“Iya jadi setelah video pertengkaran itu muncul di sosial media dan menjadi perbincangan hangat hingga trending topik, aku memutuskan memecat Luna untuk mematahkan persepsi kalian kalau aku dan Luna memiliki hubungan special.Karena memang hubungan kami hanya sebatas artis dan asisten pribadi saja. Jadi mulai tadi sore, Luna sudah tidak bekerja lagi denganku. Kenapa? tentu saja karena aku tidak ingin ada keributan lagi setelah ini dengan para Sever. Lagipula hubunganku dan Jonathan juga sudah membaik dan kami sudah kembali syuting seperti biasa.Okey terimakasih dan aku harap tidak akan ada kekacauan lagi setelah ini, dan juga terimakasih untuk 1,8 juta Sever yang sudah melakukan unfollow, terimakasih untuk kebersamaan kita selama ini.”Sean mematikan livenya dan menyimpan ponselnya kembali ke dalam saku hoodienya, dia bersandar di kursi penumpang dan memejamkan matanya, hatinya tiba-tiba terasa sakit sendiri setelah dia mengatakan semuanya penuh kebohongan hanya demi menyenangkan fan
“Ah, itu hanya perasaanmu saja, kenapa Sean? kamu tahu aku sudah bukan asistennya lagi,” kilah Luna.“Tapi dia lebih mendengarkanmu akhir-akhir ini, aku curiga kalau kalian sebenarnya memiliki hubungan di luar itu kan?”Pertanyaan Daren sukses membuat Luna terbatuk, dia kemudian dengan gugup menyeruput teh hangat yang diberikan Vania sebelum bertanya balik pada Daren, “Hubungan yang seperti apa maksud kamu Dar?”“Misalnya kekasih,” tebak Daren sambil memiringkan kepalanya ke satu sisi dengan senyum yang sedikit menggoda Luna.Wajah Luna berubah semerah tomat, sementara Vania menahan tawa di sampingnya.“Kamu ada-ada saja Dar, mana mungkin? lagipula Sean dan Aura akan bertunangan dalam waktu dekat.”“Oh ya?”Daren tidak bisa berhenti menggoda Luna karena memang itulah yang dia yakini saat ini. Sean pasti memiliki hubungan special dengan Luna.“Iya, kamu managernya, tidak mungkin kamu tidak tahu soal itu,” seloroh Luna.Daren menarik bibir tipisnya ke atas dan dia mengalah.“Iya, tapi k
Tiga hari berlalu begitu cepat, di lokasi syuting, Audrey tampak bersemangat menghampiri Aura yang sedang di makeup dan dia membisikkan sesuatu, “Aura, berita yang kamu mau beberapa hari yang lalu, aku sudah menyebarkannya.”Aura menaikkan salah satu alisnya dan dia menyeringai senang, tapi dia tidak mengatakan apapun karena dia sedang sibuk mengolesi bibir sexynya dengan lipstik merah cerah, secerah hatinya saat ini.Bagaimana tidak, dia akan kembali beradegan kissing dengan Sean dan adegan romantis lainnya setelah ini, di samping itu Audrey menyampaikan kabar bagus, jadi dia sangat bahagia sekarang.Dia tidak peduli apa kata Sean nanti, yang jelas dia hanya ingin menikmati perannya saat ini dan membuat Luna menderita adalah tujuannya.Aura bangkit dari duduknya dan dia berbisik pada Audrey, “Kamu bisa hubungi Jane untuk klaim bonus yang aku janjikan.”Mata Audrey berbinar dan dia mengangguk dengan penuh semangat.Aura menjanjikan satu set perhiasan limited edition dari Selena Jasmin
Sean meletakkan botol minumnya dengan sembarangan dan dia menyeret Zacky ke tempat yang jauh dari kerumunan.“Ada apa dengan Luna?”Tanyanya dengan suara yang sangat pelan namun sarat kekhawatiran, tentu saja karena dia tidak ingin semua orang tahu kalau dia masih memiliki hubungan dengan Luna.Wajah Zacky sangat muram saat menyerahkan ponselnya pada Sean,Sean menerima ponsel itu dan matanya langsung melirik dengan cepat ke layar ponsel, dia membelalak tak percaya begitu mendapati artikel dengan headline yang begitu memprovokasi.DULU PERNAH MERAYU TUNANGAN SHERA, KAKAK AURA HINGGA MEMILIKI ANAK, KINI LUNA MENJADI PELAKOR HUBUNGAN SEAN DAN AURA.Sean sangat marah saat membaca berita itu dan dia hampir membanting ponsel Zacky, dia kemudian mencari Aura dengan langkah yang tergesa-gesa.Begitu menemukan Aura sedang bercanda ria dengan teman-teman artis lainnya, Sean menarik nafasnya untuk mengatur emosinya dan dia berpura-pura menyapanya dengan lembut.“Aura, bisa kita bicara sebentar?
Jadi dia menggunakan aktingnya seolah dia bukan dalang dari semua itu.“Aku benar-benar tidak tahu Sean, aku bahkan baru tahu sekarang.”“Oh ya?”Sean menyeringai tak percaya dan dia menatap Aura dengan tatapan mencemooh.Aura mengangguk dengan serius.“Aku bersumpah aku tidak tahu apapun, lagipula apa alasanku untuk memprovokasi Luna? Dia bukan siapa-siapa kamu sekarang dan juga kita akan bertunangan sebentar lagi.”Sean mengatupkan bibirnya dan terdiam, nyala api di matanya bercampur dengan sedikit keraguan, dia ingin mempercayai Aura, tapi hati kecilnya masih mengatakan bahwa Aura adalah dalangnya.“Lalu kalau bukan kamu siapa lagi?”Sean bertanya dengan suara yang lebih melunak dibanding tadi.“Siapa saja bisa melakukannya Sean, kamu tahu bahkan fansmu saja tidak menyukai Luna, atau... bisa saja Claire, lawan mainmu di film sebelumnya, bukankah dia salah satu perempuan yang paling patah hati saat tahu Luna menjadi asistenmu dan wartawan selalu membuat berita bahwa dia adalah kekas
Dia terpaku di tempatnya dalam waktu yang lama dan dia tidak tahu harus berbuat apa. Bersamaan itu, suara-suara negatif terus bergantian masuk ke telinganya dan tentu saja mencelanya dengan begitu kejam.“Padahal dia sangat cantik, tapi kenapa hobi merusak hubungan orang lain?”“Iya, wajahnya bahkan terlihat sempurna. Aku rasa dia tidak akan kesulitan jika mencari pasangan, tapi... hahaha.”“Dasar pelakor.”Mendengar suara orang-orang mencibirnya dengan tanpa perasaan, Luna berderai air mata di tempatnya, hingga Vania menyeretnya masuk ke dalam.Dia terisak dalam pelukan Vania begitu lama.“Luna, sudahlah! Mereka tidak tahu apapun tentangmu.”Vania benar, mereka tidak tahu apapun tentangnya, tapi mereka berani berkomentar dengan begitu kejam karena persepsi mereka sendiri yang tidak sepenuhnya benar, lalu kenapa dia harus menangis seperti sekarang hanya karena omongan mereka?Luna melepaskan pelukannya dan dia menyeka air matanya untuk menyudahi tangisannya.Dia mengatur nafasnya bebe
“Luna!” Menyadari Luna telah berani mematikan sambungan teleponnya, Jeremy menggertakkan giginya dan berteriak marah, teriakan amarahnya bahkan seperti nada dari sebuah celo yang terdengar jelas, menembus udara dan menggemparkan seluruh bangunan. Bagaimana tidak, dia telah mencari kontak Luna selama beberapa bulan terakhir dengan susah payah saat dia masih berada di luar negeri, niat awalnya dia ingin menghubungi Luna dan ingin memperbaiki hubungannya. Meski dia sendiri tidak yakin bahwa itu akan berhasil, tapi apa salahnya mencoba? Ya, Jeremy berubah karena dia tidak sengaja melihat Luna di instastory milik Sean. Dia terkesima dengan penampilan Luna yang begitu cantik, sexy dan fashionable, jadi dia ingin memiliki hubungan lagi dengan perempuan berusia 25 tahun itu. Tapi hari ini, saat dia kembali ke Indonesia, Jeremy justru disambut oleh berita heboh tentang Luna dan Sean yang membuatnya sangat marah. Dia tidak menyangka Luna akan menargetkan Sean sebagai penggantinya. Jeremy
Mata aura berbinar saat Sean bertanya seperti itu padanya, dia merasa seolah mendapat piala kemenangan dengan begitu cepat, jadi dia diam-diam tersenyum senang dan buru-buru menyembunyikan perasaan itu.“Permintaan apa?”Aura bertanya seolah dia tidak menangkap maksud Sean, padahal dia jelas tahu pasti Sean ingin memohon padanya untuk mengatasi berita tentang Luna, dan imbalannya Sean pasti akan mengabulkan apapun yang dia inginkan.Dalam pemikiran itu, seluruh sel di tubuh Aura bergetar karena kegembiraan.“Aku butuh bantuan kamu Aura, aku...”Belum selesai Sean menyempurnakan kalimatnya, salah seorang kru menyela untuk memanggil mereka berdua.“Sean, Aura, kalian harus take ulang sekarang, sutradara sudah menunggu dari tadi, ayo!”Baik Sean atau Aura mereka berdua mendengus kesal sebelum berjalan ke arah kru itu untuk memenuhi panggilan sutradara.***Tiga jam berlalu dan Luna masih pada posisi duduk di lantai sambil menunduk frustasi dengan sepasang mata bengkak sebesar bola kasti.
“Ya, tentu saja kamu harus merasa seperti itu karena kedatangan tamu istimewa.” Goda Sean.Chevra terkekeh dan dia langsung menghampiri Sean untuk menyambutnya. Mereka kemudian pergi ke halaman belakang sambil menikmati kopi sebelum masuk ke obrolan inti. “Hmm, jadi karena Jeremy?” “Ya, kakakmu satu itu selalu saja menggangguku.”Chevra tertawa kecil sebelum berkata, “Jangan lupa kita bertiga satu ayah, jadi dia juga sebenarnya kakakmu.” Sean hanya mengedikkan bahunya malas sambil menyeruput kembali kopinya. “Sayangnya aku melupakan itu dan hanya menganggapmu saja yang saudaraku.”Chevra hanya mendengus sebelum kembali menanggapi perkataan Sean.“Lalu bantuan apa yang kamu butuhkan dariku?” “Tentu saja informasi tentang Louis.” Chevra mengerutkan keningnya dengan keras begitu mendengar nama mendiang sahabatnya disebut.“Louis? Ada perlu apa kamu bertanya tentang dia?” “Jeremy memegang semua kartu as Luna hingga membuat Luna terpaksa kembali padanya, dan menurutku
“Jeremy, aku harus memandikan dan menidurkan Xander terlebih dulu.”Luna langsung pergi begitu saja tanpa ingin menjawab pertanyaan Jeremy karena jelas ia tidak mungkin menerimanya kembali, Jeremy sudah pernah menghancurkan semua kehidupannya bahkan di usianya yang baru genap 21 tahun saat itu, dan sekarang dia meminta menikahinya? “Apa dia sudah gila?” keluh Luna dalam hati saat memandikan Xander.Dia sampai tidak fokus hingga lupa membersihkan rambut Xander, alhasil dia harus kembali memandikan Xander.“Mommy minta maaf.” Lirih Luna sambil mendudukkan Xander ke tempat tidur sambil membasuh tubuhnya yang putih bersih dan berisi, dia seperti pangeran kecil yang menggemaskan.Xander hanya tersenyum cerah sambil menampilkan deretan giginya yang baru saja tumbuh, dia seolah ingin menghibur Luna dengan senyuman itu. “Xander, apa kamu menyukai Daddy?”“Dddddy.” Lagi-lagi Xander tersenyum cerah sambil bertepuk membenturkan mainan di tangan kanan dan kirinya. Luna yang saat ini sedang mem
***“Jadi kapan kita akan ke Barcelona?” Ungkit Luna lagi saat mereka sarapan bersama. “Besok, apa kau senang sekarang?” Luna tersenyum begitu manis dan mengangguk. Meski di dalam hatinya dia sangat muak bersikap manis lagi seperti dulu, tapi demi bertemu Louis, dia rela melakukan apapun.“Aku akan menuruti apapun yang kau minta.” “Benarkah?” “Hmm, katakan saja! Apa ada hal lain? Mumpung aku sedang baik hati padamu karena semalam.” “Aku ingin tinggal bersama Xander selamanya.” Luna tersenyum penuh kemenangan saat mengatakan itu. Apa lagi yang dia inginkan kecuali itu?Jeremy menaikkan salah satu alisnya dan dia mencondongkan tubuhnya pada Luna sambil berbisik, “Asal kau terus disisiku, kau bisa kapanpun menemuinya.”Hati Luna langsung menyusut, dia menatap Jeremy dengan kesal sebelum kembali sibuk dengan sarapannya.“Aku akan menyuruh pelayan membawa Xander ke apartemenmu.” Luna hanya mengangguk acuh sambil mengelap tisu di bibirnya.“Dan kau harus menyusuinya.”
***Sinar matahari menembus dinding kaca bertirai transparan yang membuat Sean akhirnya menggeliat bangun. Tangannya meraba-raba ponselnya dan menemukannya di atas nakas. “Sudah jam 8, Luna sudah bangun belum ya?” Gumamnya.Dia bangkit dengan malas sambil mengucek matanya saat ponselnya kemudian berdering. Nama Daren tertera di layar dan Sean langsung menggeser ikon hijau untuk menerimanya. “Ya Dar, ada apa? Bukankah ini hari liburku?” Protes Sean.“Aku tahu, tapi aku ingin memberitahu kabar bahagia untukmu.” “Kabar bahagia apa?” “Video viralmu dengan Luna sudah ditakedown, juga semua komentar negatif tentang kalian sudah dihapus bersih tak tersisa, jadi kita tidak perlu merekayasa apapun. Ini menyenangkan bukan?” Daren tampak begitu bersemangat.Berbeda dengan Sean yang justru merasa linglung setelah mendengarnya.“Bagaimana itu bisa terjadi? Apa Luna meminta Jeremy untuk....”Dia tersentak saat mengingat Luna dan bergegas keluar dari kamarnya dan mencari Luna.“Se
Luna sedang mengamati foto Sean yang tampan sempurna di ponselnya ketika seseorang mengetuk pintu kamarnya.Dia kemudian menyimpan ponsel pemberian Sean itu ke tasnya dan membukakan pintu.Sosok Jeremy yang tinggi menjulang itu berdiri elegan di depannya dengan setelan biru muda yang membuat wajahnya terlihat bersih dan sangat tampan mempesona.Luna sampai gugup menghadapinya. “Jeremy, kau datang dengan cepat.” Jeremy hanya bergumam dan dia langsung masuk begitu saja. Luna tidak punya pilihan mengikutinya setelah menutup pintu kamar. “Bukankah tadi lokasi yang kau berikan itu berada di sebuah villa? Kenapa sekarang kau berada di hotel?” “Aku ingin menunggumu di sini.” Luna tidak tahu jawabannya itu akan berdampak apa nanti, tapi hanya itu yang dia punya di sela kegugupannya saat ini.Jeremy tersenyum tipis sambil memandangi view dinding kaca yang menghadap kolam dan juga pemandangan malam kota Bogor yang sangat indah. Dia kemudian berbalik untuk menatap Luna dan berkat
Malam ini Luna benar-benar tidak bisa tidur nyenyak. Dia terus memikirkan perkataan Sean yang memaksanya untuk menjadi artis Aaron Management.Bukannya dia tidak bisa, tidak. Bukan soal itu. Luna jelas tidak asing dengan dunia entertainment karena bagaimanapun mamanya, Lucia Hart adalah dulunya seorang model dan juga artis terkenal pada masanya, hanya saja mamanya menutup rapat kehidupan pribadinya hingga publik sampai saat ini tidak ada yang tahu bahwa Luna adalah putrinya. Lagipula Lucia Hart tidak menggunakan nama aslinya, tapi dia memakai nama Kaluna Rose yang merupakan nama panjang Luna, Kaluna Rosivera Hart.Dulu, Lucia sering mengajarkan Luna berakting hingga cara berjalan ala model profesional, dia sangat ingin Luna menjadi seperti dirinya nanti ketika Luna sudah berusia 17tahun. Tapi, sebelum Luna menginjak usia itu, Lucia meninggal dan Rebecca hadir di tengah keluarganya untuk mengacaukan semuanya. Luna dilarang mengikuti casting juga sekolah akting, meski dia tidak
“Kenapa dia justru marah padaku?” Keluh Sean sambil memandangi layar ponselnya. Dia mendesah tanpa daya dan mendongakkan kepalanya ke langit-langit ruangan Daren, memejamkan matanya untuk mencoba berpikir keras. Saat itu, ponselnya kembali berbunyi. Dia dengan malas mengeceknya dan ternyata nama ‘My Luna’ tertera di layar ponsel. Sean mengubah posisi duduknya dan menerima panggilan itu. “Ya Luna.” “Sean, kamu dimana? Aku minta maaf ya...” “Aku kembali ke Jakarta, kamu tidak masalah kan di villaku dulu? Aku akan segera pulang nanti malam.” “Kamu masih marah?” “Tidak, aku di kantor Aaron sekarang, tapi aku akan segera pulang jika urusanku selesai. Tunggu ya!” “Baiklah!” Sean mematikan sambungan teleponnya setelah itu. Dia melenguh sambil kembali merosot ke sofa dan mendongakkan kepalanya. Dan pada posisi itu, dia tiba-tiba menemukan sebuah ide.Jadi, dia bangkit dengan penuh semangat dan pergi mencari Daren.“Dar, aku sudah menemukan solusinya.” “Solusi apa
Sean pergi setelah itu dengan pintu terbanting keras. Pundak Luna sampai terangkat karena kaget. Ini pertama kalinya dia melihat Sean semarah itu, jadi dia khawatir. Luna kemudian segera berpakaian dan menyusul Sean ke kamarnya. “Sean, buka pintunya!” Tak peduli seberapa keras Luna mengetuk pintu, Sean sudah terlanjur marah. “Baiklah, mungkin kamu butuh waktu untuk sendiri.” Luna pergi setelah mengatakan itu dan menemui Bibi Nancy di bawah. “Bi.” Sapa Luna yang kemudian ikut bergabung ke dapur dan membantu Bibi Nancy menyiapkan makan malam.“Iya Non, kenapa kusut begitu?” “Sean marah padaku. Hmm, biasanya dia suka menu apa Bi?” “Sup ikan salmon.” Luna berubah antusias, pasalnya dia pernah diajari oleh mamanya.“Aku akan membuatkannya Bi.” “Mau Bibi bantu?” Luna menggeleng dan dia dengan cekatan memasak sup ikan salmon untuk Sean. Tak lama, sup salmon buatan Luna matang dan dia membawanya ke kamar Sean.“Sean...” Tok tok tok.“Sean, aku sudah siapkan
“Maafkan aku Luna!” Sean yang sudah membawa Luna ke kamar dan membuang bikininya akhirnya berhenti begitu melihat Luna menangis. Dia menyambar selimut untuk ia gunakan menyelimuti tubuh Luna. “Maaf membuatmu takut.” Sean mengecup kening Luna dan mengulurkan tangannya untuk menyeka air matanya. “Maafkan aku ya Sayang.” Dia sampai tidak berhenti meminta maaf sambil menarik Luna ke dalam pelukannya. “Harusnya aku yang minta maaf padamu. Aku menghianatimu Sean.”Sean tak berkomentar apapun karena memang dia juga sangat patah hati saat tahu hal itu dari orang suruhannya. “Apa kau berjanji tidak akan mengulanginya lagi?” Luna mengangguk dengan antusias. “Aku janji.” “Meski Jeremy akan mengancam membawa Xander darimu?” “Dia sudah membawa Xander sekarang dan aku tahu kalau dia tidak ada niat untuk mengembalikannya padaku.” Sean mengangguk setuju. “Jeremy itu sangat licik, kamu harus ingat itu.” “Aku tahu Sean, tapi sekali lagi aku sangat lemah jika soal Xander.