Beranda / CEO / KETURUNAN CEO / TUA-TUA KELADI

Share

TUA-TUA KELADI

Penulis: Alya Snitzky
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-04 11:17:23

       "Silakan, Pak," kata pria berwajah sangar itu kepada Sanjaya. Pria itu segera keluar dari kamar dan meninggalkan Sanjaya bersama seorang gadis yang sedang meringkuk ketakutan. 

"Siapa namamu?" tanya Sanjaya. 

"An-Andiini, Om."

       Sanjaya hanya tertawa kecil melihat gadis yang tampak ketakutan itu. Ia yakin sekali jika ia langsung ke menu utama gadis itu pasti akan melawan sekuat tenaga. Dan, malam ini Sanjaya sudah tidak ingin mendapat perlawanan dalam bentuk apa pun. Cukup anaknya yang sudah melawan dan juga Dirga yang sudah membuatnya jengkel setengah mati. 

      Ia pun melangkah mendekati telepon di atas nakas dan menelepon layanan kamar. Ia memesan sebotol cointreau dan sebotol minuman soda, batu es, juga jeruk nipis dan sedikit garam. Tak lama, pesanannya tiba. Ia pun segera meracik minumannya. 

      Pertama-tama, ia membasahi b

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
wawalindut
gak sabar jadinya nunggu cerita andini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • KETURUNAN CEO   SEBUAH RAHASIA

    Nadine membaca pesan dari Dirga tak percaya. Papinya benar-benar mengajak Dirga bertemu dan menawarkan hal yang Nadine sama sekali tidak setuju. Nadine pun segera menelepon Dirga."Kau di mana, Mas?" tanya Nadine saat panggilannya tersambung."Aku di rumah sakit, sayang, kenapa?""Kita harus bertemu, Mas. Papi tidak menyakitimu, kan?" tanya Nadine cemas. Di seberang sana Dirga hanya tersenyum. "Aku baik-baik saja, sayang. Sabar, ya. Kita akan hadapi semua bersama-sama. Aku janji kita akan bahagia.""Aku sudah tidak kuat lagi dengan sikap papi. Aku hanya ingin bercerai dengan David. Apa aku nekad saja?" tanya Nadine."Jangan melakukan apa pun yang bisa membahayakan dirimu. Aku melihat papimu terlalu berambisi juga memilliki dendam sendiri kepada David dan keluarganya. Jadi, kau harus berhati-hati.""Baiklah, mulai sekarang aku akan selalu bicara kepadamu dulu, Mas.""Iya,

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • KETURUNAN CEO   KESEDIHAN

    Pagi itu baik Sanjaya mau pun Nadila tidak banyak bicara. Mereka menikmati sarapannya dalam diam. Meski penasaran, Nadila tidak berniat untuk bertanya. Ia ingin Sanjaya sendiri yang nanti menceritakan segalanya."Aku ke kantor dulu. Hari ini kau datanglah ke rumah Nadine. Lihat keadaannya dan katakan jika aku sangat marah kepadanya. Katakan untuk tidak pulang ke rumah ini sampai emosiku reda," kata Sanjaya. Nadila hanya mengangguk mengiyakan dan membiarkan Sanjaya berlalu dari ruangan itu. Setelah suara kendaraan terdengar menjauh barulah Nadila memanggil asisten tumah tangganya."Mbok Asih!" panggilnya. Tak lama seorang wanita berusia sekitar 50 tahunan muncul. Dia adalah pekerja yang paling lama di rumah Nadila. Ia bekerja sejak Nadine masih kecil. Mbok Asih janda tidak memiliki anak karena memang tidak bisa hamil akibat kanker rahim. Ia pun

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • KETURUNAN CEO   MAMI AKAN SELALU ADA

    Nadila terisak, tak tahan rasanya melihat darah daging yang ia lahirkan menderita."Mami tidak bisa melihat kau begini terus. Tapi, mami tidak bisa membantumu. Papimu ....""Biarkan aku pergi saja, Mami. Aku tidak cemburu karena David menikah lagi dengan Liliana. Tapi, demi TUhan aku hanya mencintai Dirga saja, Mami.""Kita akan cari cara, ya. Mami janji akan membuatmu dan Dirga bersatu," kata Nadila."Mami serius?""Iya, mami janji. Ya sudah, kita ke bawah saja. Mami mau bertemu dengan mertua dan madumu. Tenang saja, mami tidak akan membuat keributan. Mami hanya ingin bicara baik-baik,kok." Nadine menghela napas panjang, "Aku lelah mendengar pertengkaran, Mami.""Mami tau, mami juga tidak akan membuatmu serba salah di rumah ini."Mereka pun berjalan bersama menuju halaman samping. Tampak Kinasih sedang asik berbincang dengan Liliana sambil melihat ka

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • KETURUNAN CEO   KETULUSAN LILIANA

    Liliana menggenggam tangan Nadine dan menatapnya lembut."Mbak, aku akan membantumu. Tapi, tidak seperti cara tante Nadila dan Om Sanjaya menyuruh mas David menceraikan aku. Aku akan bicara baik-baik dengan mas David.""Tapi, jangan katakan jika aku mempunyai kekasih. Aku takut papi akan melakukan hal yang aneh-aneh. Tolong aku, Lili," ujar Nadine."Iya, Mbak. Aku akan membantu sebisaku. Mulai hari ini tidak ada perselisihan di antara kita, ya?" kata Liliana, "Walau bagaimana, Mbak sudah menyelamatkan hidupku. Jika Mbak tidak datang tepat waktu tempo hari, mungkin saat ini aku hanya tinggal nama saja," lanjutnya. Nadine menghela napas panjang, sejak awal memang dia tidak pernah merasa benci kepada Liliana. Entah apa yang terlintas dalam benaknya saat ia berlaku kasar kepada wanita yang sudah menjadi madunya itu."Sejak awal bertemu denganmu aku selalu menganggapmu adikku, Li. Tapi, entahlah mengap

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • KETURUNAN CEO   KEJUTAN

    "Selamat ulang tahun, sayang!" seru Dirga sambil melangkah mendekati Nadine dan membawa cake dengan taburan coklat dan strawberry favorit Nadine. Nadine berdiri terpaku, ia tadi begitu khawatir karena Dirga mengatakan bahwa dirinya sedang sakit dan muntah-muntah. Tetapi, saat ia datang, ruangan sudah dihias sedemikian rupa. Lengkap dengan tulisan 'HAPPY BIRTHDAY 28 NADINE' Nadine benar-benar tidak tau harus berkata apa lagi. Ia menatap Dirga penuh keharuan, lelaki yang sudah mengisi hatinya selama 11 tahun itu. Bagaimana bisa ia melupakan hari lahirnya sendiri. Bahkan kedua orangtuanya pun sama sekali tidak mengingat jika ini adalah hari yang istimewa bagi Nadine. Air mata pun menetes tanpa dapat dicegah lagi. Melihat kekasihnya menangis, Dirga langsung meletakkan kue di atas meja."Hei, kenapa? Kok malah menangis? Maaf jika aku berbohong dengan mengatakan aku sakit. Aku hanya ingin memberi

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • KETURUNAN CEO   PERSIAPAN BULAN MADU

    Tidak seperti biasanya, hari ini Liliana merasakan lemas dan tidak enak badan. Padahal biasanya ia memasak dan melakukan hal lain dengan penuh semangat. Setelah makan siang, ia pun memutuskan untuk tidur siang karena merasa lemas. Tanpa terasa Liliana tertidur hingga David pulang dari kantor. Lelaki gagah itu pun tentu saja langsung merasa cemas mendengar laporan dari Tuti dan Imas yang mengatakan Liliana tidak keluar kamar sejak siang. Perlahan ia menghampiri sang istri yang tampak pulas tertidur dan menepuk pipinya perlahan."Sayang ... Li, kau baik-baik saja?" tanya David dengan lembut. Liliana menggeliat dan membuka mata. Ia tampak terkejut saat melihat David sudah pulang."Ya Allah, Mas kok sudah pulang? Maafkan aku, Mas. Seharian ini entah mengapa aku merasa lemas sekali. Beberapa kali aku juga merasakan mual. Jadi, aku-""Stttt, sudahla

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • KETURUNAN CEO   PURA-PURA TIDAK TAU

    _SEBELUMNYA_ "Maaf, Jeng ... saya sengaja mengajak Jeng Nadila pergi karena saya ingin bicara dari hati ke hati. Ada apa sebenarnya? Beberapa kali Jeng selalu menyindir Lilana. Tetapi, hari ini mendadak baik hati dan meminta maaf. Jeng punya rencana apa?" tanya Kinasih. Kinasih tau betul bagaimana sifat Nadila. Ia selalu tidak mau kalah, berjiwa sosialita, gengsi tinggi. Tetapi, tiba-tiba saja meminta maaf, bukankah itu hal yang sangat aneh dan mencurigakan. Nadila menghela napas panjang, ia tau pasti Kinasih akan menanyakan hal ini. Selama enam tahun hubungannya dan Kinasih memang tidak terlalu baik. Ia juga sadar selama ini ia dan suaminya sering berlaku tidak baik. Bahkan terakhir meminta Liliana dan David bercerai. Tapi, itu sebelum ia tau jika suaminya merencanakan sesuatu yang jahat. Saat ini ia sendiri takut jika Sanjaya benar-benar akan melakukan ti

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09
  • KETURUNAN CEO   KITA BERDAMAI

    Nadine merasa sangat bahagia menerima semua kejutan yang diberikan oleh Dirga. Dan untuk pertama kalinya mereka satu mobil bersama. Padahal sebelumnya baik Nadine mau pun Dirga selalu menyembunyikan hubungan mereka. Namun kali ini Nadine dan Dirga seolah tidak peduli lagi. Dan Nadine pun sangat menikmati makan malam mereka."Terima kasih, Mas. Aku bahagiaa sekali, ini adalah ulang tahun yang paling istimewa bagiku. Aku benar-benar bahagia. Kita bisa pergi bersama, makan malam. Ah, tidak akan pernah aku lupakan kejutan indahmu di tahun ini," ucap Nadine dengan penuh sukacita. Dirga hanya tersenyum dan memeluk Nadine dengan erat."Kau menginap malam ini?" tanya Dirga. Nadine menghela napas panjang, "Aku harus pulang malam ini. Tadi pagi, saat aku pergi aku meminta Liliana tidak mengatakan apa-apa. Aku tidak mau jika dia mendapatkan masalah," kata Nadine."Baiklah, tam

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09

Bab terbaru

  • KETURUNAN CEO   FROM THE BEGINNING : KETURUNAN CEO

    _28 TAHUN KEMUDIAN_ "Nggak punya mata?! Nggak liat ada manusia sebesar ini? Matanya di mana?" hardik Alexandra kesal. Hancur sudah penampilannya hari ini, padahal ia sudah berdandan sejak jam lima pagi. Hari ini wawancara kerjanya. Tapi, penampilannya rusak karena tersiram segelas kopi hitam. "Kau yang tidak punya mata, kalau mau melamun ya jangan sambil jalan. Melamun dulu, baru jalan, atau seharusnya tadi ketika kau bangun tidur ya habiskan lamunanmu dulu!" bentak pemuda yang baru saja Alexandra hardik. Pemuda itu sebenarnya sangat tampan, dengan tinggi sekitar 180 CM ia tampak begitu gagah. Matanya yang coklat, dengan alis tegas dan tebal, hidung mancung dan bibir yang begitu sensual untuk seorang pria. "Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau terpesona denganku, kan?" ujar pemuda itu sambil tersenyum nakal. Demi Tuhaaan, senyumnya membuat Alexandra terpukau, terlebih senyum p

  • KETURUNAN CEO   IKHLAS

    Pagi itu jenazah Kadita dibawa pulang dari rumah sakiit dan langsung dimandikan untuk segera dimakamkan. Kinasih, Nadila dan Nadine turun tangan untuk memandikan jenazah Kadita."Mami masih tidak percaya nenekmu meninggal secepat ini. Padahal kondisinya sudah membaik bahkan sudah sembuh dari stroke yang dideritanya," kata Nadila pada Nadine."Tidak ada yang tau takdir Tuhan, Mami," ujar Nadine. Setelah dimandikan dan diberi kain kafan, jenazah pun langsung disalatkan dan langsung dibawa ke pemakaman. Arnold dan Sanjaya bahkan ikut membawa keranda dan juga masuk ke dalam lubang kubur untuk memakamkan jenazah Kadita. Sanjaya dan Arnold menatap tanah merah di hadapan mereka. Ayu, perawat Kadita pun tampak sangat terpukul dengan kepergian Kadita yang begitu mendadak. Sementara pelayat yang lain sudah pulang, keduanya masih berada di makam Kadita."Ibumu sudah tenang di sana," kata Arnold sambil

  • KETURUNAN CEO   CINTA SEJATI

    Liliana menatap Nadine, "Mbak, tapi ...."Dirga yang mengerti maksud Liliana tersenyum."Nadine memang mengalami anovulasi, Li. Tapi, bukan berarti tidak dapat disembuhkan. Saat ini kami sedang berobat supaya Nadine bisa hamil dan kami memiliki anak," jelas Dirga.Liliana hanya mengangguk-angguk, ia memang pernah membaca dari sebuah artikel tentang anovulasi. Dan memang bisa sembuh dengan cara terapi. Tak lama acara pun dimulai dengan doa- doa setelah itu barulah diteruskan dengan acara yang lainnya. Tampak Liliana dan David begitu bahagia. Tapi, tiba-tiba saja saat acara hampir selesai Kadita yang sedang duduk dan bicara dengan Kinasih memegangi dadanya dan jatuh pingsan. Sanjaya dan Arnold yang duduk tak jauh dari Kadita langsung menggendongnya dan membawa ke rumah sakit."Cinta sejati tidak akan pernah mati,meskipun orang yang kita cintai sudah tid

  • KETURUNAN CEO   SELAPANAN

    Arini benar-benar menepati perkataannya. Rumah Liliana mendadak ramai, dua kamar tamu terisi dan setiap hari ada saja yang membuat Liliana tertawa geli. Arini dan Kinasih dengan semangat membagi tugas. Arini merawat Liliana dengan jamu-jamu tradisional buatannya dan juga tak lupa mengoleskan obat buatannya ke perut Liliana. Setiap pagi, Arini akan membuatkan kunyit asam sirih untuk Liliana minum setiap hari. Selain itu untuk mengembalikan bentuk tubuh Liliana seperti semula, Arini membuat jamu dengan bahan-bahan yang terdiri dari 7 gram daun papaya, daun jinten, 10 gram kayu rapet, 10 gram daun sendok, 7 gram daun iler, 7 gram daun sambilonto dan 7 gram asam Jawa. Semua bahan-bahan ini ia tumbuk halus lalu direbus dalam dua gelas air hingga mendidih. Dan, Liliana mau tidak mau meminumnya sambil memejamkan mata. Ia sama sekali tidak bisa menolak, karena Arini akan menunggunya hingga m

  • KETURUNAN CEO   EVAN CRUEL ROMANO

    Pagi itu Liliana terbangun dan ia merasa perutnya terasa sedikit sakit. Baru saja ia akan melaksanakan ibadah salat subuh, tapi rasa sakit di perutnya makin terasa. Perlahan, ia membangunkan David."Mas, perutku sakit ..." keluh Liliana. David langsung membuka matanya dan menatap istrinya yang meringis kesakitan. Ia bertambah panik saat melihat ada darah yang mengalir di kaki Liliana."Ya Allah, kita ke rumah sakit sekarang. Tunggu, aku panaskan mobil sebentar." David langsung mengganti pakaiannya, dan ia berlari keluar kamar. Tuti yang melihat David panik langsung menghampiri."Ada apa, Pak?" tanyanya."Ibu mau lahiran. Cepat bawakan tas yang sudah di siapkan." Kinasih yang kebetulan baru bangun pun ikut panik dan segera membangunkan seisi rumah. Untung saja seminggu sebelumnya Kinasih berinsiatif untu

  • KETURUNAN CEO   SANTAI SEJENAK

    "Kau suka kamar baru kita?" tanya David."Aku suka, Mas. Aku suka halaman rumah yang asri dan teduh itu, saat melihat dari balkon, aku langsung melihat taman. Oya, Mas rumah lama kita kau jual?" tanya Liliana."Iya, saat ini masih dalam proses perbaikan. Jendela yang pecah dan kunci semua diganti. Kemarin, kata Mushi ada yang berminat tapi, dia mau supaya semua direnovasi terlebih dahulu.""Terimakasih, Mas. Kau sangat memikirkan aku. Kau tau bahwa aku mungkin akan sedikit merasa trauma di rumah itu. Dan, kau berinisiatif untuk membawaku pindah rumah. Terimakasih ya, Mas.""Sama-sama, sayang."“Tapi, perusahaanmu baru bangkit kembali. Itu pun uang dari Opa, kan? Apa tidak boros ... kau membeli rumah baru ini?” tanya Liliana. David menggelengkan kepalanya perlahan.“Rumah ini aku beli dari uang yang selama ini aku simpan ditambah uang dari papa. Papa dan Opa yang menyuruh untuk pindah. Tidak mengapa, sayang ... toh rumah lam

  • KETURUNAN CEO   KEJUTAN MANIS

    Sudah tiga hari Liliana dan David tinggal di hotel. Dan, pagi itu David dengan wajah ceria membawa kabar gembira untuk Liliana"Apa kita bisa segera cek out dari sini, Mas?" tanya Liliana."Hmm, besok ya sayang. Kejutanku besok baru siap. Jadi, ya kau bersabar saja sampai besok." Liliana hanya mengerutkan dahinya. Ia mulai curiga melihat gelagat David. Ia yakin, suaminya pasti sedang mempersiapkan sesuatu yang sama sekali tidak ia duga sebelumnya."Mas, beritahu aku kau sedang mempersiapkan apa? Kenapa aku tidak boleh pulang dulu sekarang?" tanya Liliana sambil duduk di atas pangkuan suaminya itu."Kau penasaran?""Ya jelas, Mas. Ayolah, kau ini jahat sekali. Selama beberapa hari ini, kau bahkan menyita ponsel milikku. Tidak boleh bicara dengan siapapun. Bahkan, aku tidak kau izinkan untuk sekedar berenang. Ayolah, Mas," rayu Liliana. David hanya terta

  • KETURUNAN CEO   KARENA AKU MENCINTAIMU

    Selama dua hari Liliana tidak sadarkan diri, selama itu pula David menemani sang istri. Saat tersadar, Liliana menatap suaminya itu dengan perasaan haru sekaligus geli melihat lelaki gagah dan tampan yang ia cintai itu menangis."Kau ini lucu, Mas. Aku baik-baik saja. Sini, lebih baik kau menciumiku seperti tadi," jawab Liliana dengan suara lirih sambil menahan nyeri di punggungnya."Sakit, Sayang?""Pundakku nyeri, Mas.""Tentu saja, kau ini terkena peluru. Lain kali, jangan pernah melakukan hal seperti itu lagi," ucap David lirih."Lalu, apa aku harus diam saja melihat suamiku hampir celaka? Kalau kau mengatakan bahwa kau mencintaiku dan tidak mau aku celaka, aku juga mencintaimu, Mas. Dan, aku tidak mau suami ... ayah dari anakku celaka. Jadi, tolong jangan pernah lalai untuk menjaga dirimu sendiri." David terharu mendengar jawaban sang istri. David tidak pernah mengira bahwa Liliana

  • KETURUNAN CEO   MENJADI PERISAI

    Dor! Leo melepaskan tembakan, peluru nya menyerempet kaki Liliana sehingga wanita itu merosot turun dan membuat Aryo kesulitan hingga akhirnya ia melepaskan Liliana dan mengeluarkan senjata api miliknya juga dan mengarahkan pada David yang lengah. Melihat suaminya dalam bahaya, Liliana tak mengindahkan rasa nyeri pada kakinya, dengan sekuat tenaga ia bangkit dan menghambur ke dalam pelukan David. Namun, sebuah peluru yang sudah terlanjur di lepaskan menembus ke punggung Liliana. Melihat itu, KOMPOL Leo melepaskan kembali tembakan untuk melumpuhkan Aryo dan Yudi. Sementara David yang melihat darah dari punggung Liliana meraung dan memeluk sang istri. Sanjaya segera berlari dan menghampiri David dan Liliana."Kita bawa istrimu ke rumah sakit, biar Bang Leo yang mengurus sisanya. Ayo, kau bawa ke mobilky, cepaaat Dave!!!" seru Sanjaya. David pun menurut dan segera menggendong Liliana ke dalam mob

DMCA.com Protection Status