Share

99. Home Sweet Home

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Akh … ternyata kembali ke rumah sendiri sangat menyenangkan.” Aurora merebahkan dirinya di ranjang. "Home sweet home," gumamnya lagi.

Tiga bulan sudah mereka melakukan perjalanan keliling dunia. Zack benar-benar memanjakan istrinya dengan berbagai pengalaman baru yang belum pernah Aurora alami.

“Aku senang melihatmu menikmati bulan madu kita. Juga mellihatmu akhirnya tidur di ranjang ini. Biasanya aku hanya tidur sendirian.” Zack menatap Aurora yang berbaring telentang.

Mendengar pernyataan Zack, Aurora terduduk. Ia baru sadar saat ini berada di kamar Zack yang merupakan kamar utama. Luasnya dua kali lebih besar kamar yang dulu ia tempati di rumah ini.

“Masa, sih, tidak pernah ada yang menemanimu tidur di sini?” Aurora berkata seraya memicingkan mata tanda tak percaya dengan omongan Zack.

Zack tersenyum sedikit dan membalas, “Pernah, sih. Satu kali.”

Aurora tergelak. Ia ingat Jeff perna

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
blackroses
aurora hidupnya udh enak bgt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   100. Perintah Mami

    "Kenapa Mami memanggil kami bertiga? Mami baik-baik saja, bukan?" Zack dengan wajah khawatir mengamati wajah Clara.Sebelum berkata-kata, Clara mengembuskan napas panjang. Lalu wanita yang usianya hampir enam puluh tahun itu menatap wajah putra-putra kandung dan putri angkatnya."Mami butuh bantuan kalian.""Ya Tuhan. Mami berhutang pada bank, ya? Alis Alzard terangkat tinggi."Ngawur!" Clara mendelik kesal.Zack segera melerai. "Ya sudah, ada apa, Mi?"Clara tidak langsung menjawab. Ia lalu menatap Aurora dan Zack. Terang-terangan mengamati perut Aurora yang terlihat rata."Kamu apa kabar, Aurora sayang?"Mendengar pertanyaan sang Mami, Aurora mengerutkan kening. Zack dan Alzard pun tampak bingung dan kini ikut-ikutan memandang Aurora."Eh, Aurora baik-baik saja, Mami.""Tidak mual-mual?"Aurora menggeleng pelan. "Tidak, Mi. Sejak menikah, sakit maagku tidak kambuh kok."Zack pun mengangguk untuk membenarkan pernyataan sang istri."Kamu bagaimana?" Clara memberi perhatian pada Zack.

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   101. Tuntutan Dua Keluarga

    Setelah panjang lebar mendoktrin putra-putrinya untuk segera memiliki anak, Mami keluar dari ruang keluarga. Tinggallah Zack, Aurora dan Alzard yang terpaku menatap pintu yang baru saja ditutup Clara.“Memangnya ada tema perkumpulan seperti itu?” Zack menoleh pada Aurora.Tentu saja, Aurora menaikturunkan bahu. “Mana ku tau? Aku kan belum memiliki circle pertemanan dengan ibu-ibu.”Mata Zack lalu menatap Alzard yang tampak santai bermain ponsel.“Hey, Al. Mami itu berkumpul dengan ibu-ibu mana, sih? Kenapa tema pertemuannya aneh begitu?”Tanpa mengalihkan matanya dari layar ponsel, Alzard bercerita bahwa perkumpulan Mami itu memang memiliki tema pertemuan. Suatu ketika temanya, ‘Anak Lelakiku.’ Lalu tahun berikutnya, ’Anak Perempuanku.’ Pernah juga, ’Peliharaanku.’“Pokoknya begitu deh. Waktu tema anak lelaki, aku yang diseret. Tahun berkutnya Aurora saat tema anak

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   102. Live Music

    Sesaat, Aurora hanya terpaku di tempat. Sementara Zack mengerutkan kening melihat wanita yang datang bersama Alzard. Ia melirik adik kandungnya dengan tatapan tak suka.“Jenny, kenalkan ini kakakku, Zack dan istrinya.” Alzard memperkenalkan wanita yang dibawanya pada Zack tanpa memberitahu nama Aurora.Mereka berjabatan tangan. Aurora memperhatikan, Jenny sepertinya tidak mengenali bahwa ia adalah wanita yang sering ia bully saat sekolah dulu.Tentu saja, Aurora dulu dan sekarang memang berbeda. Mereka berjabatan tangan, lalu masuk ke dalam.Demi menghormati tamu dan ingin tau apa maksud Alzard membawa wanita itu ke rumah, Aurora dan Zack ikut duduk bersama di ruang tamu. Tak lama kemudian, Mami datang.“Mami, kenalkan. Ini, Jenny, temanku.” Alzard segera menghampiri sang Mami.“Hallo.” Clara tersenyum senang lalu mempersilahkan semua duduk.“Ini teman atau kekasihmu, Al?” Clara berkata sambil melirik putra keduanya.Spontan, Aurora melirik Zack. Jenny adalah kekasih Alzard? Pantas saj

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   103. Apa Rencanamu?

    Konser mini itu sukses membuat Aurora bersenang-senang sejenak. Ia kini ikut bernyanyi bersama sang suami. Bahkan Mami bisa mendengar suara mereka dari luar kamar dan tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala.“Huhf … Jangan bilang kamu akhirnya termakan rayuan Elvis untuk membuat single album. Suaramu semakin bagus, Zack.” Aurora duduk bersandar di sofa setelah selesai bernyanyi beberapa lagu.Zack yang masih terengah karena habis bernyanyi dengan semangat menggeleng keras. “Tidak akan. Tetapi, akhirnya aku mengizinkan Elvis merilis lagu tersebut.”“Oh ya?”“Iya. Dengan syarat, Elvis sendiri yang menyanyikannya.”“Aku tidak sabar ingin membeli albumnya.”Mendengar pernyataan Aurora, Zack jadi teringat bahwa ia menyimpan banyak CD Elvis. Lelaki itu beranjak ke salah satu lemari dan mengambil setumpuk CD serta memberikannya kepada Aurora.“Sebelum single terbar

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   104. Masih Pura-Pura

    Alzard melakukan pertemuan intens dengan Jenny. Ia selalu berusaha memberi kesan yang baik dan penuh pengertian. Lelaki itu yakin, Jenny pun senang menerima segala perhatiannya.“Aku pikir kamu akan mengajakku ke rumahmu lagi.” Jenny berkata saat mereka sedang berjalan-jalan menghabiskan waktu akhir minggu.“Tidak ada yang istimewa di rumahku.” Alzard membalas singkat. “Bahkan rumahmu lebih megah dibanding rumahku itu.”Setelah berkata begitu, Alzard melirik Jenny. Melihat ekspresi wajah wanita di sampingnya. Jenny tampak hanya tersenyum sedikit.“Paling tidak di rumahmu ada Mami, kakak dan istrinya. Rumahku yang kamu bilang megah itu sangat sepi karena penghuninya selalu sibuk beraktifitas di luar rumah, bahkan saat akhir pekan.”“Sepertinya semua keluarga sama saja. Apalagi jika anak-anak sudah tumbuh dewasa pasti memiliki acara sendiri.”Kepala Jenny menoleh pada Alzard. “Tapi, saat itu di rumahmu bisa berkumpul lengkap. Bahkan kakakmu yang tinggal di luar negeri pun datang.”Senga

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   105. Minta Maaf

    Jenny terlihat mengerjap sebentar lalu mengangguk. Setelahnya, wanita itu memilih memperhatikan jalanan di depan mereka.Sampai di supermarket, Alzard meminta Jenny memilih buah-buahan dengan dalih selama ini ia jarang melakukannya.“Biasanya aku pergi dengan Aurora dan dia lah yang memilih. Aku tinggal bawa keranjang saja.” Alzard menjelaskan pada Jenny.“Tetapi, aku juga tidak tau cara memilih buah yang bagus. Kita minta pegawainya saja, ya.”Saat menunggu pegawai mengambilkan buah-buahan, Alzard menemani Jenny mengambil beberapa makanan ringan. Wanita cantik itu terlihat beberapa kali bertanya pada pegawai tentang produk yang ia cari.“Memangnya kamu jarang berbelanja di supermarket?”Kan ada pelayan. Jadi, biasanya pelayan yang membeli semua kebutuhanku.”Semakin lama, Alzard semakin tidak menyukai Jenny. Memang wanita di sampingnya ini berasal dari keluarga kaya raya. Tetapi, dari cara bicaranya terlihat selalu membanggakan diri.Keberuntungan sedang berpihak pada Alzard. Saat me

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   106. Pemulihan Nama Baik

    Urusan dengan Jenny berakhir. Wanita itu berjanji di depan keluarga Morgan untuk memperbaiki sikap. Semua ia lakukan karena ia memang menyukai Alzard.Esok paginya, Aurora dan Zack sudah berada di pesawat. Sesuai janji, mereka akan mengunjungi Kakek Viscout.Dalam penerbangan, Zack menyempatkan memeriksa email-email pekerjaan. Sementara Aurora bersandar santai sambil bermain games pada ponsel Zack.“Sayang,” panggil Zack.“Ya?” Aurora menjawab sambil tetap menatap layar ponsel. “Kenapa?”“Kamu mendapat tawaran lagi untuk photoshoot kosmetik produksi Kak Sacha. Ini aku sedang membaca penawarannya.”“Oke. Aku tunggu hasil renunganmu saja.” Aurora terkekeh sendiri mendengar pernyataannya.Tak lama kemudian, Zack menutup laptop. Aurora menoleh menatap suaminya.“Bagaimana? Boleh aku photoshoot lagi?”“Boleh. Kak Sacha sendiri yang mengirim email, j

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   107. Hukuman dari Tuhan

    “Kita bisa membatalkannya, jika kamu ingin.” Zack berkata sambil mengamati Aurora yang sedang diberi alat perekam kecil di blusnya.“Kamu sudah mengatakan ini berpuluh kali dan aku akan tetap menjawab sama. Aku harus melakukannya.”“Well, maksudku, kita bisa saja menghindar, bukan?”“Sampai kapan, Zack? Aku tidak mau menyimpan masalah berlarut-larut.”Zack tetap menggeleng. Ia berkata, mereka bisa saja bersikap bahwa masalah ini tidak pernah ada. Yang terpenting sekarang, Trevor dan keluarganya tidak akan berani mendekati Aurora lagi.Namun begitu, Aurora tetap pada pendiriannya. Ia merasa harus bertemu dengan Trevor. Melihat sendiri bagaimana keadaan lelaki tersebut dan mendengar langsung penjelasannya.“Ya, sudah. Aku di ruang sebelah. Hati-hati.” Zack mengecup bibir sang istri sebelum keluar dari ruang pertemuan.Aurora memeluk Zack erat. Menempelkan sisi wajahnya di dada

Bab terbaru

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.259. Lebih Dari Selamanya

    Zack membuka mata. Ia berada di keramaian. Banyak wanita cantik dan bertubuh indah di sekelilingnya.Namun begitu, apa yang ia cari tidak ada. Zack mulai panik. Netranya memutar ke segala arah. Ia mengabaikan uluran tangan setiap wanita yang ingin meraihnya.“Ke mana Aurora? Kenapa aku tidak melihatnya? Ini di mana?”Matanya memicing saat melihat cahaya. Ia mengerjap-ngerjap dan kini melihat beberapa wajah yang sedang mengamatinya.“Syukurlah, kamu sudah sadar.”Zack tersenyum kala melihat wajah yang ia cari-cari kini berada di dekatnya. Dokter segera mendekat dan memeriksa keadaan Zack.“Kelelahan, kepanasan dan dehidrasi.” Dokter menyimpulkan apa yang diderita Zack sambil menyuntikkan vitamin pada lengan atas pasiennya yang baru saja siuman dari pingsan selama sepuluh menit.“Apa akan baik-baik saja?” Clara bertanya dengan khawatir.“Tentu.” Dokter terkekeh menatap Zack. “Sepanjang ingatan saya, Tuan Zack memiliki kondisi tubuh yang prima. Hanya saja saat ini aktifitasnya sudah melam

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.258. Sukses Bersama

    Satu tahun berlalu. Hari ini adalah hari besar bagi Zack dan para sahabat. Akhirnya bisnis mereka bersama diresmikan.Seluruh keluarga Zack, Zavian, Elvis, Vigor dan Louis berkumpul di pulau. Resort besar yang diberi nama DreamTeam itu memiliki konsep kebersamaan. Setiap resort memiliki ruang terbuka untuk berkumpul.Acara pembukaan hari ini tampak meriah. Persiapan sudah berjalan sejak satu bulan yang lalu. Mereka membentuk lingkaran dan berdoa bersama sebelum akhirnya membuka pita tanda resort mereka kini terbuka untuk umum.Aurora menarik tangan Alzard untuk mengikutinya. Mereka menghampiri seorang wanita cantik berkepala plontos.“Siapa?” Alzard terlihat bingung.“Jenny. Dia sengaja mencukur habis rambutnya agar sama dengan kepala putrinya yang masih pemulihan dari kanker.”Alzard mengangguk dan akhirnya mengenali wanita tersebut. Aurora bersama Mami dan June memang sudah bercerita pada Zack dan Alzard tentang pertemuan mereka dengan Jenny.“Aurora.” Jenny menyapa ramah.“Jenny. S

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.257. Katanya Lelah?

    Aurora, June dan Clara menatap hamparan manusia di ruang keluarga. Televisi masih menyala. Remah-remah keripik dan popcorn bertebaran bersama kaleng-kaleng soda dan gelas-gelas jus.Perlahan, Aurora membangunkan Kakek Viscout. Ia tidak ingin sang Kakek pegal-pegal tubuhnya karena tidur di sofa.“Oh. Kalian sudah kembali,” gumam Kakek Viscout.Aurora mengangguk, lalu mengantar Kakek Viscout ke kamar. Wanita cantik itu memastikan sang kakak berbaring nyaman dan menyelimuti tubuhnya.Saat kembali ke ruang keluarga, June dan Alzard sudah memindahkan Felix dan Haven. Mereka ditidurkan bersama di ranjang Felix.Clara sudah akan mengangkat Angel, namun Aurora menghalanginya.“Biar aku yang angkat Angel. Dia sudah berat sekarang. Mami tolong gendong Alpha saja.” Perlahan, Aurora melepas pelukan Zack dari tubuh Alpha.Bayi mungil itu kini dibawa Clara ke kamarnya. Aurora menggendong putrinya dan duduk sebentar di sisi ranjang Angel.“Terima kasih Tuhan, karena memberikanku putri yang sangat ca

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.256. Anak yang Kurang Beruntung

    Zack sampai membangunkan semua suster untuk mencari Angel. Raut wajahnya dari santai kini menjadi tegang. Untung saja, Alpha yang berada di gendongannya tidak terbangun.“Dad!” pekik Haven.“Kenapa? Ada apa dengan Angel?”“Sstttt.” Felix langsung meletakkan jari telunjuknya di bibir.Haven membuka taplak yang menutupi kaki meja. Di sana Angel tidu meringkuk. Zack, Kakek Viscout dan Alzard menghela napas penuh kelegaan.Suster mengeluarkan dan menggendong Angel. Zack meminta putrinya dibaringkan di kasur di depan televisi.Saking lelahnya, semuanya kini berbaring di kasur. Kakek Viscout memilih berbaring di atas sofa. Zack duduk bersandar di kasur sambil tetap menggendong Alpha.“Kenapa Alpha tidak dibaringkan di sebelah Angel saja agar kamu juga bisa tidur?”“Alpha menangis jika aku letakkan di kasur.” Zack menjawab pertanyaan Kakek Viscout dengan nada lemah.Lelaki itu memicingkan mata dan melihat Alzard, Haven dan Felix sudah tertidur. Zack mengusap sayang kepala Angel yang tidur di

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.255. Mengasuh Anak-Anak

    Aurora sangat bersyukur. Zack begitu penuh support ikut merawat putra-putri mereka. Angel semakin manja dan lengket dengan sang Daddy. Sekarang, ke mana pun Zack pergi, Angel akan ikut.Perkembangan Alpha semakin hari semakin membaik. Berat badannya sudah mulai normal diusianya. Namun begitu, Aurora tidak mau lengah.Setiap hari, Alpha menjalani terapi perkembangan fisik dan kognitif. Aurora selalu menemani putranya.“Siapa hari ini yang bisa ikut menemani Alpha terapi?” Aurora bertanya pada anak-anaknya saat sarapan.“Felix, Mom. Nanti aku belajar online saja.” Felix mengajukan diri.“Maaf, Mom. Aku ada les golf, tapi setelahnya bisa menyusul.”“Angel mau rapat sama Daddy.”“Nanti kami menyusul setelah rapat, Sayang.” Segera, Zack menimpali.Aurora tersenyum dan mengembuskan napas lega. Dibanding Felix dan Haven, Angel lah yang masih menjaga jarak dengan Alpha. Anak perempuan lebih memilih bersama sang Daddy meskipun ia memiliki waktu untuk bersama Aurora.“Ayo, Angel. Pamit Mommy du

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.254. Kamu Mau Kencan?

    “Pasti habis dapat jatah semalam.” Zavian meledek sahabatnya. “Wajahmu sangat ceria dan bersinar.”Zack hanya tersenyum manis. Ia tidak akan menyangkal karena ucapan Zavian benar. Semalam akhirnya ia bisa melampiaskan kerinduannya pada sang istri.“Daripada meledekku terus, lebih baik kamu siapkan ruang rapat.”“Sudah.”“Katanya mau mencetak timeline terbaru proyek?”“Sudah.”“Pesan makanan untuk rapat ?”“Hem.”“Telepon desain pembuat boneka yang akan menjadi maskot pulau kita?”“Sudah semua. Tenang saja. Beres.”“Carilah pekerjaan lain agar kamu tidak menggangguku.” Zack bersungut kesal.“Ini sedang kulakukan. Menggodamu.”Zavian tergelak melihat tatapan Zack yang seperti ingin membunuhnya. Untunglah saat itu Angel masuk hingga wajah Zack langsung berubah manis.“Putri cantik Daddy.” Tangan Zack terentang lebar.Angel segera masuk ke dalam pelukan Zack. Lelaki itu menciumi setiap jengkal wajah sang putri satu-satunya.“Bagaimana sekolahnya?”“Kenapa setiap aku pulang sekolah, selalu

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.253. Milikmu Lagi

    “Rumah sakit? Ada apa dengan putraku?”Zack menekan tombol speaker agar Kakek Viscout juga dapat mendengar. Dokter meminta Aurora datang ke rumah sakit untuk menyetor ASI-nya.Sambil mendengarkan instruksi dokter, Zack dan Kakek Viscout berjalan ke kamar utama. Mereka menemukan Aurora yang baru selesai mandi. Wanita itu terkejut melihat suami dan kakeknya tiba-tiba masuk bersamaan.“Ada apa?”“Alpha .... ““Alpha?”“Aku baru saja memberitahukan nama baby mochi pada Kakek lalu rumah sakit menelepon.”Sebelum Aurora khawatir berlebihan, Zack langsung bercerita. Dokter mengatakan bahwa Alpha mulai pintar minum susu. Bahkan ASI Aurora di rumah sakit sudah habis dan mereka meminta persediaan ASI lagi.Aurora menutup mulut saking senangnya. “Benarkah?”Zack memeluk Aurora dan menciuminya. Kakek Viscout memberi semangat saat keduanya langsung berjalan keluar untuk ke rumah sakit.“Aurora titip anak-anak ya, Kek.”“Iya, Aurora. Pergilah. Kakek akan menemani Felix, Haven dan Angel.”Di rumah s

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.252. Bintang Bersinar yang Kuat

    Bayi teramat mungil itu dibawa ke kamar Aurora. Wanita cantik yang baru pertama kali melihat bayi yang dilahirkannya itu menangis. Mahluk itu terlihat memperihatinkan.“Tersenyumlah, Sayang. Kasihan baby mochi. Ia pasti ingin melihat wajah Mommynya yang bahagia melihatnya.” Sebelum suster meletakkan bayi di dada Aurora, Zack memohon.Aurora tersenyum dan mengangguk. Segera, ia menghapus air matanya dan memberi kode pada suster.Baby Mochi diletakkan di kulit dada Aurora. Matanya belum terbuka. Aurora mengelus perlahan kulit bayinya.“Hai, Sayang. Ini, Mommy.” Aurora menatap Zack yang juga memandangnya penuh haru. “Dia tampan, Zack.”“Tentu saja.” Zack segera menyahut.Aurora kembali menatap bayinya. “Mommy akan jaga kamu, Sayang. Maaf ya kamu sudah harus keluar dari perut Mommy.”Zack membuang muka ke arah dinding mendengar kata-kata istrinya. Aurora tak hentinya berbicara pada baby mochi.Bayi itu bahkan belum bisa menyusu langsung dari puncak dada Aurora. Mulutnya sangat kecil dan t

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.251. Bayi Premature

    "Zack, sepertinya aku harus ke rumah sakit deh.""Kenapa, Sayang?" Zack mengamati istrinya yang terlihat sehat-sehat saja."Sejak bangun tidur tadi, aku pipis terus. Sedikit-sedikit.""Bukannya normal?" Zack yang sedang duduk menghadap laptopnya kini berdiri dan menghampiri sang istri.Lelaki itu mengusap perut Aurora yang besar. Kandungannya sudah hampir memasuki usia delapan bulan.Menurut pengalaman Zack setelah Aurora hamil sebelumnya, memasuki semester tiga, wanita hamil memang sering buang air kecil."Perasaanku gak enak. Ke dokter saja, ya.""Oke. Sekarang?"Aurora mengangguk. Ia tidak ingin membuang banyak waktu untuk segera memeriksa kandungannya.Mereka hanya sempat berpesan pada asisten yang mengurus anak-anak lalu segera meluncur ke rumah sakit."Aduuh." Aurora meringis membuat Zack yang sedang menyetir terpecah konsentrasinya."Sakit?"Namun, kepala Aurora menggeleng. "Tidak. Tapi, aku ngompol. Tidak bisa kutahan."Sudut mata Zack melirik jok kursi. Aurora langsung memint

DMCA.com Protection Status