Aku terus berlatih untuk menari Kagura yang sudah lama mendarah daging di tubuhku. Tak pernah kuperdulikan ocehan orang-orang di sekitarku karena belum tentu mereka mau melakukannya.
Tapi aku tak memaksakan diriku karena Danny-kun akan marah padaku jika aku memaksakan diri. Karena baginya, yang penting sudah mencoba dan tahun berikutnya adalah kesempatan terakhirku untuk mengikuti ujian masuk atau lewat jalur undangan. Aku berharap hanya bisa lewat jalur undangan dikarenakan aku tak memiliki banyak uang untuk membayar ujian masuk, namun apabila hanya lewat ujian masuk Danny-kun akan membantuku membayar biaya ujian masuknya. Namun aku tersadar kalau ada cara lain untuk mendapatkan undangan tersebut, yaitu dengan film atau video ketika kita melakukan bakat kita. Namun siapa yang mau memfilmkan ketika aku lagi menari? Tidak mungkin Danny-kun yang melakukannya karena dia sudah ada kesibukan, sedangkan Karasu tidak tahu dia berada dimana setelah terakhir kudengar kabar kalau dia ju
Sudah 9 bulan aku menjadi murid Hope Peak's Academy yang merupakan salah satu cita-cita kami bertiga untuk berada di sekolah yang sama. Walaupun Danny-kun adalah seniorku di sekolah, namun di luar sekolah dia tetaplah tunanganku yang aku sayangi.Saat ini, aku berada di kelas dengan guru pembimbing kami yang bernama Takeshi Ueda. Guru yang penampilannya "seperti guru" adalah wali kelas kami. Kalau kamu ingin tahu siapa saja teman sekelasku, mereka adalah :1. Shiromi Ayako (Ultimate Designer)Gadis yang menyukai fashion ini hanya suka menjahit dan bisa meniru pakaian yang ada di toko merek terkenal.2. Akagi Ryuuta ( Ultimate Solo Artist)Pria berukuran small yang bisa bernyanyi, jujur aku suka dengan nyanyiannya yang menghibur itu. Ditambah lagi, dia ramah pada semua orang.3. Nala Yukina (Ultimate Matematician)Gadis penyuka matematika yang menurutku aneh ini sungguh menyebalkan, bahkan kehadirannya sungguh menyebalkan. Dan aku
Sejak aku mengalahkan Nozomi di pertandingan tinju, kami pun mulai adu popularitas di media sosial. Kami saling ejek dan menghina satu sama lain dan Nozomilah yang memulainya terlebih dahulu, bukan aku."Kanaya is thrash," begitulah kalimatnya memulai pertengkaran kami. Aku pun membalasnya dengan kalimat "if you say i'm thrash, you're devil milk,". Begitulah hampir setiap hari aku membalas kata-katanya yang membuatku jengkel."Sudahlah Mei ... mengapa kalian mesti bertengkar terus sih? Aku capek tahu membaca setiap komentar kalian," keluh Danny-kun."Siapa suruh memulainya," kesalku."Kenapa sih kalian tidak berteman saja?" tanya Danny-kun dengan menghela nafasnya."Berteman? Aku hanya ingin memukul wajahnya saja yang menyebalkan itu," kesalku."Bukankah ada pepatah yang mengatakan "teman terdekatmu adalah musuhmu?" ucap Danny-kun."Benar juga ... kalau aku musuhan dengannya, berarti dia temanku," ucapku.
Akhirnya aku pun berhasil masuk ke Hope Peak's Academy lewat jalur undangan, dan akan kubungkam mulut gadis yang bernama Grace itu. Namun sebelum itu, pohon sakura di sepanjang jalan sekolah mulai berguguran seakan membuat orang yang melewatinya untuk membuka lembaran baru. Di depan pintu gerbang Hope Peak's Academy, Danny-kun sudah menungguku dan aku langsung menemuinya."Selamat ya Mei, atas diterimanya kamu ke Hope Peak's Academy ini," ucap Danny-kun bangga padaku."Terima kasih Danny-kun," ucapku dengan tersenyum."Sekarang kita bertiga bisa bersama lagi," lanjut Danny-kun"Oya, dimana Karasu-san? Bukankah seharusnya dia ada disini juga?" tanyaku."Maaf ya Mei, Karasu lagi sibuk ... tetapi dia juga mengucapkan selamat atas keberhasilanmu masuk ke Hope Peak's Academy," ucap Danny-kun."Danny-kun," ucapku dengan mata yang berbinar."Ada apa Mei?" Tanya Danny-kun dengan tersenyum."Akhirnya kita bisa bertatapan lagi setelah
Gas tidur yang menutupi bus yang kutumpangi dan teman sekelasku ini mulai menyelimuti seluruh area penumpang. Dan tak berapa lama kemudian, tibalah kami di tempat tujuan yang akan kami tuju, yaitu Lithemba Resort.Dari luar, hanya tampak resort biasa namun siapa tahu seperti apa yang terjadi didalamnya bahkan siapa tahu esok adalah hari bersejarah yang membuat kami tak mampu untuk melihat hari esok."Dimana ini?" ucap Mihosi yang terbangun pertama kali.Diikuti oleh teman-temanku yang lainnya dan begitu juga aku. Namun siapa sangka ternyata aku memeluk Nozomi ketika aku tertidur dan hampir saja aku menciumnya karena menyangka dia adalah Danny-kun."Waaaaaaaaaaaaaaaaaaa," sontak aku berteriak.PLAK!!!!!! PLAK!!!!!! PLAK!!!!!! PLAK!!!!Terdengar suara tamparan dariku ke pipi Nozomi bertubi-tubi sehingga pipi Nozomi seperti tomat dan Nozomi meringis kesakitan."Sakit," ucap Nozom
Malam hariMalam pun telah tiba, kami semua berkumpul di meja makan. Aku duduk ditempat yang agak sudut ruangan dan ketika aku hendak duduk disitu, tiba-tiba Nozomi menghalangiku."Kalau kamu mau cari gara-gara denganku, besok saja ya ... hari ini aku ingin istirahat," ucapku dengan tenang."Kamu kenapa Meigomi-san? Apa kamu takut kalau tunanganmu itu aku ambil?" ucap Nozomi dengan senyum."Coba saja kalau bisa ... palingan dalam satu detik kemudian kamu akan tertidur," lanjutku dengan menghela nafasku.Nozomi menatapku dalam-dalam dan begitu juga dengan mata sayuku. Dan pada akhirnya Nozomi mencari tempat duduk yang lain dan pada saat itu juga, Mononeko muncul ditengah-tengah kami dan berkata."Sarapan besok pagi akan dimasak oleh salah satu dari kalian ... nah, siapa yang bersedia melakukannya?" tanya Mononeko.Tanpa berpikir panjang, aku pun mengajukan diri."Aku saja
Setelah mengetahui bahwa Ramaru pemenangnya, aku kembali ke aula dan langsung memeluk Danny-kun."Apa kabar Mei ... kelihatannya kamu sehat-sehat saja," ucap Danny-kun sambil mengusap rambutku.Aku masih tetap memeluknya."Danny senpai ... aku adalah fansmu ... tolong tanda tangani buku ini," ucap Ramaru."Baiklah," ucap Danny-kun tersenyum.Danny-kun menandatangani buku yang diberi oleh Ramaru, namun agak sulit dikarenakan aku masih memeluknya."Mei, bisakah kamu melepaskan pelukanmu sebentar?" tanya Danny-kun dengan lembut.Aku masih tetap tidak bergeming. Danny-kun memikirkan suatu cara agar tidak menggangguku dan muncullah sebuah ide."Ramaru-san, bisakah kamu meminjamkan punggungmu? Karena aku agak sulit untuk melakukannya," ucap Danny-kun."Baiklah," ucap Ramaru.Ramaru pun meminjamkan punggungnya untuk membantu memudahkan Danny-ku
Pada chapter ini, penulis hanya berperan sebagai penulis. Bukan sebagai karakter utama.Pemeran : Kanaya Meissa, Nozomi Kanbe, Canis Ladyhawk, Nala Yukina, Mihoshi Yanaka, Raamaru Hajra, Shiromi Ayako.Tempat : salah satu kamar cewek (karena semua kamar sama)Event : malam hariAyako: ngomong-ngomong Kanaya-san ... kapan pertama kali kamu kenal Danny senpai?Raamaru: iya nih, aku juga ingin tahu.Meissa: aku kenal sama Danny-kun waktu kami masih kecil.Mihoshi: jadi Danny senpai itu teman masa kecil kamu, Kanaya-san?Meissa: *mengangguk*Canis: enaknyaaa ... soalnya tidak perlu susah-susah untuk PDKT lagi.Nala: memangnya apa yang kamu suka dari Danny senpai?Meissa: *senyum* banyak ... dari A sampai Z ... setiap baiknya, aku suka dan setiap kurangnya aku tetap terima.Nozomi: bucinMeissa: *senyum*💢Mihoshi: jangan begitu dong Nozomi nee-chan ... tidak ba
Karena tadi malam aku diceramahi Danny-kun, aku masih mengantuk."Semua ini karena si Akuma Milku," gumamku."Ara ... ara ... kelihatannya ada yang dimarahi sama tunangannya nih," ucap Nozomi dengan mengejek."Matamu kenapa Nozomi-san? Kok sembab begitu? Abis ditinju siapa?" Balasku."Bisakah kalian berhenti ... ini masih pagi loh," keluh Shirei."Kenapa kamu telat bangun hari ini Kanaya-san?" tanya Yuu."Dia habis diceramahi sama...," jawab Nozomi sambil tersenyum.Sebelum Nozomi selesai berbicara, aku langsung meninju perutnya agar dia menutup mulutnya sehingga Nozomi meringis kesakitan."Kenapa kamu Nozomi-san? Lagi mencari koin yang jatuh?" ucapku dengan mengejek."Pagi-pagi kalian sudah bertengkar ... nanti aku laporin ke Danny senpai loh Kanaya-san," ucap Canis.Aku pun terdiam ketika mendengar kata akan diceramahi Danny-kun. Karena tadi malam, Danny-kun benar-benar marah pa
Mimi POVAku bertemu dengan Danny onii-chan 3 tahun lalu saat aku masih menjadi seseorang yang pemalu diantara teman-temanku. Namun semua itu berubah berkat adanya Danny onii-chan yang telah merubahku menjadi lebih baik dari sebelumnya.Suatu hari Danny onii-chan sedang duduk di sebuah kafe dimana aku bernyanyi disitu."Suaramu bagus..," ucap Danny onii-chan sambil tersenyum."Te ... terimakasih..," balasku dengan gugup."Apakah kamu sering bernyanyi disini??" tanya Danny onii-chan.Aku mengangguk."Ini hadiah cincin untukmu..," ucap Danny onii-chan."Stooooopppp!!!" ucapku."Hei ... mengapa kamu berhentikan aku disaat sedang bagus-bagusnya bercerita..," ucap Mimi dengan kesal."Sejak kapan Danny-kun memberikan cincin kepadamu, huh?!?!" ucapku dengan nada kesal pula."Tentu saja sejak awal..," ucap Mimi dengan bangga."Baiklah kalau itu maumu ... aku akan melenyapkanmu sekarang juga..," ucapku sambil tersenyum dengan kepala berkedut."Ayo maju sini!?!" ucap Mimi dengan menantangku.Hi
Di sebuah ring tinju pada malam sebelum tahun baru, aku dan Mimi akan bertarung. MC tinju pun mulai memperkenalkan kami berdua. "Di sudut merah, dengan tinggi 158 cm, memakai pakaian santa, dan memakai sarung tinju berwarna pink, Kanaya Meiiiiisa..," ucap MC tinju. "Di sudut biru, dengan tinggi 148 cm, juga memakai pakaian santa, namun memakai sarung tinju berwarna pink, Tendou Mimi..," ucap MC tinju lagi. Lalu kami berdua menuju ke tengah ring untuk mendengarkan arahan dari wasit. "Baiklah, aku ingin pertarungan yang bersih ... tidak boleh menendang, tidak boleh menyikut, tidak boleh menyundul, dan tidak boleh menggigit..," ucap wasit. "Apakah kalian berdua sudah mengerti?" tanya wasit. Kami berdua mengangguk. "Sebelum dimulai pertandingannya, ada yang ingin kalian sampaikan?" tanya wasit lagi. "Pendek..," ejekku. "Bucin..," balas Mimi. "Setan kecil..," ejekku lagi. "Mata sipit..," balas Mimi lagi. Lalu kami pun menuju ke sudut ring untuk memasang mouth piece kami, dan ron
"Apa yang harus aku lakukan agar aku bisa berduaan dengan Da-kun?" gumam Hinada."Bukankah sebentar lagi Halloween?" gumam Hinada lagi."Aku rasa inilah saatnya untuk berduaan dengan Da-kun..," gumam Hinada lagi.Lalu 1 hari sebelum perayaan Halloween, Hinada memulai rencananya."Apakah aku bisa meminta tolong kepada kalian berempat?" tanya Hinada."Memangnya kamu mau minta tolong apa?" tanya Hatsuki."Aku ingin merayakan Halloween disini, tapi kita kekurangan bahan..," jawab Hinada."Mengapa tidak pakai yang ada saja?" tanyaku penasaran."Bukankah kalian ingin membuat Da-kun senang? Kalau iya, berarti kalian akan setuju dengan ideku ini..," jawab Hinada sambil tersenyum."Kelihatannya dia ini jujur..," gumam kami berempat secara serentak."Mana daftar bahannya?" tanya Nozomi."Sebentar..," jawab Hinada.Hinada lalu ke kamarnya untuk mengambil daftar bahan yang perlu dibeli, namun yang kami tidak tahu adalah, bahan tersebut sudah pasti sulit didapatkan, apalagi apabila bahan tersebut
"Sekarang saatnya bicara, Akuma Milku..," ucapku.Nozomi masih mengunyah makanannya lalu menelannya."Kalau kamu mau berbicara denganku, tunggu aku selesai makan..," ucap Nozomi."Mengapa kita tidak berbicara sambil makan saja?" tanyaku sambil tersenyum."Apakah ibumu tidak pernah mengajarimu, kalau kamu berbicara sambil makan itu sungguh tidak sopan..," jawab Nozomi.Aku hanya diam saja mendengarnya. Aku duduk menunggunya hingga selesai makan. Setelah Nozomi selesai makan, maka obrolan kami pun dimulai."Ada perlu apa, Meigomi? tanya Nozomi."Apa kamu menyebarkan kabar hoax ke Danny-kun??" tanyaku."Apa maksudmu??" tanya Nozomi lagi.Aku berdiri lalu mendekati Nozomi sambil menatapnya dengan tajam."Kamu tidak usah berpura-pura ... aku ada buktinya..," ucapku."Apa buktinya..," ucap Nozomi membalas tatapanku.Aku pun memberitahunya apa yang aku tahu, lalu Nozomi pun keringat dingin. Lalu aku menarik kerah baju Nozomi."Ternyata kamu kurang ajar ya ... kamu memfitnahku sehingga membua
"Kita putus..," ucap Danny-kun.Aku bingung harus merespon apa yang baru saja dikatakan oleh Danny-kun. Danny-kun lalu meninggalkan ruang tamu. Aku hanya bisa terdiam karena tidak mengerti apa yang telah terjadi. Aku lalu mencubit pipiku untuk mengetahui apakah kejadian ini hanya mimpi atau tidak.Namun ternyata terasa sakit, hal ini menunjukkan bahwa aku masih sadar."Mungkin aku terlalu lelah, lebih baik aku beristirahat saja ... siapa tahu saja, esok Danny-kun mengatakan tadi hanya bercanda semata.," gumamku.Aku pun kembali ke kamarku dan tidur. Didalam mimpi, perkataan Danny-kun masih terasa sakit karena Danny-kun tidak mencintaiku lagi. Aku pun merasa gelisah karena perkataan Danny-kun tadi. Esok paginya, saat aku hendak sarapan, aku melihat Nozomi sedang ngobrol bersama Danny-kun. Aku pun duduk diantara Nozomi dan Danny-kun agar Danny-kun hanya melihatku saja."Selamat pagi, Danny-kun..," ucapku dengan tersenyum manis."Selamat pagi juga, Mei..," balas Danny-kun sambil tersenyu
Aku dan seorang wanita bernama Sekar sedang berada di tengah ring dengan saling berhadapan. Sebelum memulai pertarungan, kami memakai name tag yang dikalungkan di leher kami.Aku melihat name tag punya gadis itu.Nama : Sekar Maharani ZeskiUmur : 29 tahunTinggi : 172 cmBerat badan : 60 kgUkuran payudara : F cupWarna sarung tinju : merahDan dia pun juga melihat name tagkuNama : Kanaya MeissaUmur : 18 tahunTinggi : 158 cmBerat badan : 48 kgUkuran payudara : B cupWarna sarung tinju : biru"Ternyata kamu kecil dan kurus juga ya ... tinggi 158 cm dengan berat badan 48 kg..," ucap Sekar dengan nada mengejek."Disamping itu juga, ukuran payudaramu itu kecil ya ... mungkin lebih baik kamu minum susu dulu sana..," ucap Sekar sambil mengejekku lagi."Dan umurmu itu baru 18 tahun ... lebih baik, kamu pulang saja ... siapa tahu ibumu mencarimu..," ucap Sekar sambil mengejekku sekali lagi.Aku langsung tersenyum dengan kepala yang berkedut."Ternyata kamu tinggi dan gendut juga ya ...
Seperti di tahun-tahun sebelumnya, Hope Peak's Academy selalu mengadakan ujian untuk kenaikan kelas. Aku dan teman-teman sekelasku seperti biasa, merasa gugup ketika melakukan ujian tersebut."Aku gugup sekali..," ucap Mihoshi dengan gemetar."Tenang saja, ujiannya sama seperti tahun lalu kok..," ucap Canis untuk menenangkan Mihoshi."Kalau aku, aku sangat percaya diri..," ucapku sambil tersenyum."Kamu hebat sekali, Kanaya-san..," ucap Ramaru dengan kagum."Tapi tahun ini sepertinya suram sekali..," ucapku."Mengapa kamu berkata begitu, Kanaya-san?" tanya Mizuno."Karena aku tidak melihat Danny-kun lagi disini..," jawabku dengan bersedih hati."Danny senpai kan sudah lulus tahun lalu..," ucap Nala."Aku tahu ... hanya saja, sepi rasanya..," ucapku sambil menghela nafas.Aku melihat murid-murid lain, namun kali ini yang aku lihat adalah Nozomi dan Mimi. Aku langsung saja membuang muka ke arah lain dikarenakan aku tidak ingin melihat mereka. Setelah beberapa orang selesai melakukan uji
3 hari lagi, aku berulang tahun. Namun entah mengapa tahun ini adalah tahun terburuk untukku. Di kamarku, aku menulis apa saja yang ingin aku lakukan di tahun ini pada secarik kertas. Aku menulis :1. Aku harus membuat dadaku lebih besar dari para gadis hama itu;2. Aku harus lebih imut dari para gadis hama itu;3. Aku harus membuat Danny-kun tersenyum kepadaku setiap hari;4. Aku harus membuat tubuhku lebih seksi dari para gadis hama itu;5. Aku harus melayani calon suamiku setiap hari;6. Aku harus menghajar para gadis hama;7. Aku harus mencium Danny-kun didepan para gadis hama itu.Itulah daftar yang aku inginkan untuk tahun ini. Lalu setelah aku selesai menulisnya, aku keluar dari kamarku untuk belanja makan malam. Namun ada sesosok gadis misterius memasuki kamarku yang tidak aku kunci, karena aku hanya pergi sebentar saja. Dia melihat daftar yang aku inginkan, lalu ia memotretnya dengan smartphone miliknya. Lalu ia pun keluar dari kamarku dan menemui ketiga sosok gadis yang lain
"Sebentar lagi perayaan Halloween akan tiba, namun bagaimana caranya aku bisa merayakan Halloween berdua saja dengan Danny-kun?" gumamku."Kalau begitu, aku harus membuat mereka berempat menjauh terlebih dahulu..," gumamku lagi."Mengapa kamu bergumam sendiri, kucing bau?" tanya Hinada."Bukan urusanmu, rubah betina..," jawabku."Haaaaa..," ucap Hinada dengan nada kesal."Apa...," ucapku dengan nada menantang.Aku dan Hinada saling bertatapan dengan wajah kesal sehingga menimbulkan aliran listrik."Bukankah sebentar lagi itu ada perayaan Halloween?" tanya Mimi."Memangnya ada apa dengan perayaan Halloween?" tanya Hatsuki."Kebetulan sekali, aku ingin merayakan Halloween dirumahku..," ucap Hinada."Aku tidak ikut..," ucapku datar."Tidak ada yang mengajakmu kok..," ucap Hinada dengan ketus."Aku hanya mengajak, Hatsuki-san, Nozomi-san, Mimi-chan, dan Da-kun..," lanjutnya."Kalau begitu, aku ikut..," ucapku sambil tersenyum."Karena kalau Danny-kun ikut, berarti aku sebagai tunangannya