Karena belum menyadari siapa orang yang menjawab panggilannya, mulut Hansel masih saja berceloteh tentang Sherly, menunjukkan rasa bahagianya terhadap wanita itu."Apa kubilang, Rey, ini adalah cara yang paling efektif. Aku telah membuktikannya sendiri, Sherly pasti akan menerima lamaranku," Hansel bercerita dengan semangat."Oh shitt...!" Rey mendesah pelan. Dia tidak tahu lagi harus meletakkan mukanya di mana. Mungkin sudah puluhan kali Santos bertanya padanya, namun jawaban pria itu selalu sama. Rey selalu mengatakan jika dia tidak mengetahui keberadaan Sherly. Adapun tentang Hansel, Rey telah memberi alasan bahwa atasan mereka itu sedang bepergian ke luar negeri dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan."Rey, kamu masih di sana?" Dari ujung telepon, Hansel memastikan. Menyadari jika dirinya seperti bicara seorang diri saja, dia mulai meninggikan suaranya. "Halo ... Rey, kamu masih mendengarkanku, kenapa tidak bicara?" protesnya.Merasa bersalah, Rey segera merampas ponselnya
Pagi-pagi buta, Santos keluar dari kediaman Rey. Lebih tepatnya, dia baru akan pulang setelah sepupunya itu bersedia memberikan alamat villa yang ditempati Hansel saat ini. Cinta Santos benar-benar dalam pada Sherly. Tanpa mendengar penjelasan Rey dan memikirkan hal yang lainnya, pagi itu, dia langsung berangkat menuju villa pribadi milik Hansel."Jangan ada keributan!" Rey masih memberi peringatan pada Santos yang sudah berada di dalam mobil. "Kamu harus mendengarkan mereka lebih dulu, baru mengambil tindakan!""Aku tahu apa yang harus aku lakukan. Tidak usah mengajariku." Setelah mengatakan itu, Santos tancap gas meninggalkan kediaman Rey.Sepeninggal Santos, Rey mendesah lagi. Bingung mendapati situasi itu, dia pun berniat menghubungi Hansel kembali, memberitahu jika Santos telah mengetahui keberadaan mereka.Akan tetapi, panggilan yang dilakukan Rey tidak sekali pun terjawab. Dari tadi malam dia sudah berusaha menghubungi atasannya itu untuk meminta pendapat, namun tidak mendapat
Sherly tertegun mendengar percakapan Hansel dan Aarav. Jantungnya berdetak kencang tatkala mengetahui bahwa anak yang tidur bersamanya beberapa hari ini adalah orang yang dicari-cari keberadaannya.Pantas saja Aarav terlihat sangat mirip dengan foto yang ditunjukkan Sita. Bahkan nyaris sama. Tidak ada perbedaan sama sekali, karena anak yang ada di dalam foto adalah Aarav sendiri. "Apa ini mimpi? Aarav benar-benar anakku," gumam Sherly dengan suara yang lirih.Sherly melangkah perlahan menuju anak dan ayah itu. Sambil mengamati punggung Hansel, dia berhenti sejenak. 'Bagaimana kalau dia hanya berbohong?' pikirnya lagi.Mengingat Hansel tengah menginginkannya sebagai istri kedua, Sherly berpikir jika ini bisa saja adalah sebuah trik Hansel untuk memiliki Sherly.Saat Sherly sedang berpikir, Aarav sudah menoleh ke arahnya."Mommy Sherly ada di sini, Daddy." Aarav memberitahu dan menunjuk wanita yang berdiri di belakang mereka.Sherly masih terpana dengan berita mengejutkan itu. Ketika Aa
Satu-satunya alasan Sherly bungkam adalah istri Hansel. Sejak awal dia tidak ingin dicap sebagai wanita perusak rumah tangga orang. Jika saat kehamilannya, Sherly menemui Hansel untuk meminta pertanggungjawaban, itu sama saja melempar kotoran baru pada wajah kedua orang tuanya."Menurutmu apa yang akan dipikirkan warga sekitar tentangku? Hamil di usia yang masih sangat muda dengan pria yang sudah memiliki keluarga, itu sama saja merebut suami wanita lain. Bukankah itu perilaku yang sangat keji?" Sherly tidak sanggup membayangkannya."Aku paham sekarang." Hansel mengangguk. Rasanya ingin memeluk Sherly untuk mengurangi beban wanita itu. "Tapi sekarang kamu sudah tahu kan keadaan rumah tanggaku. Aku dan Lolita tidak akan pernah saling mencintai. Dalam perjanjian, kami akan mengakhiri hubungan pernikahan ini jika salah satu di antara kami menemukan pasangan yang cocok," jelasnya.Ya, kini setelah mengetahui kehidupan rumah tangga Hansel yang berjalan tidak normal, Sherly akan mulai membu
Sherly belum menyadari tatapan nakal Hansel. Dia masih dalam posisi menunduk, bajunya juga dibiarkan saja melorot ke bawah. Terlalu sibuk melayani putranya, Sherly pun mengabaikan Hansel yang tengah lapar mata."Mommy, buatkan aku omelette juga!" Aarav masih mengunyah sosis bakar, tapi dia sudah meminta makanan yang lainnya."Baiklah, pangeran kecilku," ucap Sherly patuh. Dia senang putranya meminta.Apa yang tidak akan diberikan Sherly pada putranya. Seandainya Aarav memintanya untuk melintasi hujan badai hanya untuk mendapatkan sesuatu, dia tidak akan pikir panjang untuk melakukannya."Kalau kamu minta makan ini dan itu, lalu kapan daddy memiliki kesempatan untuk makan?" Hansel protes pada anaknya. "Sebaiknya habiskan dulu makanan di piringmu, baru minta yang lain!""Aku mintanya sama mommy. Kalau Daddy juga ingin makan, minta saja sama mommy." Sadar akan prioritas yang diberikan Sherly padanya, Aarav tidak khawatir jika Hansel akan menegurnya.Meski usianya masih sangat muda, Aarav
"Sherly, aku akan berkata jujur padamu. Aku tidak ingin berlama-lama lagi. Aku menyukaimu dari awal kita bertemu, aku sangat mencintaimu, aku ingin menikahimu, itu sebabnya juga aku ingin mempertemukan kamu dengan ibuku," Santos mengungkapkan segala isi hatinya setelah bertemu dengan Sherly.Terkejut, Sherly tidak menyangka jika kebaikan Santos selama ini memiliki tujuan tertentu. Ya, tidak mungkin seorang pria dewasa seperti Santos memberikan bantuan begitu banyak jika tidak memiliki perasaan lain terhadapnya.Sherly masih diam mematung sambil menatap lekat Santos yang sedang memohon padanya.Santos mengulurkan tangannya. "Aku tidak berbohong, Sherly, aku tulus melakukan semua ini, dan aku ke sini juga untuk menjemputmu.""Pulanglah!" Sherly hanya mengatakan itu."Apa?" Santos tidak percaya dengan apa yang baru diucapankan Sherly. "Kamu tidak mau ikut denganku?" tanyanya.Santos kecewa. Dia sudah jauh-jauh datang, dan melewati hujan badai hanya untuk menjemput Sherly. Namun, yang dida
"Akhirnya kamu pulang, Loli!" Hannah yang menyambut menantunya. "Mama khawatir denganmu. Ayo kita duduk dulu!"Hannah mengajak Lolita menuju sofa di ruang keluarga. Pertama, dia akan menuntaskan rasa penasarannya selama ini. Hari itu juga, dia harus mengetahui masalah yang menimpa anak dan menantunya itu.Saat masuk ke dalam rumah, Lolita mengedarkan pandangannya. Fokus wanita itu mencari Aarav. Ada rasa kesal jika mengingat anak asuhnya itu, tapi hatinya selalu berontak ketika ingin membuang anak itu dari pikirannya.Lolita terlalu mencintai Aarav. Meski berusaha menjauh untuk tidak memikirkannya, dia tetap saja merindukan anak itu. Aarav juga yang menjadi alasannya untuk kembali."Kamu mencari Aarav?" Hannah paham dengan cara pandang Lolita."Di mana dia? Ini sudah siang, kenapa dia belum ada di rumah?" Hannah tersenyum mendengar rasa khawatir Lolita. "Mama tahu kamu selalu memikirkan Aarav, tapi kenapa kamu malah meninggalkannya? Jika ada masalah dengan Hansel, selesaikan baik-baik
Pertama, Luna memberi informasi pada seorang pria yang merupakan utusan Morgu. Setelah itu, pada pria lain yang usianya sekitar 40 tahunan. Sedangkan yang terakhir pada Santos, pria yang paling sering mendatangi rumah kos-kosan tersebut.Luna mengirim pesan yang sama pada ketiga pria itu, mengatakan bahwa Sherly sempat kembali, namun di waktu yang bersamaan sudah pergi lagi dengan terburu-buru.Selain berisi teks, Luna juga menyematkan foto dan plat mobil Hansel untuk mempermudah ketiganya menemukan Sherly.Hanya berselang dua puluh menit, Santos tiba di tempat tujuannya. Setelah membuka pesan dari Luna, dia turun dari mobil untuk menemui wanita itu."Dia tidak sempat masuk ke rumah ini, tapi aku melihat sendiri jika Sherly berpindah dari kursi belakang menuju kursi depan. Setelah itu mobilnya pergi," jelas Luna.Santos benar-benar kecewa kali ini. Kenapa Sherly persis seperti yang ada dalam mimpinya? Wanita itu lebih memilih Hansel, lalu menghindarinya seakan hubungan baik mereka sela
Hansel ingin mengejutkan istrinya setelah mereka kembali, namun kejutan itu satu persatu telah datang dengan sendirinya.Ya, orang tua Sherly lebih dulu masuk ke dalam ruangan itu. Rosali langsung memeluk Sherly, diikuti Selvi serta keluarga kecilnya. Sedangkan Morgu terlihat menunduk malu setelah memasukkan ruangan tersebut. Dia bahkan tidak berani menyaksikan kedekatan antara Sherly dan Selvi, juga dengan istrinya yang sangat menyayangi Sherly."Ayah ...!" Sherly menyebut panggilan itu pada Morgu. Meski pria tua itu bukan ayah biologisnya dan terang-terangan memutus hubungan dengannya, namun Sherly tetap menganggapnya sebagai ayah."Ayah, kemarilah!"Seketika Morgu terharu dengan panggilan itu. Dia langsung memeluk Sherly. "Ayah minta maaf, ayah sangat jahat padamu, ayah egois telah memanfaatkanmu selama ini," ucapnya dengan penuh penyesalan."Aku sudah melupakannya," balas Sherly dengan ikhlas. "Bagiku, kamu tetaplah ayahku."Saat itu, Rosali kembali mengusap rambut Sherly. Dia jug
"Sherly ...!" Hansel berbisik di telinga istrinya untuk membangunkan wanita itu. "Sherly ... bangunlah, ini aku datang."Perlahan, Sherly mengerjapkan matanya dengan malas. Pada kehamilan yang kedua ini, dia mudah mengantuk. Matanya sudah tidak bisa diajak kompromi. Tubuhnya juga letih selama perjalanan. Itu sebabnya Ronald membiarkan Sherly beristirahat untuk malam ini saja, tapi dengan tangan yang terikat."Hansel ...." Dengan sebelah tangannya, Sherly mengucek mata. Dia masih ragu dengan penglihatannya yang samar-samar. "Kamu datang, ini benar benar kamu yang datang?" dia bertanya untuk memastikan apa yang dilihatnya bukanlah bagian dari mimpi."Ya, ini aku datang," Hansel membenarkan. Untuk meyakinkan Sherly, dia mengecup bibir wanita itu sebanyak tiga kali. "Tetap tenang di sini!"Seterusnya, Hansel langsung mencari cara untuk melepaskan ikatan tangan Sherly. "Apa kamu tahu kuncinya diletakkan di mana?" tanya Hansel setelah berusaha mencari kunci borgol yang mengikat tangan She
Setelah mendapatkan serangan dari anak buah Yoga, Hamza masih tidak menyesali perbuatannya. Alih-alih melarang atau meminta penjelasan secara detail, dia justru mendorong para penjahat itu agar melanjutkan misi mereka."Bawa saja dia pergi, terserah kalian ingin melakukan apa, aku tidak peduli dengan keselamatan wanita pembawa sial ini!" Hamza membiarkan, bahkan senang melihat Sherly digotong oleh orang yang tidak mereka kenal."Ayah, kenapa kamu begitu tega pada Sherly?" Lolita tak berdaya karena ruang geraknya dihalangi oleh Hamza dan orang suruhan ayahnya. Pada saat Sherly dibawa oleh sekelompok penjahat itu, Lolita terduduk lemas di atas lantai. Untuk beberapa menit lamanya, dia menangis sejadi-jadinya. Dia berteriak, merasa buruk karena tidak dapat memberi bantuan pada adiknya yang tengah hamil.'Cepatlah datang, Hansel!' ujar Lolita dalam hati. Dia telah mengirimkan pesan pada Hansel sebelum memasuki gedung tersebut."Sudahlah , jangan bertingkah bodoh seperti ini seolah-olah d
"Bagaimana bisa kalian gagal mendapatkan Sherly?" Ronald murka mengetahui dua orang suruhannya telah didahului oleh orang lain. "Kalian sudah lebih dulu berada di sana, bahkan sejak pagi telah memasuki rumah itu, apa kalian tidak melihat ada orang yang mencurigakan?" "Maaf, Pak Ronald, kami tidak mengetahui jika pria itu juga menginginkan Sherly." Salah satu dari kedua pria itu menjawab. "Terlalu banyak yang melihat ke arah Sherly, kami kesulitan untuk menebak siapa saja yang ingin menculiknya malam itu.""Bodoh ...! Kalian memang bodoh, tidak berguna!" bentak Ronald. Tidak terima dengan alasan itu. Seandainya, tidak ada yang mengikuti langkah Ronald setiap saat, dia sudah mengambil tindakan sendiri. Kebencian Ronald terlalu tinggi untuk Sherly dan Hansel membuat pria itu rela mengeluarkan uang yang banyak hanya untuk membalaskan dendamnya."Jangan gegabah seperti itu, Ronald!" Yoga tiba-tiba muncul di ruangan itu. Dia menepuk pundak Ronald, lalu berkata lagi. "Aku sudah tahu siapa
Mansion mewah dengan fasilitas terlengkap di kota itu mendadak mengalami masalah internal dalam hal penerangan. Hal itu tentu menumbuhkan kecurigaan bagi para penghuni rumah atau tamu malam itu.Terutama Hansel yang telah kehilangan Sherly dalam hitungan detik. Begitu cahaya lampu kembali menerangi ruangan demi ruangan, hal pertama yang Hansel lakukan adalah mencari keberadaan istrinya."Sherly ... Sherly ...!" Hansel memanggil manggil istrinya sembari berjalan mondar mandir. Dengan wajah panik, dia menyusuri setiap ruangan terdekat dari tempat awal mereka berdiri.Sebagai pemilik mansion, Hilman langsung memberi perintah pada orang kepercayaannya untuk memeriksa kondisi keamanan di rumah tersebut. "Periksa semua di sekitar rumah, jangan ada satu pun yang terlewat! Jika ada yang mencurigakan, segera melapor!"Sang asisten bergerak melaksanakan tugasnya. "Kenapa dia bisa menghilang sendiri?" Alexander keheranan. "Di antara sekian banyak orang yang ada di ruangan ini, kenapa hanya wani
Sherly berusaha menarik tangannya dari genggaman Hansel, namun pria itu tidak membiarkannya lepas. "Hansel ... semua orang melihat kita. Tolong lepaskan tanganku, yakinkan keluargamu dan aku akan menjaga Aarav!" dia mencari aman.Hansel tidak setuju. Dia justru bersemangat untuk membawa Sherly dan Aarav menuju keluarganya. "Kita hadapi bersama!" ujarnya."Apa maksudnya ini?" Meski paham dengan tujuan Hansel, Hilman tetap bertanya, dan dia melakukan itu hanya untuk menjaga wibawanya yang terkenal tegas di depan rekan rekan keluarga mereka.Hansel sama sekali tidak gentar menghadapi Hilman. Ketika sudah berdiri tepat di hadapan sang kakek, dia memperkenalkan istrinya lebih dulu. "Wanita yang aku bawa ini namanya Sherly. Bukankah Kakek ingin bertemu dengannya? Aku sudah membawanya, tolong terima dia menjadi menantu di keluarga ini sebagai istriku!" pinta Hansel dengan suara yang datar. Tidak ada keraguan, namun dia masih terlihat waspada jikalau Hilman tidak menerima kehadiran Sherly.B
Setelah beberapa hari berlalu, Vonny masih tidak bisa menerima kehadiran Sherly sebagai adiknya. Dia terlalu benci dengan wanita itu, lalu bagaimana caranya untuk melupakan permusuhan mereka?Kemarahan dalam diri Vonny semakin meledak tatkala mengetahui jika Sherly sudah melaksanakan pernikahan dengan Hansel dan mereka juga sudah memiliki anak yang selama ini diasuh oleh Lolita. "Aku tidak akan membiarkanmu mendapatkan semua yang harusnya menjadi milikku, Sherly. Aku akan menghancurkan hidupmu." Vonny menatap gambar gambar Santos ketika bersama dengan Sherly. Foto itu terlihat intim, berpelukan, berciuman, membuat siapa pun yang melihatnya akan percaya jika keduanya tengah menjalin hubungan serius."Dengan semua ini, aku akan mempermalukanmu di depan keluarga Hansel. Lihat saja, Sherly, semua orang akan semakin jijik melihatmu. Dan aku yakin Hansel tidak akan menerimamu lagi." Vonny menganggap Sherly memiliki keberuntungan hanya karena kemiripan mereka. "Jangan harap aku akan mengan
Ketika Santos bergerak ke arahnya, Sherly langsung mengangkat kedua tangannya untuk menghentikan pria itu. "Berhenti di situ, jangan mendekat!" dia masih trauma dengan perlakuan Santos padanya."Aku hanya ingin bicara sebentar, Sherly, aku tidak ingin berbuat kasar padamu." Santos diam di tempat. "Tolong beri aku kesempatan untuk meminta maaf padamu. Aku sangat menyesali kebodohanku itu.""Bukankah Hansel menyuruhmu untuk menyelesaikan masalahmu di perusahaan ini?" Sherly mengingatkan Santos dan mengabaikan ucapan pria itu. "Tolong segera keluar dari sini!" pintanya lagi.Untuk meyakinkan Sherly, Santos segera berlutut di hadapan Sherly. Dia mengatupkan kedua tangannya, merendahkan diri agar Sherly percaya padanya. "Tolong maafkan aku, Sherly, aku tidak akan bisa tenang sebelum mendapat maaf darimu. Tujuanku datang hari ini juga hanya ingin mendapat maaf darimu.""Aku bersumpah atas nama ibuku, aku sudah menyesali semua perbuatanku waktu itu. Aku khilaf, Sherly, tolong maafkan aku!"
Sembari meletakkan botol minumannya di atas meja, Sherly memberi kode pada Hansel agar tidak buru-buru mengungkapkan hubungan mereka di depan wanita paruh baya itu.Mereka berdua sama sama tahu jika kondisi Farah tidak terlalu bagus untuk menerima berita yang mengejutkan. "Aku paham," ucap Hansel dengan suara yang pelan. Setelah itu, dia lebih dulu berdiri untuk menyambut Santos dan Farah."Selamat siang, Hansel!" Farah terlihat lebih bersemangat, maka dia lebih dulu menyapa. "Apa kedatangan kami mengganggumu?""Tidak sama sekali, Bibi," sambut Hansel dengan ramah. "Ayo duduk dulu!"Saat itu Sherly juga mendekat, namun dia tidak ingin bicara pada Santos. Kemarahannya terhadap pria itu belum sepenuhnya hilang. Maka dia hanya bertegur sapa dengan Farah, dan membantu wanita itu untuk duduk di sofa tepat di sebelahnya. Santos mengikutinya. Rasa bersalah terhadap Sherly membuat pria itu diam seribu bahasa. Hingga detik ini, dia belum mendapat kesempatan untuk meminta maaf secara langsung