Share

Part 29. Angkat Suara

Penulis: Rizka Fhaqot
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Cari bukti yang lebih kuat lagi jika aku benar-benar berselingkuh dengan laki-laki itu. Atau kau bisa langsung tanyakan pada Ayah siapa laki-laki itu."

Raihan menatap nyalang pada perempuan yang masih dah berstatua istrinya itu. Hatinya benar-benar sakit mendapati cara licik Naomi menghancurkan kepercayaan keluarganya terhadap dirinya.

"Jangan munafik kau Naomi, bisa saja kau sudah bersekongkol dengan Ayahmu untuk membohongiku." Raihan semakin tak terkontrol.

Mendengar kalimat terakhir Raihan, emosi Naomi kembali tersulut. Sedang Mama Maya seolah membiarkan keduanya melampiaskan rasa masing-masing dengan tatapan penuh luka.

Naomi mengangkat wajah, tatapan matanya nyalang menusuk. Kalimat yang keluar dari bibir laki-laki itu semakin membuatnya hilang kesabaran.

"Jaga ucapanmu! Jika hanya aku yang kau caci maki, mungkin aku bisa memakluminya, tapi jika Ayah yang kau pandang serendah itu, Maka jangan harap aku bisa tinggal diam." Naomi mengeratkan gigi-giginya, emosi kembali menguas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KETIKA ISTRI LELAH BERTAHAN   Part 30. Aku Pergi

    Naomi mengusap lembut jemari yang mulai keriput itu. "Sudah, Ma. Lebih baik Mama istirahat sekarang, biar Naomi yang menyelesaikan masalah ini sekarang," bisik Naomi pelan. "Tak apa, Na. Biarkan Mama menuntaskan kekesalan Mama pada Raihan selama ini." Mama Maya berucap lembut pada Naomi. "Cukup saat kau selingkuh untuk pertama kalinya Mama langsung drop, apa kali ini kau berniat membuat Mama tertimpa hal serupa?" Mama Maya menatap nanar pada wajah yang tertunduk di hadapannya. "Mama tak pernah mendidikmu untuk abai terhadap istrimu. Mama juga tidak pernah mengajarimu untuk memandang remeh ikatan pernikahan. Lantas apa yang kau lakukan? Kau melakukan semuanya. Kau menyia-nyiakan perempuan yang dulu kau perjuangkan demi restu orang tuanya. Mama anggap pantas Naomi tidak menghargaimu, karena kau pun tidak bisa menghargai kerja kerasmu sendiri." Mama Maya berusaha mengontrol emosinya. Ia tak ingin ulah Raihan untuk kedua kalinya membuat semuanya seburuk dulu. Hati Raihan kembali terc

  • KETIKA ISTRI LELAH BERTAHAN   Part 31. Aku Tak Berniat Kembali

    Naomi mengangguk pasti. "Tak ada lagi alasanku untuk tetap tinggal. Mama sudah mengetahui semuanya dan beliau baik-baik saja. Aku tahu Mama keberatan, tapi aku juga tak ingin mengorbankan kebahagiaanku demi senyum Mama. Itu hanya akan membuat Raihan memandang rendah terhadapku." Naomi tersenyum getir. "Apa Raihan menerima gitu aja kepergianmu, Na?" kejar Nabila. "Entahlah, yang pasti aku sama sekali tak berniat untuk kembali dengan alasan apa pun dan dengan sebab apa pun.""Bagus, Na, Kau berhak bahagia. Laki-laki kalau sudah selingkuh, susah banget buat nyadarinnya. Tepat banget kalo ditinggalin.""Ish, kayak udah pengalaman aja," kekeh Naomi. "Sering liat seliweran di sosial media, Na. laki selingkuh, pas ketahuan sujud-sujud di kaki istri sah, dimaafin, kumat lagi." Nabila mencibir. "Udah, ah, Bil. Raihan adalah masa lalu, dan aku sama sekali tak tertarik untuk membahasnya lagi. Sekarang aku hanya ingin fokus ngerawat Ayah dengan tangan sendiri." Naomi merasakan hatinya berdes

  • KETIKA ISTRI LELAH BERTAHAN   Part 32. Siapa Dia?

    Ayah Dayat terdiam beberapa saat. Seperti tengah memilih kalimat yang tepat untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan anak semata wayangnya itu. "Lebih dari 20 tahun Ayah merawatmu sendiri, bisa dibilang tanpa bantuan siapapun, jadi rasanya sangat wajar jika ayah mengetahui setiap perubahan wajah dan sikap anak Ayah ...." Ayah Dayat menggantung kalimatnya.Naomi sedikit tertunduk. Tatapan matanya luruh pada gelas-gelas bening berisi teh manis berwarna kuning kecoklatan yang masih tersisa setengahnya di atas meja. "Apakah kau masih ingin menyembunyikannya dari Ayah?" Nada suara Ayah Dayat terdengar sendu. Beberapa menit kemudian keduanya terdiam. Ayah Dayat seolah memberi waktu pada Naomi untuk berkata jujur, sedang Naomi sibuk menyusun kata di kepalanya, agar kalimat yang keluar dari bibirnya tidak membuat sang Ayah khawatir terhadapnya. Perlahan Naomi mengangkat wajah. Menatap wajah renta di hadapannya dengan senyum, senyum yang dipaksakan. Hingga dalam satu tarikan n

  • KETIKA ISTRI LELAH BERTAHAN   Part 33. Selingkuh dibalas Selingkuh

    "Dia pamanku, adik bungsu ibuku," jawab Sena dengan raut wajah sebiasa mungkin. "Jujur?" wajah Raihan masih belum berubah, tetap dingin. "Jujur. Kalau nggak percaya tanya aja," tantang Sena. Tak ada keraguan di wajah perempuan itu. Mendengar pengakuan Sena air muka Raihan seketika berubah. Senyum ramah kini terbit di wajah Raihan dan disambut hal serupa oleh laki-laki itu. "Kita bisa bicara?" tanya Raihan dengan wajah serius. Kali ini kalimatnya tertuju pada Sena, perempuan yang sukses menaklukkan hatinya beberapa bulan terakhir. "Ngobrol di mana? Aku nggak enak sama pamanku." Sena beralasan. "Kita keluar, ya, sebentar. Ada hal penting yang pengen aku omongin ke kamu." Raihan meminta persetujuan. Wajah laki-laki itu terlihat begitu serius. Sena tak langsung menjawab, perempuan itu berjalan mendekat pada laki-laki yang tadi ia akui sebagai pamannya. Beberapa detik keduanya terlibat obrolan dengan suara setengah berbisik, Raihan tak bisa mendengar isi percakapan mereka dari jara

  • KETIKA ISTRI LELAH BERTAHAN   Part 34. Ketahuan

    Raihan terdiam beberapa saat. Berusaha mencari kata yang tepat agar hubungannya dengan Sena semakin membaik."Baiklah, Abang hanya ingin berkenalan dengan orang tuamu, nanti setelah kau selesai kuliah, baru kita akan menikah." Rehan berusaha mengalah. "Abang tidak mempercayaiku?" tanya Sena dengan wajah semakin cemberut. "Siapa bilang Abang tidak mempercayaimu?" Alis Raihan bertaut. "Aku tak ingin keluargaku mengira aku kuliahnya untuk pacaran. Ayah dan ibu pontang-panting agar aku bisa kuliah, aku tak ingin mereka kecewa." wajah Sena kini tertunduk. Raihan terlihat menghela nafas panjang. Kali ini ia harus kembali mengalah. "Baiklah, akan bertemu orang tuamu setelah kau selesai kuliah, dan siap menikah denganku. Untuk biaya kuliahmu, nanti Abang transfer," ucap Raihan dengan nada pasrah. Laki-laki itu mengecup lembut kening perempuan itu, perempuan yang sudah merobohkan bahtera rumah tangganya bersama Naomi. Perlahan wajah Sena berubah mendengar kalimat terakhir dari Raihan. Bi

  • KETIKA ISTRI LELAH BERTAHAN   Part 35. Kehilangan

    Dengan berani perempuan itu menatap mata Raihan. "Apa kau bisa mengembalikan waktu yang kubuang percuma untuk melayanimu?" tanya senang dengan mata mengerling manja. "Dasar perempuan murah*n! Ternyata kau tidak hanya miskin harta, tapi juga miskin harga diri!" Raihan terus mengumpat. "Kau jauh lebih murahan. Sudah punya istri di rumah, masih terus ngejar-ngejar perempuan lain di luaran sana. Dasar pecinta selangk*ngan!" Mulut Sena tak kalah pedas. "Tutup mulutmu! Kau yang telah menggodaku terlebih dahulu.""Ya, karena kau laki-laki buaya yang begitu mudah tergoda." Sena terkikik geli. Raihan menatap nanar pada perempuan yang pernah membuatnya dimabuk cinta itu. Kali ini tak ada lagi cinta di mata laki-laki itu, yang tersisa hanyalah rasa murka karena merasa dibohongi serta dibodohi selama ini. "Kalian berdua sama busuknya!""Jaga ucapanmu! Aku dan Sena sudah berpacaran sejak 3 tahun yang lalu. Jadi sebenarnya kaulah yang merebut Sena dariku," Potong laki-laki itu ketus. Tanpa

  • KETIKA ISTRI LELAH BERTAHAN   Part 36. Ketegasan Sang Ayah

    Rehan masih mematung di tempat semula, hingga akhirnya ponselnya berdering. "Papa ...," desis Raihan dengan kepala yang seketika dipenuhi tanya. Berapa detik ponsel terus berdering, hingga Raihan menggeser tombol dial pada pada layar ponselnya setelah berusaha bertenang. "Iya, Pa, ada apa?" ucap Raihan setelah telepon tersambung. Tak biasanya Pak Beni menelpon ke nomor pribadinya di jam kantor. "Kamu di mana sekarang?" tanya suara dari seberang sana dengan nada dingin. "Raihan masih di luar, Pa, ada keperluan mendadak," jawab Raihan sedikit berbohong. "Kenapa kau seenaknya keluar kantor tanpa mengabari sekretarismu terlebih dahulu?" Rehan merasakan keringat dingin mulai keluar di kening hingga ujung jemarinya. Jika saja Pak Beni tahu Apa yang sebenarnya ia lakukan, maka sudah dipastikan akan tamat riwayat anak bungsunya itu. "Maaf, Pa, tadi Raihan buru-buru." Raihan Kembali beralasan. Ia tak ingin papanya kembali curiga padanya. "Nanti malam datang ke rumah, Papa sama Mama ma

  • KETIKA ISTRI LELAH BERTAHAN   Part 37. Kedatangan Raihan

    "Raihan," lirih Naomi dengan suara pelan. Faiq menatap kearah Raihan yang baru saja turun dari mobil dengan tatapan santai. Tak ada kekhawatiran di wajah laki-laki itu. Raihan menampakkan wajah tak suka. Niatnya yang semula ingin memperbaiki hubungannya dengan Naomi dari rumah tadi kini berubah saat mendapati Naomi tengah bersama Faiq. "Aku semakin tak percaya jika kalian adalah saudara sepupu!" Nada suara Raihan terdengar merendahkan. Dengan langkah gontai Raihan berjalan mendekat di mana Naomi dan Faiq berdiri menghadap ke arahnya. Hati Raihan merasa tercabik saat melihat kedekatan naomi dengan Faiq. Naomi bergeming. Malas rasanya meladeni laki-laki tak punya hati di hadapannya itu. Sedangkan Faiq, laki-laki itu memilih menampilkan senyum tipis. Jauh di dalam hatinya ia ingin laki-laki di hadapannya itu menyesal atas apa yang telah ia perbuat pada Naomi."Pantas aja ngotot pingin pergi dan meminta berpisah dariku. Kuyakin laki-laki ini sudah lama memiliki hubungan khusus denga

Bab terbaru

  • KETIKA ISTRI LELAH BERTAHAN   Ending

    Detik demi detik merangkak, hingga hari kian berlalu berjalan menuju minggu, perlahan tapi pasti minggu berlaku menuju bulan. Dua bulan setelah acara lamaran kala itu, hari pernikahan Raihan dan Raya di gelar di rumah Raya. Persis seperti permintaan Marina. Ya, sejak dulu Marina memang ingin kedua anak perempuannya menikah di sini, di rumah sederhana mereka. Awalnya keluarga Raihan merasa keberatan. Namun, setelah rembukan akhirnya mereka saling menerima, terlebih setelah Raihan angkat bicara untuk solusinya. Pada akhirnya acara resepsi akan digelar dua kali, pertama di kediaman mempelai perempuan, kedua di kediaman orang tua Raihan. Sebelumnya Mama Maya berkeinginan untuk melangsungkan acara di hotel, persis saat pernikahan Naomi dan Raihan dulu, dengan alasan tak ingin membeda-bedakan kedua menantunya itu. Namun, sang suami lebih memilih di rumah, mengingat Raihan pernah gagal menikah berulang kali. Hari ini, tepat di lapangan yang berada tepat berseberangan dengan rumah orang tu

  • KETIKA ISTRI LELAH BERTAHAN   Ramon Meninggal

    "Ini beneran Ramon?" tanyanya meyakinkan. Sejujurnya ia sudah paham jawabannya, mengingat ia lebih kenal lama pada laki-laki itu ketimbang Raihan. "Rani tak mungkin salah lihat," balas Raihan dengan wajah serius. "Apa yang dipikirkan laki-laki itu sampai melakukan hal bodoh seperti ini? Padahal Vina sudah memberikan semuanya, tapi masih saja berulah," desah Raya dengan wajah sesal. Raihan hanya bergeming, membiarkan pertanyaan Raya mengawang di udara. Kalimat Raya barusan membuatnya merasa tertampar. Ya, apa yang Ramon lakukan sekarang bak kaca besar yang memamerkan masa lalunya dulu bagi Raihan. Kegilaan yang Ramon lakukan tak berbeda jauh dari kebodohan yang ia lakukan dulu, yang akhirnya membuatnya kehilangan Naomi dan kehilangan kepercayaan kedua orang tuanya. Bedanya, Raihan tak sampai nekat membahayakan nyawanya demi perempuan yang ia cintai. Banyak luka yang terasa nyeri hingga saat ini. Luka ketika Naomi lebih memilih pergi bersama Faiq, ketimbang kembali padanya meski i

  • KETIKA ISTRI LELAH BERTAHAN   Berita Tentang Ramon

    Raihan tersentak ketika mendengar sebuah benda keras menghantam kuat di belakangnya. Serta suara teriakan beberapa orang berada tak jauh darinya. Laki-laki itu seketika menoleh, ternyata sebuah mobil sedan menghantam tiang PLN yang berada tak jauh dari tempatnya berada. Beberapa karyawan kantor yang sama dengan Raihan ikut menghentikan aktivitas mereka, yang semula sibuk dengan kendaraan masing-masing. Asap mengepul dari bagian kap mobil. Tampak wajah-wajah kaget bercampur panik dari orang-orang yang berada di dekat tempat kejadian. Dalam waktu hitungan detik tempat kejadian dikerumuni orang-orang yang berada di dekat tempat itu. Sebagian lagi adalah para pengendara yang lewat yang kini menghentikan kendaraan mereka di bahu jalan. Raihan seketika teringat sesuatu. Raya. Laki-laki itu bergegas turun dari mobilnya. Dengan wajah panik ia berlari ke tempat yang tadi dilewati gadis itu. Tampak Raya terduduk memeluk lutut di pinggir jalan. Kurang dari lima puluh senti di depannya ter

  • KETIKA ISTRI LELAH BERTAHAN   Kecelakaan

    Raya meletakkan map yang tadi berada dalam dekapannya di atas meja, sesuai perintah Naomi. Tanpa menunggu lebih lama Naomi segera meraih map itu, mengecek kalimat demi kalimat yang ada di dalamnya dengan teliti, sedangkan Raya mengamati perempuan yang begitu ia kagumi itu dari tempatnya berdiri. Raya tampak meneliti wajah cantik dengan tubuh sedikit mengembang itu. Jauh di relung sana ada rasa kagum pada sosok mantan istri Raihan itu. "Bukankah kita ada janji temu dengan klien jam dua siang nanti?" Kalimat tanya dari Naomi membuat Raya sedikit kaget ketika mengangkat wajah dan tatapan keduanya bertemu. "Iya, Bu," jawabnya sambil mengangguk pelan. *Dua perempuan dengan usia terpaut tak begitu jauh itu duduk bersisian di kursi penumpang. Raya sesekali tampak melirik ke arah Naomi. Entah apa yang membuat sikap gadis itu sedikit terlihat canggung kali ini. Beberapa menit setelah mobil melaju suasana hanya hening. Hingga akhirnya Naomi memilih bersuara. "Mama sudah menceritakan se

  • KETIKA ISTRI LELAH BERTAHAN   Kebahagiaan Seorang Ibu

    Raya mengerutkan dahu, ia tak paham dengan maksud kalimat yang baru saja ia dengar. Pun tak paham kenapa wajah perempuan di hadapannya itu berubah dalam hitungan detik saja. Raya meremas kedua jemarinya. Menikmati degup jantung yang masih berkejaran. Ingin bertanya tapi sedikit ragu. Raihan tampak menggeleng pelan sambil tersenyum tipis. "Maaf jika kamu tersinggung dengan ucapan Tante barusan. Sebenarnya Raihan sudah bercerita banyak tentang kamu, tentang ibumu yang awalnya tak memberi restu. Tante memakluminya, mungkin jika Tante yang berada di posisi ibumu Tante juga akan melakukan hal serupa," kekeh Mama Maya, membuat Raya seketika menarik napas lega. Wajahnya yang semula tampak gugup bercampur malu, kini sedikit lebih lega. "Tante hanya berharap semoga setelah ini Raihan benar-benar sadar jika apa yang dia lakukan dulu adalah hal keliru. Percayalah, Tante tidak akan pernah membela jika memang Raihan bersalah."Raya perlahan mengangkat wajah. Menatap canggung wajah renta itu d

  • KETIKA ISTRI LELAH BERTAHAN   Berkunjung ke Rumah Mama Maya

    Raya melangkah mensejajari langkah Raihan. Sepasang kekasih itu kini melangkah melewati gerbang, serta hamparan rerumputan hijau di halaman rumah berlantai dua milik orang tua Raihan. Dua tiang penyangga terlihat tampak kokoh dari arah depan. Berdiri gagah hingga mencapai lantai atas. Raya merasakan dirinya begitu kecil di sini. Berulang kali ia melirik rumah bercat putih perpaduan dengan abu tua itu, yang tampak bak bumi dan langit dengan rumah peninggalan sang ayah yang mereka tempati sekarang. Tiga buah mobil berjajar rapi di garasi rumah mewah itu. Mobilnya pun tak kalah mewah. Meski tak memilikinya setidaknya Raya cukup tau berapa kisaran harga kendaraan milik keluarga Raihan. "Bapak yakin mengajakku ke sini?" tanya Raya dengan langkah kaki memelan. Entah sudah berapa kali pertanyaan itu ia lontarkan sejak beberapa hari lalu. Raihan menghentikan langkahnya. Lalu menatap ke arah Raya dengan senyum tipis. "Masuklah! Kau tidak akan tahu bagaimana Mama jika tetap di sini," bala

  • KETIKA ISTRI LELAH BERTAHAN   Penebus Sesal

    "Pak Raihan yang Ibu maksud?" tanya gadis itu pelan. Ada gelenyar di relung sana ketika menyebut nama itu. Nama yang malam ini kian membuat hatinya berdesir. "Iya, Ra." Marina mendesah pelan. Raya kembali memalingkan wajah. Menatap lurus ke arah jalan raya yang kian tampak sepi. Hanya suara desau angin serta binatang malam yang terdengar di telinganya saat ini. "Lupakan saja, Bu. Raya tak ingin Ibu terpaksa melakukannya," lirihnya dengan hati berdenyut nyeri. Setelahnya ia berbalik badan dan siap melangkah masuk. "Ibu khilaf, Ra," jawab Marina tak kalah lirih. "Maafkan sikap Ibu beberapa waktu lalu," lanjutnya, membuat langkah Raya terhenti. Gadis itu terdiam. Tangannya kini memeluk tubuhnya sediri, demi menghalau dingin yang terasa menggigit kulit tubuh. "Kita ngobrol di dalam, Bu," ajak Raya. Lalu melangkah masuk. Marina menurut, mengingat suasana di luar yang kian bertambah dingin. Perempuan paruh baya itu mengekor di belakang sang anak.Raya segera mengunci pintu setelah sa

  • KETIKA ISTRI LELAH BERTAHAN   Perlakuan yang Jauh Berbeda

    Maria menatap lekat anak bungsunya itu. Sejurus kemudian kembali merangkul tubuh Raya. Ada amarah yang tiba-tiba memanasi dada, menciptakan rasa panas menjalari tubuhnya. "Apa maksudmu, Ra?" tanya Marina dengan mama berkaca-kaca. Raya kembali terdiam beberapa saat. Melempar tatapan ke arah Raihan yang kini masih dalam posisi duduk diam. Detik selanjutnya laki-laki itu melirik ke arahnya, lalu mengangguk pelan. Seolah memberi isyarat jika sekarang adalah waktu yang tepat untuk berbicara jujur. "Ya, Ramon membohongiku tentang ulang tahun sepupunya. Dia membawaku ke tengah hutan, dan .... "Kalimat raya terhenti ketika air mata kembali berdesakan ke luar. Bayangan pelecehan yang dilakukan Ramon terhadapnya kembali melintas di kepala. Menciptakan rasa ngeri sekaligus jijik dalam waktu bersamaan. "Lalu apa yang dilakukan bajingan itu padamu?" Kali ini Marina tidak dapat bersikap seolah baik-baik saja. Perempuan paruh baya itu tampak histeris. Di kepalanya terbayang jelas apa yang tela

  • KETIKA ISTRI LELAH BERTAHAN   Berusaha Jujur

    Malam kian merangkak. Angin dingin masih terus berdesir, menyapu dedaunan hingga pakaian yang mereka kenakan, menciptakan dingin yang terasa menusuk tulang. "Aku hanya tak ingin Ibu kembali bersedih," lirih raya dengan wajah sendu. Raihan memejamkan mata beberapa saat. Ada rasa kecewa dari jawaban yang ia dengar barusan, namun ia tak bisa memaksa, bisa saja itu adalah bentuk kasih sayang dari seorang anak untuk sang ibu. Terdengar Raihan mendesah pelan. Niatnya yang semula ingin segera kembali melajukan motornya, ia urungkan. Laki-laki itu kembali turun dari kuda besi hitam itu. Raihan menatap ke arah gadis itu dengan tatapan kecewa. Beberapa saat ia hanya membisu dengan tatapan kosong. "Harus sampai kapan kamu lakukan ini? Menyembunyikannya dari ibumu. Lantas, buat apa aku melakukan hal barusan pada laki-laki itu?" Raihan terdengar putus asa. "Ma—maaf," lirih Raya setengah berbisik. "Tak perlu meminta maaf, aku hanya ingin kejelasan apa yang akan kau lakukan setelah ini?" timp

DMCA.com Protection Status