora dengan panik.Tsamara menggelengkan kepala, "kalian sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun. Bagaimana aku tidak meneteskan air mata dengan keadaan yang sekarang aku dapatkan. Selama ini aku hanya punya kalian bertiga. Aku bersama dengan Amel perjuangan kami yang besar dan perjuangan itu juga tidak mudah. Aku mengenal kamu Rora yang selalu memberikan dukungan kepadaku. Kamu juga Karin. Di luar semua yang terjadi. Kamu adalah orang satu-satunya yang sangat mengerti aku dan terus memberi
Setelah melakukan semua kegiatan Mahendra dan Tsamara yang akhirnya hari ini Tsamara dan Mahendra yang sudah sampai di depan rumah Tsamara dengan mereka berdua yang masih berada di dalam mobil. Mahendra memegang tangan Tsamara dengan tersenyum pada Tsamara."Sebentar lagi kita berdua akan menikah," ucap Mahendra yang membuat Tsamara menganggukkan kepala."Kata kak Indah menjelang hari pernikahan kita tidak boleh bertemu dulu," ucap Tsamara yang membuat Mahendra mengkerutkan dahi."Kita tidak boleh bertemu!" tanya Mahendra memastikan. Tsamara menganggukkan kepala."Kak Indah mengatakan jika hal itu pamali menghindari hal-hal yang tidak terduga. Jadi kita berdua jangan bertemu sampai pernikahan minggu depan dan lagi pula persiapan pernikahan kita sudah sampai 95%. Kita sudah menyiapkan lokasi pernikahan, undangan pernikahan, catering dan hal-hal lainnya," ucap Tsamara."Tapi masa iya kita tidak bertemu selama satu minggu," sahut Mahendra yang sangat keberatan dengan keinginan Tsamara.
Setelah seharian Mahendra dan Tsamara bersama mengurus segala persiapan pernikahan mereka berdua yang akhirnya sekarang pasangan itu yang berada di dalam mobil yang berhenti di kediaman Mahendra."Ayo turun!" ajak Mahendra."Memang kita harus mampir lagi ya?" tanya Tsamara yang mungkin terlihat begitu capek dan rasanya ingin pulang saja. "Sebentar saja Tsamara. Ada yang ingin dikatakan mama kepada kamu dan mungkin saja mama harus mengatakan sekarang," ucap Mahendra yang membuat Tsamara menghela nafas.Mahendra yang langsung meraih tangan kekasihnya itu."Kamu capek ya seharian?" tanya Mahendra yang membuat Tsamara menganggukkan kepala dan memang benar-benar begitu capek dan sangat melelahkan."Bagaimana? kalau kamu menginap saja di rumah. Besok kamu baru pulang?" tanya Mahendra memberikan saran. "Mana boleh seperti itu," sahut Tsamara membuat Mahendra mengkerutkan dahi. "Kenapa?" tanya Mahendra heran."Kita belum menikah dan aku tidak mau menginap di rumah calon suamiku," ucap Tsam
Tsamara yang tiba di rumahnya dan ingin memasuki kamar yang bersamaan dengan Amel yang juga baru pulang. "Aku pikir kamu sudah kembali sejak tadi," ucap Tsamara yang memang tadi Amel duluan pulang terlebih dahulu bersama dengan Mahendra dan ternyata mereka bahkan malah sampai berbarengan dan padahal Tsamara dan Mahendra tadi tidak langsung pulang. "Iya aku memang baru sampai," jawab Amel."Memang kamu habis dari mana?" tanya Tsamara kebingungan."Tadi aku sama Andre mampir sebentar ke minimarket. Aku membeli beberapa cemilan yang memang stoknya sudah habis," jawab Amel "Hmmm, aku lihat kamu dan Andre belakangan ini sangat dekat. Apa akan ada hilal setelah ini," ucap Tsamara yang menatap curiga sahabatnya itu. "Hilal apa maksud kamu Tsamara. Kamu itu ada-ada saja!" ucap Amel dengan geleng-geleng kepala."Ya, hubungan kalian berdua itu sangat tidak biasa dan bukankah wajar aku mempertanyakan hal itu dan siapa tahu saja kalian berdua memiliki hubungan yang spesial yang tanpa aku keta