Keluarga Benalu 12
"Aku tidak akan minta maaf padamu, apalagi berlutut. Aku tidak sudi! Kau sudah membuat kami jadi gembel!" Sentak Asti keras. Dilepasnya cekalan tangan dua orang perawat yang tadi melerai kami. Dia bergeser menjauh sambil menghentakkan kaki. Mas Ardan tampak terkejut di atas brankarnya, tapi tak mampu berbuat apa - apa. Aku merapikan rambutku yang kusut masai. Menoleh berkeliling, banyak keluarga pasien menonton pertengkaran kami. Sungguh memalukan.
Tak ingin berlama - lama membuat kegaduhan, aku segera berlalu. Tak ku pedulikan panggilan Mas Ardan. Niatku ingin membayar ongkos rumah sakitnya menguap. Carilah sendiri uang itu! Aku tak akan sudi lagi berurusan dengan kalian. Keinginanku untuk segera bercerai makin bulat. Kalau kalian merasa aku telah membuat kalian jadi gembel, baiklah aku tak akan tanggu
Keluarga Benalu 13Aku melempar ponsel dengan panik. Bagaimana bisa aku kecolongan? Tak melihat ada yang merekam kejadian di Rumah Sakit tadi. Di video, aku tampak sangat kacau. Untungnya karena diambil dari kejauhan, wajahku tak terlihat dengan jelas. Tapi orang - orang terdekat pasti akan langsung mengenaliku.'Bagus! Hajar aja mantu jahat mah. Buang ke kali.''Jambak terus mbak. Kalo perlu telanjangin''Mau sama lakiknya tapi ga mau sama ibunya. Helloww lo pikir lakik lo lahir dari batu?'Beberapa komentar jahat netizen yang sempat kubaca tadi membuatku menggigil.Ponselku berkedip.&
Keluarga Benalu 14"Nayma!"Mas Ardan mencekal tanganku begitu kami keluar dari ruang mediasi di pengadilan agama. Keras, aku menyentak tangannya agar segera lepas."Tega sekali kamu membiarkan Asti di penjara. Kamu benar - benar keterlaluan!"Aku mendengus, menatap wajah lelaki yang pernah kucintai itu lekat - lekat."Adikmu pantas mendapatkannya. Biar dia belajar bagaimana bersikap dengan benar. Kau masih beruntung aku tidak melaporkan Mama dan juga Ara.""Ini masalah kita. Jangan bawa - bawa keluargaku!""Kalau begitu
Keluarga Benalu 15Aku bergerak cepat, kembali ke rumah lama tanpa mengemasi apapun. Kutelepon Shandy, menceritakan kejadian barusan, tentang Mas Ardan yang semakin nekat. Kuminta 4 orang pengawal profesional untuk berjaga di sekitar rumahku. Juga Pak Hasan kuberitahu agar segera kembali dengan membawa satu orang lagi temannya untuk bekerja sebagai satpam. Di rumah utama, pagar dan gerbangnya tinggi, penjagaannya lebih ketat. Tak sembarangan orang bisa masuk tanpa melalui satpam. Rumah ini sudah tak aman lagi. Bisa saja Mas Ardan tiba - tiba kembali begitu tahu ATM nya tak menerima dana sedikitpun dariku. Aku tak dapat membayangkan apa yang akan dilakukan lelaki itu.Seharusnya aku bisa merasa sedikit tenang setelah melewati mediasi. Videoku yang viral di internet juga meredup dengan cepat. Video permintaan maaf dari si p
Keluarga Benalu 16PoV ARDANAku mengemudikan mobil dengan kesal menuju rumah mungil Nayma di Lembah Hijau. Aku harus menemuinya dan memberinya pelajaran yang akan diingatnya seumur hidup karena telah berani menipuku. Dan aku juga akan membawa Aryan bersamaku. Anak itu adalah satu - satunya kelemahan Nayma.Rumah mungil bergaya jepang itu tampak sepi. Pagarnya tertutup rapat dan ada gembok besar menandakan penghuninya tidak ada di rumah. Ah, kemana dia? Atau mungkin gembok itu hanya kamuflase agar aku tak mengira dia ada? Aku menghentikan mobil dengan bimbang."Ini rumah Nayma juga? Wow, dia benar - benar kaya." Dania berdecak."Benar ini rumah
Keluarga Benalu 17PoV ARDANAku melangkah lunglai keluar dari bangunan megah supermall dan grosir terbesar tempatku bekerja selama lebih dari 5 tahun ini. Surat pemecatan di tangan kuremas kuat - kuat. Tak kuhiraukan tatapan dan bisik - bisik rekan lain yang heran melihatku pulang lagi padahal hari masih pagi. Mereka tak berani bertanya langsung tentu saja. Selama ini aku menjaga jarak dengan mereka karena ku anggap diriku memiliki posisi yang lebih tinggi dengan adanya koneksi Fika. Selama 5 tahun semua berjalan baik - baik saja. Sampai hari ini tiba.Di pintu keluar karyawan, security yang bertugas check body karyawan yang akan keluar, menyapaku."Kok lemes, Pak Ardan? Kan baru gajian. Eh, ini m
Keluarga Benalu 18PoV NAYMAMobilku baru saja melewati pintu gerbang rumah ketika tiba - tiba saja sebuah taksi online berhenti tepat di depanku. Dari dalamnya, Mama melompat turun. Aku sedikit tertegun melihat penampilan Mama yang tanpa make up. Sebuah pashmina hitam melilit kepalanya. Dan kali ini dia datang sendiri tanpa Ara yang biasanya selalu ada di belakangnya.Mama menghampiri mobilku, mengetuk kaca jendela sambil tersenyum. Aku mendesah. Rasanya ingin sekali mengabaikan kehadiran Mama seperti halnya Mas Ardan tadi pagi. Tapi melihat penampilan Mama yang hanya bersandal jepit, membuat rasa iba muncul di hatiku."Nayma, anak Mama. Mantu kesayangan Mama." Ujar Mama begitu aku menurunkan kaca mobil
Keluarga Benalu 19Aku berlari keluar dengan perasaan tak karuan. Ada apa dengan Ara sampai dia pingsan? Shandy dan Fika mengikutiku. Di luar, Ara didudukkan di kursi sudut depan cafe."Permisi, boleh saya lihat?"Shandy mendahuluiku memeriksa Ara. Kuraba keningnya dan aku nyaris tersengat merasakan keningnya yang panas. Fika mengikuti tindakanku. Kami saling tatap."Dia benaran sakit, Shan." Desis Fika.Shandy tak menjawab. Dia mengusir kerumunan orang yang ingin tahu dengan mengatakan bahwa kami mengenal gadis ini dan akan membawanya ke klinik. Aku bergegas mengambil mobilku di parkiran. Dibantu beberapa pegawai cafe, kami menggotong Ara
Keluarga Benalu 20 FLASHBACK6 tahun lalu.Aku memutar kunci mobil berkali - kali, mencoba menghidupkannya. Entah apa yang terjadi dengan mobilku sehingga barusan batuk - batuk dan mati. Padahal aku sedang terburu - buru menghadiri meeting yang diadakan sebulan sekali. Ayah akan mengomel panjang pendek jika melihatku terlambat."Lihat calon pemilik hotel ini. Bagaimana bisa dia bertahan dan berkembang kalau disiplin saja tak bisa?""Sudah Ayah bilang pakailah sopir. Tak perlu menyetir sendiri kalau mesin saja tak mengerti."Aku meringis mengingat ucapan Ayah ketika kejadian yang sama menimpaku beberapa bulan lalu. Kesal, kupukul - pukul setir mo
Keluarga Benalu S2.50 Pagi buta itu, rumah mewah Nayma sang pemilik hotel bintang lima di Bandar Lampung bak dalam adegan film silence of the lamb. 3 mobil polisi, dua ambulans terparkir di sana, lengkap dengan suara sirinenya yang memecah keheningan di subuh yang dingin. Para tetangga yang penasaran berbondong bondong datang, lalu mengintip dari sela pagar. Tak banyak yang mereka dapat karena polisi membarikade rumah itu. Orang kaya memang kerap mendapat fasilitas privacy yang eksklusif. Markus dan Mama dibawa ke Rumah sakit dengan pengawalan ketat polisi. Mereka hanya pingsan saja meski kondisi Markus cukup mengkhawatirkan. Sementara Bik Sum yang ditemukan pingsan di sela rumpun tanaman samping, mulai siuman. Nayma memeluk wanita setengah baya yang sudah dianggap Ibunya sendiri itu. Tadi dia begitu cemas menyaksikan
Keluarga Benalu S2.49Nayma tercekat melihat siapa yang muncul di pintu kamarnya. Mama menyeringai dengan sinis, tatapannya buas seperti singa yang melihat mangsa yang tak berdaya. Nayma berpikir cepat. Dia menarik anak kunci, lalu menutupnya dari luar. Apapun yang terjadi, dia tak boleh mempertaruhkan keselamatan Aryan. Dicabutnya kunci itu, lalu dimasukkannya ke dalam saku celananya panjangnya yang berresleting."Mama mau apa?"Nayma belum melihat ada orang lain di antara mereka. Lelaki itu diam bersembunyi, menunggu instruksi. Tapi tampaknya Mama masih ingin bermain main dulu."Kau pikir mau apa memangnya? Hemm… sayang sekali rumah sebagus ini harus kalian tinggali bertiga. Seandainya kau
Keluarga Benalu S2.48Nayma tertegun menatap Abangnya yang datang tanpa pemberitahuan. Rasa rindu membuatnya tanpa malu lari ke pelukan lelaki itu, satu satunya keluarga yang dia miliki. Azka telah dipindahtugaskan ke sini. Mereka boleh merasa lega, karena Nayma si ceroboh punya banyak punggawa yang menjaganya. Meski dia sendiri kini merasa mampu melindungi diri sendiri setelah rutin ikut Latihan tinju."Kamu baik baik saja kan?" Azka menatapnya.Nayma mengangguk."Semua orang sibuk menjagaku, Bang. Mana mungkin aku tidak baik baik saja."Azka tertawa, "Makanya, berhentilah bertindak ceroboh. Kau ini benar benar magnet yang mengundang baha
Keluarga Benalu S2.47Mama merapatkan jaket Hoodie nya. Udara malam di musim menjelang penghujan justru terasa gerah. Namun dia bertahan. Dirapatkan nya tubuhnya pada tiang listrik, berdiri di balik bayangannya. Matanya lekat mengawasi rumah mewah itu.Dulu, dia pernah bermimpi tinggal di sana, menjadi nyonya besar yang hidup bergelimang harta. Dilayani seorang pelayan pribadi sementara para pelayan hilir mudik menyiapkan kebutuhannya. Impiannya nyaris saja jadi kenyataan seandainya sang menantu durhaka tidak berontak. Bagaimana bisa Ardan terkecoh oleh wajah cantiknya yang lugu? Nyatanya dia tak selemah yang dikira. Dia bahkan licik sekali. Ardan anaknya akhirnya berakhir di penjara karena dia. Bahkan Asti harus pula mencicipi dinginnya lantai penjara, juga karena dia.
Keluarga Benalu S2.46"Bagaimana bisa polisi datang ke rumah?!" Seru Heru berang ketika Mama mengubunginya lewat telepon. Dia belum pulang setelah mengantar 'barang' kemarin. Rekan kerjanya mengajaknya membicarakan banyak hal penting. Bisnis sampingan yang menggiurkan."Nayma lapor polisi…""Lapor apa maksudmu? Bicara yang jelas!""Nayma pernah melihat Asti bersama gadis yang hilang itu. Yang ditayangkan di TV.""Aarggghhh… bodoh sekali si Asti itu. Sudah kubilang jangan berkeliaran setelah ketemu sama barangnya. Polisi menemukan apa?!""Tidak ada. Tapi…
Keluarga Benalu S2.45Heru tergesa gesa menyiapkan mobilnya yang lain. Kali ini mobil Avanza hitam yang tak mencolok di malam hari. Garasi rumah itu besar. Selain Fortuner putih dan Avanza hitam ini, sebuah Pajero sport berdiri gagah, menunggu di pakai. Setelah memanaskan mobil, lelaki itu menuju halaman samping, membuka pintunya dan menyorotkan lampu senter yang dibawanya."Sudah waktunya kita pergi."Sebuah suara mengerang lemah terdengar. Heru mendekati asal suara. Di sudut ruangan beralas sebuah kasur busa tebal, seorang gadis berambut ikal sebahu, terduduk dengan kaki dan tangan terikat. Mulutnya tertutup oleh lakban hitam."Aku akan membuka lakban di mulutmu. Tapi jangan coba coba teria
Keluarga Benalu S2.44Shandy dan Fika tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya ketika kabar itu disampaikan. Mereka memeluk Nayma erat. Fika bahkan menangis haru, berkali kali mendoakan kebahagiaan untuk sahabatnya itu. Sementara Shandy yang tetap tomboy meski sudah jadi seorang Ibu, tertawa tawa sambil menimang Alesha."Jadi kapan kira kira teman kita yang cantik ini akan jadi pengantin?"Nayma tertawa. Wajahnya memerah mendengar kata 'pengantin'. Oh, sungguhkah itu akan jadi kenyataan?"Krisna harus menemui Bang Azka dulu. Kali ini aku akan menuruti semua penilaiannya.""Oh, tentu saja suamiku akan merestui. Dia dapat kabar selama 2
Keluarg Benalu S2. 43Berita orang hilang hari ini menguasai layar televisi. Dua orang gadis dari tempat yang berbeda di daerah Lampung menghilang setelah sebelumnya pamit pergi pada orang tuanya. Dan dua gadis ini bukanlah yang pertama. Sebulan lalu, tiga orang gadis juga dinyatakan hilang dalam waktu yang berdekatan. Sampai kini belum ada satu jejakpun yang bisa dilacak untuk mencari keberadaannya.Nayma bergidik menyaksikan berita itu. Gadis gadis lugu dan polos yang berasal dari desa dan baru mengenal dunia Maya. Ada indikasi mereka berkenalan dengan seseorang di media sosial, bercakap cakap intens lalu berlanjut ke pesan WhatsApp. Tak lama mereka menghilang. Apa yang terjadi dengan mereka? Pergi secara sukarela ataukah mereka menjadi korban kejahatan seperti Rina?
Keluarga Benalu season 2.2"Ayahku bukan penjahat!"Nayma tersentak bangun mendengar suara Aryan berteriak dalam tidurnya. Lekas dia memburu tubuh Aryan yang tertidur di sebelahnya. Nafas anak itu naik turun dengan cepat. Peluh membanjiri dahinya. Oh, dia mimpi buruk. Bisik Nayma sedih. Apakah yang terjadi di sekolah sampai sampai kesedihannya terbawa mimpi?Aryan kini terisak. Nayma memeluknya, membisikkan kata kata yang menenangkan. Ingatannya melayang pada Mantan suami yang kini tengah menjalani hukumannya di penjara."Kenapa kau melakukan semua ini, Mas? Tidak kah kau memikirkan Aryan?" Tanya Nayma usai hakim mengetuk palu. Lelaki itu hanya diam menunduk.