Share

21

Author: Cahyo Sumarsongko
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Semua perusahaan bilang begitu," jawab si Kuda, "Apalagi jika perusahaan start up."

"Haha, tidak juga," balas High Quality Man, "Lihat saja fasilitas yang kudapatkan. Kostum bagus. Iklan tak terlalu norak. Tak seperti, kalian tahu, sinetron sekarang. memasukkan iklan sembarangan."

Kami bertiga terdiam. Kostum High Quality Man memang bagus. Elegan dan tidak norak. Dan seperti kata teman-temanku dulu, para superhero di perusahaan ini memang kabarnya mendapatkan fasilitas yang bagus.

"Gaji dan fasilitas kami lumayan," lanjut superhero itu sambil meminum tehnya, "Aku bisa bangun mansion mewah di perbatasan kota. Hanya superhero tertentu yang bisa kaya raya, Bruce Wayne misalnya. Itupun karena warisan dari ayahnya."

"Kau ini supehero atau sales?" balas si Kuda.

"Hahaha, di jaman seperti ini, superhero pun jadi bahan iklan dan kapitalisme yang bagus. Buktinya, banyak film superhero yang laris manis.

Belum lagi muncul versi game-nya!"

Kami hanya terdiam. Yah, apa yang dikatakan High Q
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • KERIS MAN   22

    Kuhabiskan waktu dengan merenung di kasur malam itu. Ah, untung saja Dara tak apa-apa. Hanya pahanya yang tertembak. Bagaimana jika terkena bagian vital tubuhnya? Ia bisa mati. Yah, teman-temanku bisa mati semua. Dan itu demi keinginanku memburu kelompok Kerbau Merah. Ah, aku sudah mencelakakan teman-temanku. Aku tak bisa begini. Haruskah aku mengikuti saran Selly? Kembali ke desa dan hidup bertani? Meninggalkan segala tetek-bengek superhero ini. Tapi bagaimana jika kejahatan terjadi? Bagaimana jika kelompok Kerbau Merah berulah? Ah, apakah itu bukan urusanku? Sudah banyak superhero di luar sana. Tapi bagaimana dengan teman-temanku? Baik yang di perusahaan dulu, ataupun para superhero jalanan ini? Aku tak bisa membiarkan mereka dalam bahaya. Dan janjiku untuk memburu kelompok itu harus kupenuhi pula. Pada pagi harinya, teman-teman hendak menjenguk Dara. Saat akan berangkat, tiba-tiba ada telepon masuk. Nomor tak dikenal. Cukup aneh. Sebelumnya hanya teman-temanku saja yang men

  • KERIS MAN   23

    "Apa?!" tanya superhero itu kaget, "Kau ingin bergabung?!""Yah," jawabku sedikit menganggukkan kepala. "Bagus, ayo kuajak menemui manajer!" ujarnya senang merangkul pundakku, "Kita akan jadi tim yang hebat, Kris!"Aku diajaknya menemui manajer yang kemarin. Seorang paruh baya dan sekertarisnya. Di dalam kantornya, kubaca beberapa lembar kontrak dan menandatanganinya. Tak banyak persyaratan yang diperlukan. "Kalian tak butuh KTP-ku?" tanyaku heran. "Kenapa kami harus butuh itu?" jawab sang sekertaris tersenyum, "Kami sudah tahu siapa kamu. Keris Man, superhero yang begitu mempesona dan terkenal." "Terkenal payah, maksudmu?" balasku. "Tidak," jawabnya mengotak-atik tablet untuk memasukkan dataku, "kau superhero hebat! Hanya perlu sedikit pembenahan!" Ia tersenyum menatapku dan membetulkan kacamatanya. "Jangan dengarkan apa kata netizen, Keris Man!" lanjutnya, "Orang kita belum siap dengan kebebasan bicara! Kami akan memperbaiki performamu!" Dan setelah ia selesai memasukkan datak

  • KERIS MAN   24

    "Memangnya di sini digelar setiap hari?" tanyaku. "Yah, tiap pagi dan sore ada sesi Yoga, Tai Chi, senam, aerobik, Aikido, Karate, Pencak Silat dan lain sebagainya!" jawabnya, "Kau bisa lihat jadwalnya di aplikasi! Juga bebas menggunakan fasilitas gym sesukamu!" "Aku paling suka Yoga, Tai Chi dan fitness di gym, Kris!" sahut High Quality Man, "Akan kuhubungi kalau aku mulai olahraga!" "Oke," jawabku mengangkat bahu. "Wah, rupanya ada panggilan!" lanjut High Quality Man melihat notifikasi di ponselnya, "Aku harus pergi, Kris! Kejahatan adalah uang! Haha! Silakan lanjutkan bersama Dina!" Superhero itu pun segera melesat terbang dari jendela kantor. "Oke kini," lanjut Dina menghela nafas, "Kau harus menjalani tes kesehatan singkat!" Kujalani tes kesehatan dasar. Pemeriksaan tekanan darah, tinggi dan berat badan, reflek, serta pengambilan sampel darah, urin dan sperma?! "Kenapa harus tes sperma segala?!" protesku, "Memangnya ini tempat donor sperma?!" "Kami harus memeriksa kondisi

  • KERIS MAN   25

    "Yah, lalu bagaimana dengan misimu ingin menyelediki kelompok Kerbau Merah?" tanya si Harimau, "Kita sudah bersusah-payah membantumu. Bahkan Dara pun terluka karenamu!""Karena itulah," jawabku, "aku tak ingin mencelakakan kalian lebih jauh. Bisa saja hal lebih parah dari Dara menimpa kalian. Aku tak ingin itu terjadi.""Biarlah aku sendiri yang mencari kelompok itu," lanjutku, "Dengan jadi superhero resmi, mungkin akan lebih mudah bagiku untuk mencarinya. Kumohon mengertilah. Aku tak ingin membahayakan kalian. Tak perlu lagi membantuku. Dan mari ikut bergabung jadi superhero online saja.""Kupikir kita sudah lain jalan," jawab si Harimau, "Aku tak akan mendaftar sepertimu!""Yah, aku juga!" imbuh si Kuda. "Kalau begitu, berhentilah jadi superhero jalanan. Aku tak ingin terjadi sesuatu pada kalian!" pintaku. "Bukan urusanmu!" jawab si Harimau. "Yah, baiklah," balasku mendesah, "Terimakasih telah menampung dan membantuku selama ini."Akupun pergi meninggalkan tempat itu. "Kris, tung

  • KERIS MAN   26

    Setelah puas menikmati asmara, kami saling berbincang di ranjang. Kamar ini cukup nyaman dengan kasur yang empuk. Cocok untuk berbulan madu barangkali. "Kembalilah ke desa," pintaku pada Selly sambil menciumi kepalanya, "Tunggu aku di sana." "Kau akan menyusulku?" tanyanya mengelus dadaku, "Bukankah kau jadi superhero online?" "Tak akan selamanya. Hanya sebagai wadah saja, Sel. Setelah dapat kulumpuhkan kelompok Kerbau Merah itu. Aku akan menyusulmu." "Apakah kau mampu menghadapi mereka?" "High Quality Man sudah bersedia membantuku. Aku rasa kami mampu melawan mereka." "Lalu bagaimana dengan teman-teman kita? Si Harimau, Si Kuda, Dara?" Aku hanya bisa menghela nafas. "Aku akan tetap merawat Dara sampai sembuh," lanjut Selly, "Setelah itu, baru aku akan kembali ke desa." "Hmm, baiklah, itu bagus." Kuciumi lagi bibirnya. Kami masih telanjang dan kembali berpelukan. Kuraba dan kuremas lagi dadanya. Dan kami lanjutkan percintaan kami di ronde berikutnya. TIba-tiba bel berbunyi d

  • KERIS MAN   27

    Yah, kulewati malam itu dengan menikmati kehangatan dan kasih sayang Selly. Aku harus memilih kendaraan untuk kunaiki. Ah, biarlah nanti atau besok pagi. Malam ini, biar kunaiki asmara dulu. Pagi harinya, aku pergi ke kantor bersama Selly. Kami langsung menuju ruang klinik tempat Dara dirawat. Si Kuda dan Si Harimau sudah berada di sana. Selly langsung mendekati Dara dan membawakan sarapan. Ia sudah menyiapkannya tadi pagi-pagi sekali. "Ah, kau selalu repot, Sel!" ucap Dara menerima makanan. "Tidak, mau kusuapi?" balas Selly. "Tak perlu, kalian tidur di mana semalam?" tanya Dara. Selly hanya terdiam menatapku. "Akhirnya kau jadi superhero di perusahaan ini, Kris?" tanya Dara tersenyum padaku. "Yah," jawabku canggung. "Tak apa, Kris!" lanjutnya, "Itu pilihanmu! Maaf jika selama ini kami merepotkanmu!" "Tidak, Dara!" jawabku, "Aku yang justru banyak merepotkan kalian! Bahkan kau terluka karenaku!" "Ah, tentu bukan karenamu, Kris! Tenanglah, superhero pasti lekas sembuh! Haha!

  • KERIS MAN   28

    Manajer mempersilakan aku untuk menjawabnya. "Hmm, yah begitulah!" jawabku sedikit terbata, "Ada sedikit masalah dengan perusahaan lamaku, jadi aku bergabung kemari!" "Masalah apa itu?!" tanya yang lain. "Lebih enak mana," susul wartawan lain lagi, "Di sini atau di perusahaan lamamu?" "Hmm, aku baru di sini," jawabku, "Jadi aku belum banyak tahu! Tapi kurasa akan nyaman dan menyenangkan bekerja di sini!" "Apakah karena manajemen perusahaan lamamu yang kacau?!" tanya yang lain, "Para superhero dari perusahaan itu kini menurun performanya. Bahkan banyak yang menutup layanannya." "Oh ya?" balasku, "Aku kurang tahu itu!" "Yah, seperti Anginia, Cahayani, Gajah Man! Juga banyak superhero lain yang tak muncul di aplikasi! Apa yang terjadi?!" "Hmm, aku kurang tahu!" "Apakah karena penyerangan misterius itu?!" timpal wartawan lain, kupikir kadang mereka lebih mengerikan daripada penjahat, "Apakah perusahaan lamamu begitu lemah? Kenapa mereka diserang? Siapa yang menyerangnya?!" "Ah,

  • KERIS MAN   29

    Pesanan akhirnya datang. Seorang ibu memesan pertolongan di aplikasi. Aku mengambil pesanan itu dan segera pergi dengan sepeda motorku yang baru, Motokris! Semua orang di jalan memandangku dengan terpana. Sebagian nampak terkagum-kagum. Seperti jagoan di film yang baru saja muncul. "Yeah, Keris Man!" seru seseorang yang mengenaliku. Beberapa orang terlihat merekamku dengan kamera ponsel. Mungkin sebentar lagi muncul di Herogram atau Herostube. Aku sampai pada alamat yang dituju. Seorang ibu rumahnya kemasukan ular phyton. Kukeluarkan ular yang cukup jinak itu dan memanggil petugas keselamatan satwa. Ah, tugas semacam ini harusnya tak memerlukan superhero! Namun mau bagaimana lagi, hanya superhero yang baru memiliki aplikasi online. Petugas pemadam kebakaran, polisi dan petugas penyelemat satwa belum memilikinya. Ambulans pun belum memiliki aplikasi online! Mungkin suatu saat bisa kubikin perusahaan aplikasi penyedia ambulans. Sangat berguna untuk keadaan darurat! Banyak bukan k

Latest chapter

  • KERIS MAN   112

    "Belum," jawab para pegawai, "Kami coba lacak dari beberapa kamera cctv yang dapat kita akses! Tapi butuh waktu lama!" "Teruskan!" perintah Dina. "Kami menemukan sesuatu," ungkap salah seorang petugas IT yang memeriksa laptop, "Lihat!" Kami bergegas menuju ke meja pegawai ahli IT yang memeriksa laptop. Terlihat progam di layar laptop seperti yang kami dapati kemarin. Hanya saja sekarang tertulis; Elistrik, Buaya Budiman, Manusia Elang serta para superhero perusahaan yang lain "Nama mereka dicentang," ungkap Tirtasari, "Mungkin menunjukkan korban yang berhasil mereka culik!" "Astaga!" kesah Dina. "Apa maksud semua ini?!* tanya High Quality Man, "Target mereka berubah?! Semula para superhero yang lain tidak ada dalam daftar!" "Entahlah," jawabku, "Apakah sebelumnya hanya mengecoh kita?! Atau memang menyesuaikan dengan apa yang ada?!" "Mereka sengaja memancing kita keluar?!" tanya High Quality Man. "Barangkali?" jawabku. "Kami dapati sesuatu," ungkap pegawai IT yang lain, "Mere

  • KERIS MAN   111

    Kalau saja Tirtasari terlambat atau kurang dalam menyemburkan air, barangkali monster itu bisa membakarku. Sebenarnya ini tindakan yang cukup nekat. Menyerap api ke dalam diri sendiri! Namun untungnya aku dapat mempercayai istriku. Barangkali ini yang dinamakan ikatan setelah pernikahan?! Sang monster perlahan terus memudar seiring hisapanku dan semburan air Tirtasari. Ia berusaha berontak dan marah. Namun tetap tak berdaya dalam jebakan kami. Dengan wajah penuh amarah, ia lalu berusaha menghujam dan menyerangku dengan ganas. Untung saja Tirtasari mampu melihatnya dan menyemburkan air padanya lebih deras sebelum mengenai diriku. Splasshh, splasshh, splasshh! Tubuh api itu kian mengecil dan akhirnya musnah ditelan air. Aku dan Tirtasari mampu bernafas lega. Masyarakat pun berteriak-teriak senang. Mereka mengelukan kami yang telah menyelamatkan mereka. Para superhero yang terkalahkan sebelumnya segera kembali ke kantor. Beberapa warga memberi mereka pakaian karena kostum

  • KERIS MAN   110

    Di sekitaran minimarket, para superhero terus berupaya melawan musuh berbadan besar dan kekar itu. Namun mereka terus kewalahan. Dihajar habis-habisan dan tersungkur lemah. "Ia akan membunuh mereka!* ungkap Buaya Budiman. Dan di area kerusuhan, para superhero kian kewalahan menghadapi para perusuh yang beringas dan bersenjatakan anaka macam. Mereka kini tersungkur hendak dikeroyok. "Kita harus membantu!" desakku. "Aku juga harus turun!" sahut Tirtasari, "Memadamkan monster api itu!" "Jangan Kris!" cegah Dina, "Tirtasari!" "Mereka bisa mati!" sahutku, "Kita tak punya pilihan lain!" "Yah, kota terancam!" imbuh Tirtasari, "Tidak ada lagi yang bisa melawan monster itu!" Dina memandang pada Bos. Dan sang manajer menghela nafas berat. "Baiklah," jawabnya, "Berhati-hatilah! Jika terdesak langsung mundur! Utamakan keselamatan kalian! Dan kalau bisa, selamatkan teman-teman di sana!" "Baik Bos!" jawabku dan Tirtasari bersamaan. "Kami ikut!" pinta Buaya Budiman dan yang lain

  • KERIS MAN   109

    Yah, orang-orang senang karena kebakaran yang melanda rumah dan lingkungan mereka mereda. Tapi mereka cukup kesal dengan bau dan entitas air sungai yang kotor dan jorok. Bahkan beberapa tumpukan sampah menimpa mereka. "Uh, siapa yang buang popok bayi ke sungai?!" keluh salah seorang warga yang tertimpa bungkusan popok bayi kotor. "Juga sampah-sampah ini?!" timpal yang lain karena terkena terpaan sampah, "Dasar! Orang-orang parah, membuang sampah di sungai!" "Kita kan juga sering begitu!" balas warga yang lain. "Ah! Iya, betul juga!" "Hei, siapa yang buang bangkai ke sungai?!" gerutu warga lain kesal karena terkena bungkusan jorok, "Bangkai apa ini?! Tikus?! Menjijikkan!" Sementara itu, superhero angin terus berusaha menyemburkan air pada sang monster. Kebakaran cukup mereda dan menyisakan titik-titik api kecil saja. Ia sekarang lebih banyak menyerang sang monster dengan semburan air sungai. Namun moster itu ternyata cukup cerdas. Ia menyeberang sungai dengan nyalanya yang mela

  • KERIS MAN   108

    Yah, monster itu menyerang helikopter yang ditumpangi paparazi. Terlihat di layar, semburan api yang mengerikan menerpa mereka. Lalu suara terbakar dan teriakan-teriakan. "Ia membakar kami!" pekik sang wartawan, "Ia membakar kita!" "Sial!" umpat Dina dan teman-teman. Terlihat dari layar lain, helikopter itu terbakar dan berputar-putar tak karuan. Sepertinya rekaman live dari seorang netizen. "Lihat itu!" teriakan orang-orang di bawah, "Awas!" Pesawat itu hendak jatuh menerpa kerumunan orang di bawah. Mereka pun panik dan berusaha menyelamatkan diri. Superhero angin segera meluncur ke bawah. Ia gunakan kekuatan angin untuk mengangkat helikopter itu ke atas dan menghindari terjatuh menimpa orang-orang. "Wuuu!" pekik orang-orang tertegun. Dengan kekuatan angin pula, sang superhero menghembuskan api di helikopter agar padam. Sang wartawan, kameraman dan pilot melompat ke bawah. Mereka pun diselamatkan dengan energi angin sang superhero. Mendarat di jalan dengan selamat.

  • KERIS MAN   107

    Dari layar terlihat beberapa perusuh nampak aneh. Tubuh mereka kecil, layaknya orang pedesaan. Menenteng berbagai senjata. Mulai dari senjata tajam hingga tongkat kayu. "Siapa kalian?!" tanya para superhero, "Sengaja membikin rusuh?! Pulanglah! Kalian tak nampak seorang demonstran!" Mereka seolah tak mau mendengar dan terus merangsek maju sambil menyiapkan senjata. Para superhero nampak waspada. "Mereka sepertinya penyusup!" ungkap beberapa polisi yang mendekat pada superhero, "Bukan bagian dari para demonstran!" "Inilah yang ditakutkan dari aksi demontrasi!" susul polisi yang lain, "Hadirnya para penyusup dan provokator?" "Mundur kalian!" bentak para polisi, "Atau kami tindak keras!" Para penyerang tak menggubris peringatan itu dan terus maju. "Biar kami hadapi!" terang para superhero bersiap. Mereka lalu saling bertarung. Para penyerang nampak ganas dan mengarahkan senjata mereka secara membabi-buta. Para superhero pun mengerahkan tenaga dan kemampuan mereka untu

  • KERIS MAN   106

    Terlihat dari video live, para superhero bantuan mulai datang. Ada dua superhero yang hendak membantu melawan monster api. Video dari para superhero bantuan pun dapat terlihat di layar. Mereka beterbangan dan meloncat-loncat dari gedung ke gedung untuk mengatasi musuh. "Bagaimana kita akan mengatasi ini?!" tanya superhero yang datang. "Entahlah, kucoba meniupnya dengan energi yang angin milikku," jawab superhero angin, "Tapi malah tambah besar!" Kebakaran pun kian melanda di sana-sini. Beberapa gedung dan bangunan terbakar. Begitu juga dengan beberapa orang yang malang. Beberapa kendaraan, baik mobil ataupun sepeda motor juga tak lepas dari kobaran api. Para pengendaranya terlihat kocar-kacir dan sebagian terbakar. "Lihat, ada yang terjebak dalam mobil!" pekik beberapa orang di bawah. Sebagian merekamnya secara live. "Ada anak-anak di dalam!" seru yang lain, "Sepertinya satu keluarga!" "Mereka akan terbakar habis!" "Superhero," panggil Dina pada para superhero yang me

  • KERIS MAN   105

    "Mohon bantuan!" pekik Manusia Elang lewat radio komunikasi. "Ada apa?!" balas Dina dari kantor. "Ada musuh yang kuat! Ia muncul dari perampokan di minimarket dan menyerangku!" "Identifikasi penyerang!" balas Dina, "Kenapa video tak muncul dari kostummu?!" "Perangkat video mungkin rusak karena perkelahian! Dia sangat kuat dan bertubuh besar! Berbaju serba hitam!" Kami saling pandang di kantor. "Kerbau Merah?!" gumam Dina padaku. "Barangkali!" jawabku. "Kami butuh bantuan!" pekik superhero lain yang menangani kebakaran. "Apa yang terjadi?!" tanya Dina. "Musuh yang kuat!" balasnya, "Berkekuatan api!" Kami kembali saling pandang dan cemas. "Ia muncul dari api kebakaran!" lanjut sang pelapor, "Sangat kuat dan besar!" "Perangkat videomu rusak?!" tanya Dina. "Entahlah! Mungkin terbakar karena panas!" "Kita harus bantu mereka!" usulku pada Dina dan yang lain. "Jangan Kris!" cegah Dina, "Kalian offline! Biar dibantu superhero lain!" "Stok superhero kita makin m

  • KERIS MAN   104

    "Semoga semua dapat kita atasi," imbuhku untuk menenangkan mereka. Kunikmati ketiga istriku dalam eksotika pemandangan kota. Chantrea dan Chanthou makin ketagihan dinikmati dalam suasana yang jauh berbeda dari pedesaannya ini. Hari berikutnya berjalan seperti sebelumnya. Kami terus waspada dan bersiaga di kantor. Hal yang cukup menjemukan bagi teman-teman yang terpaksa offline. "Jadi kapan mereka akan menyerang?!" keluh Buaya Budiman, "Nampaknya kita bosan menunggu! Apa benar mereka akan menyerang?" "Apa benar informasi yang kau dapat, Kris?!" imbuh High Quality Man. "Entahlah," jawabku, "tapi sepertinya kita harus tetap waspada!" "Jangan-jangan mereka merubah rencana?!" kesah Buaya Budiman. "Kita tak tahu apa-apa," sahut Elistrik nampak lebih santai. "Mungkin perlu kita lihat lagi laptop itu!" desak Buaya Budiman. "Kenapa?" tanya Elistrik. "Lihat saja! Barangkali ada petunjuk lain." Kami pun mengamati lagi laptop itu yang sebelumnya disimpan Tirtasari. Tak ada ya

DMCA.com Protection Status