Share

BAB 7

last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-22 23:16:00

"Ya sudahlah, Mas, ayo kita pergi! Nggak ada gunanya lagi, kita berlama-lama disini. " Ratna mengajak Mas Bagas untuk pergi.

Tetapi sebelum mereka benar-benar pergi, aku segera menyuruhnya untuk tetap di tempat semula. Aku masih belum selesai bicara, masih ada hal yang ingin aku sampaikan lagi kepada mereka.

"Tunggu, kalian jangan pergi dulu! Aku belum selesai bicara, dasar pasangan tidak tahu etika! Kalian, jangan pernah meninggalkan tempat ini, sebelum aku perintahkan! Kalian berdua paham?" tanyaku. Aku meminta mereka, supaya tetap di tempat. Karena aku masih ada pembicaraan yang belum selesai.

"Apalagi sih, Anisa? Bukannya tadi kamu, yang menyuruh kami untuk segera pergi? Kenapa sekarang kamu malah melarang kami pergi?" Ratna bertanya kepadaku, ia juga malah membalikan semua ucapanku.

Ratna, sekarang berubah menjadi sangat sinis, jika sedang berbicara denganku. Sangat berbeda dari biasanya, dulu ia selalu lemah lembut dalam berkata. Mungkin karena niatnya untuk menguasai hartaku, tidak terlaksana. Sehingga, membuat sifat aslinya keluar. Ratna kini berubah, menjadi seorang wanita jahat yang tidak berakhlak.

"Bukannya apa-apa, Ratna. Aku cuma lupa, mengembalikan ini sama pacarmu." Aku memberitahu maksudku, kenapa aku melarang mereka pergi untuk kesekian kalinya. 

"Ini  Mas, aku kembalikan cincin pertunangan kita. Kini sudah tidak ada gunanya lagi melingkar di jariku, yang ada hanya akan membuat aku mengingat, semua kenangan buruk tentang  penghianatanmu kepadaku." Aku berkata sambil mencopot cincin, yang melingkar di jariku dan memberikannya kepada Mas Bagas.

"Kok ... dikembalikan sih, Nis! Udah biarin saja, biarkan cincinnya melingkar dijari manismu. Simpan saja buat kenang-kenanganan, supaya kamu tetap mengingat Mas, Anisa. Suatu saat nanti kamu akan mengingat, jika kita pernah saling suka." Mas Bagas menolak cincin yang aku kembalikan kepadanya.

Namun, aku pun tidak mau menyimpan barang, yang sekiranya sudah tidak aku butuhkan lagi. 

"Nggak usah, Mas. Aku masih mampu kok untuk membelinya. Bahkan, seratus cincin model begini pun, aku mampu membelinya. Jika perlu, dengan toko emasnya sekalian aku beli. Silakan, kamu ambil kembali cincin ini, barangkali kalian berdua butuh. Bukankah, kalian berdua juga masih  perlu biaya untuk pernikahan kalian nanti? Mungkin cincin ini bisa kalian jual, buat menambah biaya pernikahan kalian." Aku pun menolak menyimpan cincin, yang dulu diberikan Mas Bagas untukku.

Mas Bagas pun akhirnya mengambil cincin, yang aku berikan padanya. Ia menggenggam cincin itu, dengan tangan kanannya. Karena tangan kirinya digandeng terus, oleh Ratna. Sepertinya Ratna memang takut, jika Mas Bagas akan kabur meninggalkannya.

"Ya sudah, sekarang, kalian berdua boleh pergi! Karena urusanku dengan kalian telah usai," usirku. 

Aku menyuruh mereka untuk pergi. Setelah urusanku, aku anggap selesai. Mereka pun keluar dari ruangan dan diantarkan oleh para bodyguard Papa. Aku pun kembali menghampiri  Papa, yang sedang berbincang dengan Andre dan koleganya yang lain.

"Sayang, ayo ke sini! Sekarang, urusan sama Bagas dan Ratna sudah selesai bukan? Bahkan, mereka berdua juga sudah pergi dari sini. Kini kita tinggal melanjutkan lagi, acara yang tertunda ini." Papa memintaku, supaya mendekatinya. Beliau pun mengatakan, kalau acaranya akan tetap dilanjutkan.

"Iya Pah, urusanku sama kedua benalu itu, memang sudah selesai. Tapi kenapa, Pah? Kenapa Papa masih mau melanjutkan acaranya? Apa aku diharuskan menikah dengannya?" Aku bertanya kepada Papa, sambil menunjuk Andre.

Aku bertanya kepada Papa, sebab aku merasa heran dengan perkataan Papa. Masa iya sih, aku harus menikah dengan manusia es batu tersebut.

"Nggak sopan banget ya, kamu. Dasar anak manja! Aku punya nama tau, kamu jangan seenaknya saja panggil aku dengan sebutan dia. Baiklah, aku akan memperkenalkan namaku lagi, padamu. Namaku,Andre, aku pengusaha muda yang ganteng serta baik hati." Andre berkata, sambil mengulurkan tangannya kepadaku, tetapi aku tidak menerima uluran tangannya itu.

'Ih, kepedean banget dia itu. Siapa juga yang mau berkenalan dengannya? Bahkan dia menyebut, kalau dirinya ganteng dan baik hati. Padahal kenyataannya dia itu manusia es, yang enggak punya hati.' Aku bergumam dalam hati, mengomentari sikapnya Andre.

Aku tidak mau, kalau sampai aku dinikahkan dengan manusia es tersebut. Karena dia begitu menyebalkan menurutku.

"Terus aku harus manggil kamu apa?" tanyaku.

"Kamu harus panggil aku, dengan sebutan Mas Andre! Masa iya sih, sama penghianat saja kamu memanggilnya, Mas. Tapi kenapa sama aku, yang akan menjadi suamimu, kamu  tidak mau menyebut aku, dengan srbutab Mas? Aneh, memang kamu itu," ujar Mas Andre. MasAndre tidak suka, dengan perkataanku yang hanya menyebutnya dia.

"Nak Andre, Maafkan sikap Anisa ya! Mungkin, dia hanya belum terbiasa. Nanti, lama-kelamaan juga, Anisa pasti akan menyebutmu, Mas. Om yakin, kalau dia akan mengikuti alurnya," ucap Papa.

Ia meminta maaf kepada Mas  Andre, tentang kesalahan yang pernah aku lakukan pada Mas Andre tersebut.

"Ayo, semuanya, lebih baik sekarang kita kembali, ke acara yang tertunda! Kita akan menikahkan Nak Andre, dengan Anisa. Aku harap, dengan adanya pernikahan ini. Tidak akan ada lagi satu orang pun, yang akan memanfaatkan anakku ini" Papa mengajak kepada semua yang hadir untuk ke bali ke acara awal, yaitu pernikahanku dengan Mas Andre tersebut.

"Tapi, Pah. Aku, nggak mau menikah sama dia. Dia itu galak, Pah. Tadi, Papa lihat sendiri 'kan? Bagaimana saat ia berbicara sama aku?" Aku bertanya kepada Papa, supaya Papa dapat menilai sikap Andre sama aku, kemudian Papa tidak jadi menikahkanku dengannya.

Bersambung ...

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
lucu juga si Anisa nyebut Andrey manusia es
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   BAB 8

    "Kenapa kamu bilang begitu, Anisa? Apa kamu tidak menyukaiku? Padahal aku ini pria baik-baik lho, Nia. Berbeda sekali dengan mantan pacarmu tadi," ujar Mas Andre."Iya, Nis, kenapa kamu menolak Nak Andre? Apa alasan kamu menolak dia?" tanya Papa."Karena Mas Andre galak, Pah. Pasti kalau nanti kami sampai menikah, setiap hari aku akan dikasarin terus sama dia, Pah! Makanya, Anisa nggak mau nikah sama, Mas Andre. Pah, nggak usah dilanjut ya nikahnya! Biar nanti, Anisa sendiri yang mencari calon suami buat Anisa." Aku menolak keinginan Papa, aku pun meminta Papa, supaya membatalkan niatnya itu.Aku tidak mau, kalau sampai nanti setelah menikah. Rumah tangga kami berdua, hanya akan dihiasi dengan pertengkaran. Karena tidak didasari rasa cinta, yang tumbuh di dalam hati sanubari kami berdua."Anisa, sudah sejak lama Papa mau menjodohkanmu dengan Nak Andre, tetapi waktu itu kamu bilang sudah ada, Bagas. Makanya, Papa menurut

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 9

    "Sah ...," ucap mereka serempak."Alhamdulillah," ucap Pak Penghulu. Kemudian, beliau melanjutkannya, dengan doa.Setelah itu, Mas Andre membaca sighat taklik pernikahan. Kemudian dilanjutkan dengan acara yang lainnya, serta di susul dengan acara resepsi pernikahan. Alhamdulillah, acara pernikahanku pun berlangsung khidmat dan lancar. Rupanya, mas kawin yang diberikan Mas Andre kepadaku. Tadinya untuk kado untukku, tetapi sekarang ia alih fungsikan, dengan menjadikan sebagai mas kawin untukku. Acara resepsi pernikahan, yang digelar pun dengan begitu mewah dan meriah. Walaupun kini berganti mempelai pria, tetapi semuanya tetap berjalan dengan lancar."Bu Anisa, Pak Andre selamat ya. Semoga kalian berdua, menjadi keluarga yang samawa." Mirna, mengucapkan selamat, kepadaku, saat acara resepsi berlangsung."Iya, Mirna, terima kasih ya," sahutku."Iya, Bu. Maafkan saya ya, Bu! Karena, saya telah menutupi kejahat

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 10

    Saking capeknya, sehingga rasa kantuk datang begitu cepat. Tidak terasa aku pun terlelap, walaupun hanya tidur di sofa.Saat dalam tidur, aku bermimpi. Aku bertemu dengan seorang pangeran berkuda. Ia menjadikanku istrinya, aku diperlakukan seperti seorang putri raja. Ia begitu lembut, memperlakukanku. Sang Pangeran, meletakkanku ke atas kasur, yang sangat empuk dan juga indah . Ia pun mengecup keningku, hati ini merasa bahagia mendapat perlakuan romantis dari sang pangeran. Berbeda sekali, dengan kenyataannya. Aku, malah bersuamikan Mas Andre, yang menurutku paling jutek di dunia. Dia tidak memberikan keromantisan untukku, seperti yang Pangeran kakukan dalam mimpiku.*****"Aa ... aa ... a," jeritku, saat aku membuka mata saking kagetnya.Bugh!"Aduh," kataku. Aku mengaduh, saat sebuah bantal

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Ban 11

    "Maaf ya, Mas, kalau membuatku menunggu lama," sahutku.Kemudian, kami pun shalat subuh berjamaah. Ternyata, Papa memang tidak salah dalam memilihkanku suami. Ia, seorang yang taat akan agamanya, walaupun sifatnya selalu jutek padaku. Mungkin semuanya ini butuh proses untuk kami, supaya kami bisa menjadi suami istri yang romantis. *****"Mas, aku izin sama kamu, aku mau pergi ke kamar Papa dulu ya! Aku mau bangunin Papa, barangkali saja Papa masih tidur karena kecapekan." Aku meminta izin kepada Mas Andre untuk membangunkan Papa."Nisa, kenapa kamu mesti nyamperin ke kamar, Papa? Kenapa, nggak bangunin Papa lewat telepon aja? Kamu mah segalanya di bikin ribet," ucap Mas Andre, ia juga bertanya alasannya kenapa aku mesti nyamperin Papa kekamarnya."Nggak, Mas, lebih baik aku s

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-24
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   BAB 12

    "Iya, Nis. Ayo kita pergi ke kamarmu, sebab Papa mau pamit sama suamimu," sahut Papa, sambil menutup pintu kamarnya, kemudian mengajakku kembali ke kamarku.Aku dan Papa pun berjalan menuju kamarku, yang tidak berada jauh dari kamar Papa. Hanya perlu berbelok saja. Kami berdua berjalan berdampingan. Aku berjalan, sambil bergelayut manja di tangan Papa, kepalaku pun aku senderkan ke pundaknya Papa. Perlakuan seperti itulah, yang selalu membuatku nyaman, bila sedang bersama Papa.Aku memang sangat manja kepada Papa. Makanya, Mas Andre selalu bilang, kalau aku adalah seorang anak manja, yang hanya bisa berada di bawah ketiak Papa. Aku hanya memiliki Papa, jadi aku hanya bisa bermanja kepadanya. Andai Mama belum meninggal, mungkin aku juga akan manja kepada Mamaku."Nis, kamu yang baik ya, ladenin suamimu. Ia adalah imammu sekarang," pesan Papa, saat kami menuju kamarku."Iya, Pah, tapi Mas Andrenya saja yang suka n

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-24
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   BAB 13

    Mendengar perkataan, Mas Andre dan Papa membuatku kesal dan juga malu. Saking kesalnya, aku pun tidak lagi berkata apapun. Aku tidak ikut berkomentar, dengan apa yang sedang dibahas Papa dan Mas Andre.'Ih lagian salah, Papa juga. Kenapa dia nikahin aku sama manusia dingin dan jutek macam begini? Coba kalau Papa cari orangnya yang lebih seru, mungkin akan asyik menikmati malam pertama tadi. Ini boro-boro berbuat yang asyik-asyik, tapi Mas Andre malah bikin aku naik darah melulu. Bagaimana aku mau punya anak, kalau suaminya saja jutekin aku melulu,' gumamku."Ya sudah, Papa pergi dulu ya! Kalian baik-baik di sini, yang akur-akur ya, biar cepet punya dede bayi." Papa pamit, sambil kembali berpesan tentang keinginannya untuk memiliki cucu."Iya, Pah. Papa nggak usah khawatir, Andre akan menjaga Anisa kok, Pah." Mas Andre menyahut ucapan Papa.Setelah pamit, Papa pergi dari kamar kami. Mas Andre pun, kembali memainkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-25
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   BAB 14

    "Cantik," lirihnya, ucapan Mas Andre hampir saja tidak terdengar olehku saking pelannya."Apa, Mas, kamu barusan bilang apa?" Aku bertanya kepada Mas Andre, barangkali saja telingaku salah mendengar, dengan apa yang diucapkan oleh suamiku itu."Oh, ng ... nggak kok, aku nggak bilang apa-apa. Kamu salah dengar kali, Nis. Sudah ah, ayo kita turun mumpung masih pagi! Setelah sarapan, nanti sekalian kita jalan-jalan ketaman," ajaknya.Mas Andre pun mengajakku untuk yang kedua kalinya, tapi menurutku ada yang aneh, dengan nada bicaranya. Ia tidak sejutek dan sesinis seperti tadi, malahan kedengarannya terasa lembut di telingaku.Setelah mengajakku, Mas Andre pun duluan melangkah, kemudian aku mengekorinya dari belakang. Namun, setelah berada di luar, ia memintaku untuk menggandeng tangannya. Rasanya aneh banget, dengan permintaannya ini. Biasanya juga ia selalu mengejekku, tapi kali ini Mas Andre malah memintaku, supay

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-25
  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 15

    "Sedang ngapain, kamu disini?" tanya Mas Andre. Sepertinya, ia juga mengenali perempuan ini.Perempuan itu bertanya kepada Mas Andre, sambil cipika-cipiki. Mas Andre pun diam saja saat perempuan itu melakukannya. Perempuan itu bahkan tidak merasa risih saat melakukannya, walaupun dengan lawan jenis. Perempuan itu juga memeluk Mas Andre, dengan begitu mesra dan juga manja. Sedangkan Mas Andre sudah seperti patung, yang diam saja saat diapa-apain oleh perempuan itu.'Apakah itu pacarnya ya? Kok si Harimau ini diem saja, mau diapa-apain juga oleh perempuan ini. Bikin keki aku saja nih orang, aku sudah mirip seperti obat nyamuk saja di sini.' Aku, berkata dalam hati menanyai diri sendiri, tentang siapa perempuan ini.'Sebenarnya siapa sih orang itu? Awas saja kamu, Mas, kalau sampai kamu membuat aku kecewa. Aku nggak bakal maafin kamu! Baru juga satu hari kita menikah, kamu sudah belaga, Mas. Apa jangan-jangan, ini memang sifat asli kam

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-26

Bab terbaru

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 163. TAMAT

    "Iya, Nis, aku belum kebeli kasur bayinya. Soalnya, kamu tau sendiri keadaan ekonomiku sekarang ini. Mas Bagas saja bekerjanya baru sebulan, itupun karena dibantu oleh suamimu. Makanya, aku belum ada uang buat membeli perlengkapan anakku. Pakaiannya saja, kebanyakan dari kado teman-teman, serta saudaraku." Ratna panjang lebar menceritakan, tentang keadaannya."Ya sudah, insya Allah nanti aku belikan, buat anakmu ya! Kalau saja aku tau kamu belum punya kasur bayi, tadi pasti aku belikan sekalian." Aku berjanji akan membelikan kasur bayi, buat anaknya Ratna."Terima kasih, ya Nis, kamu memang terbaik. Menyesal, aku telah menyia-nyiakanmu, bahkan telah mengkhianatimu." Ratna menyesali, tentang apa yang telah dia lakukan dulu kepadaku."Iya sama sama, Ratna. Ya sudah, Ratna, maaf ya aku nggak bisa lama-lama, soalnya ini sudah malam. Ini aku bawain kado buat anakmu, semoga kamu suka. Aku permisi ya, assalamualaikum," ucapku pamit.Kami pun pamit, kepada Bu Ani dan juga Ratna. Setelah itu

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   162

    "Baik, Non. Terima kasih," ucap Bi Ijah."Baiklah, kami pergi cari kado dulu ya. Kalian tunggu di sini, kalau memang tidak mau ikut," pamitku.Aku pamit, serta meminta mereka untuk menungguku. Setelah itu, aku dan Mas Andre pun pergi dari hadapan asisten serta keponakanku. Kami pergi dari resto, yang ada di swalayan ini. Aku dan Mas Bagas, pergi menuju tempat perlengkapan bayi. Aku pun memilih salah satu yang sekiranya cocok untuk aku jadikan kado untuk anaknya Ratna dan Mas Bagas. Setelah menemukan apa yang sesuai, aku segera membayarnya. Aku juga meminta untuk sekalian dibungkusnya dengan kertas kado. Setelah kado untuk anak Ratna selesai di bungkus, kami berdua pun kembali ke tempat Gio dan juga para asistenku berada. Ternyata mereka telah selesai makan dan sedang menunggu kedatangan kami."Tante, Om, kalian sudah sekesai mencari kadonya?" tanya Gio."Sudah, Gio. Bagaimana? Apa kalian juga sudah selesai makannya," tanyaku."Sudah, Tan. Gio, sudah kekenyangan ini," sahut Gio.Gio

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 161

    "Waw, ini kamarnya lebih bagus, dari kamar Gio yang kemarin, Om. Terima kasih, ya Om Andre, Tante Anisa, kalian berdua memang is the best." Gio begitu senang, saat melihat kamar baru untuknya."Syukurlah, kalau Gio menyukai kamarnya," ucapku."Iya, Tante, Gio seneng banget," sahutnya.Setelah itu, aku membantu Gio membereskan pakaiannya. Aku memasukan baju Gio ke lemari pakaian, yang ada di kamar itu. Sedangkan, Mas Andre membantu membereskan perabotan dari rumah lamanya, yang akan disimpan di rumah ini. Sedangkan, sebagian perabotannya akan disimpan di apartemen. Seusai membereskan pakaian Gio, aku mengajak Gio makan, kebetulan aku telah memesan makanan. Karena aku kasihan, jika harus menyuruh Bi Ijah dan Bi Asih, buat memasak. Sepertinya mereka juga kecapean, setelah membantu pindahan tadi. Jadi biar kali ini aku memesan masakan dari rumah makan padang untuk makan kami semua."Gio, ayo kita makan dulu," ajakku."Iya, Tan," sahut Gio."Mas, ayo kita makan dulu," ajakku, saat melewa

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 160

    "Iya, Den," sahut Bi Asih serta Bi Ijah serempak."Bibi, sini," ajakku.Mereka berdua pun menghampiriku, sedangkan Bi Asih datang menghimpiriku, sambil menarik kopernya."Non, banyak betul orang yang mengangkut barangnya ya." Bi Ijah berkomentar, tentang pengangkut barang."Iya, Bi, Mas Andre bilang, supaya barangnya cepet selesai diangkutnya. Kalau barangnya sudah selesai diangkut, rumahnya mau sekalian dibersihkan, serta dirapikan sama mereka. Soalnya lusa Mas Wira dan keluarganya akan datang untuk menempatinya." Aku menjelaskan kepada Bi Ijah, alasan Mas Andre sampai meminta banyak orang untuk mengangkut barangnya tersebut."Oh, jadi begitu, ya Non," sahut Bi Ijah.Ia baru mengerti, dengan apa yang aku sampaikan."Iya, Bi, seperti itu," sahutku."Pasti rumah ini di kontraknya mahal ya, Non? Soalnya rumahnya saja semewah dan sebesar ini," tanya Bi Asih.Ia menanyakan soal harga sewa rumah orang tua Mas Andre tersebut."Lumayanlah, Bi, buat tabungannya Gio. Mas Wira, mengontak rumah

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 159

    "Iya, Om, Gio ikut sama Om Andre saja. Biarkan rumah ini, di tempatin sama Om Wira," sahut Gio, ia menyetujui ajakan Mas Andre.Rumah peninggalan orang tua Mas Andre ini, sudah ada yang mengontrak. Rumah ini di kontrak oleh Mas Wira, ia merupakan rekan kerja Mas Andre. Sedangkan Gio akan di bawa oleh kami, ke Rumah tempat tinggal kami. Karena selain Gio sebatangkara, Gio juga sekarang merupakan anak angkatku."Den, kalau rumah ini, sudah ada yang mengontrak, terus Den Gio dibawa Den Andre, berarti Bibi sekarang sudah tidak dibutuhkan lagi, ya Den. Berarti Bibi harus pulang kampung," ucap Bi Asih."Bi Asih, Bibi tidak perlu khawatir. Biarpun rumah ini sudah ada yang ngontrak, serta Gio dibawa ke rumahku. Bibi tetap boleh bekerja denganku kok, Bibi Asih nanti bisa membantu pekerjaan Bi Ijah di rumahku. Apalagi nanti Anisa mau lahiran, pasti Bi Ijah kerepotan, kalau bekerja sendiri. Jadi Bi Asih bisa bekerja di rumahku bersama dengan Bi ijah, Bibi mau kan bekerja denganku? Biar nanti k

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 158

    "Gio sayang, kamu yang sabar ya. Kamu harus ikhlas, dengan apapun yang terjadi. Gio jangan sedih, masih ada Om dan Tante, yang akan merawat serta menyayangi Gio." Mas Andre menenangkan Gio, serta memeluknya erat."Ya sudah, lebih baik sekarang kita pergi ke tempat kejadian, atau langsung ke rumah sakit." Papa memberi saran, supaya kami segera melihat keadaan Mbak Maya."Kita langsung ke rumah sakit saja, Pah. Tadi, polisinya bilang, mereka sudah langsung di bawa ke rumah sakit umum empat lima." Mas Andre memberitahu, rumah sakit tempat Mbak Maya berada. Kami semua pergi, menuju rumah sakit umum empat lima untuk mengurus jenazahnya Mbak Maya. Sepanjang perjalanan, Gio terus menangis. Aku pun sudah mencoba menbujuknya, tetapi tetap saja ya menangis. Sesampainya ke rumah sakit, kami menuju tempat resepsionis rumah sakit. Kami, menanyakan keberadaan Mbak Maya, yang korban kecelakaan tadi. Setelah, mendapatkan informasi, kami segera menuju ruangan, yang di tunjuk oleh resepsionis tadi.

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 157

    "Baik, Anisa, kami menyetujuinya," ucap mereka bertiga serempak."Bagus ... kalau begitu, silakan kalian tandatangani surat perjanjian, yang dibawa oleh Pak Danu!" Mas Andre memerintahkan mereka bertiga untuk menandatangani surat perjanjian.Setelah mendengar perintah dari Mas Andre, mereka bertiga pun menandatangani surat, yang disodorkan oleh Pak Danu. Bahkan mereka tandatangan tanpa membacanya terlebih dulu."Oke, kalian bertiga sekarang telah menandatangani surat perjanjian ini. Jadi jika kalian melanggar, maka kalian harus menerima akibatnya," ujar Papa.Ia menegaskan kepada mereka bertiga, tentang konsekuensinya jika melanggar surat perjanjian tersebut."Iya, Mas, kami sudah paham kok." Mbak Maya berkata, mewakili kedua temannya."Kalau begitu, kalian bertiga segera tinggalkan rumah Papaku! Tetapi biarkan Gio bersama kami," perintahku."Iya, Anisa, kami akan pergi. Tetapi maafkanlah semua kesalahan kami. Aku takut, jika umurku tidak akan lama lagi. Aku titipkan Gio kepada kalian

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 156

    "Ya, jelaslah aku tau, Mbak. Karena, aku sendiri yang merekam Vidio ini." Aku oun berterus terang kepada Mbak Maya, sebab ku tidak takut dengan ancamannya."Oh ... jadi kamu yang telah merekamnya, Anisa? Kok kamu tega banget sih, padahal niatku baik ingin merawat Papamu dan menjadi ibu sambung buat kamu." Mbak Maya berkelit, ia tetap tidak mau mengakui kesalahannya.Mbak Maya, tetap tidak merasa bersalah, walaupun sudah ada bukti yang jelas nyata. "Sudahlah, Mbak, nggak perlu mengelak lagi! Sebab emua bukti juga sudah jelas dan itu murni, bukan rekayasa ataupun editan, seperti yang Mbak Maya bilang tadi." "Kalau memang benar, kami yang melakukannya, terus kamu mau apa Anisa? Kamu mau memenjarakan kami, silakan, kalau itu maumu, kami tidak takut. Kami akan meminta bantuan pengacara kami, buat mengurus kasus ini." Sindi berkata dengan sangat jumawa."Ok, kalau begitu. Ayo, Pah, kita bawa saja mereka ke kantor polisi. Toh kita sudah mengantongi bukti yang kongkrit. Ayo kita bawa mereka

  • KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN   Bab 155

    "Oh, jadi kamu mau menikah sama aku, hanya karena ingin menguasai hartaku, ya Maya? Setelah semuanya kamu miliki, aku akan ditendang dari kehidupanmu. Enak sekali mimpimu itu, kamu nggak perlu cape kerja, tapi ingin hidup enak. Mimpi kamu Maya," ujar Papa dengan dada emosiPadahal dari awal Papa sudah tahu, tentang niat Mbak Maya tersebut. Namun, ternyata Papa tetap saja terpancing emosinya, apalagi orang yang berniat jahat tersebut bernada^^ di depan mata."Itu nggak bener, Mas. Semua ini hanya fitnah, dari orang yang ingin merusak rencana pernikahan kita. Aku beneran sayang sama kamu dan juga anakmu Nisa, Mas. Aku ingin menjadi istri dan ibu sambung yang baik untuk kalian. Kamu jangan terpengaruh, oleh vidio editan serta murahan model begini, dong Mas! Aku sungguh sayang sama kamu dan juga Nisa," ucap Mbak Maya sambil tergugu. Sungguh pandai Mbak Maya ini, akting yang ia perankan juga luar biasa memukau."Sudahlah, Maya, kamu nggak usah mengelak lagi! Sudah jelas-jelas terbukti, k

DMCA.com Protection Status