Aku dan Vita pergi ke kamar tidur.kami.
"Benar yang dikatakan Daffa, kita harus bertahan supaya kita masih bisa makan dan minum." Kata Vita.
"Tetap saja aku tidak nyaman berada di sini tapi aku tahu kita harus bertahan." Kataku.
"Benar, kamu harus sabar berada di sini. Apa yang dikatakan oleh Daffa itu benar, tidak ada yang namanya hantu. Suara itu mungkin hanya perasaan kamu saja. Itu biasa terjadi ketika kita berada di tempat seperti ini." Kata Vita.
"Bukan, aku yakin itu. Suara di tempat lain aku tidak pernah merasa takut seperti ini. Aku juga merasa ada sesuatu yang terjadi dahulu dan kita harus memecahkan masalah di sini. Mungkin saja itu dapat membantu kita keluar dari kampung Lamuna." Kataku.
"Masalah? Yang terjadi dahulu? Apa maksud perkataan kamu, Ayuna?" tanya Vita.
"Itu dia yang ingin aku cari tahu. Aku merasa pernah ada peristiwa tidak baik di sini." Kataku.
"Dari mana kamu tahu?"
Aku mencoba untuk tidur dan melupakan suara tadi. Tapi aku tetap tidak bisa tidur. Aku pergi keluar kamar dan pergi ke luar rumah. Ternyata Rafael dan Ilham berada di luar rumah juga. Mereka sedang berbicara tentang suara yang aku dengar tadi. "Suara yang terdengar oleh Ayuna itu berasal dari mana?" tanya TTL Rafael. "Aku juga tidak tahu suara itu berasal dari mana tapi aku merasa jika suara itu ada hubungannya dengan keanehan kampung Lamuna ini." Jawab Ilham. "Apa maksud perkataan kamu, Ilham?" tanya Rafael. "Bisa jadi di kampung Lamuna ini terdapat sebuah peristiwa yang menyedihkan dahulu dan hantu mulai membalas dendam kepada para penghuni kampung ini. Dengan cara membuat pendatang seperti kita terganggu dan ingin pergi dari kampung ini." Kata Ilham. "Apa alasan hantu itu melakukan semua ini kepada kita? Apa yang telah dilakukan oleh para warga di kampung Lamuna ini? Kenapa kamu merasa seperti itu, Ilham?" tany
Saat Ilham memberi saran kepada Rafael bahwa dia harus menyatakan perasaan dia kepada aku. Aku merasa bingung harus memberi jawaban apa kepada Rafael. Aku tidak tahu apa aku mencintai dia atau tidak."Ayuna, sudah lama aku memiliki perasaan cinta kepada kamu. Malam ini aku ingin kamu tahu kalau aku sangat mencintai kamu dari saat kita saling mengenal sampai sekarang. Perasaan aku ini tidak berubah. Aku ingin kamu dapat menerima aku. Apa kamu mencintai aku, Ayuna?" tanya Rafael sambil menatap mata aku dan memegang tangan aku."Jujur aku belum tahu perasaan aku kepada kamu, saat ini aku merasa bahwa kita hanya teman. Bukan aku tidak menyukai kamu tapi aku belum merasakan apa itu cinta. Jadi keputusan kamu bisa berubah jika kamu tidak menerima keputusan aku. Aku belum mencintai kamu, Rafael. Tapi aku merasa kamu pria yang baik dan sangat peduli kepada aku. Aku sangat senang mengetahui bahwa kamu begitu peduli terhadap aku. Bahkan mengenal kamu dan semua teman aku ad
Pagi hari datang, Vita membangunkan aku dari tidur aku. Tapi Karena aku masih mengantuk, aku melanjutkan tidur."Ayuna!" Kata Vita sambil membangunkan aku.Vita merasa aneh karena aku tidak juga bangun."Kenapa Ayuna susah bangun? Apa semalam dia tidak tidur?" tanya Vita.Vita keluar kamar dan memasuki kamar pria sambil memberitahu kepada Daffa tentang aku."Daffa!" Sapa Vita."Vita, ada apa ke kamar ini?" tanya Daffa."Aku membangunkan Ayuna tapi dia tidak bangun juga." Jawab Vita."Sama aku juga membangunkan merasa berdua tapi mereka tidak bangun juga. Apa mereka bertiga semalam tidak tidur?" tanya Daffa."Bisa jadi, mereka pasti memikirkan tentang keanehan di kampung ini lagi." Kata Vita."Kenaoa mereka bertiga tidak dapat berhenti berpikir tentang hal itu?" tanya Daffa."Memangnya kamu tidak percaya tentang hantu?" tanya Vita."Tidak! Sama sek
Aku ingin pergi tapi Kuhar menahan aku."Ada apa lagi?" tanyaku."Saya ingin berbicara dengan kamu." Jawab Kuhar."Apa itu?" tanyaku."Besok adalah hari kedatangan Nyai Sri." Jawab Kuhar.Mendengar Nyai Sri membuat aku semakin membuat jantung aku berdebar seperti akan ada yang terjadi di kampung Lamuna ini."Nyai Sri? Siapa itu?" tanyaku."Dia adalah penguasa kampung Lamuna ini." Jawab Kuhar."Penguasa kampung?" tanyaku."Benar sekali, dia itu seorang penari dan kecantikan kecantikan dia itu abadi tak luput dari usia." Kata Kuhar.Aku semakin merasa aneh dengan kampung Lamuna ini. Ada wanita yang memiliki kecantikan abadi dan juga pandai menari. Ini sangat menakutkan untuk aku."Kenapa kamu diam, Ayuna?" tanya Kuhar."Dia orangnya seperti apa?" tanyaku."Dia itu tegas dan juga tidak berbelas kasihan jika ada seorang pun yang men
Kuhar menatap aku dengan tahapan yang penuh curiga. Aku yakin dia tidak percaya dengan perkataan aku dan yang lainnya."Kamu kenapa, Ayuna?" tanya Rafael."Tidak apa apa." Jawabku."Aku sudah bilang apa yang kamu rasakan, kamu dapat menceritakan semuanya kepada aku. Kamu pasti masih takut kepada dia. Kamu tenang saja aku akan melindungi kamu." Kata Rafael."Bukan begitu, tapi tadi tatapan dia seperti tidak percaya dengan aku. Dia pasti masih berpikir aku mendengar pembicaraan dia itu." Kataku."Kamu tenang, aku akan melindungi kamu. Dia tidak akan bisa menyentuh kamu walau hanya sehelai rambut saja. Karena aku tidak akan tinggal diam." Kata Rafael."Sungguh?" tanyaku."Kamu jangan khawatir, Ayuna. Percaya kepada aku." Jawab Rafael."Benar, kamu tidak perlu merasa takut aku juga tidak akan membiarkan dia mendekati kamu." Kata Ilham."Benar yang dikatakan oleh Ilh
"Kamu mimpi apa?" tanya Rafael."Aku bermimpi ada seorang wanita yang sangat cantik dan bertubuh indah. Dia itu seorang penari di suatu pasar. Tarian dia terlihat sangat indah bahkan membuat semua orang ingin menari dengan dia dia semua memuji kecantikan dia. Dia membuat semua orang kagum kepada dia. Tapi di setiap pria ada yang ingin melakukan hal jahat kepada dia. Dia diculik dan dilecehkan. Dia juga dibunuh oleh pria itu. Nama pribadi itu adalah.." Kataku sambil terhenti."Siapa nama pribadi itu?" tanya Ilham."Dia bernama Cokro Artomojo. Dia terlalu berambisi kepada wanita itu. Sampai wanita itu dia lenyapkan. Sebelum kematian dia, wanita itu bersumpah akan menghabisi semua orang yang berada di pasar itu termasuk pria itu sendiri. Dan akhirnya dia dapat membalasnya dendam dia dan pasar itu menjadi pasar setan." Kataku."Apa? Pasar setan? Apa itu pasrah yang kita temui waktu itu? Yang berisi hantu di pasar itu." Kata Ilham
Semua orang melihat Nasi Sri seperti seorang dewi. Dia ditakuti dan dihormati oleh semua orang."Selamat datang, Nyai Sri! Kami sudah menunggu kedatangan anda!" teriak semua warga."Saya memiliki sebuah hadiah yang mungkin akan disukai oleh Nyai Sri." Kata Kuhar."Hadiah? Apa itu?" tanya Nyai Sri."Saya kedatangan 5 orang dari kota. Kalian semua perkenalkan diri kepada Nyai Sri." Kata Kuhar."Baik, aku Vita." Kata Vita."Saya Ilham." Kata Ilham."Saya Rafael." Kata Rafael."Saya Daffa." Kata Daffa."Dan aku Ayuna." Kataku."Kalian semua sungguh cantik dan tampan." Kata Nyai Sri."Tidak, lebih cantik Nyai Sri." Kataku."Terima kasih atas pujian kamu, Ayuna. Saya baru sekali mendengar seorang wanita biasa memuji kecantikan saya dengan tulus. Saya bisa merasakan itu." Kata Nyai Sri sambil tersenyum."Tidak, aku mengatakan seb
"Kasihan kenapa?" tanya Rafael. "Aku bisa melihat dari matanya ada kesedihan yang mendalam tapi aku tidak tahu apa itu. Dia seperti melakukan kejahatan untuk menutupi kesedihan dia sendiri." Jawabku. "Kesedihan? Tapi dia terlihat begitu senang dengan yang dia miliki." Kata Ilham. "Tidak, aku tetap melihat kesedihan yang sangat dalam di mata dia. Tapi dia tidak ingin orang lain mengetahui itu." Kataku. "Kenapa dia tidak ingin orang lain mengetahui itu?" tanya Rafael. "Mungkin saja dia takut orang lain melawan dia dan tidak mengikuti perintah dia." Kataku. "Apa benar? Atau tidak melihat kalau dia orang yang mudah tersentuh?" tanya Daffa. "Aku juga tidak tahu benar atau tidaknya yang pasti dia memiliki kesedihan di hidup dia. Aku juga merasa kalau dia bukan manusia biasa." Kataku. "Aku juga, aku merasa dia itu setan yang jahat dan ingin balas dendam." Kata Ilham.
Saat itu, aku tahu alasan aku tidak ingin datang ke sini. Dan alasan aku mendadak meneteskan air mata sebab aku akan kehilangan orang yang aku cintai. Rasanya sangat sakit dan pedih sekali. Andai waktu bisa aku putar kembali. Aku akan menahan inilah semua supaya tidak terjadi. Aku sangat menyesal datang kemari. Aku hanya bisa menangis melihat Rafael menutup mata di sisi aku. Aku takut ini adalah kenyataan. Sampai aku tidak dapat berhenti meneteskan air mata. Lalu Nyai Sri bertanya kepada aku."Kenapa? Apa ini terlalu sakit untuk kamu? Ini tidak seberapa dengan apa yang aku rasakan?" tanya Nyai Sri sambil tersenyum."Kenapa? Apa salah aku?" tanyaku."Tidak ada." Jawab Nyai Sri.Lalu, semua teman aku tersadar juga."Rafael!" Kata Daffa sambil terkejut."Rafael! Kenapa?" tanya Vita sambil merasa heran."Rafael, ada apa ini?" tanya Ilham sambil terkejut."Kalian sudah sadar juga tapi
Semua warga kampung ini dan semua teman aku menuruti perkataan Nyai Sri. Aku tidak bisa melakukan apa pun untuk mencegah mereka semua. Lalu, Vita mendadak menyerang aku. Aku menahan dia sebab aku tidak ingin melukai dia. "Kendalikan diri kamu, Vita. Sadar! Ini aku Ayuna, teman kamu." kataku sambil menahan tangan Vita. "Lepaskan!" teriak Vita. "Tidak akan!" Kataku. "Lepaskan! Kamu berada berada di hati Daffa. Aku tidak akan membiarkan kamu hidup. Kamu selalu menjadi penghalang untuk hubungan aku dan Daffa." Kata Vita. "Apa? Ini masalah Daffa lagi!" Kataku. "Bagaimana anak pembawa perdamaian? Bagaimana rasanya saat sahabat kamu sendiri menginginkan kematian kamu." Kata Nyai Sri. "Saya yakin ini bukan keinginan Vita. Ini pasti dikendalikan oleh anda, Nyai Sri. Saya tidak akan mati begitu juga semua teman saya. Kami akan kembali ke tempat kami berasal. Apa salah saya?" tanyaku.
Nyai Sri Pergi menuju tempat pintu gaib itu. Akhirnya Nyai Sri sampai di pintu gaib itu dan terus memanggil namamu adiknya. "Yanti!" teriak Nyai Sri sambil terus mencari adiknya. Lalu, mereka berdua bertemu. Seakan tidak percaya bahwa. Ini akan terjadi. Hari yang telah ditunggu oleh mereka berdua. "Kak Sri!" Kata Yani. "Kamu dari mana saja? Kakak telah mencari keberadaan kamu di setiap tempat. Kakak sedih kenapa kamu meninggalkan kakak dan ibu?" tanya Nyai Sri sambil meneteskan air mata. "Aku tidak tahan sedangkan semua perlakuan mereka semua terhadap aku. Aku lelah dan tidak tahu apa salah aku terhadap mereka semua." jawab Yanti sambil meneteskan air mata. "Seharusnya kamu cerita kepada kakak, kakak tidak akan membiarkan kamu dan ibu tersakiti. Meski kakak sendiri juga tersakiti. Kakak juga tidak tahu harus berbuat apa." Kata Nyai Sri sambil meneteskan air mata. "Tidak ada yang datang
Akhirnya kami semu asalkan di perbatasan kampung Lamuna ini. Setelah beberapa hari menelusuri hutan ini. Kami bersembunyi dari tempat perbatasan supaya Cokro Artomojo tidak mengetahui keberadaan kita semua."Jika tahu tempat ini, aku tidak akan berjalan menelusuri hutan yang sangat luas itu sampai merasa kelaparan dan juga kelelahan. Jarak dia ternyata begitu dekat dengan kita semua." Kata Vita."Benar, itu artinya dia selalu berada dekat dengan Nyai Sri." Kata Daffa."Mungkin saja kesalahan dia mengikat dia dengan Nyai Sri. Jadi, tempat mereka berada sangat dekat. Tapi anehnya kenapa Nyai Sri tidak dapat mengetahui keberadaan Cokro Artomojo itu?" tanya Ilham sambil merasa heran."Mungkin saja terlalu sakit untuk memikirkan keberadaan dia. Untuk ingat hal lain juga begitu menyakitkan." Jawabku."Itu benar, lebih baik kita menunggu keberadaan Cokro Artomojo dan kita langsung menangkap dia dengan sangat cepat." Kat
"Bagus itu." Kataku.Kami semua melanjutkan perjalanan dan menelusuri hutan. Tanpa tahu informasi tentang Cokro Artomojo, kami terus mencari dia. Setelah beberapa hari menelusuri hutan tidak menemukan yang bernama Cokro Artomojo. Sulit mencari dia, aku juga belum memimpikan seperti apa dia. Tapi aku tidak boleh menyerah sebab aku tidak memiliki pilihan lain."Bagaimana ini? Kita sudah menelusuri hutan ini tapi tetap belum menemukan Cokro Artomojo itu." Kata Vita sambil kelelahan."Benar ini, jika kita tidak mengetahui apa pun tentang dia. Bagaimana secara kita menemukan dia?" tanya Daffa."Kita harus terus mencari jangan putus asa." Jawab Ilham."Kalian pikir hanya kalian berdua yang merasa lelah? Aku, Ayuna dan Ilham juga merasakan hal yang sama. Tapi kami tidak mengeluh dan terus mencari." Kata Rafael."Itu memang sudah tugas kalian bertiga. Kami itu hanya membantu kalian saja." kata Daffa sambil marah.&
Pada malam hari, kami semua tertidur. Aku mulai bermimpi lagi tentang sebuah tempat yang tak asing bagi aku. Tapi aku masih belum mengetahui tempat apa itu. Tempat itu dihuni oleh seorang pria tua yang entah berasal dari mana dan tidak diketahui siapa dia. Aku terus memperhatikan dia dengan teliti. Aku sangat penasaran siapa dia. Tidak biasanya mimpi aku tidak jelas sama sekali. Bahkan aku tidak tahu apa yang terjadi di dalam mimpi aku ini. Terasa Sangat berbeda dari Semua mimpi yang aku alami saat berada di kampung Lamuna ini. "Aku tidak boleh tertangkap oleh Nyai Sri atau mereka semua. Nyai Sri pasti menyuruh anak pembawa perdamaian itu untuk mencari aku. Tapi aku tidak bisa pergi dari tempat ini. Tempat ini seolah mengikat jiwa aku untuk tetap berada di tempat ini." Kata pria tua itu. Aku terus melihat wajah dia meski tidak jelas sama sekali. Aku terus memperhatikan dia. Tempat ini sungguh terasa tidak asing bagi aku. Tapi aku tetap tidak dapat mengingat tem
Saat sampai di kampung Lamuna, kami semua langsung bertemu dengan Nyai Sri. Dengan wajah yang terlihat sangat marah dan juga tatapan penuh kebencian. Nyai Sri mendekati Yudi, dan langsung memukul dia sampai Yudi tidak berdaya. Pertarungan yang begitu dahsyat terjadi. Nyai Sri tidak memberi ampun sedikit pun terhadap Yudi. Dengan penuh amarah dan dendam, Nyai Sri langsung tanpa henti menyiksa Yudi. Aku ingin sekali menghentikan pertarungan mereka berdua tapi aku sangat mengerti perasaan yang dialami oleh Nyai Sri. Rasa kesal, malu, sedih dan juga menderita menyatu dalam hati Nyai Sri. Dia sangat marah terhadap Yudi. Aku tidak bisa menghentikan pertarungan mereka berdua. Lalu, Yudi berbicara kepada aku."Ayo bertindak! Kenapa kamu diam saja? Sebagai anak pembawa perdamaian harus menghentikan pertarungan seperti ini. Jangan membiarkan ini terjadi. Dendam dan juga amarah akan semakin membesar dan juga tidak dapat terkendali." kata Yudi sambil berteriak kepada aku.&nbs
Pagi hari datang, aku terbangun dari tidur. Semua teman aku juga sudah bangun tidur."Ayuna, kamu sudah bangun?" tanya Rafael."Sudah." Jawabku."Apa kamu bermimpi lagi?" tanya Ilham.Aku tersenyum sebab setiap pagi Ilham selalu bertanya hal yang sama. Itu terdengar lucu sekali bagi aku."Kenapa kamu tersenyum? Apa ada yang lucu?" tanya Rafael."Tidak, hanya saja setiap pagi Ilham selalu saja bertanya hal yang sama. Apa aku bermimpi? Dan menang benar, aku bermimpi." Jawabku."Begitu, aku hnya ingin mengetahui saja mimpi kamu." Kata Ilham."Apa isi mimpi kamu, Ayuna?" tanya Daffa."Aku bermimpi tentang gadis kecil yang aku temui kemarin ternyata dia bernama Yanti. Dia adalah adil dari Nyai Sri." Jawabku."Benarkah?" tanya Vita sambil terkejut."Benar sekali, dahulu mereka tinggal bertiga dengan ibunya. Kasihan sekali hidup mereka sudah menjadi
Yudi kembali ke tempat duduk dan berbicara dengan pak Jaka."Bagaimana? Apakah yang dikatakan oleh Ning sih?" tanya pak Jaka."Maaf pak Jaka, acara ini masih belum selesai. Kita harus menunggu sebentar lagi." Jawab Yudi."Baik kalau begitu, saya akan menunggu Sri. Dia sangat cantik sampai saya merelakan waktu saya untuk menunggu dia. Padahal saya masih banyak urusan yang belum diselesaikan malam ini." Kata pak Jaka."Terima kasih, pak Jaka!" Kata Yudi.Akhirnya acara pertunjukan selesai, dan Sri dijebak oleh Ningsih."Sri, ikut aku!" Kata Ningsih."Maaf tapi aku ingin segera pulang. Aku sangat lelah sekali." Kata Nyai Sri."Sudah ikut saja, aku akan mempertemukan kamu dengan ibu kamu." Kata Ningsih."Apa kamu serius?" tanya Nyai Sri."Aku sangat serius, ayo ikut dengan aku!" jawab Ningsih."Baik, aku ilang mengikuti kamu." Kata Nyai Sri.