Share

Bab 222

"Jangan harap bisa mati dengan mudah!"

Jasron terbang dengan pedangnya. Dia meninju pedang di tangan Leo, ​​​​lalu meninju kaki Leo. Terdengar suara krek. Seketika, tulang kaki Leo patah.

Rasa sakit yang ditimbulkannya bisa dibayangkan. Namun, Leo menggertakkan giginya dengan erat. Dia tidak mengeluarkan suara.

"Tulangmu cukup kuat, Nak. Tapi, ini baru permulaan."

Jasron tersenyum sinis, lalu dia meninju kaki Leo yang lain hingga hancur.

Leo masih diam. Dia hanya bisa menatap Jasron lekat-lekat.

Hal ini membuat Jasron sangat marah. "Nak, percaya nggak aku akan mencungkil bola matamu!"

Leo menunjukkan senyuman sinis. Sekarang, dia telah menerima takdirnya. Dia bahkan tidak takut mati. Bagaimana akan peduli dengan ancamannya?

"Nak, kenapa kamu tertawa?" Jasron sangat marah.

Jasron ingin melihat Leo memohon belas kasihan, merendahkan diri dan menyedihkan. Dengan begitu, Jasron baru akan merasa puas.

Saat Jasron masih kecil, dia mendengar ayahnya berkata bahwa selama perang, semua pria tua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status