Share

hari pertama

Penulis: Maey Angel
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-30 02:13:50

"Maaf, Pak. Betul ini benar alamatnya Adlyan Fairuz Chandrama?" tanya Almira pada petugas yang berjaga di rumah megah yang alamatnya sama dengan kartu nama yang Lyan berikan.

Security mengecek kartu nama yang diberikan Almira. "Dengan Bu Almira?" tanyanya.

"Iya."

"Oh silahkan masuk saja. Sudah ditunggu. Bos sebentar lagi akan pergi. Jika Mbaknya telat sedikit saja, maka saya tidak boleh lagi membiarkan Mbaknya masuk ke dalam," ucap security tadi.

"Ya. Terimakasih, Pak," ucap Almira saat satpam itu membukakan gerbang dan membiarkan Almira masuk.

Rumah besar dengan gaya desain modern khas Eropa. Cat putih dan terdapat empat tiang besar yang menyangga bagian depan halaman besar milik Lyan. Almira hampir tak percaya, jika rumah ini rumah lelaki yang akan menjadi bosnya.

Almira diantar menuju ruang tamu dan dipersilahkan duduk sambil menunggu Lyan datang. Lima menit kemudian Lyan dengan pakaian stylish nya turun dari tangga. Aroma parfum yang dipakai Lyan bahkan sampai tercium dengan jara
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Karena Bau Terasi    permintaan

    "Ai, ambilkan saya minum," perintah Lyan."Baiklah," ucap Almira. Padahal hatinya sedikit menggerutu karena minuman itu ada tepat di samping Lyan."Woi, Bro. Ajak gebetan?" Seorang lelaki bernama Trima mendekat pada Lyan. Trima adalah lawan main di serial tv yang sedang Lyan bintangi."Ya, begitulah," jawab Lyan santai membuat Almira mendelik kesal."Bee …," lirih Almira berniat untuk meminta Lyan menjelaskan profesinya."Wow … Wow … wow. Amazing! Si macan sudah menemukan betinanya yang baru. Guys .. guys! Habis ini kita bakalan ada party lagi. Kalian siapkan cemilan agar kita bisa santai menonton adegan drama menyedihkan Lyan dan kekasih barunya ini," teriak Trima memanggil para kru dan rekan artis yang lain. "Hey, nama kamu siapa?" bisik Trima membuat Lyan tak suka. Lyan berdiri dan mengajak Almira pergi dari lokasi syuting. "Hey, Lyan. Kali ini kamu take," teriak sang sutradara.Lyan tak peduli. Ia mengajak Almira untuk duduk dengan tenang di tempat yang tidak bisa diganggu Trima,

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-30
  • Karena Bau Terasi    mungkin saja

    "Bee, apa Meysila boleh ikut? Tante Vivian nggak bisa kalau saya pergi sendiri.""Kamu ada saya. Jadi nggak sendiri, Aira," balas Lyan."Tapi Mey maksa ikut. Katanya takut saya sakit di sana.""Kalau sakit ada dokter, jadi nggak perlu ada yang ditakutkan.""Tapi saya nggak tega menolaknya. Boleh ya, Bee?""Kamu pergi untuk bekerja. Jadi pastikan fokus dan tidak memikirkan hal lain.""Please … saya janji tak akan merepotkan.""Kamu tidak merepotkan, tapi dia yang akan merepotkan. Raffi sedang di Bali. Bahaya kalau ketemu.""Bahaya? Ada apa memangnya?""Nggak usah banyak tanya, bilang ke dia kalau saya menolak ikut. Kamu paham?"Almira hanya pasrah. Keputusan Lyan tak bisa lagi ditentang jika sudah begini."Mey," panggil Almira mendekat pada Almira yang sedang memainkan ponselnya. "Aku dah bilang sama Lyan. Tapi ….""Nggak boleh, ya? Aku tahu dia malas terlibat dengan masalahku dan Raffi. Dia takut aku menemui Raffi di sana. It's ok. Aku nggak jadi ikut. Aku juga ada acara sendiri malam

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-01
  • Karena Bau Terasi    ya

    "Nggak tahu. Mas Zidan tak memberiku kabar. Ponselnya juga tak aktif. Mungkin dia sengaja melakukan ini semua biar aku tak mencari Nadine.""Benar-benar lelaki nggak ada akhlak emang. Jadi ceritanya kamu juga digantung nih?""Ya nggak. Dia sudah menceraikanku secara agama saat dia mengucapkan talak 3 kali. Pertama saat di kantor. Kedua saat di rumah dan yang terakhir saat terakhir aku menelponnya menanyakan Nadine.""Jahat banget emang tuh laki. Tapi kamu kena kayak gitu, aku yakin dia juga. Emang gonore bisa terjangkit tanpa gejala?""Bisa. Namun, kata Suaka kalau lama kelamaan dibiarkan dan tak diatasi segera, bisa terjangkit infeksi yang lebih parah lagi. Bahkan mematikan!" "Aamiin. Biar mampus tuh Zidan," sungut Meysila yang sudah geregetan dengan sifat Zidan."Hahaha, doakan yang baik-baik saja, Mey. Siapa tahu dia insyaf dan …""Balikan sama kamu? Dih, najis! Kalau aku jadi kamu, dah aku urus sendiri perceraian kamu dan sewa pengacara mahal buat bikin dia kalah telak dan kamu b

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-01
  • Karena Bau Terasi    go to

    Almira dan Lyan sampai di bandara Ngurah Rai Bali. Perjalanan yang menghabiskan waktu 3 jam perjalanan karena harus ke Bandara Soekarno-Hatta sebelum akhirnya mereka naik pesawat menuju Bali yang seharusnya ditempuh dalam waktu 1 jam 45 menit dari Jakarta ke Bali."Kita menginap di mana, Bee?" tanya Almira."Kamar."Tak ingin lagi bertanya karena pasti jawabannya akan tak sesuai keinginan Almira. Mobil yang menjemput mereka sudah sampai di bandara. ALmira dan Lyan segera masuk mobil sebelum ada media yang tahu kedatangannya ke pulau Dewata ini."Langsung ke rumah Eyang, Tuan?" tanya supir pribadi Lyan yang memang biasa mengantar jemput dirinya jika sedang berkunjung ke Bali."Kita ke apartement saja dahulu. Besok saya ada pertemuan dengan produser film pagi. Jadi kalau ke rumah Eyang terlalu lama.""Baiklah."Mobil melaju dengan cepat karena susana malam sudah sedikit lengang. Di samping sudah sangat larut, apartemen tempat Lyan tinggal tak jauh dari bandara."Kamu tidak usah bilang s

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-01
  • Karena Bau Terasi    bali

    "Seharusnya itu sudah kamu pikirkan dan bicarakan sebelum rencana pernikahan terjadi. Menikah itu butuh komitmen, bukan hanya saling mencintai. Menyatukan dua keluarga dalam satu wadah kesepakatan itu lumayan rumit, makanya sekecil apapun harus dipertimbangkan sebelum bertindak."Suaka duduk bersila di depan Lyan. Berharap Kakaknya itu mau membantu. "Tidak usah menatapku seperti itu. Besok aku akan bilang ke Eyang agar kamu diperbolehkan tinggal di Bogor," cetus Lyan membuat Suaka tersenyum senang. "Terimakasih banyak, Bang. Abang selalu tahu apa yang Suaka pikirkan.""Itu kan memang kebiasaanmu. Merepotkanku!" ketus Lyan meletakkan buku yang sedang dibacanya lalu bersiap untuk tidur. Suaka gegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan bersiap istirahat."Aku tidur di kamar Abang, ya?" ucap Suaka saat sudah selesai mandi."Apa kamu keberatan aku tidur di kamarmu?" Lyan yang tadinya sudah hendak terpejam tiba-tiba membuka matanya lebar."Bu-kan. Tapi aku tak enak kalau Abang ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-01
  • Karena Bau Terasi    kabar

    ******Aroma masakan memenuhi dapur apartemen milik Lyan. Suaka yang sudah terbangun, gegas menuju dapur karena aroma sedap itu."Bang, tumben ma…sak? Loh, Almira?" tanya Suaka kaget."Hai, Ka," sapa Almira."Kamu kenapa di sini?""Karena kini aku kerja sama Lyan. Kamu mau bikin kopi? Sini aku bikinin," tawar Almira."Ini pasti salah," batin Suaka.Suaka segera ke kamar Lyan untuk menanyakan keberadaan Almira di apartemennya."Bang, bangun!" teriak Suaka yang melihat Lyan yang tertidur di atas ranjang. Setelah Almira pergi, ia sengaja berpindah tidur agar terasa nyaman."Ra, nggak usah rese!" usir Lyan dalam keadaan setengah sadar."Bang!!" Lyan membuka matanya dan mendongak ke arah suara. "Oh. kamu. Kenapa? Nggak usah ganggu Abang. Abang masih ngantuk.""Bangun nggak? Kalau nggak, Suaka aduin sama Eyang kalau Abang bawa wanita ke apartemen. Ini nggak dibolehin, Bang. Ketahuan Eyang, mati kita," protes Suaka."Eyang nggak akan mungkin bunuh kita, Suaka. Sudahlah, Abang mau tidur. Ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • Karena Bau Terasi    kaget

    "Jam 7. Buruan bangun, atau kita akan terlambat, Bee."Lyan tersenyum. Mendegar nama panggilan Almira, mengingatkan dirinya pada seseorang yang penting dalam hidupnya. "Suaka dah bangun?" tanya Lyan seraya bangun."Sudah dari tadi, sedang minum kopi. Mas Lyan mau kopi?""Mas Lyan?" tanya Lyan tak suka."Bee mau kopi?" ulang Almira."Nggak. Bikinkan saya susu.""Oke."Almira membereskan kamar tidur sambil menunggu Lyan selesai mandi. Mempersiapkan baju yang hendak Lyan pakai hari ini. Almira cukup pandai memadupadankan pakaian yang cocok untuk dipakai.Ponsel Almira bergetar. Nomor Zidan masuk menghubunginya. "Assalamualaikum.""Waalikumsalam," jawab Zidan ketus. "Aku nggak ada banyak waktu berbicara denganmu. Nadine sakit. Kamu diminta Ibu untuk datang. Nanti aku kirim alamat rumah sakitnya."Hati Almira hancur mendengar kabar Nadine sakit. Pantas saja tidurnya tak lelap beberapa malam ini. "Nadine sakit apa, Mas?" isak Almira."Tak perlu banyak tanya. Kamu bersiap saja ke sana,

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • Karena Bau Terasi    duka

    "Assalamualaikum," salam Almira. Semua memandang ke arah Almira yang datang ditemani Suaka dengan tatapan kagetnya, termasuk Zidan yang juga baru datang. Almira berlari ke arah Nadine dan menciumnya berulang kali."Ini Mama, Nadine sayang. Bu, Nadine sakit apa?" tanya Almira sambil terisak karena melihat Nadine yang terbaring lemah sambil menutup matanya."Semalam demam," jawab Lilis ketus. Diciumnya sang anak yang sama sekali tak merespon itu. Nadin bergerak namun kali ini lebih ke kejang-kejang. Suaka yang melihatnya spontan melihat keadaan Nadine."Cepat panggil dokter!" teriak Suaka yang lebih ke membentak Zidan. "Jangan berbicara keras di depan anakku!" sentak Lilis namun tak dipedulikan Suaka. Almira yang panik karena melihat keadaan Nadine, mendadak lemas. "Nadine, Mama sudah datang, Nak. Bangun! Ada Dokter Suaka yang akan membawa kita pulang," isak Almira. Dokter yang memeriksa Nadine datang setelah Zidan memanggilnya. Semua menyaksikan bagaimana Nadine berjuang hidup.

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02

Bab terbaru

  • Karena Bau Terasi    pelajaran

    ...Kehidupan Almira dan Lyan memang baru saja dimulai. Almira juga merasa bahagia sudah bisa dipertemukan dengan jodoh pengganti seperti Lyan. Namun, bukan berarti Almira juga akan mengikuti jejak Lyan sebagai selebritas. Almira memilih menggeluti dunia fashion dan kuliner daripada ikut dalam glamornya dunia entertain."Bang, beliin cilok yang ada sambal mayonaisenya," celetuk Almira saat Lyan baru saja pulang dari syuting jam 2 pagi."Jam berapa ini, Ai?""Tapi dede mau makan itu. Ya?""Nggak ada yang buka jam segini. Besok aja ya?"Lyan mencoba membujuk istrinya yang sedang dalam fase ngidam akut, agar mau mendengarkan kata-katanya. Nyidam Almira kali ini cukup membuat Lyan kerepotan. Pasalnya, Lyan tidak boleh pulang bekerja dengan baju yang berbeda seperti saat pergi dari rumah.Lyan tak marah dan justru ia senang. Di pernikahannaya yang menginjak 5 bulan, Tuhan memberikan kepercayaan seorang anak di rahim Almira. Meski banyak permintaan Almira yang kadang membuat pening kepala,

  • Karena Bau Terasi    masa lalu

    ...Suaka dan Lyan, masuk ke dalam ruang persidangan. Sepanjang turun dari mobil, para wartawan memberondong dengan banyak pertanyaan yang sama sekali tidak mereka tanggapi. Abbas dan Farhan sudah bersiap untuk mengikuti sidang putusan perkara kasus Raisa dan Lyan yang berujung pada semua kasus yang sudah terjadi pada Almira dan Desy. Sebagai para suami, Almira dan Desy adalah kewajiban mereka untuk melindungi.Pembacaan surat pernyataan damai dari pihak Raisa dibacakan. Namun, pengacara Lyan tetap menolak dan meminta agar Raisa dimasukkan bui atas perbuatannya. Bahkan, kini semua saksi kasus Raisa datang. Ada Zaskia, Zidan dan juga beberapa orang yang sudah dibayar mahal untuk melancarkan aksi Raisa untuk mendapatkan hukuman yang setimpal.Ketukan palu menandakan sidang putusan selesai. Dan Raisa, dijatuhi hukuman penjara 5 bulan masa percobaan dan denda 1 miliar atas kasus yang ia sandang ini. Raisa memandang Lyan sinis. Bahkan dia sangat menyesal karena sudah membuang banyak uang

  • Karena Bau Terasi    kebersamaan keluarga

    ..."Kamu bersiap, Ai. Hari ini kita akan hadir di persidangan terakhir kasus kamu yang diajukan kembali. Kali ini kamu harus kasih hadiah spesial kalau Abang bisa menangin kasus Desi dan kamu sekaligus," ucap Lyan saat sedang dipakaikan kemeja oleh Almira."Hm … harus ikut ya?" "Kenapa? Kamu takut sama Zidan? Tenang saja. Dia sudah jinak sama Abang."Almira tersenyum dan membuat Lyan semakin gemas. Keduanya keluar kamar dalam keadaan yang tentunya sangat bahagia setelah 3 hari bulan madunya ke SIngapura. Baru malam ini, mereka kembali karena ada panggilan sidang akhir dari banding yang Raisa ajukan."Sudah seger aja, Bang. Berangkat ke pengadilannya sekarang?" tanya Suaka."Iya, Ka. Katanya Bang Lyan, jam 9. Tapi dia sudah berkemas dari jam 7 tadi," ujar Almira."Oh. Pasti nggak sabar ya lihat Raisa dihukum berat. Selama ini ternyata dia bersembunyi dibalik topeng dan perisai hukum juga. Payah banget, untung gak jadi sama kamu, Kak," ucap Prisil ikut menimpali."Ibu mana?" tanya Lya

  • Karena Bau Terasi    sah

    .."Brengsek!"Raisa geram tidak kepalang. Pengacara Lyan berhsail membuktikan dirinya bersalh di depan hakim dengan membawa bukti yang kuat. Bahkan ia tidak menyangka jika kii dirinya harus terjebak dalam masalah yang ia buat sendiri.Besok adalah sidang putusan terakhir. Jika kali ini ia gagal juga, pupus sudah harapannya bisa kembali bersama Lyan. Yang ada dirinya harus merasakan dinginnya hotel prodeo."Pokoknya kita nggak boleh nyerah. Saya sudah bayar mahal kamu, buat bisa perjuangkan hak saya agar bisa hidup tenang bersama Lyan! Bukan bikin dia bahagia dengan wanita udik itu," ucap Raisa pada Holid Sikampul."Tapi di sana mempunyai bukti yang kuat. Kita hanya bisa meminta mediasi ulang dan mengajukan secara pribadi untuk berdamai. Semoga dia bisa memaafkan. karena itu adalah satu-satunya jalan agar Anda bisa bebas dari tuntutan yang Lyan ajukan," tutur Holid."Jangan ngasal, ya? Saya bayar kamu mahal buat ngebantu saya! Bukan malah membuat saya kalah di persidangan."Holid han

  • Karena Bau Terasi    datang

    ..."Sebetulnya waktu itu ibumu datang dan meminta balikan sama ayah. Tapi kamu tahu sendiri, pantang bagi Ayah kembali pada wanita yang sudah menyakiti Ayah. Kita akan cari Ibumu dan Ayah akan bantu menyelesaikan semuanya."Kali ini Zidan tersenyum dan memeluk Zinaid. Selama ini dia sudah salah menilai sang Ayah. Jika saja dulu ia datang pada Ayahnya, pasti saran sang ibu tidak akan bisa menjerumuskannya. Zinaid mengajak Zidan ke kantor polisi. Mencari dengan bantuan pihak berwajib lebih mudah dan ia juga akan mencarinya di sekeliling kota Bogor. "Kamu dengan Almira pisah karena apa?" tanya Zinaid saat sedang perjalanan pulang."Itu luka lama yang Zidan malas untuk mengungkitnya.""Intinya saja. Kenapa?" Terdengar helaan napas panjang yang Zidan lakukan. Mencoba menceritakan kembali masalahnya dengan Almira membuat hatinya seakan dirundung dengan penyesalan mendalam."Dia mengidap Gonore karena Zidan dan …."Zinaid menengok ke arah Zidan yang nampak menyesali perbuatannya pada Al

  • Karena Bau Terasi    menemui

    .."Saya akan membebaskanmu, asal kamu mau membantu klien saya. Dan ini semua tidak gratis dan juga instan. Saya akan melihat kamu benar-benar berpihak pada kami, sebelum kamu menginginkan bebas itu," ucap Abbas pada Zidan yang sudah mendekam di penjara.Akhirnya Lyan memutuskan menyetujui saran Abbas untuk meminta bantuan pada Zidan. Namun untuk hal itu, Lyan sudah memasrahkannya pada Abbas untuk bisa menyelesaikan semuanya tanpa harus membuat Lyan turun tangan karena pernikahannya hanyalah menunggu hari dan itu akan membuatnya sangat sibuk dan tidak ada waktu untuk mengurus hal yang rumit itu."Apa yang harus saya lakukan?" tanya Zidan bersemangat. "Apapun itu, akan saya lakukan. Saya ingin kebebasan, Ibu saya sendirian di rumah dan saya khawatir kejadian buruk menimpanya," imbuh Zidan."Baiklah. Kamu selama ini di pihak Raisa, bukan?" Zidan begitu kaget dengan pernyataan Abbas dan ia begitu gugup sekarang."Tidak usah berdusta di depan kami. Kami sudah tahu semuanya. Sebenarnya si

  • Karena Bau Terasi    tunggu saja

    ....."Sudah lebih baik?" tanya Lyan saat dia akhirnya memilih singgah di kebun teh. Kebun teh yang berada di Cisarua ini, adalah tempat langganan Lyan sering menghabiskan waktu untuk menyendiri di tempat terdekat. Namun, jika masalahnya berat maka Jogja menjadi tujuan utamanya."Kebun teh ini, terlihat indah.""Pasti. Sebentar lagi akan banyak kunang datang karena hari sudah mulai gelap. Kamu senang, Ai?"Almira mengangguk. Lalu menyandarkan kepalanya di bahu Lyan. Mereka duduk di atas jembatan yang ada di sekitar kebun teh itu. Bahkan aroma segar karena kabut yang mulai menyelimuti, membuat Almira benar-benar merasa damai."Jadi kenapa tadi tiba-tiba sedih? Apa yang dilakukan tamu tak diundang itu?" tanya Lyan."Ibunya Zidan memohon agar aku melepaskan Mas Zidan keluar penjara. Dia memohon dengan bersujud seperti awal dulu aku membantu Mas Zidan sembuh. Tapi belajar dari pengalaman, akhirnya aku menolak membantu karena aku juga tahu, semua ini hak kamu buat keluarin dia atau enggak

  • Karena Bau Terasi    tamu tak diundang

    ...Dua hari pasca lamaran, Almira sudah melakukan aktivitas seperti biasanya. Sore ini, dia sengaja pulang lebih awal dari cafe. Saat mobil sampai di depan pintu, Almira melihat Lilis yang sedang berdiri di depan gerbang rumah Meysila.Satpam membukakan pintu dan Lilis ikut masuk menghampiri mobil Almira."Ibu jangan masuk. Rumah ini dilarang dimasuki sembarang orang," cegah satpam. Almira yang baru saja turun, memanggil satpam untuk mendekat."Pak Toto, biarkan Ibu itu saya yang tangani," ucap Almira.Almira pandangi penampilan Lilis yang seperti tidak terawat dengan baik. Bahkan wajah yang dulu glowing dan terawat, kini berganti dengan keriput dan noda hitam di mana-mana."Almira. Tolong Ibu, Almira," isak Lilis menghiba. Persis sama saat dirinya meminta agar Almira mau menjenguk ZIdan."Ada apa, Bu?" tanya Almira dengan wajah datarnya. Kejadian waktu itu, membuat Almira mencoba mengambil pelajaran. Meski hatinya sungguh tak tega melihat kondisi Lilis yang sekarang."Almira. Tolong

  • Karena Bau Terasi    melamar

    ..Malam yang ditunggu-tunggu tiba. Keduanya sudah tidak sabar melewati malam ini dengan suka cita. Kali ini, Lyan berangkat ke rumah Almira dengan ditemani keluarganya. Tak ada yang tahu kecuali orangtua dan adiknya itu, karena sengaja ia melakukannya secara diam-diam agar tidak menimbulkan berita heboh.Di rumah Meysila. Seorang penata rias sedang sibuk merapikan riasan Almira. Meysila juga turut membantu menyiapkan tempat lamaran yang didekor secara sederhana di dalam rumahnya. Di dalam rumah Meysila, ia sengaja meminta secara khusus agar pendekor memprivacy acara ini, begitu juga dengan penata rias. Ada Abbas dan juga Raffi yang turut membantu jalannya lamaran di rumah Meysila. "Bagus, ya, A?" tanya Meysila saat dekor sudah siap dan sedang menunggu kedatangan rombongan Lyan."Yoi. Kamu mau gini juga nikahannya?""Enggak lah. AKu mau nanti di hotel atau gedung yang dihadiri banyak keluargaku dan kamu. Jadi nggak sepi kayak gini. Kamu mau kan? Kalau nanti nikahnya dihadiri banyak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status