“Apa maksud ucapanmu itu, Naomi?” Bibi Lucy mengulang pertanyaannya, dan untuk sepersekian detik berikutnya, wajah tua itu muncul di depan mereka.
“Bibi… itu—” Ravena melirik ke arah Naomi, meminta gadis itu untuk membantunya.
“Bibi, duduklah dulu. Aku akan menjelaskan semuanya padamu” Naomi memandang Ravena, memohon persetujuan.
“Katakan” bibi Lucy kini duduk di salah satu kursi, menunggu Naomi mengatakan kebenarannya.
“Begini, bi. Sebenarnya nona, maksudku Ravena, dia ini adalah tuan putri kerajaan Feyre. Jadi aku menemaninya kabur ke Helion karena dia berniat untuk memulai kehidupannya yang baru di sini.”
“Apa? Tuan putri kerajaan Feyre? Maksudmu, Ravena adalah putri ratu Leonor?” Naomi mengangguk, bibi Lucy tentu saja tidak asing dengan nama itu, mengingat ibu Naomi sendiri adalah seorang abdi setianya.
“Ya Tuhan, Naomi. Kenapa kau
“Pangeran, kau lupa kalau jasper memiliki julukan ‘kuda dari surga’? Jadi penyihir mana yang bisa menyentuhnya? Lagipula setelah pertempuran Valdon 25 tahun yang lalu, tidak ada satu pun penyihir yang selamat dari kekuatan meteor yang diledakkan oleh kakekmu” ucap Noland panjang lebar, yang mendapat anggukan setuju dari pangeran Harvey. Dirinya hanya asal bicara saja tadi, tidak mungkin ada penyihir jahat yang masih hidup dan lolos dari kekuatan meteor yang diledakkan kakekknya puluhan tahun yang lalu. “Kekuatan itu bahkan bisa membunuh dewa dan dewi, jadi mana mungkin seorang penyihir kecil bisa selamat?” pangeran Harvey mengingatkan dirinya sendiri. ‘Meskipun terkadang aku meragukan ada manusia yang memiliki tampilan fisik sesempurna itu, tapi tetap saja aku akan menolak percaya kalau Ravena adalah seorang penyihir’ lanjut Noland dalam hati. “Besok panggil dokter hewan untuk memeriksa jasper, hari ini dia pasti sangat kelelahan. Aku
Naomi menggeleng, dia sama sekali tidak berpikir demikian. Pangeran Athens memiliki garis kening yang lebar, juga alis yang lebat dan naik ke atas. Bukanya menganggap tampan, Naomi justru takut berhadapan dengan pria seperti itu.“Tapi pangeran Harvey tetap lebih tampan. Iya, kan?” Naomi bersumpah melihat wajah Ravena merona saat dirinya mengatakan itu. Sepertinya dia lupa kalau pria bernama Harvey itu jugalah yang beberapa kali menindasnya.“Jadi siapa yang sebenarnya kau sukai?”“Sukai? Apa aku pernah mengatakan menyukai salah satu dari mereka?” Naomi menggeleng.“Aku tidak berniat menjalin hubungan dengan siapapun, tidak sekarang.”“Benar, tanpa pria pun tidak masalah. Kita bisa menjalani hidup kita sendiri sebagai perempuan yang bebas dan tidak terikat dengan siapapun” Naomi mengayunkan tangan keduanya dengan semangat.‘Maafkan aku karena tidak jujur untuk
“Benar, gadis cantik yang malang” Ravena mencengkeram rok di kedua sisinya, rok putih yang berubah warna menjadi cokelat akibat noda tanah, dia masih tidak berniat menunjukkan reaksi apapun.“Kenapa malang?”“Karena keluarganya mengusirnya, Harry Kane bahkan memutuskan pertunangan mereka” ucap pangeran Athens dengan pandangan jauh ke depan, di tangannya, dia masih memegang ganggang payung berwarna hitam yang digunakan untuk menaungi dirinya beserta Ravena.Membuat gadis itu merasa canggung dan tidak enak pada Christo, karena pria itu bekerja seorang diri sementara dirinya hanya berdiam diri di bawah payung hitam besar milik pangeran Athens.“Apa yang terjadi? Pasti gadis itu sangat bermasalah” Athens mengangkat alisnya acuh, dia hanya mendengar sekilas saja cerita dari Harry kemarin.Ravena merutuki kebodohan dua pangeran itu, mereka tidak mengenalnya tapi malah dengan santai membicar
‘Kuburan Ravena? Yang benar saja’ Noland berusaha mati-matian untuk menjaga ekspresinya senormal mungkin.Apa yang harus dilakukannya sekarang. Faktanya Ravena belum mati dan gadis itu sekarang berada di Helion, bekerja sebagai pelatih kuda kerajaan! Dan yang lebih buruk lagi, pangeran Harvey seperti memusuhinya tanpa alasan.“Baik, pangeran” Noland mengiyakan saja permintaan itu.“Pastikan semuanya tetap menjadi rahasia, jangan sampai ada orang lain yang tahu. Aku tidak ingin makam Ravena diganggu” Noland bersumpah melihat kesedihan dari sorot mata pangeran Harvey saat mengatakan itu.Dia tidak tega, namun dirinya juga tidak bisa mengingkari janjinya pada Naomi.“Baik, pangeran.”“Bisakah kau hanya memanggil namaku saja?” pangeran Harvey mengacungkan gelas anggurnya ke arah Noland.“Ya, pangeran Harvey” pangeran itu memutar bola matanya, jengah k
“Apa yang kau pikirkan?”“Kakakku” Noland mengernyitkan alis, sejauh ini pangeran Harvey jarang sekali membicarakan tentang kakaknya. Atau mungkin dia sedang merindukannya?“Alasan dia meninggal di usia semuda itu masih membuatku bertanya-tanya, apa dia juga menerima kutukan yang sama denganku? Mengingat dia adalah putra sulung ayah dan ibuku, dan dia juga laki-laki.”“Mungkin saja, apalagi kakakmu lebih dulu memiliki gelar sebagai putra mahkota, namun setelah kepergiannya, Helion seolah menjadi sangat selektif untuk menentukan penggantinya.”“Penggantinya sudah ditentukan dan dipastikan.” Pangeran Harvey melirik sinis ke arah Noland, menginterupsi ucapan pria itu.Setelahnya, pangeran Harvey mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya, sebuah liontin dengan batu biru tua yang berkilauan, itu adalah sirion—peninggalan ibunya.Noland terpaku pada batu sirion yang memancarkan cahaya biru yang berkilau dengan indahnya. Seumur hidupnya, dia belum pernah melihat perhiasan dengan keindah
“Elsa? Pangeran Athens? Atau pangeran Fraign?” Bibi Lucy bertanya dengan hati-hati, berusaha agar suaranya terdengar stabil, meskipun sepertinya gagal karena ada getaran aneh yang keluar dari tenggorokannya.“Jadi bibi juga mengenalnya.” Ucapnya ambigu, pangeran itu bahkan melanjutkan makan siangnya dengan santai, tanpa tahu wajah wanita tua di sampingnya sudah dipenuhi oleh keringat dingin.“Tentu saja, dia adalah keponakan saya,” bibi Lucy mencoba mengendalikan suaranya agar tetap terdengar normal.“Dia juga bekerja di kerajaan, tepatnya di peternakan kuda” lanjutnya.“Oh, begitu rupanya.” Pangeran Harvey seperti enggan melanjutkan ucapannya setelah mengetahui gadis itu adalah keponakan dari pengasuhnya.Sejujurnya, dia tidak ingin menyakiti hati wanita tua itu dengan kata-katanya. Karena bagaimanapun, selain pernah menjadi pengasuhnya, bibi Lucy juga adalah seorang pengurus kastil ardglass selama ini.Apalagi dirinya terlanjur tidak menyukai Elsa yang dia kira sedang menggoda Athen
Tadinya dia berniat kembali ke ruangan itu untuk mengambil pita rambutnya yang tertinggal. Sebelumnya dia pergi terlalu terburu-buru hingga tanpa sadar meninggalkan pita birunya di sana. Namun saat dirinya hendak memasuki ruangan, telinganya justru menangkap percakapan dan niat jahat dari kedua kakak beradik itu.Ravena memutuskan untuk tetap di tempatnya, berdiri di balik dinding dan menguping percakapan dua pangeran itu.‘Menjadi selirmu? Cih!’ Ravena memaki dalam hati, menertawai kepercayaan diri pangeran Athens yang di luar nalar.“Terima kasih pada pita biru kesayanganku, berkatmu aku jadi mengetahui rencana jahat mereka berdua. Tapi sayangnya aku harus merelakanmu tetap berada di sana, maaf.” Ravena bermonolog dalam hati, saat ini dirinya sudah sepenuhnya keluar dari kastil Llyn.“Ravena! Apa kau baru saja keluar dari kastil Llyn?” Ravena menoleh, matanya melotot sempurna saat mendapati Noland yang sedang bergerak menuju ke arahnya.“Ssstt kecilkan suaramu. Kita sedang berada di
Ravena panik dan langsung membuang muka kemana saja, asal tidak berhadapan dengan Harvey. Dirinya tidak siap kalau harus ketahuan secepat ini, dan dalam situasi ini.“Aku merasa pertemuan kita di Helion bukanlah satu-satunya.” Harvey tidak berbohong saat mengatakannya.Ravena masih belum berniat menjawab apapun, dia justru melihat ke arah Noland, mengisyaratkan pada pria itu untuk membantunya.“Ehem, pangeran Harvey, kita ada pertemuan dengan para pejabat kerajaan sebentar lagi.” Pangeran Harvey mencoba tidak terpengaruh dengan perkataan Noland di belakangnya, wajahnya masih memandangi Ravena yang tengah berusaha keras menghindarinya.“Dengar, aku tidak peduli apapun yang sedang kau rencanakan di dalam kepalamu yang mungil itu. Hanya saja, bisakah kau melakukannya jauh dari pandanganku?” Ravena merasakan rambut di sekitar lehernya berdiri saat mendengar kalimat itu diucapkan tepat di telinganya.
Halo, semuanya. Finally! Saya ingin menutup tirai cerita terakhir “Kekasih Hati Sang Putri” dan mengucapkan perpisahan di sini. Ini adalah karya pertama saya yang masih memiliki banyak kekurangan dan hal-hal lain yang saya sesali, tapi saya harap readers sekalian tetap dapat menikmati setiap momen dan alur ceritanya.Selama saya melihat progress para pembaca setiap harinya, dengan rasa haru, penuh syukur dan refleksi diri sebagai seorang author, saya bisa menjalani hari-hari menyenangkan yang sangat berarti. Subscriber, vote dan komentar yang kalian tinggalkan menjadi motivasi terbesar saya dalam mengerjakan cerita ini.Saya benar-benar bersyukur kepada kalian semua, dan saat kita bertemu lagi, saya pasti akan kembali dengan cerita yang lebih seru dan lebih menarik.Semoga kalian semua selalu sehat dan bahagia! ^_^&n
Noland menyambut tangan Naomi dan mereka berjalan bersama sebelum mengucapkan janji pernikahan. Kemudian diakhiri dengan ciuman bibir yang dalam dan panjang, terlena satu sama lain. Sampai mereka mendengar sorakan dan keduanya menoleh melihat kerumunan orang yang masih berjajar di belakang mereka.Dengan wajah bersemu merah, Naomi dan Noland perlahan mengangkat gelas anggurnya, diikuti semua orang yang hadir di sana. Mereka semua mengucapkan selamat atas pernikahan Naomi dan Noland yang dirayakan secara besar-besaran. Tak terkecuali Ravena, wanita itu menatap puas pada kebahagiaan yang tengah meliputi Naomi.“Benar-benar raja besar Helion. Kau bahkan mengundang para raja dari kerajaan lain untuk menghadiri pernikahan abdi setiamu.” Celetuk Alex di belakang Harvey, pria itu menggeleng, mengakui kekuasaan Harvey yang tak terbatas.“Karena mereka membutuhkan perjanjian kerja sama dengan Helion, jadi mau tak mau mereka harus datang
Satu minggu berlalu, Ravena baru saja kembali dari istana langit. Dirinya sudah mendapatkan jasad dewa Arthur secara utuh dan memakamkannya dengan layak di istana langit, di dekat makam dewi Alora. Kemudian memberikan sebuket bunga mawar besar di monumen di Aphrodite yang dibuat Harvey untuk menghormati mendiang ayahnya.Ravena sudah mendengar cerita lengkapnya dari Harvey. Tentang raja Hames yang meninggal bunuh diri akibat menanggung malu karena gagal mengenali permaisuri Camilia sebagai penyihir jahat. Kemudian ayahnya, raja Emmett juga meninggal tiga tahun yang lalu karena penyakit jantung. Sekarang hanya tersisa ibu tirinya Frederica, wanita itu masih berada di Eldham, namun Noland mengasingkannya dan tidak mengijinkannya keluar untuk bertemu siapapun.“Yang mulia ratu, gaun pesanan anda sudah tiba.” Ucap seorang membuyarkan lamunan Ravena. Dirinya sedang berada di balkon penginapan tempatnya dulu pernah menginap saat menghadiri acara
Akhirnya, Ravena menekankan dadanya yang sensitif di tubuh Harvey yang hangat dan kuat. Harvey menyingkirkan sisa kemeja dan menanggalkan sisa pakaiannya saat Ravena berbaring di atas ranjang. Kemudian Harvey berbaring di samping Ravena, kaki mereka bertautan, tubuh mereka mendesak untuk bisa bersatu. Harvey memposisikan diri.“Kau bisa menahannya?” Tanya Harvey dengan hati-hati, pasalnya ini adalah pertama kalinya mereka melakukannya lagi setelah sepuluh tahun.“Hm, ya.” Suara Ravena tertelan di tenggoorokan, digantikan dengan lenguhan panjang. Rasa sakit nikmat yang intens terasa saat Harvey menyatukan tubuh mereka dengan sangat pelan.Ravena berfokus pada wajah Harvey, pada cinta yang tersirat pada wajah pria itu, merasa puas karena mereka telah bersatu bersama namun masih menginginkan lebih. Kemudian Harvey mulai bergerak, mengirimkan sensasi liar yang bergulung-gulung dari dalam diri Ravena. Bibir Ravena terbuka dan
“Aku melakukannya demi dirimu dan juga demi kehidupan damai seluruh umat manusia.”“Sedikit saja ada kesalahan, kau bisa terbunuh. Apa kau tahu?” Ravena mengangguk.“Aku bahkan membiarkanmu pergi seorang diri ke Elettra waktu itu. Kalau aku tahu kau sudah melepaskan inti kekuatan perisaimu, aku pasti tidak akan mengijinkannya.”“Sudahlah. Lagipula hal itu sudah lama sekali berlalu. Sekarang aku sudah sepenuhnya sadar dan menjadi lebih sehat, apa itu saja tidak cukup?” Ravena menatap Harvey dengan mata berseri-seri, berharap pria itu akan luluh dan berhenti memarahinya.“Tetap saja aku tidak bisa berhenti menyalahkan diriku sendiri. Kalau sampai kau tidak selamat, aku akan—““Ssssttt, jangan berbicara lagi.” Ravena meletakkan telunjuknya di bibir Harvey, mencegah suaminya berbicara sembarangan lagi.“Aku mencintaimu, sangat.” Harvey lalu
“Jangan sampai nanti tiba-tiba ada dewa istana langit turun ke bumi dan mengaku-ngaku sebagai tunangannya.” Lanjut Alex, pria itu sangat menikmati melihat raut cemas Harvey.Alex merasa bangga pada dirinya sendiri karena bisa mempermainkan Harvey dan membalas perbuatan pria itu yang telah mengerjainya. Alex masih kesal karena Harvey telah membuatnya menghadiri beberapa acara pernikahan untuk mewakilinya, sekalipun dirinya tidak mengenal orang-orang itu.“Bicara sekali lagi aku akan menyuruh orang tuamu menjodohkanmu dengan Caecilia.” Ancam Harvey dengan tatapan tajam menusuk.“Caecilia? Caecilia Clark? Tidak terima kasih. Kalau kau melakukannya, aku tidak akan mau mengenalmu lagi.” Alex memajukan bibirnya kesal.***Harvey membolak-balikan buku di tangannya dengan gusar. Pikirannya terus saja mengingat kata-kata Alex beberapa waktu lalu. Dia sudah bisa menebak sejak awal, namun dirinya terlalu pe
“Kau melanggar aturan langit dan menahan sakit demi diriku. Tapi aku malah berkali-kali menyakitimu. Maafkan aku, setelah kau sadar, aku janji akan memperlakukanmu dengan lebih baik. Dan hanya akan mencintaimu saja seumur hidup ini. Aku akan menantikannya dengan sabar.” Harvey meraih tangan Ravena dan mengecup punggung tangannya dengan lembut.“Kau memang harus melakukannya.” Harvey menoleh dan mendapati Emilie beserta Raina sudah berdiri di ambang pintu kamarnya.“Kalian datang?” Tanyanya basa-basi.“Ya. Kami harus memastikan keadaannya. Bagaimanapun tuan putri adalah satu-satunya keturunan dewa tertinggi yang tersisa.” Emilie melihat Harvey dari sudut matanya, lalu melewati pria itu begitu saja menuju Ravena.“Kau melupakan Alora.” Sahut Harvey kemudian.“Ah ya, benar.”Harvey mendengus lalu meninggalkan ketiganya di kamar. Pria itu memaklumi kalau Emi
“Maafkan aku. Aku tidak bisa menolak perintah raja saat itu.”“Sudahlah.” Harvey menarik napas dalam-dalam untuk meredam emosinya.“Lagipula hal ini sudah lama berlalu. Yang terpenting sekarang kau sudah menyadari kesalahanmu dan aku sudah bersatu kembali dengan Ravena.” Putus Harvey, tidak berniat memperpanjang masalah yang telah lalu.“Sekali lagi aku minta maaf, yang mulia. Karena telah mengecewakanmu.”“Lupakan saja. Sekarang kau pergilah.” Harvey mengangkat salah satu tangannya, memberi isyarat pada NolandHarvey mendengus sesaat setelah kepergian Noland. Pikirannya dipenuhi dengan ayahnya yang ternyata telah merencanakan semua hal yang terjadi di dalam hidupnya. Selain malam pertamanya dengan Ravena, semuanya bukanlah sebuah kebetulan. Harvey lalu mengusap wajahnya dengan kasar, tidak tahu harus marah atau justru berterima kasih pada mendiang ayahnya.“K
“Ravena tahu, aku seharusnya mati pada saat serangan kudeta waktu itu. Jadi dia memutuskan untuk melepakan inti kekuatan perisai miliknya dan memberikannya padaku. Dia melakukannya untuk menyelamatkanku dan juga menyelamatkan seluruh umat manusia di muka bumi ini. Sejak saat itu takdir kami berubah. Dia adalah satu-satunya orang yang melanggar aturan langit dan mengubah takdir—untukku.” Harvey memberi jeda pada kata terakhirnya, lalu menunduk saat mengatakan kebenaran tentang takdir Ravena.“Kenapa?”“Karena dia adalah seorang dewi agung. Keturunan langsung dewa dewi tertinggi istana langit.”“Ternyata tuan putri telah benar-benar jatuh cinta dan memiliki pendirian yang teguh terhadapmu.” Noland mengatakannya dengan tulus, kecemburuannya pada mereka berdua sudah hilang sepenuhnya.Noland sudah tidak lagi memiliki perasaan pada ratu Helion yang baru itu.“Manusia biasa sepe