“Kami menunda untuk mengembalikan tawanan dan mengirimkan pesan darurat. Sepertinya itu berhasil mengingat gong pertempuran tidak terdengar selama tiga hari ini.”
“Begitu rupanya.”
Harvey menggeser posisinya, berbaring ke samping Ravena dan membiarkan istrinya itu berada di atasnya. Lengan kekarnya memeluk posesif, dan hidungnya menyesap aroma lembut yang menguar dari leher Ravena.
Dia berniat memberitahu Ravena tentang tawanan yang dibawanya dari Eldham, tapi tidak sekarang. Kondisinya masih lemah, Harvey khawatir Ravena tidak bisa menerima kenyataan. Bagaimanapun, Ravena pernah hidup selama belasan tahun bersama Edith dan ibu tirinya.
“Tidurlah, aku akan menjagamu. Dan berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu lagi ke depannya.”
“Kau juga tidurlah.” Ravena mengusap lengan Harvey yang melingkari perutnya. Tersenyum saat merasakan kehangatan yang disalurkan pria itu menjalar ke seluru
‘Aku akan membuatmu membayar sangat mahal atas penghinaan ini. Kau dan anak kesayanganmu itu tidak akan kubiarkan hidup!’ Putusnya dalam hati.Sebagai seorang ibu, Camilia merasa sakit hati saat melihat putranya Athens meninggalkan aula erast dengan wajah terpuruk karena menahan malu. Semua orang membicarakannya, menyindir bahkan meragukannya. Mereka menganggap Athens tidak layak hanya karena dia putra seorang permaisuri.Orang-orang menganggap Athens tidak sebanding dengan Harvey hanya karena dia tidak memiliki darah murni Helion. Tapi bagi Camilia, persetan dengan itu semua. Sekarang dia adalah seorang permaisuri Helion, jadi sudah seharusnya putra sulungnyalah yang menjadi putra mahkota bukan Harvey yang sudah lama ditinggal mati oleh ibunya.“Ikuti kakakmu.” Camilia memberikan instruksi pada Fraign, dan putra bungsunya itu langsung mengangguk setuju setelah berhasil membaca gerakan bibir ibunya yang tengah duduk tenan
“Permaisuri Camilia orangnya. Tidak mungkin jika seseorang yang tidak memiliki kekuatan yang begitu besar bisa menyerang tuan putri bahkan hampir mematahkan nadi dewanya. Kekuatan pangeran Athens pun tidak akan bisa melakukannya.” Lanjutnya.“Masuk akal. Jadi selama ini dia telah berpura-pura dan menipu kita semua. Dia bahkan bisa menipu ayahku dan menjadi permaisuri di Helion! Wanita sialan itu, aku bersumpah akan membinasakannya dengan kekuatanku sendiri.”“Ya. Karena memang hanya kau yang bisa melakukannya. Tapi pastikan untuk mengirim tuan putri kembali ke istana langit lebih dulu.”DEG!Harvey merasakan aliran darahnya mendidih dan wajahnya menjadi tegang seketika. Merasakan gejolak di dadanya yang tidak bisa dia tolak. Untuk kesekian kalinya Harvey tidak bisa memilih, namun dia juga tidak bisa melindungi keduanya—Ravena dan Helion—sekaligus.“Aku akan memikirkannya. Sekara
“Ya, sebut namaku seperti itu, sayang. Aku senang mendengarnya.” Harvey tersenyum di tengah kegiatannya menciumi seluruh tubuh Ravena.Debar jantungnya mengambil alih seluruh tubuhnya sekarang, dan ketika Harvey berusaha menatap mata Ravena, Harvey yakin istrinya itu juga merasakan getaran yang sama sepertinya. Harvey menarik lebih dalam dan menciumi mata, hidung, dan pipinya.“Apa yang kau takutkan?”“Tidak—“Harvey tidak percaya dan dia menenangkan Ravena dengan ciuman-ciuman yang begitu lembut sehingga membuatnya tersenyum.“Tidak ada yang perlu ditakutkan. Aku tidak akan menyakiti anak kita. Sekarang kau nikmati saja.” Guman Harvey, dia begitu tahu di mana harus menyentuh, bagaimana dan kapan.Ravena berteriak saat Harvey melepaskan gaunnya secara tidak manusiawi lalu melemparkannya kemana saja hingga membuat gaun berwarna krem emas itu teronggok di atas lantai tak ja
“Malam ini.”“Secepat itu?”“Lebih cepat lebih baik. Hal ini tidak bisa ditunda lagi, jangan sampai kita memberi waktu bagi Camilia untuk berevolusi dan mempengaruhi lebih banyak orang.”“Itukah alasannya kau merayakan pernikahanmu secara besar-besaran?”“Aku harus memastikan semua orang tahu kalau Ravena adalah istriku. Dan juga satu-satunya wanitaku dalam kehidupan ini. Meskipun pada akhirnya dia harus meninggalkanku, statusnya tidak akan berubah sampai kapanpun.”“Baiklah. Aku akan membantumu.”“Hm.”“Bagaimana denganmu? Apa kau akan ikut kembali ke istana langit dan meninggalkan Helion?” Harvey dan Naomi secara bersamaan menoleh ke sumber suara dan mendapati Noland yang tengah berdiri di belakang Naomi.Gadis itu menatap Noland dan tersenyum, membuat Noland mengernyitkan keningnya karena Naomi tidak menjawab pert
Ingatan yang sama yang pernah muncul di saat dirinya dalam bahaya, ternyata itu memang miliknya. Ingatan saat dirinya masih di dalam kandungan ibunya hingga akhirnya dilahirkan secara paksa beberapa saat setelah pertempuran di Valdon. “Ayah? Ibu? Tidak. Tidak mungkin!” Ravena menggeleng, mencoba menolak ingatan itu. Namun semakin dia tidak menginginkannya, kilasan masalalu itu terus muncul dan mengambil alih ingatannya. Pertempuran di Valdon yang terjadi 25 tahun yang lalu itu telah menewaskan ayahnya di tempat. Lalu ibunya menyusul sehari kemudian. Ravena melihat Naomi dan seorang wanita cantik lainnya membawa ibunya pergi dari Valdon menuju Feyre. Sebelum kematiannya, dewi Alora memberikan Ravena pada ratu Leonor sebagai ganti putrinya yang meninggal sesaat setelah dilahirkan. “Tolong rawat dia.” “Aku akan menyayangi dan merawatnya seperti putri kandungku sendiri.” “Terima kasih.”
“Pastikan untuk menyiapkan pasukan sebanyak mungkin. Kita akan segera menduduki kerajaan Helion.” Ucap Athens tenang.“Kau—akan melakukan pemberontakan?”“Salahkan ayah yang selalu pilih kasih pada anak sialannya itu. Aku tidak bisa memikirkan cara lain selain memberontak.”“Baiklah, aku akan membantumu. Tapi kalau kita melakukannya sekarang, kemungkinan menangnya akan sangat kecil.”“Kau meragukanku?”“Aku tidak meragukanmu tapi p
“Tuan putri? Apakah itu kau?”” Ravena tersenyum saat dirinya bisa melihat dan mendengar lagi suara Naomi, gadis itu bahkan membalas panggilangnya.“Apa yang terjadi? Sepertinya sedang ada badai?”“Setelah kau pergi, langit Helion seolah menangis.” Jawab Naomi sembari mencoba menunjukkan senyumnya.“Aku merindukanmu.”“Aku juga sangat merindukanmu, tuan putri. Bagaimana keadaan di sana?” Tanya Naomi mencoba membahas hal lain.“Sedikit merasa asing. Aku baru saja pulang setelah menghadiri perayaan jamuan selama tiga hari penuh.”“Para dewa dewi di istana langit pasti sangat senang sekali setelah kau kembali. Dan wajar saja kalau kau merasa asing, tapi lambat laun kau akan terbiasa. Itu adalah kampung halamanmu, kau akan dapat beradaptasi dengan baik di sana.”“Kau benar, aku akan mencobanya.”“Naomi, bagaim
“Untuk apa aku berbohong.”“Bagaimanapun dia adalah anak dari seorang dewi tertinggi sekaligus pria terkuat di muka bumi. Menurutmu apa yang akan terjadi saat anak itu lahir?”“Dendam membunuh keluarga takutnya susah untuk dimaafkan. Aku tidak yakin tuan putri Ravena bisa memaafkan orang yang telah merenggut nyawa kedua orang tuanya.”“Benar juga. Bisa dipastikan dia tidak akan pernah kembali ke bumi, apalagi pada Harvey.”“Kita lihat saja nanti. Lagipula kita tidak mungkin meminta seorang ibu untuk menggugurkan bayinya, kan?”“Aku juga tidak tega. Sayang sekali tuan putri harus jatuh cinta pada manusia.”“Sudahlah, jangan membahasnya lagi.” Emilie menggeleng, tidak mengijinkan Raina berbicara lagi.“Emilie, tunggu.”“Ada apalagi?”“Rumor tentang penyihir jahat itu. Kau tahu, kan?”
Halo, semuanya. Finally! Saya ingin menutup tirai cerita terakhir “Kekasih Hati Sang Putri” dan mengucapkan perpisahan di sini. Ini adalah karya pertama saya yang masih memiliki banyak kekurangan dan hal-hal lain yang saya sesali, tapi saya harap readers sekalian tetap dapat menikmati setiap momen dan alur ceritanya.Selama saya melihat progress para pembaca setiap harinya, dengan rasa haru, penuh syukur dan refleksi diri sebagai seorang author, saya bisa menjalani hari-hari menyenangkan yang sangat berarti. Subscriber, vote dan komentar yang kalian tinggalkan menjadi motivasi terbesar saya dalam mengerjakan cerita ini.Saya benar-benar bersyukur kepada kalian semua, dan saat kita bertemu lagi, saya pasti akan kembali dengan cerita yang lebih seru dan lebih menarik.Semoga kalian semua selalu sehat dan bahagia! ^_^&n
Noland menyambut tangan Naomi dan mereka berjalan bersama sebelum mengucapkan janji pernikahan. Kemudian diakhiri dengan ciuman bibir yang dalam dan panjang, terlena satu sama lain. Sampai mereka mendengar sorakan dan keduanya menoleh melihat kerumunan orang yang masih berjajar di belakang mereka.Dengan wajah bersemu merah, Naomi dan Noland perlahan mengangkat gelas anggurnya, diikuti semua orang yang hadir di sana. Mereka semua mengucapkan selamat atas pernikahan Naomi dan Noland yang dirayakan secara besar-besaran. Tak terkecuali Ravena, wanita itu menatap puas pada kebahagiaan yang tengah meliputi Naomi.“Benar-benar raja besar Helion. Kau bahkan mengundang para raja dari kerajaan lain untuk menghadiri pernikahan abdi setiamu.” Celetuk Alex di belakang Harvey, pria itu menggeleng, mengakui kekuasaan Harvey yang tak terbatas.“Karena mereka membutuhkan perjanjian kerja sama dengan Helion, jadi mau tak mau mereka harus datang
Satu minggu berlalu, Ravena baru saja kembali dari istana langit. Dirinya sudah mendapatkan jasad dewa Arthur secara utuh dan memakamkannya dengan layak di istana langit, di dekat makam dewi Alora. Kemudian memberikan sebuket bunga mawar besar di monumen di Aphrodite yang dibuat Harvey untuk menghormati mendiang ayahnya.Ravena sudah mendengar cerita lengkapnya dari Harvey. Tentang raja Hames yang meninggal bunuh diri akibat menanggung malu karena gagal mengenali permaisuri Camilia sebagai penyihir jahat. Kemudian ayahnya, raja Emmett juga meninggal tiga tahun yang lalu karena penyakit jantung. Sekarang hanya tersisa ibu tirinya Frederica, wanita itu masih berada di Eldham, namun Noland mengasingkannya dan tidak mengijinkannya keluar untuk bertemu siapapun.“Yang mulia ratu, gaun pesanan anda sudah tiba.” Ucap seorang membuyarkan lamunan Ravena. Dirinya sedang berada di balkon penginapan tempatnya dulu pernah menginap saat menghadiri acara
Akhirnya, Ravena menekankan dadanya yang sensitif di tubuh Harvey yang hangat dan kuat. Harvey menyingkirkan sisa kemeja dan menanggalkan sisa pakaiannya saat Ravena berbaring di atas ranjang. Kemudian Harvey berbaring di samping Ravena, kaki mereka bertautan, tubuh mereka mendesak untuk bisa bersatu. Harvey memposisikan diri.“Kau bisa menahannya?” Tanya Harvey dengan hati-hati, pasalnya ini adalah pertama kalinya mereka melakukannya lagi setelah sepuluh tahun.“Hm, ya.” Suara Ravena tertelan di tenggoorokan, digantikan dengan lenguhan panjang. Rasa sakit nikmat yang intens terasa saat Harvey menyatukan tubuh mereka dengan sangat pelan.Ravena berfokus pada wajah Harvey, pada cinta yang tersirat pada wajah pria itu, merasa puas karena mereka telah bersatu bersama namun masih menginginkan lebih. Kemudian Harvey mulai bergerak, mengirimkan sensasi liar yang bergulung-gulung dari dalam diri Ravena. Bibir Ravena terbuka dan
“Aku melakukannya demi dirimu dan juga demi kehidupan damai seluruh umat manusia.”“Sedikit saja ada kesalahan, kau bisa terbunuh. Apa kau tahu?” Ravena mengangguk.“Aku bahkan membiarkanmu pergi seorang diri ke Elettra waktu itu. Kalau aku tahu kau sudah melepaskan inti kekuatan perisaimu, aku pasti tidak akan mengijinkannya.”“Sudahlah. Lagipula hal itu sudah lama sekali berlalu. Sekarang aku sudah sepenuhnya sadar dan menjadi lebih sehat, apa itu saja tidak cukup?” Ravena menatap Harvey dengan mata berseri-seri, berharap pria itu akan luluh dan berhenti memarahinya.“Tetap saja aku tidak bisa berhenti menyalahkan diriku sendiri. Kalau sampai kau tidak selamat, aku akan—““Ssssttt, jangan berbicara lagi.” Ravena meletakkan telunjuknya di bibir Harvey, mencegah suaminya berbicara sembarangan lagi.“Aku mencintaimu, sangat.” Harvey lalu
“Jangan sampai nanti tiba-tiba ada dewa istana langit turun ke bumi dan mengaku-ngaku sebagai tunangannya.” Lanjut Alex, pria itu sangat menikmati melihat raut cemas Harvey.Alex merasa bangga pada dirinya sendiri karena bisa mempermainkan Harvey dan membalas perbuatan pria itu yang telah mengerjainya. Alex masih kesal karena Harvey telah membuatnya menghadiri beberapa acara pernikahan untuk mewakilinya, sekalipun dirinya tidak mengenal orang-orang itu.“Bicara sekali lagi aku akan menyuruh orang tuamu menjodohkanmu dengan Caecilia.” Ancam Harvey dengan tatapan tajam menusuk.“Caecilia? Caecilia Clark? Tidak terima kasih. Kalau kau melakukannya, aku tidak akan mau mengenalmu lagi.” Alex memajukan bibirnya kesal.***Harvey membolak-balikan buku di tangannya dengan gusar. Pikirannya terus saja mengingat kata-kata Alex beberapa waktu lalu. Dia sudah bisa menebak sejak awal, namun dirinya terlalu pe
“Kau melanggar aturan langit dan menahan sakit demi diriku. Tapi aku malah berkali-kali menyakitimu. Maafkan aku, setelah kau sadar, aku janji akan memperlakukanmu dengan lebih baik. Dan hanya akan mencintaimu saja seumur hidup ini. Aku akan menantikannya dengan sabar.” Harvey meraih tangan Ravena dan mengecup punggung tangannya dengan lembut.“Kau memang harus melakukannya.” Harvey menoleh dan mendapati Emilie beserta Raina sudah berdiri di ambang pintu kamarnya.“Kalian datang?” Tanyanya basa-basi.“Ya. Kami harus memastikan keadaannya. Bagaimanapun tuan putri adalah satu-satunya keturunan dewa tertinggi yang tersisa.” Emilie melihat Harvey dari sudut matanya, lalu melewati pria itu begitu saja menuju Ravena.“Kau melupakan Alora.” Sahut Harvey kemudian.“Ah ya, benar.”Harvey mendengus lalu meninggalkan ketiganya di kamar. Pria itu memaklumi kalau Emi
“Maafkan aku. Aku tidak bisa menolak perintah raja saat itu.”“Sudahlah.” Harvey menarik napas dalam-dalam untuk meredam emosinya.“Lagipula hal ini sudah lama berlalu. Yang terpenting sekarang kau sudah menyadari kesalahanmu dan aku sudah bersatu kembali dengan Ravena.” Putus Harvey, tidak berniat memperpanjang masalah yang telah lalu.“Sekali lagi aku minta maaf, yang mulia. Karena telah mengecewakanmu.”“Lupakan saja. Sekarang kau pergilah.” Harvey mengangkat salah satu tangannya, memberi isyarat pada NolandHarvey mendengus sesaat setelah kepergian Noland. Pikirannya dipenuhi dengan ayahnya yang ternyata telah merencanakan semua hal yang terjadi di dalam hidupnya. Selain malam pertamanya dengan Ravena, semuanya bukanlah sebuah kebetulan. Harvey lalu mengusap wajahnya dengan kasar, tidak tahu harus marah atau justru berterima kasih pada mendiang ayahnya.“K
“Ravena tahu, aku seharusnya mati pada saat serangan kudeta waktu itu. Jadi dia memutuskan untuk melepakan inti kekuatan perisai miliknya dan memberikannya padaku. Dia melakukannya untuk menyelamatkanku dan juga menyelamatkan seluruh umat manusia di muka bumi ini. Sejak saat itu takdir kami berubah. Dia adalah satu-satunya orang yang melanggar aturan langit dan mengubah takdir—untukku.” Harvey memberi jeda pada kata terakhirnya, lalu menunduk saat mengatakan kebenaran tentang takdir Ravena.“Kenapa?”“Karena dia adalah seorang dewi agung. Keturunan langsung dewa dewi tertinggi istana langit.”“Ternyata tuan putri telah benar-benar jatuh cinta dan memiliki pendirian yang teguh terhadapmu.” Noland mengatakannya dengan tulus, kecemburuannya pada mereka berdua sudah hilang sepenuhnya.Noland sudah tidak lagi memiliki perasaan pada ratu Helion yang baru itu.“Manusia biasa sepe