Share

Bab 91

last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-01 06:35:57

Setelah mengambil air minum botol kemasan, kami pun kembali menuju kamar. Mas Andre pun segera mematikan kembali lampu ruang tengah. Lampu ruangan, yang tadinya terang menjadi kembali temaram. Aku bergidik ngeri mengingat apa yang aku lihat tadi. Setelah itu Mas Andre menutup pintu kamar, kemudian menguncinya.

*****

"Mas, kamu percaya kan sama aku! Beneran deh Mas, aku tadi melihat sesosok perempuan. Ia, memakai pakaian serba putih, serta rambutnya digerai. Tapi, aku nggak tahu itu manusia, atau bukan." Aku berkata, sambil duduk di pinggir kasur.

Aku ingin tahu, Mas Andre mempercayai ucapanku, atau tidak. Aku berharap, Mas Andre akan percaya terhadapku, atas apa yang telah aku lihat tadi.

"Iya, Mas percaya kok sama kamu, Nisa. Tapi, kalaupun itu ulah manusia, terus siapa yang melakukannya?" Mas Andre bertanya padaku.

Mas Andre pun memberi jawaban yang memuaskan. Namun, ia juga malah balik bertanya kepadaku.

"Entahlah, Mas, aku juga nggak tahu. Aku tidak mengerti, apa motifnya me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 92

    "Om sama Tante, habis membuat nasi goreng, Gio. Ayo, Gio, kita sarapan bareng," ajakku."Iya, Tante, aku mau. Karena sudah lama, Gio belum merasakan nasi goreng lagi. Semenjak Bi Asih pulang kampung, Mama kalau pagi jarang banget bikinin aku sarapan. Aku hanya dibeliin nasi uduk, atau nasi kuning. Bosen aku, Om, Tante, jika harus sarapan itu-itu melulu. Aku juga pernah minta sama Mama, supaya dia membuatkan nasi goreng untukku. Tapi ia malah marah-marah, Om sama Gio," ungkap Gio.Gio mengadu tentang kelakuan Mamanya, yang malas membuatkan sarapan untuknya."Masa sih, Gio, Mama seperti itu?" tanyaku."Iya tante, betul. Gio nggak bohong, kok Tante," jawabnya.Gio pun membenarkan ucapannya, jika dia tidak berbohong mengatakan semuanya itu."Ya sudah, kalau begitu sekarang kamu makan nasi gorengnya yang banyak ya? Tuh Om kamu sudah membuatnya," tunjukku."Iya, Tante," ujarnya.Setelah semuanya terhidang di meja, kami pun segera sarapan bersama. Kami sarapan dengan tenang, begitupun denga

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-01
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 93

    "Iya Mbak, kami ada urusan soalnya. Permisi, assalamualaikum," ucapku serempak dengan Mas Andre"Waalaikumsalam," sahur Mbak Maya."Ndre, itu nasi gorengnya, boleh dihabiskan semua?" Mbak Maya bertanya lagi, kepada Mas Andre."Iya, Mbak, terserah Mbak Maya saja. Kami buru-buru ya, Mbak. Permisi, takut telat. Assalamualaikum," ucap Mas Andre. Mas Andre pun kembali mengucap salam.Mbak Maya pun menjawab salam Mas Andre, sambil menatap wajahnya dengan begitu intens. Sedangkan yang ditatap sedang memperhatikan Gio keponakannya yang baru keluar dari kamarnya."Gio, kamu berangkat bareng sama Om saja sekolahnya! 'Kan kalian searah," pinta Mbak Maya, saat Gio menghampiri kami. "Ayo, Gio, berangkat bareng Om!" Mas Andre, mengajak Gio untuk berangkat bareng."Iya, Om," sahut Gio, sambil menghampiri kami."Mbak, kami permisi dulu ya. Ayo Gio salam dulu sama Mamanya!" perintah Mas Andre. Ia, pamit untuk kesekian kalinya. Mas Andre pun, menyuruh Gio untuk berpamitan kepada Ibunya. Setelah berp

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-02
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 94

    Ia tidak terima dengan penurunan pangkatnya, malah memilih ingin keluar dari kantor. Bagiku tidak keberatan mau masih tetap kerja, atau tidak bekerja sekalipun. Karena masih banyak kok orang yang mengincar kedudukan ini, orang-orang yang memang punya skil di bidangnya.Sedangkan Mas Bagas bisa menjadi manager, akibat direkomendasikan olehku. Jadi seharusnya dia berterima hadiah, bukannya malah menghianatiku. Memang semua ini sudah menjadi trik mereka, supaya bisa menguasai hartaku. Beruntung segera ketahuan sebelum menikah, coba kalau terlambat. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti kepadaku dan juga keluargaku. "Sebenarnya terserah kamu saja, sih Mas. Kamu mau menerima semua ini atau malah menolaknya. Karena bagiku dan juga perusahaan tidak akan rugi, jika ditinggalkan karyawan sepertimu. Karena hilang satu tumbuh seribu, jadi semua keputusan ada di tangan kamu. Aku hanya memberikan pilihan saja, terserah jalan mana yang ingin kamu ambil," terangku. Aku masa bodo dengan pil

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-05
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 95

    "Nis, kok kamu tega banget sih, sama kami! Padahal, kita dulu 'kan temen deket. Kok kamu sekarang, jadi begitu sih, Nis?" Ratna bertanya kepadaku, kenapa aku berubah. Ratna, juga bahkan seolah menyalahkanku, dengan apa yang sekarang menimpa mereka."Ratna, kamu itu sebenarnya waras nggak, sih? Kok, kamu malah bicara seperti itu? Apa kamu nggak sadar, dengan apa yang telah kalian lakukan terhadapku? Aku, menjadi seperti sekarang ini, itu juga karena ulah kalian berdua. Aku, hanya seorang manusia biasa, masa iya sih, kalau di jahatin mau diam saja? Aku bukan boneka, atau pun bukan wayang, yang hanya bisa diam saja. Menunggu orang, yang mau memainkannya." Aku berkata sedikit emosi, saat Ratna berkata seperti itu."Lho, kok, kamu malah marah sih sama aku? Aku 'kan cuma nanya," ujar Ratna. Mendengar ucapan Ratna, embuat aku ingin memberi bogem mentah di mulutnya."Ratna, aku ini manusia, sama seperti kalian! Aku punya hati, swrta punya perasaan. Bahkan, pikiranku pun alhamdulillah sehat

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-07
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 96

    "Iya, Andre, Papa minta maaf! Ini semua, sudah Papa rencanakan dari dulu. Papa ingin memberikannya, sebagai hadiah pernikahan untuk kalian berdua," ungkap Papa.Ia meminta maaf, kepada Mas Andre karena Papa tidak meminta pendapatnya terlebih dulu."Maaf Pah, Andre bukannya marah atau tersinggung. Terapi kalau masalah tempat tinggal, Andre punya dua pilihan. Kami bisa tinggal di apartemen, atau rumah peninggalan orang tua Andre. Karena sekarang Anisa telah menjadi tanggung jawab Andre, jadi Andre yang seharusnya memberikan dia tempat tinggal, Pah. Maaf ya, Pah, Andre harap Papa juga jangan tersinggung dengan ucapan Andre. Andre hanya ingin mencoba untuk bertanggung jawab, terhadap keluarga Andre sendiri. Andre tidak mau mengandalkan atau memanfaatkan kekayaan orang tua, apalagi sama kekayaan orang tua perempuan. Karena Andre tidak seperti itu, Pah," ucap Mas Andre panjang lebar. Dia juga meminta maaf kepada Papa karena ia takut, jika Papa tersinggung dengan ucapannya."Iya, Nak A

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-08
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 97

    "Iya, Nisa, memang jalurnya searah, dengan jalur ke rumah Mbak Maya. Coba sini Mas lihat alamatnya," pinta Mas Andre, meminta alamat yang sedang aku pegang."Ini, Mas," ucapku, sambil memberikan kertas yang bertuliskan alamat rumah pemberian Papa.Setelah menerima kertas, lalu Mas Andre pun menghentikan laju mobilnya. Ia pun memarkirkan dulu mobilnya tersebut untuk mengecek alamatnya."Nisa, ini sih alamatnya memang dekat dengan perumahan orang tua Mas. Cuma, beda gang saja, dengan rumah yang ditempati Mbak Maya. Suasana di sana memang enak banget sih di daerah sana, nggak terlalu bising!" ungkap Mas Andre. Mas Andre membenarkan ucapanku, serta memberitahuku suasana di sana."Masa sih, Mas?" tanyaku menegaskan, dengan apa yang diucapkan suamiku tersebut"Coba saja nanti kamu lihat, kalau sudah sampai. Pasti kamu betah deh dengan suasananya," sahut Mas Andre. Setelah berbicara seperti itu, ia pun kembali menghidupkan mobilnya. Kemudian kami pun kembali, dengan perjalanan menuju alamat

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-15
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 98

    "Iya, Mas," sahutku."Non Anisa, Den Andre, selamat ya, atas pernikahannya. Semoga kalian berdua menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, serta warohmah. Semoga kalian juga, segera dikaruniai anak yang soleh dan sholeha," ucap Pak Edi.Ia memberikan ucapan selamat, atas pernikahan kami. Pak Edi juga mendoakan kami, supaya kami segera punya momongan"Iya, Pak, terima kasih doanya," sahut Mas Andre."Sama-sama, Den. Tapi maaf ya, Bapak waktu itu tidak bisa menghadiri acaranya. Padahal waktu itu, juragan telah mengundang Bapak dan keluarga. Karena kebetulan, waktu acara pernikahan Non dan Aden, Bapak juga ada acara di luar kota. Waktu itu keponakan Bapak juga menikah, bahkan harinya pun sama," terang Pak Edi.Ia juga meminta maaf karena tidak bisa hadir, di acara pernikahanku waktu itu. "Iya, Pak, tidak apa-apa," ujarku.Kami pun terus berkeliling, melihat Rumah yang Papa berikan. Tetapi Rumah ini tidak melebihi mewah, dengan rumah yang Papa tempati sekarang. Papa memang tidak pernah m

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 99

    Tapi biarkanlah, ia nggak perlu dikasih tahu, sekaran, biarkan saja waktu yang akan mengungkapkannya. Jika suatu saat nanti ia berulah, aku akan menunjukan tentang siapa aku yang sebenarnya. Aku akan mengskak mat, Mbak Maya karena ulahnya."Iya Mbak, tadinya Mas Andre mau membelikanku rumah ini, tapi sayang udah keduluan sama orang! Iya kan Mas?" sahutku. Aku sengaja memeluk Mas Andre, dan mencubit pinggangnya, supaya Mas Andre mengikuti alur bicaraku"I ... iya, Mbak. Tadinya aku mau membelikan rumah ini buat Anisa, supaya kami bisa belajar berumah tangga. Tapi sayang, ternyata sudah keduluan orang lain," ujar Mas Andre. Mas Andre bicara dan mengikuti alur sesuai dengan keinginanku. Aku sengaja bicara seperti itu, agar Mas Andre tidak berbicara jujur kepada Mbak Maya. Aku tidak mau, jika sampai ia tahu siapa aku yang sebenarnya. Kemudian nanti Mbak Maya akan memanfaatkanku, seperti temanku, Ratna."Andre ... Andre, daripada uangnya kamu hamburkan untuk membeli rumah buat dia. Lebih

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22

Bab terbaru

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 163. TAMAT

    "Iya, Nis, aku belum kebeli kasur bayinya. Soalnya, kamu tau sendiri keadaan ekonomiku sekarang ini. Mas Bagas saja bekerjanya baru sebulan, itupun karena dibantu oleh suamimu. Makanya, aku belum ada uang buat membeli perlengkapan anakku. Pakaiannya saja, kebanyakan dari kado teman-teman, serta saudaraku." Ratna panjang lebar menceritakan, tentang keadaannya."Ya sudah, insya Allah nanti aku belikan, buat anakmu ya! Kalau saja aku tau kamu belum punya kasur bayi, tadi pasti aku belikan sekalian." Aku berjanji akan membelikan kasur bayi, buat anaknya Ratna."Terima kasih, ya Nis, kamu memang terbaik. Menyesal, aku telah menyia-nyiakanmu, bahkan telah mengkhianatimu." Ratna menyesali, tentang apa yang telah dia lakukan dulu kepadaku."Iya sama sama, Ratna. Ya sudah, Ratna, maaf ya aku nggak bisa lama-lama, soalnya ini sudah malam. Ini aku bawain kado buat anakmu, semoga kamu suka. Aku permisi ya, assalamualaikum," ucapku pamit.Kami pun pamit, kepada Bu Ani dan juga Ratna. Setelah itu

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   162

    "Baik, Non. Terima kasih," ucap Bi Ijah."Baiklah, kami pergi cari kado dulu ya. Kalian tunggu di sini, kalau memang tidak mau ikut," pamitku.Aku pamit, serta meminta mereka untuk menungguku. Setelah itu, aku dan Mas Andre pun pergi dari hadapan asisten serta keponakanku. Kami pergi dari resto, yang ada di swalayan ini. Aku dan Mas Bagas, pergi menuju tempat perlengkapan bayi. Aku pun memilih salah satu yang sekiranya cocok untuk aku jadikan kado untuk anaknya Ratna dan Mas Bagas. Setelah menemukan apa yang sesuai, aku segera membayarnya. Aku juga meminta untuk sekalian dibungkusnya dengan kertas kado. Setelah kado untuk anak Ratna selesai di bungkus, kami berdua pun kembali ke tempat Gio dan juga para asistenku berada. Ternyata mereka telah selesai makan dan sedang menunggu kedatangan kami."Tante, Om, kalian sudah sekesai mencari kadonya?" tanya Gio."Sudah, Gio. Bagaimana? Apa kalian juga sudah selesai makannya," tanyaku."Sudah, Tan. Gio, sudah kekenyangan ini," sahut Gio.Gio

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 161

    "Waw, ini kamarnya lebih bagus, dari kamar Gio yang kemarin, Om. Terima kasih, ya Om Andre, Tante Anisa, kalian berdua memang is the best." Gio begitu senang, saat melihat kamar baru untuknya."Syukurlah, kalau Gio menyukai kamarnya," ucapku."Iya, Tante, Gio seneng banget," sahutnya.Setelah itu, aku membantu Gio membereskan pakaiannya. Aku memasukan baju Gio ke lemari pakaian, yang ada di kamar itu. Sedangkan, Mas Andre membantu membereskan perabotan dari rumah lamanya, yang akan disimpan di rumah ini. Sedangkan, sebagian perabotannya akan disimpan di apartemen. Seusai membereskan pakaian Gio, aku mengajak Gio makan, kebetulan aku telah memesan makanan. Karena aku kasihan, jika harus menyuruh Bi Ijah dan Bi Asih, buat memasak. Sepertinya mereka juga kecapean, setelah membantu pindahan tadi. Jadi biar kali ini aku memesan masakan dari rumah makan padang untuk makan kami semua."Gio, ayo kita makan dulu," ajakku."Iya, Tan," sahut Gio."Mas, ayo kita makan dulu," ajakku, saat melewa

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 160

    "Iya, Den," sahut Bi Asih serta Bi Ijah serempak."Bibi, sini," ajakku.Mereka berdua pun menghampiriku, sedangkan Bi Asih datang menghimpiriku, sambil menarik kopernya."Non, banyak betul orang yang mengangkut barangnya ya." Bi Ijah berkomentar, tentang pengangkut barang."Iya, Bi, Mas Andre bilang, supaya barangnya cepet selesai diangkutnya. Kalau barangnya sudah selesai diangkut, rumahnya mau sekalian dibersihkan, serta dirapikan sama mereka. Soalnya lusa Mas Wira dan keluarganya akan datang untuk menempatinya." Aku menjelaskan kepada Bi Ijah, alasan Mas Andre sampai meminta banyak orang untuk mengangkut barangnya tersebut."Oh, jadi begitu, ya Non," sahut Bi Ijah.Ia baru mengerti, dengan apa yang aku sampaikan."Iya, Bi, seperti itu," sahutku."Pasti rumah ini di kontraknya mahal ya, Non? Soalnya rumahnya saja semewah dan sebesar ini," tanya Bi Asih.Ia menanyakan soal harga sewa rumah orang tua Mas Andre tersebut."Lumayanlah, Bi, buat tabungannya Gio. Mas Wira, mengontak rumah

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 159

    "Iya, Om, Gio ikut sama Om Andre saja. Biarkan rumah ini, di tempatin sama Om Wira," sahut Gio, ia menyetujui ajakan Mas Andre.Rumah peninggalan orang tua Mas Andre ini, sudah ada yang mengontrak. Rumah ini di kontrak oleh Mas Wira, ia merupakan rekan kerja Mas Andre. Sedangkan Gio akan di bawa oleh kami, ke Rumah tempat tinggal kami. Karena selain Gio sebatangkara, Gio juga sekarang merupakan anak angkatku."Den, kalau rumah ini, sudah ada yang mengontrak, terus Den Gio dibawa Den Andre, berarti Bibi sekarang sudah tidak dibutuhkan lagi, ya Den. Berarti Bibi harus pulang kampung," ucap Bi Asih."Bi Asih, Bibi tidak perlu khawatir. Biarpun rumah ini sudah ada yang ngontrak, serta Gio dibawa ke rumahku. Bibi tetap boleh bekerja denganku kok, Bibi Asih nanti bisa membantu pekerjaan Bi Ijah di rumahku. Apalagi nanti Anisa mau lahiran, pasti Bi Ijah kerepotan, kalau bekerja sendiri. Jadi Bi Asih bisa bekerja di rumahku bersama dengan Bi ijah, Bibi mau kan bekerja denganku? Biar nanti k

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 158

    "Gio sayang, kamu yang sabar ya. Kamu harus ikhlas, dengan apapun yang terjadi. Gio jangan sedih, masih ada Om dan Tante, yang akan merawat serta menyayangi Gio." Mas Andre menenangkan Gio, serta memeluknya erat."Ya sudah, lebih baik sekarang kita pergi ke tempat kejadian, atau langsung ke rumah sakit." Papa memberi saran, supaya kami segera melihat keadaan Mbak Maya."Kita langsung ke rumah sakit saja, Pah. Tadi, polisinya bilang, mereka sudah langsung di bawa ke rumah sakit umum empat lima." Mas Andre memberitahu, rumah sakit tempat Mbak Maya berada. Kami semua pergi, menuju rumah sakit umum empat lima untuk mengurus jenazahnya Mbak Maya. Sepanjang perjalanan, Gio terus menangis. Aku pun sudah mencoba menbujuknya, tetapi tetap saja ya menangis. Sesampainya ke rumah sakit, kami menuju tempat resepsionis rumah sakit. Kami, menanyakan keberadaan Mbak Maya, yang korban kecelakaan tadi. Setelah, mendapatkan informasi, kami segera menuju ruangan, yang di tunjuk oleh resepsionis tadi.

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 157

    "Baik, Anisa, kami menyetujuinya," ucap mereka bertiga serempak."Bagus ... kalau begitu, silakan kalian tandatangani surat perjanjian, yang dibawa oleh Pak Danu!" Mas Andre memerintahkan mereka bertiga untuk menandatangani surat perjanjian.Setelah mendengar perintah dari Mas Andre, mereka bertiga pun menandatangani surat, yang disodorkan oleh Pak Danu. Bahkan mereka tandatangan tanpa membacanya terlebih dulu."Oke, kalian bertiga sekarang telah menandatangani surat perjanjian ini. Jadi jika kalian melanggar, maka kalian harus menerima akibatnya," ujar Papa.Ia menegaskan kepada mereka bertiga, tentang konsekuensinya jika melanggar surat perjanjian tersebut."Iya, Mas, kami sudah paham kok." Mbak Maya berkata, mewakili kedua temannya."Kalau begitu, kalian bertiga segera tinggalkan rumah Papaku! Tetapi biarkan Gio bersama kami," perintahku."Iya, Anisa, kami akan pergi. Tetapi maafkanlah semua kesalahan kami. Aku takut, jika umurku tidak akan lama lagi. Aku titipkan Gio kepada kalian

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 156

    "Ya, jelaslah aku tau, Mbak. Karena, aku sendiri yang merekam Vidio ini." Aku oun berterus terang kepada Mbak Maya, sebab ku tidak takut dengan ancamannya."Oh ... jadi kamu yang telah merekamnya, Anisa? Kok kamu tega banget sih, padahal niatku baik ingin merawat Papamu dan menjadi ibu sambung buat kamu." Mbak Maya berkelit, ia tetap tidak mau mengakui kesalahannya.Mbak Maya, tetap tidak merasa bersalah, walaupun sudah ada bukti yang jelas nyata. "Sudahlah, Mbak, nggak perlu mengelak lagi! Sebab emua bukti juga sudah jelas dan itu murni, bukan rekayasa ataupun editan, seperti yang Mbak Maya bilang tadi." "Kalau memang benar, kami yang melakukannya, terus kamu mau apa Anisa? Kamu mau memenjarakan kami, silakan, kalau itu maumu, kami tidak takut. Kami akan meminta bantuan pengacara kami, buat mengurus kasus ini." Sindi berkata dengan sangat jumawa."Ok, kalau begitu. Ayo, Pah, kita bawa saja mereka ke kantor polisi. Toh kita sudah mengantongi bukti yang kongkrit. Ayo kita bawa mereka

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 155

    "Oh, jadi kamu mau menikah sama aku, hanya karena ingin menguasai hartaku, ya Maya? Setelah semuanya kamu miliki, aku akan ditendang dari kehidupanmu. Enak sekali mimpimu itu, kamu nggak perlu cape kerja, tapi ingin hidup enak. Mimpi kamu Maya," ujar Papa dengan dada emosiPadahal dari awal Papa sudah tahu, tentang niat Mbak Maya tersebut. Namun, ternyata Papa tetap saja terpancing emosinya, apalagi orang yang berniat jahat tersebut bernada^^ di depan mata."Itu nggak bener, Mas. Semua ini hanya fitnah, dari orang yang ingin merusak rencana pernikahan kita. Aku beneran sayang sama kamu dan juga anakmu Nisa, Mas. Aku ingin menjadi istri dan ibu sambung yang baik untuk kalian. Kamu jangan terpengaruh, oleh vidio editan serta murahan model begini, dong Mas! Aku sungguh sayang sama kamu dan juga Nisa," ucap Mbak Maya sambil tergugu. Sungguh pandai Mbak Maya ini, akting yang ia perankan juga luar biasa memukau."Sudahlah, Maya, kamu nggak usah mengelak lagi! Sudah jelas-jelas terbukti, k

DMCA.com Protection Status