Share

BAB 28

last update Last Updated: 2024-05-03 06:00:20

Bab 28

"Melati!"

Suara teriakan Mas Iqbal membuatku terperanjat. Aku baru saja sampai di rumah setelah berbelanja dari warung. Mas Iqbal yang sudah menghadang di depan pintu, tiba-tiba membentak dan menghampiriku dengan wajah garang.

"Sini kamu!" sentak Mas Iqbal.

Mas Iqbal sekarang pasti sedang panik karena gosip yang beredar. Tapi, bukankah seharusnya aku yang marah? Mas Iqbal sudah ketahuan selingkuh dan berita ini telah diketahui oleh banyak orang. Harusnya aku yang marah dan berteriak pada Mas Iqbal sekarang.

"Kenapa?" tanyaku dengan wajah datar.

Mas Iqbal mencengkram erat pundaku, kemudian menarik rambutku dengan kasar. Mas Iqbal menjambakku, kemudian menyeretku masuk ke dalam rumah.

"Kamu kenapa sih, Mas?" teriakku berusaha melepaskan diri dari Mas Iqbal. Rambutku hampir rontok karena dijambak oleh Mas Iqbal.

"Kamu masih berani nanya? Nggak usah pura-pura bodoh! Kamu pikir aku nggak tahu apa yang udah kamu lak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (9)
goodnovel comment avatar
angel azzahra
betul lapor saja biar dipenjara sekalian apalagi banyak banget saksinya para warga yg baik hati. jgn jadi perempuan bodoh,suamimu itu sudah mati nuraninya
goodnovel comment avatar
Isabella
si Rosa mana si rosa
goodnovel comment avatar
nurdianis
hebat tetangga nya melati
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 29

    Bab 29Aku duduk sendirian di kursi ruang tamu tanpa melakukan apapun. Aku masih shock mengingat keributan yang terjadi antara aku dan Mas Iqbal sebelumnya. Mas Iqbal sudah pergi dan tidak kembali hingga malam tiba. Baguslah!Karena pertengkaranku dengan Mas Iqbal, lagi-lagi hari ini aku absen dan tidak pergi ke kafe seperti biasanya. Aku juga belum mencari cara untuk menemukan ponselku yang hilang. Pikiranku saat ini penuh dengan masalah rumah tanggaku yang semakin pelik."Sebaiknya aku segera bercerai sama Mas Iqbal." Aku masih memikirkan ucapan Pak RT tadi. Pak RT menawarkan untuk membuat laporan atas kasus KDRT. Tetapi aku masih ragu. Sebenarnya aku tidak ingin memperpanjang masalah ini, apalagi sampai melibatkan hukum. Mas Iqbal sudah mendapatkan hukuman yang pantas. Dia sudah dipermalukan oleh kelakuannya sendiri, dia juga sudah kehilangan muka di tempat kerjanya. Aku rasa hal ini sudah lebih dari cukup untuk memukul mental Mas Iqbal. Apalagi saat ak

    Last Updated : 2024-05-04
  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 30

    Bab 30"Keterlaluan kamu, Melati!"Bu Dahlia langsung berteriak begitu masuk ke dalam rumah. Indri juga melempar tatapan tajam padaku dan ikut meninggikan suara di depanku."Dasar istri durhaka! Harusnya kamu nggak melakukan hal ini sama Mas Iqbal!" bentak Indri padaku."Tega banget kamu sama suami sendiri. Apa kamu merasa senang udah merusak nama baik Iqbal? Apa kamu merasa senang udah bikin hidup Iqbal hancur? Gara-gara kamu, Ibu sama Indri juga ikut kena getah! Orang-orang jadi ikut membicarakan Ibu sama Indri. Ibu sama Indri jadi ikutan nggak punya muka lagi di depan orang-orang!"Ternyata mereka datang ke sini hanya untuk menghakimiku. Padahal sudah jelas Mas Iqbal yang bersalah, tapi ibu mertua dan adik iparku justru memaki dan menyalahkan aku."Iqbal nggak bisa pergi kerja! Iqbal juga nggak bisa keluar rumah! Kalau Iqbal nggak kerja, Ibu sama Indri mau makan apa? Tega kamu memfitnah suami sendiri! Selama ini kamu bisa hidu

    Last Updated : 2024-05-05
  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 31

    Bab 31Kepalaku terasa pusing. Semalaman aku tak bisa tidur. Semua masalah dan keributan yang terjadi akhir-akhir ini membuatku tak bisa beristirahat dengan tenang."Gimana aku bisa fokus kerja kalau pikiranku kacau begini?" gumamku.Ponselku berdering dengan kencang. Aku segera mengambil benda pipih itu dan mengangkat panggilan telepon dari Mba Mira.Pasti Mba Mira sudah tahu tentang berita viral yang sedang beredar. Bisa jadi semua pegawai di kafe sudah tahu tentang masalah yang sedang kuhadapi sekarang."Halo, Mel. Kamu di mana sekarang? Kamu ada di rumah, 'kan?""Iya, Mba. Aku ada di rumah. Ada apa, Mba?""Untuk sementara waktu kamu nggak usah datang dulu ke cafe. Istirahat aja di rumah, nggak usah mikirin kerjaan. Soal kerjaan di kafe biar Mba yang akan handle semua selama kamu belum bisa masuk kerja."Mba Mira langsung menawarkan bantuan tanpa banyak tanya tentang permasalahan rumah tangga yang sedang aku

    Last Updated : 2024-05-06
  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 32

    Bab 32Aku pulang dari kafe lebih awal dari biasanya. Mba Mira memintaku untuk fokus pada permasalahan rumah tanggaku terlebih dahulu.Aku harus menyelesaikan masalahku satu persatu. Aku tidak akan bisa mengurus kafe dengan baik kalau pikiranku dikuasai oleh segudang masalah yang saat ini selalu menghantuiku."Sekarang aku harus mulai dari mana?" Aku membuka pintu kamar dan melihat masih banyak barang Mas Iqbal di ruanganku."Aku harus mengenyahkan barang-barang ini dari rumahku."Aku mengambil tas besar dan beberapa kardus tak terpakai. Segera kukemas barang-barang milik Mas Iqbal dan akan kuantarkan semua barang tersebut ke rumah ibu mertuaku.Aku tak mau lagi ada kenangan tentang Mas Iqbal di rumah ini. Akan kukirimkan semua barang-barang ini ke pemiliknya yang tidak akan kembali lagi ke rumah ini.Dua jam lamanya aku sibuk mengemas dan mengepak barang Mas Iqbal. "Baju-baju Mas Iqbal banyak juga," gumamku.Ku

    Last Updated : 2024-05-07
  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 33

    Bab 33Aku masih bersembunyi di sekitar rumah Bu Dahlia dan menyaksikan pertengkaran keluarga itu. Aku masih ingin mengetahui kelanjutan pertikaian keluarga mereka."A-aku udah bilang sama Om Rizal, t-tapi dia bilang dia nggak mau tanggung jawab," ungkap Indri membuat kemarahan Mas Iqbal makin memuncak.Aku tak menyangka Mas Iqbal selicik itu, dia tega meminta adiknya untuk memeras laki-laki yang sudah menghamilinya. Namun sayangnya Indri memberi jawaban yang sangat mengejutkan."Kamu bilang apa? Jadi tua bangka itu nggak mau tanggung jawab?" geram Mas Iqbal. "Aku udah coba minta pertanggung jawaban Om Rizal, tapi dia malah nggak mau mengakui kalau ini anaknya. Om Rizal udah ninggalin aku, Mas," ucap Indri diiringi isak tangis."Dasar perempuan nggak berguna! Bod*h banget sih kamu, Indri! Harusnya kamu minta sesuatu dari dia buat jaminan!" omel Mas Iqbal. "Kalau dia nggak mau tanggung jawab dan nggak mau memberi uang, kita lapor

    Last Updated : 2024-05-08
  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 34

    Bab 34Aku duduk di kamar seraya menatap beberapa lembar kertas yang berserakan di meja. Aku sedang mengumpulkan berkas untuk pendaftaran perceraian. Meskipun aku belum bicara pada Mas Iqbal kalau aku ingin segera berpisah, tapi aku sudah mulai bersiap dari sekarang. Setelah aku bertemu dengan Mas Iqbal nanti, aku akan langsung mendaftarkan perceraian kami."Bismillahirrahmanirrahim. Aku ingin memulai dan membuka lembaran baru."Kumasukkan berkas-berkas pernikahanku ke dalam amplop besar dan kusimpan baik-baik di laci meja. Aku harus segera mencari momen yang tepat untuk mengajak Mas Iqbal bertemu."Kamarnya jadi longgar banget sekarang," gumamku seraya menatap ke sekeliling. Tak ada lagi barang milik Mas Iqbal yang tersisa di dalam kamar ini.Kemarin aku langsung meninggalkan rumah Mas Iqbal tanpa berpamitan. Kutinggalkan begitu saja tas besar dan kardus-kardus yang berisi barang-barang Mas Iqbal di depan rumahnya.Saat aku perg

    Last Updated : 2024-05-09
  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 35

    Bab 35"Kamu ngapain di sini, Mas?" tanyaku pada Mas Iqbal yang saat ini sudah berdiri di depanku dan menghalangi jalanku."Kalau aku nggak ke sini, mungkin aku nggak akan tahu kelakuan kamu selama ini!" sahut Mas Iqbal.Dahiku berkerut. Kata-kata Mas Iqbal membuatku bingung."Maksud kamu apa, Mas?""Jujur aja, Mel! Kamu punya hubungan sama laki-laki lain, 'kan?" tuduh Mas Iqbal.Mas Iqbal tiba-tiba datang dan mengoceh tidak jelas. Tak ada angin tak ada hujan, Mas Iqbal menudingku telah main serong dan berkhianat."Kamu ngomong apa sih, Mas?""Aku lihat semuanya. Dari tadi kamu duduk sama laki-laki yang pernah nganterin kamu pulang. Laki-laki itu pasti sering ketemu sama kamu di sini, 'kan? Setiap hari kamu ke kafe bukan untuk kerja, tapi untuk ketemuan sama selingkuhan kamu itu, iya 'kan?"Tanganku tiba-tiba bergerak sendiri dan mengarah ke wajah Mas Iqbal. Aku menampar pipi Mas Iqbal dengan sangat ker

    Last Updated : 2024-05-10
  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 36

    Bab 36Aku dan Mas Iqbal masih berdiri di depan kafe. Kami masih terlibat perdebatan mengenai ke perceraian.Tampaknya permintaanku untuk berpisah membuat Mas Iqbal tidak senang. Kupikir Mas Iqbal memang sudah lama ingin bercerai denganku, tapi Mas Iqbal justru marah saat aku membahas tentang perceraian."Kamu jangan ngomong ngawur, Mel! Kamu mau cerai sama aku?" sungut Mas Iqbal."Bukannya itu yang kamu mau dari dulu? Adik sama ibu kamu pengen menantu baru. Mereka udah nggak mau lagi mengakui aku sebagai menantu, 'kan? Kamu juga udah cari perempuan lain. Buat apa lagi kita mempertahankan rumah tangga yang cuma sekedar status?" sahutku. "Aku nggak mau cerai sama kamu!" ucap Mas Iqbal tiba-tiba."Aku tetap mau cerai!" tegasku."Kamu jangan jadi istri matre yang mau enaknya aja, Mel! Setelah aku dipecat, jadi pengangguran, jadi bahan ejekan orang, kamu mau ninggalin aku?" omel Mas Iqbal. "Istri macam apa kamu, hah? Harusn

    Last Updated : 2024-05-11

Latest chapter

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 102

    Sudah kuduga, setelah istri Mas Bima tahu kebenaran tentang Yumna, Mas Bima pasti akan langsung menemuiku. Aku tidak tahu bagaimana Mas Bima bisa menemukanku. Aku sengaja tidak muncul di kedai cabang baru, karena aku takut Mas Bima akan mendatangiku ke sana. Namun, ternyata menghindari tempat itu tak bisa menjamin aku akan aman dari Mas Bima. Semakin aku menghindar dari Mas Bima, justru aku makin mudah dipertemukan dengan laki-laki itu."Aku udah nyari kamu kemana-mana," ucap Mas Bima padaku. "Ada banyak hal yang harus kita bicarakan."Aku menatap Mas Bima dengan penuh waspada. "Kamu mau tanya soal anakku lagi?""Anak kamu? Anak itu bukan cuma anak kamu 'kan, tapi anakku juga. Aku nggak impoten! Aku masih bisa punya anak!" seru Mas Bima.Aku segera menghubungi Mas Iqbal dan memberitahu tentang pertemuanku dengan Mas Bima. Aku bergegas mencari tempat yang ramai untuk berbicara dengan Mas Bima untuk mencegah Mas Bima melakukan ha

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 101

    Kupikir, aku sudah berhasil lepas dari Mas Bima. Tapi entah kenapa, sampai saat ini bayang-bayang Mas Bima masih saja mengusikku.Aku datang ke kedai hanya untuk memberikan makan siang, tapi aku justru mendapat kejutan tak terduga. Begitu sampai di sana, aku langsung disambut oleh seorang wanita dengan wajah yang cukup familiar"Aku baru aja mau menghubungimu," ujar Mbak Ratih. "Kamu urus dulu tamu kamu."Aku mematung di pintu. Wanita yang menatapku saat ini tak lain ialah istri baru Mas Bima."Bisa kita bicara sebentar?""Ada perlu apa, ya?" tanyaku dengan wajah sedatar mungkin. Mana bisa aku menyambut tamu tak diundang itu dengan wajah ramah. Aku tidak mau berhubungan lagi dengan Mas Bima, tapi orang-orang di rumah Mas Bima justru terus mendatangiku."Ada hal penting yang ingin saya bahas."Mas Iqbal dan Ibu ikut duduk di dekatku. Istri baru Mas Bima itu tetap melanjutk

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 100

    "Anak Mas Arul sakit apa? Sekarang keadaannya gimana?" Pertemuanku dan Mas Arul tak berhenti sampai di sini. Kami berbincang banyak, membahas tentang kondisi keluarga Mas Arul. Ternyata memang benar, kehidupan Mas Arul masih belum berubah. Bahkan, Mas Arul makin kesulitan mencari nafkah setelah memutuskan berhenti menjadi kaki tangan Juragan Basri. Sampai saat ini, Mas Arul dan Mbak Lia masih belum mendapatkan pekerjaan yang layak. Mereka bahkan kesusahan mengumpulkan keuntungan dari hasil berjualan di pelabuhan. "Jualan di pelabuhan sekarang susah, Mbak. Ada banyak pesaing, ditambah minat pembeli yang makin berkurang. Saya sampai nggak mampu bawa Roni ke dokter," ungkap Mas Arul dengan wajah sendu. Mendengar cerita Mas Arul membuatku iba dan tak tega. Setelah memberikan empek-empek, aku pun menawarkan diri untuk mengantar Mas Arul pulang. Aku ingin bertemu dengan keluarga Mas Arul,

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 99

    "Jangan ngomong sembarangan ya, Mas! Anakku sama sekali nggak mirip sama kamu!"Aku makin panik. Aku tidak akan membiarkan Mas Bima tahu soal Yumna."Ini anak aku sama Mas Iqbal. Anak ini nggak ada hubungannya sama kamu!" tegasku."Berapa umur anak ini? Udah berapa lama kamu nikah sama Iqbal?" tanya Mas Bima.Aku segera pergi meninggalkan Mas Bima tanpa menjawab pertanyaan darinya. Kalau Mas Bima tahu aku baru menikah dengan Mas Iqbal beberapa bulan lalu, jelas Mas Bima akan langsung paham kalau Yumna bukanlah anak Mas Iqbal."Nayna, aku belum selesai bicara sama kamu!" seru Mas Iqbal."Aku sama kamu udah nggak punya urusan apa-apa lagi. Aku sama kamu udah punya kehidupan masing-masing, jadi tolong jangan ganggu ketenangan aku lagi!"Hari ini mungkin aku bisa melarikan diri dari Mas Bima. Namun, jika nanti aku sampai bertemu dengan Mas Bima lagi, mungkin aku tidak akan bisa kabur.

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 98

    Mas Bima terus menatap ke arah putriku. Mungkinkah Mas Bima sudah mulai curiga? Tapi Mas Bima tidak mungkin bisa langsung tahu kalau Yumna adalah anaknya. Mas Bima tidak tahu bagaimana kabarku, jadi Mas Bima juga tidak akan tahu kalau aku mengandung anaknya setelah kami berpisah."Kamu kabur dari Juragan Basri, ya? Kamu lebih memilih suami miskin, makanya sekarang kamu kerja di kedai kecil kayak gini?" cibir Mas Bima padaku."Siapa yang kamu sebut suami miskin?" sentak Mas Iqbal, "sekarang kedai ini memang masih kecil, tapi aku akan membuat kedai ini menjadi besar sesegera mungkin.""Kedai ini punya suamiku, Mas," ungkapku, "memang suamiku belum jadi juragan, tapi aku akan menemani suamiku sampai bisa jadi seorang juragan."Mas Bima membelalakkan mata. Setelah mengejekku, Mas Bima pasti terkejut saat tahu kalau kedai empek-empek ini adalah milik suamiku."Bima, kamu ngobrol sama siapa?"Seseorang tib

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 97

    Tawaranku mendapat sambutan baik dari Mbak Ratih. Mulai hari ini, Mbak Ratih akan menjadi pegawai di kedai empek-empek yang baru saja aku buka di Tangerang.Mas Iqbal mendukung penuh keputusanku, dan ikut membantu menyediakan tempat tinggal bagi Mbak Ratih untuk sementara waktu. Mbak Ratih akan menjadi orang kepercayaanku untuk mengurus cabang-cabang kedai yang ada di wilayah Tangerang."Bu, udah siap belum? Ayo, kita harus berangkat ke kedai sekarang," ajakku pada Ibu.Hari ini, aku dan Mas Iqbal akan pergi ke kedai empek-empek bersama dengan Ibu dan Yumna. Karena kedai yang kami buka di Tangerang masih sangat baru, jadi aku dan Mas Iqbal harus memberikan perhatian khusus sampai kedai kami memperoleh angka penjualan yang stabil. "Yumna, hari ini bantuin Mama jaga kedai, ya? Kita bantu Tante Ratih jualan empek-empek," ocehku pada putriku.Untuk menebus rasa bersalahku pada Yumna karena aku terus sibuk selama bebe

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 96

    Jantungku terus berdegup kencang selama aku berada di wilayah kediaman Juragan Basri. Sesuai dengan informasi yang aku dapat, hari ini Juragan Basri pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi kesehatannya. Beberapa preman tampak sibuk mempersiapkan keberangkatan Juragan Basri, jadi aku bisa menyelinap masuk dengan mudah."Gimana, Mbak? Juragan Basri udah mau pergi, kan?" tanyaku pada Mbak Ratih begitu kami bertemu di dapur."Sebentar lagi dia berangkat," sahut Mbak Ratih."Kita mau pergi sekarang apa nanti?""Kita tunggu dulu sampai si Tua Bangka itu pergi."Mbak Ratih segera berganti pakaian sambil menunggu Juragan Basri berangkat bersama pengawalnya. Aku sudah menyiapkan pakaian khusus untuk Mbak Ratih menyamar.Meski aku tidak yakin baju yang dikenakan Mbak Ratih dapat mengelabui penjaga di rumah Juragan Basri, tapi setidaknya aku dan Mbak Ratih harus melakukan sesuatu agar kami tidak tertang

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 95

    Aku bersyukur, Mbak Ratih masih ingat padaku. Mbak Ratih terlihat begitu senang saat bertemu lagi denganku. Meski kami tidak bisa bicara banyak, setidaknya aku sudah berhasil bertukar nomor dengan Mbak Ratih. Aku bisa memantau Mbak Ratih dan menyusun rencana untuk membawa Mbak Ratih keluar dari sana.[Aku berhutang banyak sama Mbak Ratih. Kalau bukan karena Mbak, aku nggak mungkin bisa nikah lagi, ngurus anak, sama bikin usaha bareng suami. Semua yang aku capai sekarang, berkat bantuan Mbak Ratih.]Aku mengirim pesan tersebut dengan manik mata berkaca-kaca. Aku benar-benar merasa bersalah. Aku sudah hidup aman dan damai, tapi orang yang menolongku masih terperangkap dalam penderitaan.[Kamu nggak perlu berlebihan, Nayna. Aku ikut senang kalau kamu udah hidup bahagia sekarang.][Aku akan bantu Mbak keluar dari cengkraman Juragan Basri.][Kamu nggak perlu repot mikirin aku, Nay. Aku bisa cari cara sendiri.]

  • KUHANCURKAN KARIR SUAMIKU DAN SELINGKUHANNYA    BAB 94

    "Sah!"Aku tak bisa menahan tangis haru. Hari yang aku tunggu-tunggu akhirnya tiba. Hari ini aku dan Mas Iqbal melangsungkan akad nikah. Meski acara ini tidak dihadiri oleh banyak orang, tapi ijab kabul yang kami laksanakan tetap terasa sakral dan khidmat.Di depan penghulu, Mas Iqbal mengucap ijab dengan lantang tanpa kesalahan. Hanya dalam hitungan menit, aku akhirnya resmi menjadi istri Mas Iqbal yang sah secara hukum dan agama.Kini, jari manisku kembali dihiasi dengan cincin. Bukan hanya cincin di jariku saja yang bertambah, tapi kehidupanku juga akan sepenuhnya berubah."Selamat, Nayna. Semoga kamu dan suami kamu bisa membangun rumah tangga yang sakinah dan penuh berkah," ucap Ibu padaku diiringi derai air mata.Aku menangis dalam pelukan Ibu. Kebahagiaan yang aku rasakan saat ini tak bisa aku deskripsikan dengan kata-kata. Kupikir, hidupku sudah berakhir setelah aku berpisah dari Mas Bima. Namun, siapa sang

DMCA.com Protection Status