"Terima kasih, Ilham!" Kata Vita.
"Tidak perlu, kamu tidak perlu berterima kasih atau meminta maaf terhadap aku sebab kita adalah teman. Aku belajar itu dari seseorang yang istimewa." kata Ilham sambil melihat ke arah aku.
Rafael melihat Ilham menatap aku, mungkin Rafael tidak suka dengan itu. Aku harus menghargai Rafael. Aku tidak boleh melihat Ilham.
"Tadi kamu bicara apa terhadap Nyai Sri? Aku dengar kamu mengatakan bahwa kamu sangat mencintai aku dan akan melakukan apa saja untuk kebahagiaan aku. Apa itu benar?" tanyaku.
Wajah Rafael bertambah kesal mungkin saja aku salah bicara.
"Kamu marah? Apa aku salah bicara?" tanyaku.
"Tidak, kamu benar aku akan melakukan apa saja demi kebahagiaan kamu. Meski jika kamu meminta aku berhenti menunggu kamu dan harus melepaskan kamu. Jika kamu sudah menyakiti pria lain." Jawab Rafael.
Rafael pasti mengira aku menyukai Ilham karena tadi aku dan Ilham saling be
Sore hari tiba, aku mengajak Rafael masuk ke dalam rumah. "Ayo kita masuk ke dalam rumah! Ini sudah sore hari." Kataku. "Kenapa sudah sore lagi?" tanya Rafael. "Aku juga tidak tahu." Jawabku. "Mungkin karena aku berbicara dengan wanita yang paling aku cinta." Kata Rafael. "Sudah, kamu merayu aku terus." Kataku. "Ini bukan rayuan tapi kenyataan." Kata Rafael. "Kamu ternyata memang pandai meluluhkan perasaan wanita. Panitia saja aku mulai tertarik." Kataku. "Akhirnya kamu mengakui itu." Kata Rafael. Saat kami berdua masuk ke dalam rumah, kami melihat mereka bertiga sudah menunggu kami bertiga. "Ada apa ini?" tanyaku. "Kalian dari mana saja?" tanya Vita sambil terlihat kesal. "Rafael marah terhadap aku jadi kami berbicara berdua dulu." Jawabku. "Begitu, kalian sudah mulai bertengkar." Kata Vita.
"Terserah kalian semua jika tidak percaya terhadap aku. Tapi aku sudah berkata jujur kepada kalian semua." Jawab Daffa."Daffa, kamu pikir aku baru mengenal kamu satu hari?" tanya Rafael."jalur juga dapat melihat dari mata Daffa bahwa dia berbohong kepada kami semua." Kataku."Itu terserah kalian semua aku tidak masalah jika kalian semua tidak percaya." Kata Daffa.Daffa pergi ke kamar dia dan aku langsung bertanya kepada Ilham. Sebenarnya aku merasa canggung tapi aku harus bersikap seperti dahulu.disaat kita semua masih berteman."Ilham, apa yang dikatakan Nyai Sri terhadap kamu?" tanyaku."Dia membicarakan tentang kisah kita semua dan dia membicarakan tentang.." Kata Ilham sambil terdiam.Ilham terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu yang sulit dikatakan."Katakan saja!" Kata Rafael."Dia berkata bahwa kita tidak akan selamat dan di hari perayaan nanti kita semua bisa
Saat semua orang sudah tertidur. Daffa pergi ke tempat Nyai Sri di dekat perbatasan hutan dan kampung Lamuna. Dia mencari Nyai Sri dan saat melihat Nyai Sri Daffa terkejut dan merasa takut."Ah!" teriak Daffa dengan sangat takut."Kenapa? Apa anda takut melihat saya?" tanya Nyai Sri sambil tersenyum menakutkan."Meski anda cantik tetap saja anda bukan manusia dan saya tetap saja merasa takut. Seharusnya jangan datang secara mengejutkan seperti itu." Jawab Daffa."Apa anda memerintah saya? Berani sekali seorang manusia yang mengatur saya. Tapi saya ingin mengetahui apa yang membawa anda datang kemari?" tanya Nyai Sri."Saya ingin memberi informasi tentang mereka semua. Mereka semua sudah mengetahui wanita yang berada di mimpi Ayuna adalah Nyai Sri." Jawab Daffa."Apa? Kenapa bisa mereka mengetahui itu?" tanya Nyai Sri."Ayuna sering mendengar suara Samar yang aneh dan menakutkan dari kamar mandi di rumah K
Kami terus berjalan dan akhirnya sampai di hutan."Akhirnya kita dapat keluar dari kampung Lamuna tanpa diketahui oleh orang lain." Kata Ilham."Benar, kalau Nyai Sri mengetahui ini dia akan menghukum kita semua." Kata Vita."Sebaiknya kita cepat pergi ke pasar setan dan mencari informasi tentang Nyai Sri." Kataku."Apa kita harus pergi ke pasar setan?" tanya Rafael sambil merasa ragu."Harus supaya kita mengetahui apa kelemahan Nyai Sri dan bagaimana cara mengalahkan dia." Jawabku."Baik kalau begitu." Kata Rafael.Kami terus berjalan dan akhirnya kami sampai di ujung jalan sebelah kiri."Itu dia!" Kata Ilham."Ayo kita pergi ke sana!" Kataku."Baik, kita masuk sekarang juga." kata Vita sambil ketakutan.Saat kami masuk ke pasar setan. Kami langsung bertemu penjual yang berbicara kepada Rafael dan Ilham waktu itu."Kalian datang lagi
"Terima kasih atas ucapan kamu, Ayuna." kata Ilham sambil tersenyum."Ini sudah sangat malam. Ayo kita tidur! Vita sudah sangat nyenyak tidurnya." Kataku."Vita itu memang tidak dapat kalah jika masalah tidur. Dia belum pernah tidak dapat tidur saat berada di tempat ini." kata Rafael sambil tersenyum."Itu bagus sekali, supaya dia tidak terlalu ketakutan dengan apa yang terjadi sekarang ini." Kataku."Benar juga." Kata Rafael."Apa kalian merasa ada yang aneh dengan Daffa?" tanya Ilham sambil merasa bingung."Apa yang aneh dari dia?" tanya Rafael."Aku juga merasa aneh terhadap dia." Kataku."Aneh kenapa?" tanya Rafael."Dia jarang berbicara dengan kita semua. Tapi dia selalu mengikuti kita semua. Dan saat malam hari, aku terbangun sebentar dari tidurku dia sudah tidak ada di kamar. Tapi waktu pagi hari datang dia berada di kamar kita. Itu aneh sekali menurut aku." Ka
"Benar juga, Ayuna selalu memberi kita informasi yang tidak bisa kita cari." Kata Vita."Aku juga setuju dengan kamu, Rafael. Ayuna terlahir berbeda dari kita semua. Aku percaya dia dapat ember kita keluar dari kampung Lamuna ini." Kata Ilham."Semoga saja itu benar." Kata Vita."Kamu juga sangat yakin dengan hal itu. Kita harus mencari siapa nama penjual di pasar setan kemarin." Kata Rafael."Untuk apa?" tanya Ilham."Benar, melihat wajah dia meski hanya sebentar saja sudah menakutkan untuk aku apalagi harus mencari tahu nama dia." Kata Vita."Tetap saja kita harus mencari tahu tentang penjual itu. Itu sepertinya memiliki hubungan dengan Nyai Sri. Dengan begitu, kita dapat menemukan cara untuk mengalahkan Nyai Sri dan semua setan di kampung Lamuna." Jawab Rafael."Jadi begitu, apa kita harus kemal Bali ke pasar setan itu?" tanya ilham."Jangan, kemarin saja kita hampir dibunuh. A
"Kita memang harus pergi ke perayaan itu nanti. Memangnya kenapa? Untuk apa kamu berbicara dengan dia?" tanya Rafael."Aku hanya ingin saja berbicara dengan dia, memangnya kenapa?" tanya Daffa."Itu dia! Kamu tidak biasanya, sangat aneh berbicara dengan Kuhar. Ada apa ini?" tanya Rafael sambil curiga."Tidak ada, sudah kita makan saja." Kata Daffa."Ayo! Aku juga sudah sangat lapar." Kata Vita."Baik, aku juga ingin makan." Kataku.Saat kami pergi makan, aku dan Rafael membicarakan tentang suara Samar Itu."Aoa kamu tidak mendengar suara itu lagi, Ayuna?" tanya Rafael."Tidak, aku belum ke toilet dan belum mendengar suara itu." Jawabku."Memangnya itu suara apa?" tanya Daffa."Aku juga tidak tahu tapi bukan manusia. Aku sangat yakin dengan itu. Pasti hantu yang mengatakan itu kepada aku." Jawabku."Sudah, kita sedang makan dan jangan membahas tentang han
Daffa berbicara dengan Vita di luar rumah."Daffa, apa yang ingin kamu katakan?" tanya Vita."Aku ingin mengatakan bahwa aku.." jawab Daffa sambil bingung."Kamu kenapa?" tanya Vita."Aku ingin bicara saja dengan kamu, Vita." Jawab Daffa."Apa? Kamu hanya ingin berbicara dengan aku tanpa ada sesuatu yang ingin dibicarakan. Apa aku hanya menjadikan aku sebuah alasan saja." kata Vita sambil cemberut."Memangnya salah? Kita bicara apa saja di sini." Kata Daffa."Apa kamu memang sedang mendengarkan pembicaraan kami berdua dan membawa aku supaya tidak diketahui mereka bahwa kamu sedang mendengarkan pembicaraan kami berdua." Kata Vita."Tidak! Kenapa kau berpikir seperti mereka semua?" tanya Daffa sambil membentak Vita."Maafkan aku jika itu menyinggung kamu tapi kamu tidak perlu membentak aku. Aku juga akan mengerti jika kamu berbicara dengan baik." kata Vita sambil cemberut.&nb