DI sebuah Villa yang tersembunyi, Regan sudah melampiaskan Nafsu berkali-kali pada Mawar, wanita itu meringis hingga kesakitan. tetapi Regan tidak mau peduli dengan kondisinya. Hingga dia mendengar handphonenya berbunyi berkali-kali membuatnya ia menerima teleponnya.
"Ya ada apa? Kenapa kau mengganggu kesenangan orang," hardiknya."Itu Tuan, Ujang memantau ada beberapa mobil akan masuk area ini, seperti polisi ikut juga Tuan," lapor anak buahnya."Baiklah, salah satu anak buahmu suruh ke sini segera, aku perintahkan untuk membawa wanita ini pergi dari sini!" ucapnya pada anak buahnya."Sial! Kenapa mereka tahu dengan villa ini?"pikirnya."Hem ... cantik sudah cukup aku menikmati tubuhmu, sekarang biar anak buahku yang mengantarkanmu pulang," ucapnya pada wanita itu sambil memasangkan kembali pakaiannya.Tak lama kemudian anak buahnya datang, di saat dia sudah mengenakan pakaian. "Bawa wanita itu dengan mobilmu dan ikuti saya!" pLift terbuka Mawar berjalan tertatih menuju apartemennya merogoh saku celana sebelah kanan dan mengeluarkan key card lalu memasukkan di tempatnya dan pintu terbuka.Ia terseok-seok masuk kedalam kamar dan menuju kamar mandi. Tubuhnya terasa sangat sakit dan juga area intimnya. Beberapa kali ia mendapatkan hujaman dan serasa tubuhnya remuk berkali-kali.Setelah berada di kamar mandi ia mengisi bathtub dengan air hangat dan menambah sabun cair serta aroma terapi. Ia melepaskan seluruh pakaian dan masuk kedalam bathub, merendamkan tubuhnya di sana. "Aku seperti melayang didera oleh rasa sakit sakit di tubuhku. Tuhan tolong berikan hidup lebih lama lagi," bisiknya lalu ia pun pingsan.Sementara Doni begitu gelisah, ia berpamitan kepada Naila untuk keluar sebentar lalu menelpon dokter yang selama ini merawat Mawar.Ia masuk ke dalam lift dan keluar lagi ketika berada di lantai 17 kemudian Doni mengambilkan key card dan meletakan di tempatnya pintu pun terbuka. Pria itu masuk ke dalam apa
Mobil Bayu, Dokter Rizal, dan polisi tiba di villa Regan. Namun Villa itu kosong tidak ada tanda-tanda perna ada orang yang datang di sini, semua pintu dibuka dan di dalam, semua ranjang bersih dan rapi. 'Sungguh pintar kau Dad, ternyata kau sudah menyiapkan semua dengan sangat matang hingga kau masih bisa lolos, ,' pikir Rizal sedihRizal terpaku menatap suatu ruangan, ia yakin ruangan inilah tadi yang di gunakan, tetapi ruangan ini sangat bersih, jelas saja ayahnya telah membersihkan bukti-bukti kebejatannya karena begitu banyak anak buahnya yang sanggup membersihkan segala aksi bejatnya itu.Polisi menemui mereka. "Kami telah menyisir tempat ini dan tidak ada hal yang mencurigakan, sepertinya bukan di villa ini."Baiklah, kami minta maaf telah merepotkan Bapak-bapak, dan terimakasih telah bersedia memeriksa tempat ini," ucap Bayu."Sama-sama, Pak, tetap akan kami selidiki laporan Bapak mengenai cctv ini, sayang kami tidak bisa melihat jel
Mereka masuk dan duduk diikuti Doni yang duduk di depan mereka dengan tenang, sebab dia tahu akan jadi seperti ini."Kenapa kami tidak menemukan apa-apa saat kami datang, apa kamu memberikan alamat yang benar?" tanya Rizal pada Doni."Sudah, saya memberikan alamat yang benar. Semenjak tuan Dron pergi dan tidak bisa dihubungi, tuan Regan tidak bisa terlalu percaya kepada siapa-siapa, Tuan, ada yang tidak diketahui anak buahnya. Menurut Nyonya Mawar, dia dibawa keluar dari villa itu dengan rute yang berbeda dan mata nyonya pun di tutup, saya pun baru tahu villa itu saat ditugasi membawa Nyonya Naila ke sana," jawab Doni."Lalu bagaimana dengan Nyonya Mawar?" tanya Bayu."Nyonya saat ini dirawat dirumah sakit, Tuan," jawab Doni"Apa kamu bisa melihatnya?" tanya Hugo"Bisa tetapi hanya bisa melihat dari kaca," jawab Doni"Baiklah tidak apa-apa antarkan kami kesana!" pinta Bayu"Aku ikut Pa," pinta Naila."J
Bayu, Hugo, Rizal dan Doni sampai di rumah sakit di mana Mawar di rawat. Rizal begitu ingin melihat wanita malang itu, yang dicampakkan ayah dengan melecehkannya terlebih dahulu. Hatinya sakit saat seseorang ayah tidak bisa memberikan contoh yang terbaik untuk putranya dan ketakutan karena dia sendiri mempunyai anak perempuan.Mereka sampai di depan kamar rawat Mawar, kamar yang benar-benar harus steril. Mereka melihat melalui jendela kaca. Wajah pucat dan mata terpejam, menunjukkan bagaimana sang ayah memperlakukan wanita itu.Rizal menatap iba wanita yang berbaring lemah di bankar dengan selang infus di tangannya. Pria itu meraup wajahnya gusar.Rizal berjalan meninggalkan teman-temannya dan mencari dokter yang merawat Mawar lalu menemuinya."Bagaimana keadaannya Dok?" tanya Rizal cemas."Di demam dan sedikit infeksi di organ intimnya, serta mengigau, saya tidak tahu apa yang terjadi pada Nyoya Mawar, selama ini beliau menjaga tubuhnya
Setelah Mobil anak buahnya melaju meninggalkan mobilnya yang terparkir di trotoar Regan segera memesan tiket pesawat ke Swiss lalu pergi ke ke apartemennya yang tersembunyi membersihkan tubuhnya dan mengemas beberapa pakaian yang dimasukkan kedalam tas ranselnya kemudian bergegas keluar apartemennya serta memacu mobilnya ke bandaraSesampainya di sana ia berjalan menuju ke terminal keberangkatan lalu melewati pemeriksaan dan masuk kedalam pesawatnya, rencana ia akan menelpon istri ketiganya setelah sampai di sana untuk menemani selama satu bulan penuh. Dia merencanakan ini sejak lama, bahkan ketika Dron tiba-tiba menghilang, dia tidak bisa percaya seratus persen pada anak buahnya sebab itu ia tidak pernah memberitahukan sebelumnya tetang jalan rahasia villa tersebut.Senyum tipis terulas di bibirnya. Hari ini dia benar-benar puas mereguk kenikmatan dari wanita yang di kejarnya selama lima tahun itu. Walaupun dia tidak pernah bisa memiliki hatinya cukup menikmati tubuh saja ia sudah s
Rizal sampai ke apartemen melihat Firda ada di ruangan putrinya ia pun memutuskan untuk keluar lagi menuju apartemen sang Mama.Sang adik selalu saja menjahilinya ketika dia sedang berada di sana. Langkah lebarnya menuntun ke kamar sang mama, ia mengetuk pintu setelah terdengar suara mengijinkannya untuk masuk ia pun masuk.Rizal melihat sang Mama sedang duduk di kursi rias membersihkan wajahnya pantulan kecantikan masih terlihat jelas. Ia menoleh pada Rizal. "Ada apa sepertinya ada yang ingin kau bicarakan dengan Mama,""Iya betul mah ada yang harus kubicarakan dengan Mama tentang Daddy," ucap dengan tatapan serius"Ada apalagi dengan Daddymu, dia sudah seperti itu dan tidak bisa untuk diperbaiki lagi. Pernikahan kami pun hanya simbol di atas kertas, agar kamu dan adik-adikmu tidak merasakan apa itu arti perpisahan walaupun pada hakekatnya sama saja, kalian terluka tetapi setidaknya kalian sudah dewasa dan bisa mengerti mana yang baik dan yang bu
Rizal kembali ke apartemennya, melihat Firda tertidur di kamar sang putri ia pun membiarkannya lalu ia masuk ke dalam kamarnya kemudian pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Setelah itu, ia memakai pakaiannya dan membaringkan tubuhnya ke ranjang, hari ini tenaga dan pikiran terkuras, kembali ia ingat Linda yang dikirim di desa terpencil.Pria itu melakukan panggilan segera, ia ingin tahu keadaan wanita itu. "Apa kamu sudah sampai? Kenapa tidak menghubungiku?" tanya Rizal."Maaf Brave menangis terus dan baru saja tertidur," ucapnya."Bagaimana kau menyukainya?" tanya Rizal"Cukup nyaman aku menyukainya tetapi Brave belum," ucapnya sedih."Kalian hanya sementara saja di sana sampai Daddy benar-benar menyadari kalau dia tertular Virus HIV, besok ajaklah berkeliling, ada beberapa kolam ikan dan ruang bermain ajaklah Brave ke sana," perintah Rizal.Suara hening tak ada kata yang terucap dibibir. Hingga suara Rizal
Pagi menjelang, semua insan mulai menapaki suatu yang baru. Rasanya seperti tenggelam di laut lepas kemarin lalu air pasang membawa ketepian dan ternyata masih bisa bernapas, hari itu seolah membawa kematian. Namun ternyata cinta masih ada untuk membawa kebahagiaannya kembali.Bayu menuruninya tangga dengan hanya memakai pakaian rumahan saja sedang menggendong Satria dan juga tidak mengenakan pakaian seragamnya. Naila mengernyitkan dahinya seperti ada yang aneh pagi ini.Bayu menoleh sekilas pada istrinya lalu tersenyum kemudian mendudukan putranya di kursi meja makan."Boy, temani sembentar Mamamu, Papa mau keluar dulu ya!" kata pria itu sambil mengerling kepada istrinya.Satria mengangguk ia pun berjalan keluar dan terdengar suara mobil menjauh meninggalkan rumahnya. Naila menatap sang putra penuh tanda tanya."Kemana Papamu itu, Sat?" tanya Naila.Satria mengangkat bahunya sambil menatap mama yang seperti sedang berfikir.