MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 50
"Apa ada masalah, Bu Kinar?" tanya Pak Bagas yang merasa heran Kinar memasang wajah garang.Kinar menghela napas panjang, lalu menatap Pak Bagas yang duduk di kursi kerjanya."Biasalah, benalu. Nggak boleh lihat saya santai sebentar," jawab Kinar sambil berjalan ke arah sofa. Dia menjatuhkan bobot tubuhnya di sana dengan nyaman. Lalu jarinya dengan lincah menari di layar cangging yang dia pegang."Kamu pikir aku bodoh, Mas. Dan nggak tau harga jual mobil itu. Baiklah ... mari ikuti permainanmu," ucap Kinar dalam hati dengan jari telunjuk mengetuk-ngetuk dagunya. Sementara matanya memicing menatap ke depan dengan tatapan kosong."Serius nggak butuh bantuan, Bu Kinar?" tanya Pak Bagas menatap cemas ke arah Kinar.Kinar mengerjap, lalu menoleh dan menatap Pak Bagas dengan seulas senyum tipis."Nggak perlu, Pak. Ini bisa saya atasi sendiri. Apa laporannya sudah selesai? Biar rapaMEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 51Sejenak Reza tertegun. Tapi kali ini dia tidak punya pilihan lain. Bisa saja dia pulang dengan taksi, tapi kebersamaan dengan Kinar pasti akan sangat sulit setelah ini."Aku ikut ke sanggar." Reza berkata dengan penuh keyakinan.Kinar menatap Reza dengan menaikkan satu alisnya. "Yakin, Mas?" tanya Kinar memastikan.Reza hanya mengangguk sebagai jawaban."Aku hanya memastikan kamu aman sampai sana," ujar Reza membuat Kinar terkekeh pelan."Nggak perlu sok perhatian, basi!" sahut Kinar tegas. Ucapan suaminya itu justru terdengar menggelikan di telinganya."Apa karena nggak ada uang? Sudah semiskin itukah kamu, Mas?" sindir Kinar seraya membuang pandang.Reza hanya menunduk, lalu tersenyum kecil. Apa yang diucapkan istrinya memang benar meski terdengar menyakitkan."Aku hanya ingin memanfaatkan waktu selagi bisa bersamamu, Kinar," ucap Reza tulus.Kina
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 52"Apa yang aku katakan memang fakta, Papa. Jika Papa mau menyangkal dan menutupinya, silahkan! Jangan salahkan aku jika suatu saat anak yang Papa banggakan itu justru yang akan mengabaikan Papa."Rudi menghela napas panjang. Menatap papanya yang sudah tersulut emosi. Bukannya takut, Rudi justru seperti menantang. Meskipun pahit, kejujuran memang harus diungkapkan."Apa yang aku ucapkan mungkin terdengar menyakitkan. Apalagi terhadap saudara sendiri. Tapi semua itu juga untuk kebaikan.""Kebaikan macam apa yang kamu bicarakan," sela Pak Baskara dengan napas memburu."Kita tidak tau hidup kita di masa depan seperti apa. Jika bisa hidup sendiri, tak masalah membuat ulah sesuka hati. Tapi jika masih butuh orang lain, baiknya introspeksi dan jaga sikap. Mana tau suatu saat justru kita membutuhkan pertolongan orang yang kita sakiti."Ucapan Rudi bak angin lalu di telinga Pak Baskara. Dia membuang pandang dengan wajah dingin. Hatinya telah tertutu
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 53"Pak Reza. Nggak mungkin Niken menikah dengan Pak reza. Dia kan suaminya Bu Kinar," ucap Bu Niar dalam hati.Dia bahkan sampai beberapa kali mengucek matanya, takut salah lihat. Namun, lagi-lagi memang wajah suami Kinar yang dia lihat di teras rumah Pak Asep.Bu Niar salah satu pengrajin yang ikut bekerja di sanggar Kinar. Sama halnya seperti Pak Asep, dia akan menyetorkan hasil kerajinannya setelah terkumpul cukup banyak. Bedanya, Bu Niar tidak cukup dekat dengan Kinar. Dia hanya sebatas kenal. Beda dengan Bu Asih yang memang sudah dekat dengan Kinar sejak dia dulu bekerja dengan mertua Kinar."Bu Niar kepo juga, yaaaa," ledek ibu-ibu berbadan gempal yang duduk di teras rumahnya, diiringi kekehan ibu-ibu yang lainnya.Bu Niar terkesiap. Dia seolah diseret dari lamunan panjangnya. Sedikit gelagapan, tapi segera bisa menguasai diri lagi."Mending bubar, deh! Jangan bikin dosa di rumah saya," usir Bu Niar."Huuuu." Kompak ibu-ibu itu bersora
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 54"Kamu menipuku ya, Mas?" pekik Niken dengan dada naik turun. Tatapannya masih tajam menghujam, seolah ingin menelan Reza seutuhnya.Reza yang masih nampak bingung hanya menatap Niken dengan penuh tanya. Dia lalu mengikuti arah telunjuk Niken yang menunjuk kotak perhiasan yang tergeletak begitu saja di atas ranjang.Reza mengambil kotak itu, dan tak kalah terkejut, tapi sebisa mungkin dia sembunyikan."Apa yang salah dengan perhiasan ini?" tanyanya setenang mungkin."Apanya yang salah kamu bilang! Jelas salah, ini pernikahan, bukan mainan. Yang bener saja hanya cincin dan kalung, itu pun pasti gramnya kecil," sentak Niken. Dia merasa dipermainkan.Reza mengambil cincin dan kalung itu dari tempatnya. Memang kecil. Dia lalu mengambil surat perhiasan itu yang diselipkan di kotak itu. Benar saja, cincin itu hanya dua gram, dan kalungnya tiga gram. Kalung itu pun polos, tidak ada liontinnya. Reza menarik napas panjang, salahnya juga yang tidak m
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 55"Apa kamu benar-benar sudah jatuh miskin, Mas?"Pertanyaan yang lebih mirip cemoohan itu tentu membuat Reza meradang. Niken benar-benar menguras kesabarannya."Kalau aku miskin memang kenapa? Kamu nyesel udah aku nikahin?" Reza balik bertanya dengan menahan geram."Bukan begitu. Mana mungkin aku nyesel nikah sama kamu, Mas." Niken memeluk lengan kokoh Reza lalu bersandar pada bahunya."Tapi kenapa semua mendadak jadi milik Mbak Kinar? Itu nggak adil, Mas. Itu kan harta bersama."Reza memejamkan mata. Tangannya yang bebas memijit pelipis yang berdenyut nyeri. Lagi-lagi mempersoalkan harta. Selagi dia dengan Kinar, memang itu harta bersama. Apalagi Kinar memang sangat royal. Itu dulu, saat semua baik-baik saja. Reza pun sedikit menyesal karena terjerat cintanya Niken. Hidupnya berubah drastis. Mungkin ini yang orang bilang beda istri beda rejeki."Bahas apa yang kita punya. Nggak perlu bahas hartanya Kinar, itu hanya akan bikin hati kamu tam
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 56"Oh ya, Mas, jangan lupa besok sudah mulai bekerja karena jatah cuti sudah habis. Biasakan berangkat lebih awal, karena semua sudah tidak akan sama lagi," ucap Kinar dengan senyum kemenangan, menatap Reza juga Niken yang justru salah tingkah."Dan kamu, Niken. Banyak-banyak bersyukur, meskipun mimpi kamu sepertinya tidak akan pernah terwujud. Jalani dan nikmati prosesnya, barangkali di kemudian hari akan jadi ratu yang sesungguhnya," lanjutnya menatap Niken dengan senyum meremehkan.Tangan Niken sudah terkepal erat, dengan rahang mengeras. Jika tidak dipegangi Reza mungkin sudah menyerang Kinar. Perempuan itu jika sudah tersulut emosi kadang lupa dengan dirinya, bahkan janin yang ada di rahimnya.Kinar tersenyum menyeringai lalu meninggalkan mereka berdua dengan langkah anggun, tak lupa melambaikan tangan. Meski tak dipungkiri hatinya perih, tapi terlihat menang dan tenang ternyata membuat Niken cukup kepanasan."Lepasin, Mas! Biar ku tamp
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 57"Andre ijin nggak masuk hari ini."Kinar langsung menoleh, menatap Fitri dengan alis yang hampir bertaut."Tumben nggak kasih kabar ke aku?"Fitri hanya menghendikkan bahu."Aku sudah memutuskan untuk menggugat cerai, Mas Reza."Keputusan itu Kinar ambil setelah dia memikirkan segala dampak baik dan buruknya. Semoga keputusannya itu yang terbaik untuk masa depan putranya juga dirinya."Kamu serius?" tanya Fitri antusias yang diangguki Kinar."Aku menyerahkan semua pada pengacara. Biar cepat selesai dan aku tidak capek. Karena kerjaanku sekarang tiga kali lipat lebih banyak. Di sini, di rumah, di kantor. Dan semua itu gudang masalah."Fitri tertawa lepas mendengar ucapan Kinar. Kabar ini jadi angin segar buatnya. Ikut senang karena Kinar akhirnya memilih tegas."Apa kamu sudah memasukkan gugatan cerainya?"Kinar menggeleng pelan. "Belum, aku baru bilang ini ke kamu. Rencananya besok akan menemui pengacaraku sekalian ke kantor."Kinar menari
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 58"Aku nggak nyangka kebodohanmu dalam berpikir menerima takdir membuat banyak orang terluka."Ucapan Bu Nisa sontak membuat dada Pak Baskara bergemuruh. Dia mengepalkan tangannya kuat, dan menatap tajam lawan bicaranya itu."Kemana Baskara yang dulu begitu baik? Nyatanya kamu lebih dari seorang iblis hanya gara-gara cinta. Mendadak otakmu tak bekerja, dan semua kepintaranmu hilang karena tak terima dengan takdir yang Tuhan tuliskan. Aku sangat beruntung dan bersyukur pada akhirnya tidak berjodoh denganmu. Tuhan begitu baik menjauhkan aku dari orang berhati buruk sepertimu.""Tutup mulutmu!" sentak Pak Baskara dengan mata merah menatap nyalang Bu Nisa.Andre yang melihat pertengkaran itu sudah melangkahkan kakinya dari tempat persembunyian, tapi Bu Nisa segera memberi kode agar tetap diam di tempat. Bu Nisa tersenyum meremehkan. Ternyata sangat mudah memancing amarah seorang Baskara yang dulu dia kenal begitu baik."Tak perlu marah jika it
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 64"Papa bisa jelaskan semuanya, Za.""Nggak ada yang perlu dijelaskan pada anak yang sengaja Papa buang," sahut Reza dengan penuh kekecewaan.Reza masih tak menyangka orang tuanya setega itu. Dan bodohnya dia, Tuhan sudah menggantikan dengan Kinar yang teramat baik, tapi justru dia sia-siakan. Rasa menyesal, marah, juga kecewa, berjejalan dalam dadanya."Aku pulang dulu," kata Reza seraya beranjak berdiri."Tak ada tempat bagiku di rumah ini," lanjutnya lagi menatap sinis Papanya.Pak Baskara menggeleng pelan. Menatap Reza dengan tatapan penyesalan. Nyatanya, alih-alih mendapatkan kepuasan, juga apa yang diinginkan, dendamnya justru menghancurkan keluarganya.Reza berjalan gontai keluar dari rumah orang tuanya. Pikirannya kini berkecamuk. Kini, dia benar-benar merasa sendiri. Dibuang orang tuanya, kehilangan anak dan istri yang dengan tulus menerimanya.Terngiang kemba
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 63"Mas, jangan diam saja. Mbak Kinar sudah menginjak harga diri kita," sungut Niken dengan wajah merah padam, seraya mengguncang lengan Reza.Reza mengusap kasar wajahnya. Dia benar-benar melihat sisi lain dari Kinar yang selama ini tidak pernah dia sangka. Dia hanya bisa membisu, menatap punggung Kinar yang kian menjauh dari tempatnya.Pikiran Reza justru tertuju pada pernyataan Kinar tentang sang papa juga pernikahannya. Apa yang sebenarnya terjadi, dan disembunyikan oleh orang tuanya? Batin Reza penuh terka."Mas!" sentak Niken karena Reza hanya diam saja. Ucapannya seolah angin lalu."Aku bisa apa? Memang fakta, yang dibicarakan Kinar, bukan? Aku bergantung pada Kinar, dan hanya ini satu-satunya pekerjaan yang bisa aku lakukan saat ini. Belum tentu di luaran sana aku bisa mendapat pekerjaan. Namaku juga pasti sudah diblacklist dari perusahaan-perusahaan. Aku sudah miskin sekarang, itu fakta
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 62"Mas ... ngapain, sih?" tanya Niken menghampiri Reza. Dia heran melihat suaminya duduk di kursi teras sambil memijit pelipisnya. Tidak biasanya pulang kerja Reza duduk dulu di teras rumah.Niken yang berdiri di ambang pintu, dengan leluasa melihat amplop coklat berlogo pengadilan agama yang sedang dipegang Reza. Dia menyunggingkan senyum tipis, sedang hatinya bersorak. Apa yang dia inginkan akhirnya akan segera terwujud. Menjadi satu-satunya istri Reza.Reza menoleh dan mendongak, menatap Niken yang sudah berdiri di sampingnya."Pengen duduk aja di sini," jawab Reza sekenanya."Itu apa?" tanya Niken menunjuk amplop di tangan Reza dengan dagunya.Reza menatap amplop cokelat di tangannya."Ini, dari pengadilan," jawab Reza pelan. Tiba-tiba saja tenggorokannya tercekat, dengan dada penuh sesak.Niken tersenyum miring, lalu bersidekap dada."Bagus dong, jadi seb
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 61Fitri berjalan tergesa meninggalkan ruangan itu. Bahkan dia sampai menabrak Andre yang berdiri di ambang pintu. Mendadak hatinya cemas. Meski Kinar terlihat baik-baik saja, kenyataannya adalah sebaliknya. Fitri takut Kinar nekad.Halaman belakang jadi tujuan Fitri. Biasanya Kinar senang dengan tempat itu. Namun, bahunya mendadak luruh saat tak mendapati Kinar di sana."Ndre, di sini juga nggak ada!" teriak Fitri.Kepala Andre menyembul dari balik jendela kantor yang memang berhadapan dengan halaman belakang."Emang nggak pamit tadi?""Enggak. Tadi dia bilang mau kerja cepat, biar bisa cepat santai, habis itu ya aku tinggal karena kerjaanku sudah numpuk," jawab Fitri sambil menatap kesekeliling. Saung yang jadi tempat favorit Kinar juga kosong. Fitri bahkan sampai melongok ke bawah kolong saung, barangkali Kinar sembunyi di sana."Kinar bukan anak kecil yang sedang main petak umpet. Mana ada di kolong saung, ck ada-ada saja kamu, Fit," ucap
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 60Andre duduk bersila di atas sejadah yang dia bentangkan di samping ranjangnya. Melangitkan begitu banyak doa, juga meminta ampun atas segala dosa. Tak lupa nama Kinar selalu terselip dalam doanya, selain Bu Nisa sang bunda, tentu saja. Bukan doa meminta Kinar menjadi jodohnya, tapi meminta agar Kinar selalu dalam lindungan-Nya.Sudah ada beberapa rencana dalam benak yang akan Andre lakukan esok hari. Kini, dia benar-benar ingin ikhlas melepas Kinar dari hatinya. Biarlah semesta yang bekerja. Jika memang berjodoh, suatu saat pasti akan bersatu."Nak, belum tidur?" Kepala Bu Nisa menyembul dari balik pintu yang hanya terbuka separuh.Andre menoleh, lalu tersenyum menatap sang Bunda yang juga tersenyum padanya. Bu Nisa membuka pintu lebih lebar, lalu masuk ke kamar Andre."Bunda, kok belum tidur?" Andre justru balik bertanya. Dia lalu beranjak dari duduknya, melipat sejadah, dan menaruhnya di tempat semula."Belum ngantuk," jawab Bu Nisa sing
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 59"Aku tidak akan pernah menceraikan kamu, Kinar!"Teriakan Reza membuat Kinar menghentikan langkah kakinya. Dia menghela napas panjang dengan mata terpejam. Selalu saja ada drama jika bertemu dengan suaminya itu. Rasanya dia sudah muak menjalani ini semua. Perlahan Kinar berbalik, dan menatap Reza dengan wajah datar."Itu urusanmu. Urusanku adalah menggugat cerai kamu, Mas. Sudah tidak ada yang bisa diperbaiki dari pernikahan toxic ini. Tunggu saja surat dari pengadilan agama. Aku pastikan kamu tidak bisa berkutik karena semua bukti sudah sangat jelas memberatkanmu," ucap Kinar dengan tenang tanpa ekspresi.Tanpa menunggu balasan dari Reza, Kinar gegas pergi dan sedikit berlari menaiki tangga. Hatinya perih tiap kali melihat Reza. Seakan luka itu sengaja ditaburi garam dan dikucuri air jeruk.Dengan menahan kesal, Reza pergi ke kamar tamu. Dia merebahkan tubuhnya di ranjang. Melipat ke dua tangan, dan menjadikannya batalan. Menatap langit-l
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 58"Aku nggak nyangka kebodohanmu dalam berpikir menerima takdir membuat banyak orang terluka."Ucapan Bu Nisa sontak membuat dada Pak Baskara bergemuruh. Dia mengepalkan tangannya kuat, dan menatap tajam lawan bicaranya itu."Kemana Baskara yang dulu begitu baik? Nyatanya kamu lebih dari seorang iblis hanya gara-gara cinta. Mendadak otakmu tak bekerja, dan semua kepintaranmu hilang karena tak terima dengan takdir yang Tuhan tuliskan. Aku sangat beruntung dan bersyukur pada akhirnya tidak berjodoh denganmu. Tuhan begitu baik menjauhkan aku dari orang berhati buruk sepertimu.""Tutup mulutmu!" sentak Pak Baskara dengan mata merah menatap nyalang Bu Nisa.Andre yang melihat pertengkaran itu sudah melangkahkan kakinya dari tempat persembunyian, tapi Bu Nisa segera memberi kode agar tetap diam di tempat. Bu Nisa tersenyum meremehkan. Ternyata sangat mudah memancing amarah seorang Baskara yang dulu dia kenal begitu baik."Tak perlu marah jika it
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 57"Andre ijin nggak masuk hari ini."Kinar langsung menoleh, menatap Fitri dengan alis yang hampir bertaut."Tumben nggak kasih kabar ke aku?"Fitri hanya menghendikkan bahu."Aku sudah memutuskan untuk menggugat cerai, Mas Reza."Keputusan itu Kinar ambil setelah dia memikirkan segala dampak baik dan buruknya. Semoga keputusannya itu yang terbaik untuk masa depan putranya juga dirinya."Kamu serius?" tanya Fitri antusias yang diangguki Kinar."Aku menyerahkan semua pada pengacara. Biar cepat selesai dan aku tidak capek. Karena kerjaanku sekarang tiga kali lipat lebih banyak. Di sini, di rumah, di kantor. Dan semua itu gudang masalah."Fitri tertawa lepas mendengar ucapan Kinar. Kabar ini jadi angin segar buatnya. Ikut senang karena Kinar akhirnya memilih tegas."Apa kamu sudah memasukkan gugatan cerainya?"Kinar menggeleng pelan. "Belum, aku baru bilang ini ke kamu. Rencananya besok akan menemui pengacaraku sekalian ke kantor."Kinar menari
MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU 56"Oh ya, Mas, jangan lupa besok sudah mulai bekerja karena jatah cuti sudah habis. Biasakan berangkat lebih awal, karena semua sudah tidak akan sama lagi," ucap Kinar dengan senyum kemenangan, menatap Reza juga Niken yang justru salah tingkah."Dan kamu, Niken. Banyak-banyak bersyukur, meskipun mimpi kamu sepertinya tidak akan pernah terwujud. Jalani dan nikmati prosesnya, barangkali di kemudian hari akan jadi ratu yang sesungguhnya," lanjutnya menatap Niken dengan senyum meremehkan.Tangan Niken sudah terkepal erat, dengan rahang mengeras. Jika tidak dipegangi Reza mungkin sudah menyerang Kinar. Perempuan itu jika sudah tersulut emosi kadang lupa dengan dirinya, bahkan janin yang ada di rahimnya.Kinar tersenyum menyeringai lalu meninggalkan mereka berdua dengan langkah anggun, tak lupa melambaikan tangan. Meski tak dipungkiri hatinya perih, tapi terlihat menang dan tenang ternyata membuat Niken cukup kepanasan."Lepasin, Mas! Biar ku tamp