“Bajingan kecil, apa menurutmu aku ini sama seperti kamu? Berjalan kemana-mana dan menciptakan musuh sendiri? Disini sekte Shelin, berbeda dengan dunia luar. Jangan melakukan hal yang sama dengan yang kamu lakukan di luar nanti!” Kata-kata dari tetua Tu membuat Tian Sen memalingkan wajahnya ke arah lain, pada kenyataannya bukan ia ingin mendapatkan musuh tapi mereka sendiri yang datang ingin menjadikan Tian Sen musuh.Perumpamaan yang berbeda dengan arti yang berbeda, Tian Sen juga tidak pernah membuat masalah apapun untuk orang lain jadi kenapa ia harus disalahkan atas musuh yang datang sendiri padanya? Tetua Tu membawa mereka semua ke tempat dimana para tetua sekte Shenlin telah menunggu, saat mereka sampai ekspresi para tetua menjadi sangat senang bahkan mereka terburu-buru mendekati tetua Tu. Jelas sekali hati mereka senang karena pemenang dari perang seratus kerajaan malah masuk ke dalam sekte mereka bukan ke sekte abadi. “Kenapa kalian malah tidak sabar? Apa kalian pikir aku ak
“Itu juga menarik tapi hal yang lebih menarik bagiku adalah mencari pengalaman baru dan sedikit kebebasan. Tentu dalam hidupku yang paling menyenangkan adalah beristirahat tanpa harus di ganggu oleh orang lain. Itu menjadi inovasi bagi diriku!” Kata-kata dari mulut Tian Sen seolah tidak punya arti besar didengar oleh mereka semua. Itu menjelaskan kalau Tian Sen tidak peduli dengan kultivasinya dan hanya berharap hidup dengan sangat baik, tapi mereka yang sudah pernah melihat Tian Sen dan mengenalnya tidak akan berani merendahkan kata-kata Tian Sen tersebut. Terlebih tetua Tu yang melihat sendiri bagaimana gilanya Tian Sen dalam bertindak menghadapi musuhnya sendiri, tindakan gila Tian Sen hanya bisa dikatakan sebagai tindakan orang gila yang sudah lama menjadi orang gila, bukan orang setengah gila.“Anak ini, benar-benar akan membuat gadis kecil dari sekte ini menjadi kesal!” Ucap tetua Tu dengan ekspresi yang jelas-jelas menunggu sesuatu hal menarik dari gadis yang terlihat akan mele
"Agh! Kenapa kalian semua melakukan ini? Kenapa kami tidak boleh hidup bahagia? Kenapa kami yang lemah harus kalain siksa seperti ini? Dewa! Dimana kamu? Dimana kamu yang telah kami sembah selama ini? Kenapa kamu tidak muncul.. Kenapa?" Sosok pria muda berusia sepuluh tahun tampak berlutut menghadap ke langit. Dia mengucapkan semua keluhannya ke langit dengan marah, dia mengeluh dengan ketidakadilan yang diterima oleh dia dan keluarganya. "Benci! Aku benci kalian semua, aku akan membunuh kalian semua! Aku bersumpah akan membunuh kalian yang merenggut seluruh kebahagiaan yang dulu aku miliki!" Teriak anak itu dengan marah dan mengutuk langit yang tidak adil terhadap dirinya. Tidak ada yang menjawab, tidak ada yang mendengarkan keluhannya, hanya hujan, petir dan kilat sebagai tanda betapa hancurnya hati sang anak itu sekarang. Tatapan yang penuh keputusasaan membuat si anak benar-benar jauh dari anak-anak seusianya, senyuman anak berumur sepuluh tahun itu pun tampak tidak ada lagi se
Anak umur delapan tahun itu pun mengangguk dan ayahnya dengan tenang mengajari anaknya itu seluruh yang dia ingin anaknya pelajari. Satu jam, dua jam, tiga jam pun berlalu, setelah merasa hari sudah mulai naik barulah keduanya pun keluar dari gua dan kembali ke desa. Ayah dari anak itu kembali ke rumah sedangkan anaknya pergi bermain ke danau yang sudah dijanjikan dengan teman-temannya, saat sang ayah sampai di rumah sosok istrinya sudah menunggu menatapnya dengan tatapan dingin.“Kenapa kamu membawa Shen’er kesana?” Tanya sang ibu dengan wajah murung menatap suaminya.“Huf.. Siapa yang tahu masa depan? Setidaknya aku memberikan anak kita pilihan untuk masa depannya! Apa kamu pikir dapat bersembunyi terus dari mereka?” Jawaban dari suaminya membuat sang istri merendahkan kepalanya. Dia paham apa yang dimaksud oleh suaminya itu, sangat paham sampai membuat hatinya sangat sakit memikirkan masalah yang sebenarnya mereka hadapi. Dia tidak masalah jika mati, tapi dia tidak akan terima ka
“Iya… Paman, tampaknya mereka benar-benar bukan demon. Hm? Kalau begitu apa kita pergi saja? Sepertinya ibu Mingyue memintaku untuk pulang, dan entah kenapa perasaanku sangat tidak enak dengan panggilan tiba-tiba itu!” sahut Pemuda yang bernama Long Zhuting. Dia telah berkelana selama beberapa abad melewati seluruh lorong ruang menuju ke semua dunia yang terhubung. Ketiganya setuju untuk kembali, mereka terbang melewati ruang dan membiarkan kelompok yang tadi melawannya begitu saja. Tapi memang kelompok itu tidak berani mencegah atau marah, mereka bahkan hanya berani mengangkat kepala saat Long Zhuting benar-benar sudah menghilang dari pandangan mereka. Setelah mereka benar-benar tidak lagi merasakan keberadaan anak itu, mereka baru melanjutkan perjalanan menuju dunia awan. Tempat yang menjadi tujuan akhir mereka, bahkan mereka harus segera pergi sebelum semua terlambat untuk mereka. “Mereka itu benar-benar tidak tahu malu, tapi biarlah! Mereka juga tidak melanggar!” Sebenarnya L
Tian Sen terus berjalan mencari petunjuk, meskipun tubuhnya masih kecil dan umurnya juga belum sepuluh tahun. Tapi hatinya benar-benar kuat bahkan jika melihat mayat yang hangus di dalam lautan api pun tidak membuatnya menjadi takut dengan semua itu. Dia terus melangkah, satu demi langkah terus dia lalui dan setiap dia melangkah akan ada mayat hangus atau bagian tubuh yang terlihat di matanya. Dan semakin dia terus melangkah, Tian Sen menemukan beberapa sosok yang di ikat dengan tubuh penuh luka dan di tengah-tengah beberapa sosok itu ada satu orang tua yang masih tampak bernafas. Saat melihat orang tua itu Tian Sen langsung mempercepat langkahnya, setelah lama melangkah di desa akhirnya Tian Sen menemukan satu orang hidup. Meski hanya satu dia ingin menyelamatkan satu orang itu apapun yang terjadi apalagi sosok itu adalah kepala desa tua yang sering berkunjung ke rumahnya.“Kepala desa, kakek!” Tian Sen berhasil menurunkan pria tua itu dengan susah payah. Dia juga mencoba mengikat
Tujuh tahun berlalu sejak hari dimana desa tempat tinggal Tian Sen di hancurkan, sekarang anak yang tadi belum berumur sepuluh tahun telah menjadi pemuda berumur lima belas tahun. Dia bekerja di sebuah restoran pada kota yang berukuran cukup besar dengan posisi tingkat menengah dalam kerajaan Chu. Kehidupan kecilnya kembali dengan kebahagian tapi hatinya masih tetap dalam kesedihan, meskipun di luar dia melayani banyak tamu dengan senyuman kadang ada hari dimana Tian Sen akan diam dan tampak murung sendiri. Nyonya pemilik restoran yang membawa Tian Sen bekerja di restorannya pun sadar kebiasaan Tian Sen itu tapi dia tidak mengatakan apapun karena yakin ada alasan Tian Sen bersikap aneh. “Tian Sen, setelah kamu mengurus yang Disana cobalah untuk membantu kakak Mu di dapur!” Ucap nyonya yang baru saja meletakan pesanan tamu di meja. “Baik bibi!” Tian Sen dengan senang hati pergi ke dapur dan membantu seorang wanita yang lebih tua darinya membersihkan tempat makan kotor. Wanita muda
Pada akhirnya TIan Sen tidak punya pilihan selain ikut pergi ke esokan harinya dengan kakaknya untuk mendaftar, mereka sampai di depan tempat pendaftaran yang dibuka pada tempat rumah wali kota. Saat mereka berjalan Tian Sen melihat beberapa orang yang dia kenal, itu adalah orang-orang yang dipukul olehnya, meski orang-orang itu marah tapi tidak ada yang berani mendekati Tian Sen setelah apa yang mereka alami sebelumnya. “Tidak ada yang menarik disitu, mereka berasal dari luar kota kita dan tampaknya memang berasal dari keluarga bangsawan tapi tidak besar!” Jelas kakak TIan Sen mengatakan asal usul dari pemuda yang merusak restoran mereka saat itu, dia tahu hal tersebut setelah penjaga kota membicarakan mereka dengan ibunya. Penjaga kota menjelaskan kalau sebenarnya sudah ada peraturan yang melarang peserta membuat masalah di kota mereka tapi kadang anak-anak muda itu merasa diri mereka lebih baik dari yang lain dan karena kota mereka juga tidak pernah ada perwakilan menuju akademi
“Itu juga menarik tapi hal yang lebih menarik bagiku adalah mencari pengalaman baru dan sedikit kebebasan. Tentu dalam hidupku yang paling menyenangkan adalah beristirahat tanpa harus di ganggu oleh orang lain. Itu menjadi inovasi bagi diriku!” Kata-kata dari mulut Tian Sen seolah tidak punya arti besar didengar oleh mereka semua. Itu menjelaskan kalau Tian Sen tidak peduli dengan kultivasinya dan hanya berharap hidup dengan sangat baik, tapi mereka yang sudah pernah melihat Tian Sen dan mengenalnya tidak akan berani merendahkan kata-kata Tian Sen tersebut. Terlebih tetua Tu yang melihat sendiri bagaimana gilanya Tian Sen dalam bertindak menghadapi musuhnya sendiri, tindakan gila Tian Sen hanya bisa dikatakan sebagai tindakan orang gila yang sudah lama menjadi orang gila, bukan orang setengah gila.“Anak ini, benar-benar akan membuat gadis kecil dari sekte ini menjadi kesal!” Ucap tetua Tu dengan ekspresi yang jelas-jelas menunggu sesuatu hal menarik dari gadis yang terlihat akan mele
“Bajingan kecil, apa menurutmu aku ini sama seperti kamu? Berjalan kemana-mana dan menciptakan musuh sendiri? Disini sekte Shelin, berbeda dengan dunia luar. Jangan melakukan hal yang sama dengan yang kamu lakukan di luar nanti!” Kata-kata dari tetua Tu membuat Tian Sen memalingkan wajahnya ke arah lain, pada kenyataannya bukan ia ingin mendapatkan musuh tapi mereka sendiri yang datang ingin menjadikan Tian Sen musuh.Perumpamaan yang berbeda dengan arti yang berbeda, Tian Sen juga tidak pernah membuat masalah apapun untuk orang lain jadi kenapa ia harus disalahkan atas musuh yang datang sendiri padanya? Tetua Tu membawa mereka semua ke tempat dimana para tetua sekte Shenlin telah menunggu, saat mereka sampai ekspresi para tetua menjadi sangat senang bahkan mereka terburu-buru mendekati tetua Tu. Jelas sekali hati mereka senang karena pemenang dari perang seratus kerajaan malah masuk ke dalam sekte mereka bukan ke sekte abadi. “Kenapa kalian malah tidak sabar? Apa kalian pikir aku ak
“Akhirnya, impianmu sudah selesai kakak. Jadi kamu bisa tenang sekarang!” Ucap raja Chu sambil tersenyum menatap langit-langit di aulanya. Sekarang dia merasa kalau kakaknya tersenyum memandang ke arahnya, senyuman yang bahagia. “Kerja bagus adik!” Di saat kerajaan Chu merasakan kebahagiaan, di keluarga Xu orangtua angkat dari Tian Sen juga ikut bahagia dengan kenangan anak mereka. Terlebih kepala keluarga Xu yang membanggakan Tian Sen, dia mengatakan semua omong kosong yang bahkan membuat banyak tetua kesal saat mendengar ocehannya tersebut. Bagaimana bisa mereka mendengar ocehan dari pria tua yang membanggakan cucunya itu? Tentu mereka juga sangat paham dalam perang seratus kerajaan, bakat seperti Tian Sen jauh lebih besar dibandingkan bakar di keluarga Xu mereka sekarang. Siapa yang berani bicara omong kosong dengan bakat seperti itu sekarang? Bahkan jika dia hanya angkat dari Xu Lia sekalipun, dengan bakat dan kekuatannya sudah cukup membuat semua orang mengakui kekuatannya.“Se
“Kakak, kamu mungkin tidak mengerti tentang perasanmu yang tertarik itu. Tapi aku yakin di masa depan nanti kamu akan memiliki perasaan lebih dari sekarang terhadap kakak Tian. Jadi semangat!” Begitulah yang ada di dalam hati Ju Ling'er tentang Tian Sen dan kakaknya. Tapi tidak ada yang tahu masa depan jadi dia hanya dapat berharap kalau kakaknya dan Tian Sen benar-benar dapat berjodoh untuk masa depan dirinya. Tentu saja dia mungkin sekarang tidak perlu takut karena yakin tidak mungkin ada orang yang mau dengan Tian Sen di sekte Shenlin. Apalagi kakaknya termasuk yang tercantik di benua barat, memang ada wanita yang jauh lebih cantik dari kakaknya di benua ini? Tentu saja dengan penuh keyakinan dia menjawab tidak ada sama sekali. Setelah perang selesai dan semua murid sekte super kembali, hasil perang seratus kerajaan di anggap paling menarik karena mereka mendengar benua selatan melakukan tindakan besar di tanah Medan perang kuno. Tapi berhasil di gagalkan oleh seorang pemuda yang
Tetua sekte Shenlin melihat kalau tidak ada lagi yang perlu dilakukan disana, jadi dia segera melambaikan tangannya untuk membawa semua murid yang telah di terima sekte kembali ke sekte Shenlin. Tapi sebelum itu Tian Sen mendengar suara Ju Ling'er memanggilnya sehingga pemuda itu melihat ke belakang. Dimana dia melihat Ju Ling'er berlari di ikuti dengan tuan muda Ju dari arah belakang yang juga mata seorang wanita memperhatikan semua itu dengan tatapan kosong.“Kakak Tian, tunggu!” Di saat itu Ju Ling'er memeluk Tian Sen dengan penuh kesedihan. Seolah dia akan kehilangan kakak ipar yang berpotensi karena terpisah oleh sekte Masing-masing, tentu Tian Sen tidak tahu kenapa Ju Ling'er merasa sedih karena mereka meski beda sekte tetap saja mereka bisa dibilang berteman baik bukan? “Kakak, apa kita bisa bertemu lagi?” Tanya Ju Ling'er dengan tatapan polos yang bahkan kakak Ju Ling'er sendiri belum pernah melihat adiknya bersikap seperti itu kepada sang kakak. “Tentu, kapanpun! Kenapa?”
Tian Sen masih diam dan tidak mengatakan apapun dengan tawaran dari sekte abadi, meski sekte abadi bisa di bilang yang terbaik tapi entah kenapa ia merasa itu tidak cocok dengan gayanya. Lalu ada sekte Heaven yang juga termasuk sekte super kuat, sekte mental, sekte fisik semuanya benar-benar cocok untuk Tian Sen tapi entah kenapa ia merasa meskipun semua cocok untuk dirinya sendiri. Banyak hal yang ia tidak bisa lakukan di sekte-sekte ini, matanya menatap ke arah sekte abadi yang tetuanya tampak sangat senang dan percaya diri untuk membawa Tian Sen kembali ke sekte abadi. Tentu kepercayaan diri itu muncul karena sekte abadi selalu menjadi tempat bagi juara seratus kerajaan. Meski ini ia dengar dari Ju Ling'er dan juga kakek Xu, tetap saja sekarang bisa dilihat kalau semua itu ada benarnya. “Nak, jika kamu masuk ke sekte abadi kamu bisa….” Tian Sen melihat tetua itu terus mengoceh membuatnya tidak senang, ia melihat ke tetua sekte Shenlin yang tampak bermusuhan dengan tetua sekte aba
“Yah, aku benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan lagi. Kalau begitu aku mungkin akan jadi yang terburuk bukan?” Tanya Tian Sen bingung karena ia sendiri tidak pernah muncul di dalam Medan perang secara keseluruhan dan hanya muncul di beberapa tempat sebelumnya. Jadi kesempatan untuk mendapatkan perhatian dari sekte super akan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan anak-anak muda yang lain. “(Kau saja sudah mengalahkan anak-anak dari benua selatan, jadi siapa yang dapat menjadi lawanmu sekarang di generasi muda disini? Jika tidak ada masalah mungkin kamu akan jadi murid terbaik di sekte abadi!)” Pikir tetua Shenlin dengan ekspresi aneh melihat Tian Sen yang tidak sadar akan kemampuannya sendiri. Setelah berpikir sejenak, tidak ada salahnya jika memang ia tidak terpilih karena masih ada keluarga dari orangtua angkatnya yang mungkin akan sangat senang jika ia pulang kesana. Meski agak berat tapi Tian Sen hanya dapat pergi kesana karena hanya tempat itu yang bisa di anggap seba
“Sialan, pria itu harus mati di tanganku! Eh? Formasinya gagal, mana mungkin?” Tiba-tiba tuan muda itu merasakan kalau formasi besar Yang telah mereka bangun selama bertahun-tahun hancur begitu saja. Ini menandakan ada seseorang yang telah merusak salah satu formasi mereka dan menyebabkan kegagalan dari rencana mereka. Saat mereka semua dalam kondisi kebingungan, puluhan sosok terbang ke arah mereka dan mereka adalah kelompok ahli formasi dari benua selatan. Ekspresi mereka saat di lihat tampak ketakutan dan juga marah, melihat itu satu pikiran yang ada dalam otak tuan muda. Yaitu Tian Sen, pemuda itu yang memanggil Wind Lightning dan menyebabkan hancurnya segel dari para tetua sekte benua barat. Swisshhh…“Apa yang kalian lakukan disini? Kenapa formasinya hancur?” Tanya tuan muda dengan ekspresi marah menatap mereka semua. Tidak hanya tuan muda tapi murid, serta tetua dari sekte benua selatan juga sangat marah menatap para ahli formasi itu muncul di depan mata mereka.“Sialan, janga
“Sialan, dia harus aku bunuh. Harus!” Tuan muda yang baru saja sadar dan memulihkan diri dari luka yang diakibatkan Tian Sen, mengutuk marah dan membenci Tian Sen yang telah mempermainkannya. Jika dia sebelumnya tidak terlalu ceroboh mana mungkin Tian Sen dapat melukai dirinya seperti sekarang dengan ranah golden core tingkat tinggi tahap kesempurnaan miliknya. Memikirkan Tian Sen yang membuatnya terluka semakin membuat pria itu marah dan ingin membunuh Tian Sen sekarang juga, tapi mereka harus bersiap untuk mundur karena medan perang kuno telah mulai menyatu dengan benua selatan dan terpisah dengan benua barat. “Tenang saja, saat semua selesai kamu bisa membuatnya menderita dengan tanganmu sendiri!” Ucap tetua yang menjadi pendamping dari tuan muda tersebut. Mengenai Tian Sen, dia sendiri juga tidak menyukai pemuda yang cerdik dan berhati hitam seperti itu. Jika pemuda itu tidak dapat menjadi orang mereka, maka lebih baik dibunuh saja daripada di masa depan menjadi duri bagi mereka