Share

Sebuah Kejanggalan

"Hah?! Serius?" tanyaku dengan nada gemetar. 

Mbak Lina meninggal? Aku menelan ludah berkali-kali. Masih kurang percaya dengan perkataan suaminya Mbak Lina.

"Iya, serius. Saya juga kaget banget. Maaf baru bisa ngabarin. Sebenarnya udah satu jam yang lalu, tapi memang belum dikuburin. Mau diautopsi."

"Yaudah. Nina ke sana sekarang. Makasih infonya, Bang."

Aku mematikan telepon, menoleh ke Bang Tirta dan Kafka yang menatapku. 

"Kenapa?" tanya Bang Tirta penasaran. Aku mengusap wajah, menggigit bibir. Masih belum percaya. Astaga, ini seperti tidak mungkin terjadi. 

"Mbak Lina meninggal."

Dalam hitungan detik, pasti mereka akan berteriak. 

Satu.

Dua.

Ti—

 
บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application
ความคิดเห็น (2)
goodnovel comment avatar
Ruqi Ruqiyah
jdi kaya cerita ditektif....lanjutttt thor
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Sayang bgt si kafka kalo bakatnya itu ndak tersalurkan
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status