Share

71. Naga Direwolf

Penulis: cyllachan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-24 23:00:30

Angin berhembus tenang. Rambut emas Sheira melambai pelan. Sinar mentari siang itu juga menembus pepohonan rimbun dengan buah-buah yang mengangguk-angguk.

Namun, tatapan pria itu sendu.

"Aku ... tidak mau," lirih Ditrian.

Sebuah kerutan muncul di antara kedua alis Sheira. "Kenapa?"

"Ini milikmu. Kebun ini milikmu, Sheira."

"Ditrian ... petiklah," Sheira melirik pada pasang mata para Elf dan ksatria yang menunggu.

Mata emas Ditrian tak terbaca. Pria itu cuma berdiri dan memandang selirnya.

"Jika aku bisa memetiknya, aku akan membenci diriku sendiri," ia menjeda. "Kau akan membenciku lagi."

Sebuah rasa ngilu berkelebat di ulu hati Ditrian.

Wajah Sheira dipenuhi pertanyaan. "Kenapa?"

"Kau akan berpikir ... aku mengambil milikmu lagi. Aku tidak mau. Aku tidak mau dibenci olehmu. Apapun selain itu."

Sheria menggenggam tangannya dengan lembut. Kemudian menatap pria itu dalam-dalam.

"Aku tidak akan membenci

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KINGMAKER (Indonesia)   72. Kesetiaan

    Ditrian membalik tubuhnya. Ia bisa melihat pantulan dirinya pada dinding kaca Sheira. Tubuh Direwolf-nya sudah berbeda, lebih besar dari sebelumnya. Dan ... terlihat menyeramkan. Wajahnya lebih galak dan bengis, ada sepasang sungut di kepala. Tanduk hitam legam seperti sungut kerbau yang melengkung. Bulunya yang putih bersih seperti awan, kini tercemar warna ungu gelap di bagian punggung, dan di beberapa helai bagian pipi. Jujur, Ditrian tidak pernah menyukai rupanya saat menjadi Direwolf. Dia tidak ingin melihat pantulan dirinya saat seperti ini. Karena ... ketika dia berubah menjadi wujud serigala, akan ada pertumpahan darah dan tubuh-tubuh terkoyak hingga isi perut terburai di tanah. Ini adalah wujud monsternya. Kini ... dirinya terlihat lebih buruk. Seperti mahluk mengerikan dari Dunia Bawah, mahluk-mahluk penghuni neraka. Ia merasa jijik dan ngeri sendiri. Perisai Sheira lenyap. Pantulan dirinya di dinding ungu telah pudar. Yang ia lihat

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-26
  • KINGMAKER (Indonesia)   73. Mengenal

    Rombongan itu kembali memakai penyamaran pedagang mereka dengan kentara. Meski Ditrian ragu jika itu masih bisa mengelabui para penjaga. Dengan kejadian ini, ia tak yakin bisa menghindari orang-orang yang kenal pada mereka. Apalagi rombongan Direwolf akan mencolok di wilayah bekas Kerajaan Galdea yang didominasi manusia.Sheira, sang Magion terkuat, sekaligus selirnya membuat perisai cahaya berwarna ungu. Seperti dinding tembus pandang yang melintang tinggi dan panjang. Ditrian tidak tahu sampai sejauh mana dinding itu hadir. Sheira bilang, itu mengelilingi dari perbatasan desa hingga ke ujung kebun ajaib. Luar biasa.Kini gerobak dagang mereka sudah berganti isinya. Makanan-makanan kering dan garam sebagian diberikan pada penduduk desa. Muatan mereka menjadi satu kotak besar kepingan emas. Mungkin isinya seratus ribu keping. Juga tiga kerat buah-buahan dari kebun ajaib. Ditrian menjadi mirip Ikiles dan Sheira. Dia ingin bereksperimen sampai kapan buah-buah itu bertaha

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-28
  • KINGMAKER (Indonesia)   74. Berkisah

    "Kami minta satu tenda lagi pada Kepala Desa, Yang Mulia," ucap Sir George. "Yang Mulia bisa tidur di tenda satunya."Kini sudah ada dua tenda berdiri kokoh di tengah tanah kosong di antara pepohonan. Di awal perjalanan, rajanya minta dua tenda terpisah. Karena bisa jadi selir raja tidak mau setenda dengannya. Tapi ... wajah wanita itu sungkan.Ditrian dan Sheira memasuki tenda itu. Mungkin tiga kali tiga meter. Cuma ada sebuah kasur yang digelar di tanah atas tikar. Tapi ditumpuki bulu-buluan binatang yang tebal. Di sebelahnya ada ketel air minum."Sepertinya cukup nyaman. Kau suka?" tanya Ditrian.Sheira terlihat sedikit tidak puas. Jemarinya berkait saling bermain. Ia cuma mengulum bibir."Ya. Terimakasih," lirihnya."Ada apa? Apa kau menginginkan yang lain?"Sheira cuma melirik ke samping. "Tidak."Ditrian hendak melangkah keluar tenda. Ia tersenyum, lalu memandang wajah tertunduknya."Nanti malam akan dingin. Aku ak

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-30
  • KINGMAKER (Indonesia)   75. Pasukan Direwolf

    Rombongan itu masih ada di wilayah bekas Kerajaan Galdea. Tidak terlalu dingin, tapi angin menghempas dedaunan jatuh di antara pohon-pohon. Di malam yang gelap, cahaya bulan merangsak masuk di antara ranting-ranting. Sunyi, tapi tidak begitu yang terdengar di telinga Ditrian.Ia mendengar nafas Sheira menggebu-gebu di tengah ciuman mesra. Sudah berubah liar beberapa menit yang lalu."Sudah mulai dingin. Aku hangatkan ya," tawar Ditrian.Sebetulnya, ini tidak sedingin itu. Tidak membuatnya menggigil nyaris mati seperti saat mereka baru tiba di pegunungan perbatasan Kerajaan Canideus, dekat sungai gletser.Ditrian memenuhinya tanpa sempat dijawab. Wanita itu telah berada dalam cengkramannya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-02
  • KINGMAKER (Indonesia)   76. Sumpah

    Suasana Kota Vanran masih sama. Suram. Hanya saja, kali ini sambutan pada rombongan Direwolf itu sedikit berbeda. Pasukan kekaisaran yang berjaga sepertinya lebih sopan dari sebelumnya. Mereka terlihat gentar.Mungkin mereka mulai peka dengan rombongan Direwolf ini. Sir Kedrick dan batalyonnya tentu telah melalui Kota Vanran. Gemuruh hebat seperti petir di siang bolong akan membuat siapapun bergidik ngeri. Pastinya serdadu serigala Direwolf meninggalkan kesan kentara pada setiap yang menyaksikan, mungkin juga para pasukan penjaga kota. Mereka lebih sopan.Ditrian tak mau lagi jika mereka harus menginap di rumah bordil Madam Cherry. Untunglah mereka mendapat satu tempat menginap yang nyaman. Atau ... mungkin itu sengaja disiapkan untuk mereka?"Maafkan kami waktu itu tidak bisa menyediakan kamar untuk rombongan Anda," kata pemilik penginapan penuh sesal. Mereka melalui lorong penginapan di lantai tertinggi."Ah tidak masalah, Tuan. Kami juga hanya pedagang

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-05
  • KINGMAKER (Indonesia)   77. Siasat

    "Lumayan juga."Grand Duke Everon duduk di ruang tamu. Beberapa pelayan berjaga di sekitar mereka kalau-kalau tuan dan tamunya ingin dituangkan teh lagi atau meminta yang lain-lain.Di hadapan pria itu sudah duduk dengan anggun, Lady Evelina von Monrad, putri satu-satunya keluarga Duke Gidean von Monrad yang tersohor karena sikap baiknya. Setidaknya itu yang mereka tahu, tapi Grand Duke Everon lebih kenal sikap buruk dan kurang ajarnya."Kudengar kau benar-benar bergaul dengan teman-teman ayahmu.""Saya tidak menyangka Yang Mulia Grand Duke memperhatikan apa yang saya lakukan belakangan ini," balasnya anggun. Tentu dia merasa tersanjung.Mata hijau Evelina yang menawan memandangi laku pria itu. Grand Duke Everon ... orang yang paling dipercaya pemimpin nomor satu di kerajaan ini.Sebetulnya Grand Duke Everon juga tak kalah tampan dari Raja Ditrian. Rambut hitam legam, hidung yang tinggi, telinga anjing warna kelam senada. Yang berbeda kontra

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • KINGMAKER (Indonesia)   78. Gelas Wiski

    Ditrian, Sheira telah tiba di tempat yang mereka kenali. Istana Kerajaan Canideus. Rasanya seperti telah meninggalkan tempat itu seumur hidup.Rombongan berkuda memasuki pelataran istana.Di puncak tangga pualam, Lady Emma, beberapa dayang, para pelayan, dan ... Grand Duke Everon sudah siap sedia menyambut mereka."Selamat datang Yang Mulia, Tuan Putri," sapa Lady Emma sopan. "Bagaimana perjalanan Anda?""Cukup melelahkan. Tapi menyenangkan," Ditrian melirik pada Sheira."Saya mendengar banyak kabar tentang perjalanan Anda," timpal Grand Duke Everon.Ditrian jadi menyadari kehadiran orang itu. Ia sudah rapi."Salam, Yang Mulia," sapanya kemudian."Grand Duke Everon," ucapnya seraya mengangguk. "Bagaimana keadaan ibukota selama aku tidak ada?""Begitulah, Yang Mulia. Kepergian Anda yang tiba-tiba cukup membuat saya kewalahan. Semuanya terkendali, tapi ada beberapa hal mendesak yang ingin saya bicarakan."Ditrian bi

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-09
  • KINGMAKER (Indonesia)   79. Frederick von Lamont

    Di antara pilar-pilar pualam yang gelap dan dingin. Di sisi dinding-dinding tua yang berdiri berabad-abad. Raja Ditrian melangkah gontai di koridor. Pikirannya kalut. Tubuhnya letih.Bukan karena rapat yang bertubi-tubi setelah ia tiba hari ini. Bukan karena dokumen-dokumen yang menumpuk yang harus ia simak hingga tengah malam. Tapi ... karena sebuah keputusan berat yang harus ia timbang.Menikah dengan Evelina.Ia telah berada di istana ratu. Kamar paling ujung dengan pintu putih pohon ek. Kamar yang paling tidak dianggap. Tapi ... ini adalah kamar yang berharga baginya, karena si empunya. Malam ini ... tidak seperti yang lalu-lalu. Berat rasanya melangkah kemari.Ia mengetuk pintu itu dengan sangat pelan.

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-12

Bab terbaru

  • KINGMAKER (Indonesia)   117. Wanita di Menara

    Ditrian meletakkan seikat bunga berwarna kuning keemasan. Ia tersenyum."Mirip kau," katanya.Empat puluh lima tahun berlalu. Empat puluh lima tahun lamanya pula Sheira terbaring di ranjang. Kini ia ditempatkan di sebuah menara tinggi. Setelah perang, raja-raja memantapkan Ditrian sebagai kaisar baru mereka. Kaisar Ditrian von Canideus. Setelah berabad-abad, akhirnya ada seorang kaisar yang adil dan bijaksana. Kekaisaran menjadi makmur. Semua makhluk hidup berdampingan dan beriringan. Bangsa Elf tak lagi begitu menutup diri mereka. Mereka membagi pengetahuan di bidang pengobatan dan sihir. Sementara para Dwarf terkadang menjual teknologi-teknologi yang mereka miliki seperti teknologi pembajak sawah otomatis dan kincir air yang bisa digunakan untuk menumbuk biji-bijian.Kekaisaran berangsur makmur semenjak pemerintahan Raja Ditrian.Meskipun rakyat kini bisa hidup damai dan bersuka cita, tidak dengan Raja Ditrian. Dia akan bersuka cita kelak, saat su

  • KINGMAKER (Indonesia)   116. Ambrosia

    Ditrian langsung menerobos ke dalam tenda. Ada beberapa orang di sana."Sheira! Sheira!" pekik Ditrian. Ia langsung menghampiri istrinya yang telah terbujur kaku di atas ranjang. Ditrian memeluk dan memegang tangannya. "Apa yang terjadi?! Sheira! Bangunlah! Aku disini, Sheira!"Ditrian tak bisa membendung kesedihannya. Ia menangis sambil memeluk jasad Sheira. Ia menangis begitu memilukan. Tidak pernah ada seorang pun yang melihat pria itu menangis. Tidak ada. Namun di hari itu ... Ditrian begitu merana. Ia membelai rambut emas Sheira, memanggil-manggil namanya begitu putus asa.Semua yang ada di ruangan itu sangat berduka."Apa yang telah terjadi p

  • KINGMAKER (Indonesia)   115. Kemenangan

    Keesokan harinya, setelah matahari terbit, semua orang telah bersiap di pos mereka masing-masing. Ditrian menggenggam tangan Sheira di atas bukit, raja-raja juga berada di sana. Mereka bisa memandangi keseluruhan medan perang."Kau sudah siap?"Sheira mengangguk. "Aku telah menunggu hari ini seumur hidupku. Aku akan membunuh mereka semua," kata Sheira mantap.Ditrian mengecup punggung tangannya. "Jangan terlalu memaksakan dirimu. Aku akan memenangkan peperangan ini untukmu, sayangku."Tak berapa lama kemudian, suara terompet dibunyikan. Raja Dwarf melihat dengan sebuah tongkat dari kuningan yang ditambahi sebuah kaca kecil di ujungnya. Katanya benda itu bernama teropong jarak jauh.

  • KINGMAKER (Indonesia)   114. Pemimpin Perang

    Ditrian membawa kembali Sheira ke ibukota. Sedangkan Everon, dengan berat hati ia patuh untuk tetap membangun wilayah Galdea Timur dan menetap di sana. Everon patah hati. Namun ... dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.Sementara itu, diantara kemelut dan tragedi meninggalnya Evelina von Monrad dan Duke Gidean von Monrad di dalam istana, pernikahan mereka tetap dilaksanakan. Sheira von Stallon telah dinobatkan menjadi ratu dari Kerajaan Canideus. Kemudian Fred yang telah dibebaskan menyelidiki penyebab tindakan bunuh diri dan dari mana Evelina mendapatkan racun itu. Setelah dilakukan penyelidikan, ditemukanlah bahwa ini ada campur tangan dengan Kaisar Alfons. Termasuk ketika anak dalam kandungan Sheira gugur. Duchess Anna yang telah kehilangan kewarasannya selalu mengatakan hal itu berulang-ulang, berkali-kali dengan sumpah serapah.

  • KINGMAKER (Indonesia)   113. Putus Asa

    Padang rumput di sini begitu luas dan tenang. Lebih indah daripada yang ada di kerajaan Canideus. Sepuluh orang ksatria Direwolf menyertai Raja Ditrian von Canideus.Raja yang telah dengan sengaja membatalkan pernikahannya sendiri. Mereka berangkat subuh-subuh, berangkat diam-diam dari istana tanpa membuat keributan, tanpa seorang pun tahu akan kepergian mereka. Meski pun begitu, Ditrian sudah meninggalkan surat perintah pembatalan pernikahannya. Mereka kini beristirahat di tengah perjalanan menuju ke Galdea Timur.Seorang di antara mereka menghampiri Ditrian. Ia menyerahkan sebuah surat."Yang Mulia ... ada pesan dari istana."Ditrian membuka gulungan surat itu. Pastilah burung merpati dari istana terbang menyusul

  • KINGMAKER (Indonesia)   112. Ramuan Pnigomia

    Para bangsawan sudah bersuka cita. Mereka telah membawa perasaan itu ketika berangkat dari rumah. Meskipun mendadak, kabar pernikahan Raja Ditrian dan Lady Evelina von Monrad, anak Duke Gidean von Monrad yang tersohor akan dilaksanakan. Kabar itu menyebar sangat cepat bagai lumbung gandum yang dilalap api. Mereka sudah bersiap dan duduk dengan khidmat di kursi aula. Dekorasi istana hari ini bernuansa biru tua dan emas. Juga bendera-bendera Kerajaan Canideus yang berlambang serigala menganga sudah dipasang.Di luar istana, rakyat juga tak kalah heboh. Nampaknya seluruh jalanan begitu ramai karena mereka pun ikut merayakannya. Festival-festival dan hiburan rakyat membuat hari ini kian riuh. Pontifex sudah bersiap di altar, hendak memberkati pernikahan mereka berdua.Termasuk Lady Evelina. Ia sudah cantik, mempesona luar biasa.

  • KINGMAKER (Indonesia)   111. Ratu Yang Baru

    Beberapa hari ini Evelina begitu bahagia. Setiap malam, setiap hari, ia selalu bisa melihat Ditrian. Evelina kian terbuai dengan kisah kasih bersama pujaan hatinya itu. Raja Ditrian von Canideus yang gagah perkasa dan rupawan. Ini semua bagaikan mimpi bagi Evelina. Dia tidak pernah mengira jika angan-angannya sejak dulu akhirnya terwujud. Apalagi, mereka selalu bercinta, hingga Ditrian menjanjikan jika suatu hari nanti mereka akan mempunya anak. Evelina pun yakin akan itu. Entah sudah berapa kali mereka melakukannya. Benih-benih dari Ditrian sudah berada di dalam tubuhnya.Setiap malam mereka memadu kasih. Begitu romantis, bergairah dan bernafsu. Ini yang membuatnya semakin tidak akan pernah melepaskan Ditrian. Namun ia juga sadar, jika ini hanyalah sebuah kepalsuan. Evelina paham betul, hal yang begitu hebat mengubah hati Ditrian adalah karena setetes ramuan ini. Ramuan cinta dar

  • KINGMAKER (Indonesia)   110. Sheira dan Everon

    Langit hari itu sangat cerah. Kepulan awan di atas sana yang berwarna putih begitu indah. Sudah beberapa hari berlalu sejak Everon meninggalkan ibukota. Sejak ia meninggalkan istana dan kemelut politik di kerajaan. Mungkin baru kali ini ia keluar dari huru-hara itu setelah sekian lama. Everon tak ingat kapan terakhir kali kepalanya merasa setenang ini, sehening ini.Di tanah lapang ini, pasukan dan para ksatria Direwolf telah mendirikan tenda-tenda berwarna putih. Ada bendera juga yang tertancap di tenda yang paling besar, tenda miliknya. Bendera itu berlambangkan simbol Kerajaan Canideus dengan latar biru tua dan kepala serigala berwarna emas tengah menganga menghadap kedepan.Everon memerhatikan kesibukan dan lalu-lalang prajurit dan ksatria Direwolf di sekitar perkemahan. Itu membuatnya sedikit lupa jika ia belum benar-ben

  • KINGMAKER (Indonesia)   109. Eksekusi

    Di dalam kamar yang hangat dan remang-remang, cahaya lilin bergetar lembut di dinding, menciptakan bayangan yang menari-nari seolah menyaksikan saat penuh asmara yang tengah berlangsung. Raja Ditrian duduk di tepi tempat tidur, wajahnya dipenuhi ketegasan dan kelembutan.Di bibir ranjang yang luas ini, mereka sudah duduk saling bersebelahan. Ditrian yang gagah itu hanya mengenakan jubah tidur. Sedari tadi ia mengamati Evelina dari ujung kaki hingga kepala, berbalutkan gaun tidur malam berwarna putih mutiara."Evelina," suara Ditrian dalam, penuh emosi, saat ia meraih tangan Evelina, menggenggamnya dengan lembut. "Setelah segalanya yang terjadi, terimakasih telah setia berada di sampingku. Setelah semua yang kulakukan padamu ... terimakasih kau masih ingin bersamaku. Maafkan aku atas sikap-sikapku dulu."

DMCA.com Protection Status