"Terima kasih, Pak Hasan!"Orang-orang ini telah lama memperhatikan Febi dan Phoenix. Sekarang, Hasan telah memberikannya pada mereka. Mereka semua sangat bersemangat. Setelah mengucapkan terima kasih, mereka berubah menjadi serigala lapar dan bergegas mendekati kedua wanita itu. Orang-orang itu berlarian. Mereka ingin menjadi yang pertama mencobanya.Bagaimanapun juga, ada terlalu banyak orang. Jika mereka terlambat, mereka tidak akan mendapat giliran."Berhenti!"Leo berteriak dengan keras. Meskipun dia telah kehilangan kultivasinya, dia masih memiliki momentum yang luar biasa. Semua orang terkejut dan berhenti satu demi satu. Mereka tampak ragu.Hasan berkata sambil tersenyum sinis, "Nak, sekarang kamu hanyalah orang cacat. Kamu nggak dapat menghentikan mereka. Kalau kamu nggak ingin melihat mereka berdua dirusak oleh begitu banyak orang, cepat berikan penawarnya. Ini adalah kesempatan terakhirmu.""Oke, aku akan menawarkan racun kalian, tapi aku punya syarat." Leo menyetujuinya tan
"Cari mati!"Begitu Leo selesai berbicara, Jasron langsung marah. Hasan juga menunjukkan ekspresi marah.Alvan dan Tetua Agung juga sangat marah.Mereka semua menuruti permintaan Leo. Namun, pada akhirnya mereka mengetahui bahwa Leo mempermainkan mereka. Bagaimana mungkin mereka tidak marah?Leo sudah menduga mereka akan seperti ini, jadi dia menjelaskan dengan sabar, "Aku nggak bercanda. Nggak ada untungnya aku berbohong. Minum urin adalah satu-satunya cara untuk cara untuk menawarkan racun.""Omong kosong. Sepanjang hidupku, aku belum pernah mendengar tentang minum urin untuk menawarkan racun," kata Alvan dengan marah.Leo berkata sambil tersenyum lembut, "Itu karena kamu bodoh. Ringkasan Materia Medica memiliki catatan tentang urin anak-anak yang digunakan sebagai obat. Racun yang aku berikan disebut Api Pembakaran. Satu-satunya cara untuk menawarnya adalah dengan meminum urin."Hasan melihat ekspresi Leo tidak terlihat seperti sedang bercanda, jadi dia mau tidak mau memercayainya.
Leo mencibir dalam hatinya. Meskipun kali ini dia gagal membunuh orang-orang ini, dia tetap memberi mereka pelajaran.Kejadian ini pasti akan menjadi kenangan memalukan dalam hidup mereka.Tentu saja, Leo mau tidak mau memberi tahu mereka metode penawarnya. Bagaimanapun, bahkan jika dia tidak memikirkannya sendiri, dia masih harus memikirkan Febi dan Phoenix.Saat ini, Phoenix seharusnya sudah bangun. Dengan kekuatannya, dia pasti dapat mengalahkan pengawal itu. Mereka bisa kembali dengan selamat.Leo memandang Hasan dan Jasron sambil berkata, "Menurut perjanjian, kalian harus melepaskan aku. Tapi, kalian nggak perlu bersusah payah seperti itu. Bunuh saja aku."Hasan berkata sambil tersenyum sinis, "Aku nggak akan membiarkanmu mati dengan mudah. Aku akan merawatmu seperti seekor anjing sehingga kamu akan sengsara!""Yah, dia cacat sekarang. Membunuhnya akan membebaskannya dari penderitaan. Membiarkannya hidup seperti anjing adalah hukuman terberat baginya," ujar Jasron."Kalian sangat
"Apa! Kamu tahu rahasia Air Mata Malaikat dan liontin giok itu. Cepat beri tahu aku."Brenda tampak sangat bersemangat.Rahasia ini berkaitan dengan harta karun penting. Hanya segelintir orang yang mengetahui apa harta karun penting itu.Namun, menurut catatan kuno, harta karun penting itu sebenarnya adalah peta menuju Kerajaan Abadi.Konon katanya Kerajaan Abadi adalah surga di bumi. Tidak ada penyakit atau bencana alam. Jika seseorang memasukinya, mereka bisa hidup abadi, kekuatan mereka juga akan meningkat pesat. Mereka akan menjadi dewa tanah dan hidup abadi di sana.Meski terdengar seperti fantasi, tetapi cerita itu membuat banyak orang mendambakannya. Mereka ingin mengungkap rahasianya dan memasuki kerajaan abadi dengan segala cara.Brenda juga salah satunya. Dia ingin hidup selamanya dan mendapatkan kekuatan yang tidak tertandingi.Sekarang, Air Mata Malaikat dan dua liontin giok itu ada di tangan ayahnya. Jika dia bisa membongkar rahasianya, dia akan memiliki kesempatan untuk m
"Oke, aku akan memercayaimu untuk yang terakhir kalinya. Kalau kamu berani bermain trik setelah tiga hari, aku jamin kamu akan menyesal datang ke dunia ini."Brenda menyetujuinya dengan ragu. Namun, dia tetap memberi Leo peringatan keras.Faktanya, tebakan Leo sangat tepat. Saat Hasan dan Jasron mengetahui bahwa Leo menghilang, Brenda menggunakan alasan yang dibuat oleh Leo untuk menjelaskan pada mereka. Kedua orang itu tidak bertanya lagi.Beberapa hari ini, mereka berdua mempelajari Air Mata Malaikat dan liontin giok dari siang hingga malam. Mereka tidak memedulikan masalah lain.Dalam sekejap mata, tiga hari telah berlalu.Hari ini, setelah fajar, Leo bangun.Hari ini adalah tanggal terakhir yang diberikan Brenda padanya. Leo berencana mencari kesempatan untuk melarikan diri.Meski pulau ini tidak terlalu besar, tetapi luasnya mencapai beberapa ratus kilometer persegi. Selama dia bisa melarikan diri dari lembah, seharusnya Leo tidak terlalu sulit untuk mencari tempat bersembunyi.Di
Namun, Brenda memintanya untuk minum lagi. Leo harus meminumnya. Jika tidak, Brenda pasti akan curiga.Jadi, Leo menyesapnya lagi."Minum lagi!" kata Brenda dengan nada yang tidak dapat dibantah."Nona Brenda, aku sudah minum banyak. Aku benar-benar nggak bisa minum lagi," kata Leo sambil tersenyum getir."Dua teguk lagi nggak akan membunuhmu. Kalau kamu nggak minum, itu berarti kamu bersalah. Mungkinkah kamu memasukkan racun ke dalamnya?" tebak Brenda."Bagaimana mungkin? Semua jarum beracunku sudah digunakan. Kamu juga sudah menggeledah tubuhku. Bahkan kalau aku ingin meracunimu, aku nggak punya racun. Kalau kamu nggak percaya, aku akan minum dua teguk lagi."Masalah sudah seperti ini, Leo hanya bisa gigit jari dan meneguk dua kali untuk menghilangkan keraguan Brenda.Rasa sup herbalnya sangat lezat. Setelah menyesapnya, Brenda menyukainya. Jadi, dia meminum semangkuk kecil."Aku sudah minum supnya. Kamu bisa memberitahuku sekarang," kata Brenda."Aku punya satu syarat terakhir," kat
Akhirnya, Brenda menghilangkan keraguannya. Kemudian, dia berkata sambil menatap Leo, "Berhenti beromong kosong. Ceritakan padaku rahasia Air Mata Malaikat dan liontin giok.""Bisakah kamu nggak membunuhku setelah aku memberitahumu?" tanya Leo dengan ekspresi memohon.Tentu saja, Leo tidak berharap Brenda berbelas kasihan. Dia hanya ingin mengulur waktu.Ramuan yang Leo racik sangat efektif. Selain itu, Brenda meminumnya dalam jumlah banyak. Brenda tidak akan bisa bertahan lama. Begitu obat itu bereaksi, sekujur tubuh Brenda akan menjadi lemah dan kesadarannya menjadi kabur. Leo bisa mengambil kesempatan itu untuk melarikan diri.Brenda berkata sambil menunjukkan senyuman menawan, "Aku memang nggak bermaksud membunuhmu. Setelah kamu memberitahuku, aku akan melepaskanmu dan membiarkanmu mati sendiri.""Kamu harus bersumpah," kata Leo.Brenda hampir murka, tetapi dia masih menahannya. "Oke, aku bersumpah. Selama kamu memberitahuku, aku nggak akan membunuhmu. Kalau nggak, aku akan hidup s
Karena efek obat tersebut, pertarungan antara keduanya berlangsung selama satu hingga dua jam penuh.Brenda meminum terlalu banyak obat. Setelah mendapat penawarnya, saat ini dia merasa lega dan sangat nyaman.Oleh karena itu, setelah berhubungan, Brenda tertidur lelap.Sementara Leo kelelahan dan berkeringat banyak.Namun, pertarungan barusan sangat sengit. Meskipun Leo merasa sangat lelah, dia juga sangat nyaman.Tanpa disadari, Leo juga ingin tertidur. Namun, tiba-tiba Leo teringat sesuatu. Leo langsung terbangun dan duduk.Leo menundukkan kepalanya, lalu menatap Brenda. Penampilannya yang tenang itu terlihat sangat imut.Melihat kulit Brenda yang putih dan sosoknya yang seksi, Leo merasa tubuhnya sangat menggoda. Leo tidak sabar untuk segera memulai babak baru.Namun, pemikiran ini hanya terlintas sesaat. Meskipun wanita ini terlihat sama sekali tidak berbahaya, sebenarnya dia adalah wanita yang sangat kejam.Terakhir kali, Leo mengambil kepolosannya. Sekarang, mereka berhubungan l