Share

Bertemu Mantan

Penulis: Maitra Tara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Novel romantis

Akhirnya selesai juga. Desah Virna dalam hati ketika ia telah sampai di dalam mobil dan duduk di belakang kemudi setir dengan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kapan Hamil? (Indonesia)   Karma?

    "Virna?"Mata Firman terbelalak melihat perempuan yang barusan ditabraknya itu ternyata adalah mantan istrinya. Virna.Tubuh wanita itu kini makin berisi, wajah berseri, terlebih lagi pakaiannya yang terlihat mahal dan makin modis. Pokoknya lebih cantik dari istrinya. Kalau tahu begini, dia tak akan menceraikan mantan istrinya itu. Kalau tahu kehidupannya akan makin runyam begini ... tak akan dia mengkhianati pernikahannya. Tak akan dia bermain mata di belakang Virna. Seandainya waktu bisa diputar kembali, Firman akan dengan ikhlas kembali ke masa lalu. Tapi, tiada guna penyesalan Firman. Kini dia sudah hidup dengan istri, anak, dan calon jabang bayi yang masih ada dalam kandungan."... apakah istrimu hamil lagi?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir Virna. Lagipula, tidak mungkin, kan, laki-laki ada di rumah sakit ibu dan a

  • Kapan Hamil? (Indonesia)   Kejutan!

  • Kapan Hamil? (Indonesia)   Hasil dari Perbuatan Masa Lalu

    Virna dan Tiger sedang berada di ruangan Hilma. Seperti biasa, Tiger bersikap tenang setenang wajahnya yang tampan dengan rahang kokoh. Sedangkan Virna, dia sedang harap-harap cemas. Tangannya berkeringat sambil memperhatikan dokter kandungan yang ada di hadapannya itu. Hilma terlihat serius membaca laporan kesehatan Tiger yang ada di tangannya sembari sesekali membetulkan kacamatanya yang bertengger di hidungnya yang cukup tinggi untuk ukuran orang Indonesia. Dia tak mau melewatkan satu huruf pun. Apalagi, laporan ini adalah harapan dari sahabatnya sendiri. "Semuanya normal," kata Hilma begitu selesai membaca laporan kesehatan Tiger. Tak ada yang salah. Pria yang duduk di hadapannya itu tidak kekurangan satu apapun. Kesehatan fisik dan psikis juga oke. Tak ada masalah. &

  • Kapan Hamil? (Indonesia)   Saling Memaafkan

  • Kapan Hamil? (Indonesia)   Cinta yang Tak Pernah Hilang

    Selepas kepergian Virna, Firman menceritakan tentang keinginan mantan istrinya pada Rini bahwa Virna ingin membantu membiayai operasi Cica. Rini yang baru saja mendudukkan tubuhnya di atas tikar pun justru terlihat kelelahan sekaligus kesal. Cica baru saja tidur setelah menangis sesorean. Ruangan rumah sakit itu berisikan tiga ranjang. Untung saja yang dua lainnya belum terisi. Jadi, mereka tidak terganggu dengan tangisan Cica. "Mas lupa kalau mantan istri Mas lah yang membuat hidup kita jadi melarat seperti ini?" tanya Rini jengkel seolah dia lupa, bahwa dirinya lah yang merusak rumah tangga Virna dan menjadi orang ketiga diantara mereka. "Sudah lah, Rin. Virna tidak boleh disalahkan atas apa yang terjadi di hidup kita. Yang terpenting sekarang adalah Cica." "Mas masih cinta sama dia?" tanya perempuan yang sedang hamil tiga bulan itu

  • Kapan Hamil? (Indonesia)   Karena Ibu Adalah ....

    "Mbak Virna itu terlalu baik dan murah hati!" protes Tara yang sedang menyusui Ares dan Hermes. Ares menyusu pada payudara Tara di sebelah kanan dan Hermes di sebelah kiri. Kegiatannya sehari-hari selain menyusui ya mengajak anak kembarnya bermain. Kalau yang satu nangis, yang lain ikutan nangis. Yang satu ngompol, ketiganya ikut ngompol. Kalau yang satu sakit, yang lainnya ikut sakit selang beberapa hari kemudian. Anak kembar memang istimewa. Unik. Tubuh mereka seolah menjadi satu terutama emosinya. Tetapi, selain keistimewaan itu, Tara juga kerepotan mengurus mereka meskipun dibantu oleh baby sitter dan juga suaminya. Mau gimana lagi? Ares, Hermes, Ades dan Cleopatra adalah anak-anaknya. Bukan anak baby sitter. Jadi, yang paling banyak mengurus si kembar adalah dirinya dan juga Raymond. Bukan baby sitter! Dikira mudah mengasuh anak? Itu sebabnya dia yang paling pertama protes saat

  • Kapan Hamil? (Indonesia)   Tiger, Don't Die!

    Pyar! Suara gelas yang terjatuh ke lantai pun membuat Tara tersentak. Dia sedang mengambil air minum di dapur tapi gelas yang ada di tangannya melesat begitu saja dan menghantam lantai. Perasaannya jadi tak enak. Ada hal ganjil yang menyusupi dadanya. Tak biasanya dia seperti ini. Apalagi, tangannya sampai terlihat gemetar seperti orang yang sedang kedinginan Bibi yang mendengar suara sesuatu yang pecah pun langsung lari tergopoh-gopoh padahal dia sedang bermain-main dengan Ares yang baru saja selesai dimandikan oleh perawat. "Haduh, Non. Non Tara tidak apa-apa, kan?" tanya Bibi cemas tapi Tara tak menyahut karena pikirannya sedang kalut. "Non? Non tidak apa-apa, kan?" tanya Bibi sekali lagi dan akhirnya suara Bibi membangunkan Tara yang masih diam t

  • Kapan Hamil? (Indonesia)   Syam ....

    Tangisan Virna pecah dan mulutnya yang tertutupi lakban meraung sepeti macan yang kehilangan taringnya. Sekeras apapun dia berusaha berteriak, tak ada suara yang keluar dari mulutnya. Tiger pun tidak bergerak. Darahnya tercecer di lantai. Merah, semerah cintanya yang tak akan sirna meski itu kematian yang menghadangnya. "Sudah cukup melihat suamimu?" tanya seorang pria dari arah belakang Virna kemudian menutup matanya. Seketika, semuanya menjadi gelap dan kesadaran Virna hilang setelah ia merasakan seseorang membekap hidungnya menggunakan sebuah kain yang telah diberi obat bius dengan dosis yang tinggi. *** Di depan ruang operasi, Raymond dan Panther sedang mondar mandir dengan wajah cemas. Begitu sampai di sebuah gedung kosong tak berpenghuni, hanya ada Tiger yang sedang tergeletak tak berdaya. Sementara Virna, sudah hilang entah dibawa ke mana.&nb

Bab terbaru

  • Kapan Hamil? (Indonesia)   Happy Ending

    Tara yang baru saja keluar dari kamar mandi berdiri dengan tegak di depan cermin dan memandangi setiap lekuk tubuhnya yang memiliki banyak bekas kemerahan. Seketika itu, sebuah aliran gairah mengalir di setiap sendi tubuhnya. Percintaan tadi siang dengan Raymond begitu sempurna. Begitu liar. Bigitu panas dan sangat memuaskan. Enam tahun lamanya tubuh wanita itu tak terjamah dan malam ini, ia sungguh ingin merasakannya lagi. Seandainya saat ini dia berada di Jakarta, barangkali Tara susah menyusul lelaki itu dan menuntaskan hasrat birahinya.Tara cepat-cepat mengeringkan rambut dan mengenakan baju tidur seksi yang Raymond belikan untuknya saat mereka baru menikah dulu. Dengan cepat, ia mengambil ponsel yang ada di atas meja lalu menghubungi Raymond."Apakah dia sudah tidur?" Tara berbicara pada dirinya sendiri ketika telepon tak juga tersambung.Karena panggilannya tak kunjung diangkat, Tara memutuskan untuk mengakhiri panggilan itu dan rasa kecewa pun meny

  • Kapan Hamil? (Indonesia)   The Best Papa!

    "Aku kenyang sekali!" desah Cleo yang sudah menghabiskan lima potong ayam goreng dan segelas soft drink. Hermes geleng-geleng kepala. Kalau habis menangis, adiknya itu akan memakan apapun yang ada di hadapannya.Cleo tak sanggup lagi bergerak dan menyenderkan punggungnya di sofa dengan nyaman."Kau makan seperti anak kecil saja," protes Ares sambil membersihkan remahan ayam yang jatuh di atas rok adiknya."Aku memang anak kecil. Umurku baru enam tahun!""Anak umur enam tahun harus tahu bagaimana cara makan yang baik," sahut Hades mengelap tangan adiknya menggunakan tisu basah."Itu karena kalian memanjakannya. Menganggapnya seperti anak kecil!" timpal Hermes tak mau kalah."Itu karena dia yang paling kecil diantara kita berempat," balas Hades."Betul betul betul! Justru kamu yang selalu mengabaikanku," balas Cleo gemas."Bukan mengabaikan. Itu karena aku tak mau memanjakanmu!"Ehem! Tara berdehem dan keempat

  • Kapan Hamil? (Indonesia)   Rujuk?

    "Turunkan aku! Aku bukan karung beras!" protes Tara yang tak henti-hentinya memukul punggung Raymond. "Lihatlah semua karyawan melihatmu!""Aku tidak peduli!" jawab Raymond ketus dan langsung membuka lift khusus untuk direktris."Mau membawaku ke mana?""Bicara. Apa kau ingin melihat anak-anak melihat pertengkaran orangtuanya?""Kamu yang mulai! Terlalu sibuk bersama gadis-gadis muda dan melupakan anak-anakmu. Ingatlah, kamu sudah tua! Sudah tak pantas bersama gadis usia dua puluhan!"Raymond tak menyahut. Lift terbuka di lantai empat puluh. Segera dia berjalan menuju ruangannya dan melempar tubuh Tara ke atas sofa."Awww. Sudah kubilang aku bukan karus beras!"Raymond melepaskan dasi dan mulai membuka kancing kemejanya. "Aku tidak peduli kau karung beras atau bukan.""Apa yang kamu lakukan?" tanya Tara yang tak bisa lepas dari memandangi dada suaminya yang terlihat kokoh. Otot-otot di perutnya juga menggoda dan dia kerap merindukan tubuh itu mend

  • Kapan Hamil? (Indonesia)   Dinding Papa

    Sekolah Internasional Joseph ....Seorang anak perempuan yang tadinya berpamitan pergi ke kamar mandi, dia justru mengendap-ngendap berjalan di koridor sekolah dan berniat ingin pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan guru dan juga saudara-saudaranya.Cleopatra sudah merancanakan pelarian ini dengan matang sejak beberapa hari lalu setelahkakak-kakaknya tidak mau bekerjasama daalam membujuk Tara agar mereka diijinkan bertemu Papanya. Cleo sudah kangen karena sudah lebih dari tiga bulan sejak terakhir kali Raymond menemui mereka tanpa sepengetahuan Tara di luar gerbang sekolah. Dan saat pulang ke rumah, saat itu juga mereka kena semprot karena Hermes yang tak bisa jaga mulut setelah mendapatkan game terbaru yang dibelikan oleh Raymond.Cleo sudah tak tahan lagi dengan dengan Mamanya yang selalu melarangnya makan ini itu. Cleo juga kesal karena Mamanya sama sekali tidak mengijinkan mereka memiliki ponsel. Mama yang kolot! Begitu Cleo memanggilnya kalau s

  • Kapan Hamil? (Indonesia)   Perpisahan

    "Sekarang, diamlah di sini. Biarkan aku memeriksa tubuhmu," ucap Raymond begitu mereka sampai di kamar. Pria itu meletakkan tubuh istrinya di tepi ranjang lalu ia berlutut. Memeriksa apakah Tara terluka atau terkena pecahan kata."Aku tidak apa-apa! Singkirkan tanganmu!" balas Tara jengkel menggoyangkan kakinya yang sedang disentuh oleh Raymond. Pria itu tak peduli, dia masih saja memeriksa setiap inci bagian tubuh istrinya. Tak ada yang terluka baik di tubuh maupun tangannya."Aku akan tahu kau tidak apa-apa setelah aku memeriksany," tegas Raymond mengamati wajah istrinya yang masih terlihat kesal."Kenapa tidak sekalian kamu membunuhku? Kenapa hanya menembak ban mobilku? Biar kamu puas kalau mati!"Secepat kilat Raymond memeluk istrinya. Mengusap rambutnya dengan lembut dengan dada yang terasa sakit. Bagaimana Tara bisa berkata berkata seperti itu? Kalau istrinya mati, bagaimana lelaki itu akan menjalani kehidupannya?""Lepaskan

  • Kapan Hamil? (Indonesia)   Mari Bercerai

    "Berpisah?" Raymond mengulangi perkataan istrinya. "Apa maksudku, Sayang? Aku sudah menyelamatkan Virna dan sekarang dia sedang dalam perjalanan pulang."Kamu masih bisa berpikir, kan Tn. Raymond? Ber pi sah. Artinya, tidak lagi bersama.""Ayolah, Sayang." Raymond mendekati Tara dan berusaha meraih tangannya. "Jangan bercanda lagi. Oke? Aku merindukanmu dan anak-anak.""Stop! Aku sedang tidak ingin bicaradenganmu dan aku tidak ingin kamu menyentuhku."Raymond menutup matanya untuk beberapa detik dan menarik napas dalam-dalam. Sekarang, dia tidak tahu apalagi yang ada di pikiran istrinya. Dia hanya mendapatkan laporan bahwa Tara keluar rumah dengan buru-buru dan pulang dengan buru-buru."Setidaknya, katakan padaku ada apa ini sebenarnya. Kita bisa bicara baik-baik, kan?"Tara menyunggingkan senyum kecut. "Bicara baik-baik?" Tara menjawab dengan kedua tangan yang terlipat di dada. Dagunya mendongak ke atas agar ma

  • Kapan Hamil? (Indonesia)   Kotak Kenangan

    Tara memarkir mobil tidak pada tempatnya. Ketika penjaga hendak membukakan pintu untuknya, Tara buru-buru mendorong pintu itu dengan sekuat tenaga."Selamat sore, Nyonya." Penjaga itu memberikan salam dengan ramah namun Tara tak menjawab. Ia hanya berdiri dan mengamati penjaga yang sebenarnya adalah bodyguard Raymond. Tara memicingkan mata dan dia semakin kesal saja.Pertama, Mala membohongi dirinya. Memanfaatkan dirinya dan setelah dipikir-pikir lagi, Tara baru menyadari kenapa Mala sangat tahu tentang Sakti. Dia baru ingat bahwa tempo hari, buku diary miliknya raib entah ke mana. Dan Tara ingat sekali dia pernah mengajak Mala main ke rumah. Dia mengajak Mala ke kamarnya dan menceritakan tentang Sakti untuk kesekian kalinya. Well, bukan hal mustahil Mala menipu dirinya. Pikir Tara yang wajahnya makin memerah seperti kepiting rebus.Kedua, setelah membaca informasi yang dikumpulkan Leona dengan saksama, beserta pen

  • Kapan Hamil? (Indonesia)   Terbongkarnya Rahasia

    "Ouuhh, My Baby! Kasihan lo diniaya nenek sihir jahat!" ucap Leona kesal sambil memeluk laptop kesayangannya. Dia memandangi wajah Tara dengan tatapan benci setengah mati karena telah membanting sahabat paling berharga yang sudah menemani setahun terakhir."Ntar aku ganti, deh. Kalau perlu sepuluh," ucap Tara jengkel tanpa penyesalan sama sekali. Pasalnya, ketika membaca biodata dan informasi lain di laptop Leona, membuat darahnya mendidih sampai ke ubun-ubun. Dia tidak pernah menyangka bahwa Mala telah menipunya selama ini. Dia menganggap persahabatan mereka abadi dan sejauh ini Mala tak terlihat baik padanya. Tak pernah terlintas sedikit pun di benaknya bahwa Mala akan membohongi dirinya. Membawakan Sakti palsu untuknya. Pria itu ... laki-laki yang memperkenalkan diri sebagai Sakti tak pernah tinggal di panti asuhan. Dia memiliki orangtua dengan latar belakang yang jelas."Ciyus?" Mata Leona membelalak. Cerah dan berbinar. Kalau perempuan

  • Kapan Hamil? (Indonesia)   Penyelidikan Tara (Bagian 2)

    Tara memarkir mobil mini Cooper miliknya tepat di parkiran ekslusif milik RC tower. Gedung mewah tertinggi di ibukota yang dimiliki oleh stasiun televisi terbesar di Indonesia.Sebelum keluar dari mobil, sekali lagi dia memastikan bahwa riasan di wajahnya yang bulat dan tembem tidak terlalu menor. Ya, meskipun bentuk tubuhnya sedang tidak enak dipandang, setidaknya Tara memakai pakaian yang pas. Sebuah rok panjang yang yang tak terlalu membentuk lekuk tubuhnya dan tak terlalu longgar.I'm beautyful Mommy! Ucap Tara pada bayangannya di cermin. Sebagai ibu yang baru melahirkan, kepercayaan dirinya sangat tinggi dan itulah yang membuat dirinya merasa cantik.Dia pun melenggang menuju gedung. Menaiki lift menuju cafe yang terletak di lantai 10. Begitu keluar dari lift, Tara mengedarkan pandangan. Mencari-cari seorang pria yang akan disewanya sebagai detektif swasta.Hmmmm? Tidak ada pengunj

DMCA.com Protection Status