Share

105. BERTEMU JESIKA

Penulis: Senja jingga
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-19 08:53:52

MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Bertemu Jesika (105)

Setelah mendapatkan kabar dari Jesika jika golongan darah AB untuk Bu Sinta tersedia, Rasya pun langsung pergi menancap gas mobilnya untuk segera ke rumah sakit tempat Jesika bekerja.

Ia tidak mengabari Via dulu, karena ia berpikir untuk memberitahu semuanya nanti saja setelah ia pulang. Sekarang ini Rasya benar-benar tengah buru-buru. Semua ini ia lakukan bukan demi Bu Sinta, tapi demi istrinya. Rasya tidak mau melihat istrinya bersedih jika sampai kehilangan orang yang disayanginya. Itu semua karena ia juga mengerti bagaimana rasa sakitnya kehilangan orang yang paling ia sayangi.

"Via sudah kehilangan Amar, dia tidak boleh bersedih lagi karena kehilangan orang yang dia sayangi." lirihnya dalam hati sembari menyetir.

***

PoV Rasya

Setelah sekitar setengah jam, Aku sampai di rumah sakit tempat Jesika bekerja. Sebenarnya jarak rumah sakit tidak terlalu jauh, hanya saja tadi dijalanan aku terjebak macet. Keadaan jalan ko
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   106. AMAR DATANG

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Amar Datang (106)PoV VIASejak tadi aku menunggu dikursi yang ada diluar ruangan tempat Bu Sinta dirawat. Ia masih belum sadarkan diri karena belum mendapatkan donor darah. Aku sangat khawatir sekali. Aku sangat takut, beliau tidak akan bisa...... Diselamatkan. Sebelumnya aku juga sudah mencari bantuan lewat sosial mediaku untuk mencari relawan yang bersedia mendonorkan darahnya untuk Bu Sinta. Aku juga sudah mencoba mencari bantuan pada teman-temanku, Pada para karyawanku yang di laundry dan di butik. Ada satu karyawan butik yang memiliki golongan darah AB, namun sayangnya karyawanku kesehatannya tengah tidak baik dan tidak memungkinkan untuk donor darah, takutnya malah beresiko akan kesehatannya juga. Dari pihak rumah sakit juga mengatakan, Jika mereka juga tengah berusaha mencari golongan darah AB itu.Dan sekarang aku benar-benar tidak tahu lagi mesti bagaimana. Aku hanya bisa berdoa, semoga Bu Sinta bisa melewati masa kritisnya. Dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-19
  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   107. BAYI KEMBAR

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Bayi Kembar (107)"Via!" Seru seseorang yang ternyata Rasya._____Aku segera berdiri, takut Rasya cemburu melihat aku yang sebelumnya sengaja duduk di dekat Via karena memang merasa rindu dengan wanita yang pernah menjadi istriku ini. Tak lama Via pun juga ikut berdiri."Amar, Syukurlah kamu sudah datang." ucap Rasya. Aku pikir ia akan marah. Tapi dilihat dari raut wajah dan nada bicaranya, justru ia terlihat ramah dan lega dengan kehadiranku. "Iya, Rasya. Aku baru lihat handphone aku. Seharian ini aku sibuk di kantor." Jelasku jujur. "Jadi, Apa yang sebenarnya terjadi dengan Nura dan Bu Sinta ?" Aku kembali bertanya. Rasya menggeleng."Aku juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kami menemukan mereka di makam sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri." jawabnya, Sama seperti yang Via ucapkan. Sepertinya mereka memang benar-benar tidak tahu. "Baiklah, Terimakasih karena kalian sudah menolong mereka." ucapku sembari melihat pada Rasya

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-19
  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   108. LIDIYA MENJENGUK

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Lidiya menjenguk (108)Setelah dari rumah sakit, Via dan Rasya kembali ke rumah mereka. Meskipun dalam hatinya Via tetap merasa khawatir karena meninggalkan Bu Sinta yang masih belum sepenuhnya pulih, namun ia juga tetap mesti menghormati keputusan Rasya yang mengajak dirinya untuk pulang dan tidak perlu menjaga Bu Sinta. Sebelumnya mereka juga sempat berpamitan dengan Amar. Amar mengucapkan terimakasih banyak pada Rasya karena sudah menolong Bu Sinta dan Nura untuk membawanya ke rumah sakit dan juga sudah mencarikan donor darah untuk Bu Sinta.***Malam pun tiba.Via sudah berada di tempat rias yang ada di dalam kamarnya setelah ia bersih-bersih badannya. Sedangkan Rasya, lelaki itu masih berada di dapur untuk mengambil air minum setelah ia selesai bersih-bersih dan mengganti bajunya dengan baju tidur. Sembari menyisir rambutnya, Via terus teringat pada kejadian siang tadi. Ia sangat ingin berterimakasih pada suaminya karena sudah memban

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   109. NURA STRESS

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Nura Stress (108)POV AMARSetelah waktu berganti malam, Nura dinyatakan sudah siuman. Aku pun akhirnya diperbolehkan untuk masuk. Sebelumnya, Nura juga dipindahkan ke ruangan rawat ini setelah dari ruangan operasi. Saat aku baru saja masuk ke ruangan, Nura tak hanya terlihat lemah, tapi ia juga terlihat begitu sedih. Sepertinya karena ia teringat kembali, bahwa masa lalu ibunya adalah wanita malam. Langkahku mendekat ke arah hospital bad nya, hingga jarakku dengannya sangat dekat."Sayang, Syukurlah kamu sudah siuman." ucapku diiringi senyum kecil. Ia tak menyahut dan tetap menatap ke atap dengan tatapan kosong, Namun air matanya terus menetes dari ujung matanya. Aku pun duduk, Sekarang Nura pasti benar-benar tengah kacau. Aku megusap rambutnya. "Sayang, Kamu baru saja melewati masa kritis. Kamu harus lebih tenang, gak boleh banyak pikiran..." ucapku. Namun ia tetap terdiam pilu.Aku pun tiba-tiba teringat sesuatu yang mungkin saja bis

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   110. AMRAN PRATAMA

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Amran Pratama (110)Aku hendak pergi ke kantor dengan sudah memakai kemeja, tapi tiba-tiba bayiku yang aku beri nama dengan nama Amran Pratama ini menangis tak henti-hentinya di pangkuan baby sitter. Ya, Dua hari yang lalu aku mencari baby sitter untuk merawat bayiku. Saat itu juga aku memanggil psikiater untuk memeriksa keadaan Nura yang sama persis seperti seseorang yang tengah terkena ODGJ (Orang Dalam Gangguan Jiwa). Keadaan Nura masih tidak memungkinkan untuk bisa merawat bayi kami. Psikiater terus mencoba untuk membuat Nura bisa normal kembali dari depresinya. Dua hari yang lalu juga, Nura hanya mengatakan perkataan yang melantur, dia terus mengatakan, ..."Kenapa ibu bohongi aku ?"..... Berulang-ulang dengan tatapan yang kosong. Ia benar-benar depresi setelah mengetahui rahasia Bu Sinta selama ini. "Ra, Aku berangkat dulu, Ya.." ucapku pada Nura yang sekarang masih sama seperti hari-hari sebelumnya, ia masih melamun di kursi roda da

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   111. KEHADIRAN BU SINTA

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Kehadiran Bu Sinta (111)Setelah itu aku pulang ke rumah, dan... Aku melihat ada Bu Sinta tengah berdiri di sebelah gerbang rumahku. Ia pasti rindu pada Nura dan juga cucunya hingga sampai ia datang kesini.Aku segera turun dari mobil dan aku lihat Bu Sinta juga tengah melihat padaku."Bu, Ibu kesini ? Kenapa enggak langsung masuk aja ? Apa bibi tidak ada di rumah ?" tanyaku. Raut wajah wanita yang rambutnya digelung dan mengenakan rok panjang ini terlihat begitu resah."Nak Amar, Eu... Ibu tidak mau Nura tahu jika ibu datang kesini. Ibu takut Nura marah, Nak." jawabnya, Aku hanya terdiam."Amar... Ibu sangat rindu sekali pada Nura. Ibu sangat khawatir dengan keadaannya. Sekarang keadaan Nura bagaimana ? Apa dia sudah baikan ? Sejak tadi ibu menunggu Nura agar terlihat keluar rumah. Tapi... Ibu tidak melihatnya juga. Apa Nura sedang tidak ada di rumah ?" tanya Bu Sinta. Ia belum tahu jika Nura mengalami depresi dan hanya terdiam di kamar sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   112. MENCARI NURA

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - MENCARI NURAPOV AMARHari ini hari libur, harusnya menjadi hari untukku agar menghabiskan banyak waktu dengan keluarga dan juga bisa menghabiskan waktu untuk me time untuk sekedar menenangkan diri dari pekerjaan-pekerjaan yang selama ini selalu membuat aku kelelahan. Namun tak pernah aku sangka, Lidiya datang kerumahku secara tiba-tiba di pagi hari ini. Ia tidak bilang padaku jika dia akan datang kesini. "Lidiya, Kenapa kamu datang kesini ?" tanyaku panik setelah membuka pintu rumah dan melihat dirinya yang tengah mengenakan dress pendek berwarna hitam, tengah berdiri di depan pintu. "Mas Amar, Kok kamu kayak gak senang gitu aku datang kesini ? Kamu gak usah kaget kayak gitu juga, kan kamu sendiri yang bilang kalo Nura istri kamu itu keadaan jiwanya lagi gak sehat, dan gak sadar dengan keadaan sekitarnya. Jadi, harusnya dia juga gak akan sadar dong kalo liat aku berduaan sama kamu." Jawabnya tanpa terlihat rasa takut."Oh, Atau kamu taku

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   113. KEADAAN NURA

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Keadaan Nura (113)Sedangkan Nura, Di malam hari ini, ia menggigil kedinginan di bawah jembatan berkumpul bersama para pengemis yang ada disana. Ia masih mengenakan setelan baju tidur yang dipakainya dari sejak kemarin. Asisten rumah tangga yang biasa merawatnya, tidak mampu menggantikan pakaiannya karena Nura kembali kumat sakit jiwanya. Rambut panjangnya berantakan bagaikan benang kusut. Kini bajunya juga mulai dilumpuri kotoran tanah karena dia duduk dimana saja.Kakinya pun lebam karena tidak memakai sandal saat ia keluar dari rumah Amar dan berjalan cukup jauh. Telapak kakinya yang awalnya mulus itu, kini sedikit lebam kemerahan terkena bebatuan.Nura sekarang terkena sakit jiwa. Ia selalu harus minum obat agar ia bisa kembali normal atau sadar, namun jika efek obatnya sudah menghilang, Sakitnya kembali lagi. Ia jadi sering mengamuk.Nura berdiri, dalam pikirannya dia hanya memikirkan kejadian ketika dirinya mengetahui semua rahasia i

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03

Bab terbaru

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   136. END

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - ENDDua hari kemudian, Pak Bram di operasi jantung. Rasya sendiri yang memilih untuk mengoperasi ayahnya itu sebagai bakti pada ayahnya. Operasi berjalan dengan lancar. Jantung Bu Sinta sudah berhasil dicangkokkan pada tubuh Pak Bram. ***Dua bulan kemudianSudah sekitar dua bulan lamanya, Amar tidak berani keluar rumah. Ia trauma dipenuhi penyesalan atas kepergian keluarganya gara-gara dirinya. Dan ia juga malu dengan keadaan wajahnya yang sekarang. Bi Darmi yang merupakan asisten rumahnya, membantu Amar untuk bisa kembali seperti sebelumnya. Keadaan psikisnya cukup terganggu. Usaha restorannya juga tidak dijalankan. Ia memilih menutup usaha barunya itu. Setiap kali ia melihat restoran tersebut, Ia selalu teringat pada semua kesalahannya yang sudah menyebabkan semua keluarganya meninggal dan juga teringat pada wajahnya yang sekarang menjadi tidak setampan dulu lagi. Ia teringat pada kejadian saat Lidiya menyemburkan air keras itu pada w

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   135. KEADAAN AMAR

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Keadaan AmarSatu Minggu kemudian...Sekarang, Amar membuka matanya setelah melewati masa kritis yang cukup lama. Di ranjang pasien, Tatapannya melihat ke atas, mengingat dimana ia sekarang, dan apa yang sudah terjadi padanya. "Aku, di rumah sakit ?" tanyanya sendiri, Setelah melihat ruangan tersebut. Tak lama ia tersadar pada semua kejadian sebelumnya. Perasaannya mendadak pedih. Ia menghela nafasnya. Rasanya semua yang terjadi padanya begitu berat untuk ia terima."Huh... Aku baru sadar, Aku kehilangan Keluargaku, dan yang terakhir, aku bertemu Lidiya, dan...." Ia teringat apa yang dilakukan Lidiya pada wajahnya. Mendadak ia membangunkan tubuhnya hingga posisi duduk dengan panik. Amar langsung memegangi wajahnya yang masih dienuhi per-ban itu dengan kedua tangannya. "Wajah aku ?! Lidiya menyemburkan air keras pada wajahku! Apa wajahku baik-baik saja ?! Batinnya gelisah." Ia mencari keberadaan dokter. "Dok!!! Dokter!!! Dokter!!!" Teriak

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   134. HANCUR!

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Hancur!"Ternyata dia disini!" Batinnya geram.***"Ternyata aku gak perlu susah payah untuk menyerahkan kamu ke polisi!" ucap Amar. Lidiya membalikkan badannya, Melihat pada seorang lelaki yang sudah membuatnya tergila-gila jatuh cinta juga sudah membuat dirinya hancur sehancurnya. Ia tersenyum sinis dengan kedatangan Amar. "Akhirnya kamu datang juga, Mas." Lidiya mengucapkannya dengan santai. Berbeda dengan Amar yang sudah dipenuhi amarah."Kamu benar-benar perempuan tidak waras! Kamu sudah membunuh semua keluarga aku!" Pekik Amar dengan tatapan ta-jam tanpa basa-basi."Benar-benar gi-la! kamu, Lidiya" Lagi-lagi Lidiya hanya tersenyum sinis dengan santainya. Ia senang melihat Amar begitu marah atas perbuatannya. "Aku memang gi-la, Mas. Aku menjadi gi-la seperti ini karena kamu. Apa yang aku lakukan, Semua itu karena kamu sendiri, Mas. Kamu sendiri yang menyebabkan semua ini terjadi. Bukankah aku sudah pernah bilang sama kamu, Aku akan m

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   133. POV LIDIYA

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - POV LidiyaSetelah beberapa menit kemudian, Nura mulai sekarat. "A... A.. " lirihnya kesakitan. Semua orang yang ada disana panik. Amar segera menggenggam telapak tangannya dan menatapnya lirih."Ma-af, Mas... A-ku ha-rus per-gi.." Amar tak berkata apapun. Ia hanya menangis mesti siap kehilangan Nura, setelah ia kehilangan anaknya. "Ikuti aku, Ra..." ucap Via. Ia mendekati Nura dan menurunkan kepalanya untuk membisikan kalimat syahadat ke telinga Nura. "Asyhadu a La ilaha ilallah.... " Ucap Via. Dengan susah payah Nura berusaha mengikuti."Asyh-- ha.. du a... La- i-lah-ha-i-la-lah...." Ucap Nura."Wa.. asyha du an... na.. Muhammadar.... Rasulullah....." Ucap Via lagi. Nura kembali berusaha mengikuti. "Wa.. asyh.. ha..du..an..na..Mu-ha-mad-dar... Ra-su-lu-lah... Huh....." Ucapnya hingga kemudian hembusan nafasnya berakhir. Nura sudah tiada. Air mata pun mengalir dari pelupuk mata Via dan Bu Sinta, juga Amar. Sedangkan, Rasya dan Diana ha

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   132. MAAF

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Maaf (132)"Ya Allah, Tolong jangan ma-tikan aku dulu sebelum aku meminta maaf pada Via dan ibu. Aku ingin menuntaskan dulu semuanya...." lirihku dalam hati dengan sungguh. Selama ini, Aku sangat jarang sekali berdoa apalagi shalat. Aku benar-benar sombong dan telah tertipu oleh segala ujian dunia hingga aku menjadi manusia yang begitu ja-hat.***Nura juga teringat pada Amran. "Amran... Dimana dia ?" Batinnya. Hingga kemudian ia baru tersadar ada suara seorang lelaki yang menangis sesenggukan dan terdengar begitu terpuruk. Hii..hii..hii... Tangis tersebut adalah tangisan Amar yang masih meratapi Amran yang sudah tiada. Amran dirawat di ruangan IGD di sebelah Nura. Mereka hanya terhalang oleh sebuah tirai hijau. Mendengar tangisan Amar, Nura dalam keadaan sangat lemah itu, menjadi cemas. "Apa yang terjadi dengan Amran ?" batinnya lagi. "Ma-s!" Nura pun berusaha memanggil Amar. Namun Amar tak dapat mendengarnya karena suara tangisnya se

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   131. Detik-Detik Terakhir

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Detik Terakhir[Halo.... Sayang. Aku Lidiya. Sekarang aku ada dirumah kamu. Dalam hitungan menit, kemungkinan kamu akan kehilangan semua keluarga kamu] Jawab seseorang yang ada ditelpon yang langsung diakhiri begitu saja dari sana. Suara wanita yang tidak. asing itu, seketika membuat Amar terkejut. Ia panik. "Lidiya ?! Keluargaku!" ucapnya syock.***Amar segera berdiri, kemudian mengambil kunci mobilnya. "Mereka dalam bahaya!" Ucapnya, sembari melangkahkan kaki keluar pintu ruangannya. Ia segera menuju mobilnya, dengan cepat langsung masuk kedalam mobil, dan tak lama kemudian ia segera melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup cepat. Ia panik, pikirannya kacau takut terjadi apa-apa pada keluarganya. Di sisi lain, Nura masih meringis kesakitan. Pikirannya kalut, apalagi begitu mendengar suara pecah Alasaka yang semakin membuatnya panik, takut terjadi hal buruk juga pada ibunya dan Amran. "Apa jangan-jangan ka-mu masukan ra-cun ke ma

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   130. DENDAM LIDIYA

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Dendam LidiyaLidiya membawa makanan-makanan sup daging sapi yang sudah berisi racun itu ke meja makan. Sedangkan, mangkuk berisi makanan untuk dirinya dan Alaska, sengaja masih ia simpan di dapur agar tidak tertukar dengan makanan-makanan yang sudah dicampur dengan racun. Dengan ramah, ia menaruh satu persatu mangkuk berisi sup sapi itu ke depan Bu Sinta dan Nura. Untuk Amran, Amran makan berdua dengan Bu Sinta, sehingga di satu mangkuk-an, karena Amran mesti disuapi. Aroma lezat dari sup itu membuat siapapun yang menci-umnya, langsung merasa lapar. Hingga tak ada sedikitpun rasa curiga dari Bu Sinta dan Nura pada Lidiya."Aduh, Nak Lidiya. Ibu jadi gak enak gini, sampai disiapkan segala. Makasih ya." ucap Bu Sinta dengan ramah. Lidiya membalasnya dengan berpura-pura tersenyum. "Iya, Bu. Gak papa. Malahan saya seneng banget bisa kumpul sama kalian semua. Saya udah berasa sama keluarga kalo sama kalian. Tahu sendiri, Mas Robby 'kan sibuk

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   129. BOTOL RACUN

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Botol Racun"Nura, Kamu masih marah sama ibu ? Sudah lama kamu diamkan ibu terus... Ibu tidak tau harus bagaimana lagi untuk bisa mendapatkan maaf kamu, Ra..." ucap Bu Sinta disaat Nura tengah duduk memainkan ponselnya berselancar di sosmed. Sedangkan Amran sudah tidur, setelah ditidurkan oleh Bu Sinta sejak beberapa menit yang lalu. Dan Amar masih berada di restaurant untuk mengecek usaha barunya itu. Itu sebabnya, Sekarang di rumah hanya ada Bu Sinta dan Nura. Dan bagi Bu Sinta, Ini waktu yang tepat untuk ia berbicara serius dengan Nura. Mendengar itu, Nura langsung meletakkan ponselnya ke meja. Suasana hatinya mendadak kesal. Kemudian ia menoleh dengan sengit menatap ibunya itu. "Apa dengan kata ma-af, Ibu bisa membuat aku tidak menjadi anak dari seorang perempuan yang pernah menjadi wanita malam ?!" Bu Sinta hanya terdiam pilu. Sedangkan Nura langsung berdiri. Perasaannya mendadak penuh amarah juga sedih."Apa ibu tau, Hati aku sakit,

  • KELAKUAN SUAMI DAN SAHABATKU   128. MENGOBATI

    MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU - Mengobati (128)Rasya mendorong Pak Bram yang sekarang tengah ada dikursi roda, usai diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Ia melangkah masuk, Sedangkan Via yang menggendong Adiba, dan Pak Padli yang menggendong Aqila, juga Bu Nazwa, berjalan dibelakang mereka. Hari ini adalah hari penuh bahagia bagi mereka, Karena Rasya dan Pak Bram bisa memiliki hubungan yang baik kembali. "Ayah, Nanti ayah tidur dikamar bawah ya, biar lebih mudah kalo mau ke dapur. Nanti bibi juga akan bantu ayah. Rasya juga akan terus periksa keadaan ayah." Pak Bram mengangguk diiringi senyum.***Hingga kemudian, Pak Bram dan yang lainnya berbincang diruang tengah. Rasya meminta ayahnya itu untuk istirahat, Namun Pak Bram ingin berkumpul dulu dengan keluarganya. "Mas, Aku mau masak dulu, ya ?" ucap Via pada Rasya yang tengah duduk di sampingnya."Oh, Iya. Adiba biar aku yang gendong." Rasya mengambil alih Adiba dari pangkuan Via. "Adiba, Sama ayah dulu ya." Adiba

DMCA.com Protection Status