Share

Bab 122 Janji Naila

Naila tidur dengan sangat gelisah, memikirkan akan bertemu Bayu suaminya. Rasanya ingin menghilangkan saja dari muka bumi,

Naila mencoba memejamkan matanya namun bisa juga otaknya masih terus berputar dan berpikir tentang bagaimana jika bertemu dengan dia yang pernah mengisi hatinya itu.

Malam semakin larut perasaan semakin tak menentu, Iya kembali meminjamkan matanya dan berusaha untuk tidur serta berharap malam segera berlalu dan berganti sinar Surya.

Tak muda menghadapai kebimbangan hati dan juga rasa ketakutan tetapi ia harus memantapkan langkahnya walau hatinya gamang rasa takutnya seperti mengunci hati, pikiran dan langkahnya. 'Demi Satria putra semata wayangnya,' batinnya.

Malam semakin larut Naila mencoba terpejam, mulutnya berdzikir sepanjang malam agar otaknya bisa segera beristirahat tanpa berfikir hal yang macam-macam.

Jam tiga dinihari hari wanita itu baru terpejam dan terbangun saat Satria kembali mengigau memanggil Papa. Naila tercubit hatinya ia mengusap cairan di sud
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status