Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBab 13PoV Marni."Lama banget taksinya! Dari tadi nungguin nggak nongol-nongol, kaki sampai pegel!" omelku sambil celingukan ke kiri dan ke kanan, sudah hampir satu jam berdiri di depan gerbang Ibu mertua, tapi taksi yang di pesan belum juga sampai."Siapa juga yang suruh kamu berdiri? Kamu duduk dan diam, ngomel terus, berisik tahu nggak!?" ucap Mas Teguh sambil memainkan game yang ada di ponselnya. Bikin kesel saja melihatnya.Tin!"Pak Tejo, kunci semua pagarnya, saya mau shopping dengan menantu kesayangan saya, ingat! Jangan menerima tamu kalau saya tidak mengizinkannya masuk!" ujar Ibu mertuaku. Tatapan sinis di lemparnya padaku sambil menutup kaca mobilnya. Jahat sekali Ibu mertuaku itu, ini semua gara-gara Suci, pake nggak mau berbagi suami segala! Apa susahnya tinggal nerima aku yang sudah menjadi adik madunya. Gara-gara dia aku harus kembali hidup susah!"Sudah, ayo, itu taksinya sudah datang," ajak Mas Teguh, aku masih menat
Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBab 14Teguh POV"Aduh, Mas! Kalau seperti ini terus aku mana tahan, aku capek berhemat terus, Mas!" sungut wanita yang tengah berbadan dua itu. Dan tidak akan lama lagi dia akan melahirkan.Aku hanya bisa tersenyum menanggapi ucapannya. Mau gimana lagi? Toko pakaian milikku benar-benar sepi, dalam beberapa bulan hanya hitungan jari saja orang yang berbelanja di tokoku."Pergi ke rumah Ibu kamu gih, minta duit, tidak lama lagi aku mau melahirkan dan duit pegangan sama sekali tidak ada," suruhnya dengan wajah masam."Malulah!" sahutku ketus."Kok malu? Kalo malu mau pake apa untuk membayar biaya melahirkan nanti? Pake daun? Nggak becus banget jadi suami!""Malulah! Kamu pikir aku apaan? Datang-datang minta duit, mau diletakkan di mana wajahku ini!" balasku dengan bersungut. Bisa-bisa Suci akan tertawa melihat penderitaanku sekarang.Belum lagi wajahku yang hampir tidak pernah menggunakan sabun wajah setelah berpisah dengannya. Ketampanan
Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBab 15POV Suci."Cieee, bahagia banget sih jadi janda," ucap Indriani saat aku keluar dari pengadilan agama sambil memperlihatkan akta cerai.Sepupu dari Mas Teguh tertawa sambil menyoroti kamera ponselnya ke arahku."Iya, dong, memang harus bahagia, masa iya? Harus nangis, ha-ha-ha...." Aku tertawa lepas sambil mengusap air mataku.Air mata bahagia yang keluar saat tertawa lepas. Ibu mertuaku yang baik hati itu langsung memelukku dan memberikan kecupan sayang di ubun-ubunku.________Sebelum pulang ke rumah, kami mampir di warung bakso. Ibu mertua mengajak Azka untuk turun dari mobil."Kamu nggak pesan bakso, In?" tanyaku pada Indriani."Nggak, aku lagi diet," jawab Indriani sambil memangku putraku.5 bulan sudah usia putraku, namun ayahnya sama sekali tidak memberikan nafkah untuk putraku, keluarnya dia dari rumah Ibu mertuaku, Mas Teguh seolah lepas tangan mengenai nafkah bagi putranya.Jangankan nafkah, untuk sekedar melihat putran
Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBab 16POV Author."Suci Lafatunnisa, maukah engkau menikah denganku?" ucap Azka dengan degup jantungnya yang sudah berdebar dengan sangat kencang.Pipi wanita pemilik lesung pipi itu pun memerah dan matanya membulat sempurna. Seakan tidak percaya dengan apa yang sudah didengarnya dari mulut Azka.Dalam diam Suci mencubit pinggangnya, berharap itu hanya mimpi.'Awh!' batin Suci, meringis karena terlalu kuat mencubit pinggangnya sendiri."Ada apa Suci? Kenapa meringis seperti itu?" Suci menggeleng cepat, saat Bu Sukma bertanya."Kamu tidak sedang bermimpi, ini nyata, dan aku mau menikahimu," papar Azka sambil mengulas senyum manis ke arah Suci. Bidadari yang selama ini di tunggunya."A-azka." Suci tergagap dan tertunduk langsung, perasaan malu tidak bisa disembunyikan Suci."Sebelum Teguh mengenalmu, aku lebih dulu mengenalmu Suci, hanya saja, aku terlalu takut untuk mengungkapkan perasaan, pada akhirnya, aku kalah bersaing di saat Teguh
Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBab 17PoV Suci.Klink![ Jauhi Suamiku! Atau kamu akan menerima akibatnya, dasar pelakor!]Aku mengernyitkan dahi, heran saat membaca pesan dari si pengirim pesan, nomornya sama sekali tidak kukenal. Segera kuketik dan mengirimkan balasannya.[ Jangan pura-pura lugu, Suci! Namamu Suci tapi berhati kotor! Jauhi Mas Teguh dan jangan menghubunginya lagi!] Balasan dari si pengirim pesan."Bhahahaha ...." Spotan aku terbahak sambil mengetik balasan untuk pelakor yang menyebutku pelakor."Otaknya kurang se'ons. Sudah pasti ini Marni yang pernah menyamar menjadi pembantu di rumah ini, tapi tahu-tahunya pelakor."[ Punya cermin nggak? Kalau nggak punya, datanglah ke rumahku dan bercerminlah, cermin di rumahku ini cukup besar, pastinya cukup menampakkan dirimu yang sebenarnya! Pelakor teriak pelakor, 'kan lucu! Ha-ha-ha.][ Itu bukan rumahmu! Jangan ngaku-ngaku ya, kamu! Satu lagi, aku bukan pelakor, camkan itu!] balas Marni.[ Ups! Iya, ini bu
Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 18PoV Teguh."Kenapa kamu menjadi orang yang tidak berhati seperti ini, Teguh? Kamu mau membunuh Ibumu yang sudah bertaruh nyawa untuk melahirkanmu, setan apa yang sudah masuk ke dalam hatimu?" Ibu berkata dengan pelan, air matanya deras turun membasahi pipinya.Waktu aku berpisah dengan Suci atau sewaktu Ibu mengetahui aku sudah menikah lagi, Ibu sama sekali tidak merasa sedih atau pun menangis. Apa Ibu benar-benar terluka sekarang? Karena sudah percaya dengan ucapan Marni."Puas kamu Teguh? Karena sudah berhasil membuat Ibu menangis!" kata Azka menudingku."Sudah, jangan kotori tanganmu untuk memukulnya." Ibu mencegah saat Azka sudah mulai menarik kerah bajuku.Hatiku mendadak sakit melihat Ibuku yang belum berhenti menangis. Marni sudah membuat Ibu percaya dengan tuduhan yang di lontarkannya padaku."Ibu, percaya sama Teguh, Marni itu sudah berbohong dan mem-fitnah Teguh," ucapku sambil bersimpuh dikaki Ibu."Menjauhlah Teguh!"
Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBab 19PoV Author.Jam tujuh pagi, Teguh sudah tiba di halaman rumah ibunya.Beberapa hari ini, Teguh tidak datang ke rumah ibunya, sebab, masih merasa kecewa dengan jawaban Suci yang sudah tidak mencintainya lagi.Hari ini, adalah hari bahagia bagi mantan istrinya itu, Teguh terpaksa harus hadir. Sebab, Bu Sukma yang meminta.Teguh masuk ke dalam rumah yang sudah banyak keluarga yang datang. Sebagian keluarga besar dari Bu Sukma datang dan menginap di rumahnya.Teguh menuju ke arah Bu Sukma yang sedang memangku cucunya. "Suci ke mana, Bu?" tanya Teguh. Karena tidak melihat keberadaan wanita yang sudah memberinya satu anak itu."Ini 'kan hari pernikahan Suci dan Azka, jadi Suci lagi didandani, itu saja pake nanya!" Bukan Bu Sukma yang menjawab, tapi adik dari ibunya yang menjawabnya dengan ketus.Tantenya itu selalu berkata ketus setelah mengetahui tentang pernikahan keduanya dengan Marni. Semua keluarga menjadi kompak memusuhinya."Ak
Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBab 20PoV Azka."Selamat, Azka! Jangan pakai pengaman ya, biar langsung jadi," celetuk temanku sambil menepuk pundakku. Dia memang suka bergurau tapi tidak tahu tempatnya, malu sekali kalau harus membahas tentang itu."Jangan keras-keras ngomongnya," ucapku, Suci yang mendengarnya langsung tersipu malu."Selamat, ya, ternyata ... istrimu mantan kakak iparmu, kok bisa?""Stok pera-wan sudah habis, di gondol setan belang!" sahut Fahara teman satu angkatan, dia perempuan yang suka berkumpul dengan teman laki-laki."Ha-ha-ha...." Semua tertawa mendengar ucapan Fahara."Janda itu lebih menggoda, tapi ingat! Tidak semua janda yang menggoda, kalau seperti istrinya Azka ini, ya jelas sangat menggoda, ha-ha-ha...." Lagi, temanku langsung tertawa keras saat salah satu temanku menyelesaikan ucapannya.Aku memandang Suci dengan perasaan tidak enak hati. Jangan sampai ucapan mereka membuatnya tersinggung."Maaf ya teman-teman, silakan nikmati makan