Share

KARMA - 22

last update Last Updated: 2023-10-13 21:38:43

“Jason mencarimu sejak tadi karena tidak mengangkat telepon darinya.” Zetta diam, Jeremy menghela napas. “Dia nampaknya sangat khawatir.”

“Tidakkah menurut Om dia terlalu berlebihan mengkhawatirkanku?” tanya Zetta, mencoba mengatakan kegusarannya tentang sikap Jason yang dia anggap berlebihan. “Aku tidak perlu dikhawatirkan sampai seperti ini.”

“Kau tahu sendiri jika dari dulu dia selalu peduli padamu lebih dari yang kau pikirkan. Terlebih lagi ternyata dia menyimpan perasaan untukmu selama ini dan kau menyambutnya. Dia pasti tidak ingin kehilangan dirimu.”

Tetap saja Zetta merasa kalau sikap Jason berlebihan terhadapnya. Zetta tidak tahu apakah hal itu sudah termasuk ke dalam obsesi atau memang hanya kekhawatiran biasa. Zetta memijit kepalanya yang agak berdenyut karena kejadian hari ini sungguh mengejutkan dan berlalu dengan cepat. Tiba-tiba saja dia ada di Las Vegas, menemani Alva berjudi hingga berkelahi entah dengan siapa dan akhirnya kembali pulang. Rasanya seperti mimpi yang te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 23

    “Zetta, Alva memberimu cuti.”“Hah?” Zetta belum sepenuhnya paham dengan ucapan Omnya yang siang ini meneleponnya. “Cuti?”Jason yang sedang menonton televisi di sampingnya menoleh ingin tahu.“Kenapa?”“Ada beberapa kekacauan yang harus diselesaikan Alva jadi untuk beberapa hari ini om yang akan menemaninya.”“Dia tidak memecatku?”“Untuk apa dia memecatmu,” decak Omnya. “Lain ceritanya kalau kau yang memang mau mengundurkan diri—”“Tidak,” sela Zetta.Omnya terdengar menghela napas, “Dengar, Arzetta. Kau tahu sendiri keadaan Alva saat ini yang sedang berusaha melepaskan diri dari pertunangan jadi dia ingin menyelesaikannya dulu agar kau tidak dilibatkan. Kau mengerti maksudnya kan?”“Kenapa bukan dia yang menghubungiku sendiri?”“Dia sedang memulangkan Cherry ke London.”“Oh.” Zetta tidak bisa berkata-kata. Mungkin posisinya akan berbahaya jika semakin memprovokasi Cherry. Terlibat skandal dengan Alva bukanlah hal yang bagus. “Baiklah kalau begitu,Om.”“Bagus kalau kau mengerti. Al

    Last Updated : 2023-10-14
  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 24

    "Aku ingin kita saling menjauh.""Kenapa?" Tanyanya dengan tatapan nanar dan kaget."Kau terlalu posesive, Alva. Sudah cukup bertahun-tahun sebelum ini kita bersama. Aku ingin bebas melakukan apapun di luar sana.""Tidak!! Kau tidak boleh jauh-jauh dari aku, Amira. Kau itu calon istriku dan aku tidak pernah mengekangmu untuk melakukan apapun yang kau sukai tapi tetaplah di sampingku."Amira menggelengkan kepala, "Aku belum siap untuk menikah. Aku masih memiliki impian menjadi model.""Aku tidak pernah melarang keinginanmu itu, aku hanya tidak suka kalau kau terlalu memamerkan tubuhmu untuk lelaki di luaran sana," desisnya."Aku tidak mau di batasi. Jika aku masih bersamamu, aku tidak bisa menggapai impianku."Amira tersenyum sendu.Alva mengepalkan tangannya. Matanya berkilat oleh kecemburuan dan kemarahan. Seharusnya dari awal Amira tahu, kalau Alva hanya menginginkannya bukan yang lain. Sebelumnya mereka dalam keadaan baik-baik saja sampai Amira mendapat tawaran menjadi model untuk b

    Last Updated : 2023-10-15
  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 25

    "Kalian datang untuk mengancamku?!" Desis Alex,Papanya Cherry.Alva duduk tenang di tengah-tengah Zafier dan Jeremy. Cherry menatap lekat Alva dengan pandangan benci di samping Papanya."Pak Alex, kita harus meluruskan sesuatu di sini." Alva duduk tegak memandang Alex lekat menunjukkan bahwa dia tidak takut dan terintimidasi. "Sejak awal, saya sama sekali tidak tertarik dengan Cherry dan tidak berniat untuk menjadikannya calon istri."Alex terlihat berusaha menahan amarahnya. Alva melanjutkan bicaranya."Tapi, anda tetap memaksa. Saya menyetujuinya dan mencoba tapi ternyata putri anda yang terhormat ini sama sekali tidak memiliki sopan santun. Jadi, akhirnya saya memutuskan untuk menghentikan perjodohan ini."Alex nampak meradang mendengar penjelasannya."Saya rasa tidak perlu saya jelaskan panjang lebar di sini. Saya hanya ingin menyelesaikannya dan pergi dengan cara kekeluargaan. Menurut saya, penarikan sejumlah saham di AlexanderCorp bukan sesuatu yang bijak di lakukan terlebih And

    Last Updated : 2023-10-16
  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 26

    "Ah,ini baru yang namanya hidup lagi." Zetta menyendok es krim strawberry, memasukkannya ke dalam mulut dan mendesah nikmat. Jason yang duduk melipat lengan di depannya hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkahnya. "Makanan manis memang terbaik." Duduk berdua di balkon kamar, menikmati sarapan nyaman dengan pemandangan menara Eiffel di kejauhan setelah insiden Zetta yang memuntahkan sarapannya dan malah menginginkan es krim.“Zetta, kau yakin sudah tidak apa-apa?”Jason menatap khawatir, Zetta menggelengkan kepala karena perutnya yang tadi terasa bergejolak dan kepalanya yang sedikit pusing mulai menghilang setelah makan es krim.“Apa sebaikanya kita periksakan saja?"“Tidak usah. Sekarang aku merasa jauh lebih baik. Mungkin efek kelelahan karena seharian kemarin setelah dari rumah Kenzi, kita berkeliling Paris sampai malam.”"Kalau kau masih merasa tidak enak badan, kita periksakan ke dokter." Zetta mengangguk. Jason memajukan duduknya, meletakkan kedua lengan di atas meja dan

    Last Updated : 2023-10-19
  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 27

    Flashback OnLangkah Alva terhenti tepat di depan kamar inap Arzetta di Vancouver. Lewat tengah malam setelah berbicara dengan kedua orang tuanya, dia memang kembali lagi ke Vancouver pagi-pagi buta hanya untuk memastikan keadaan sekretarisnya.Dia tidak mau menunggu sampai seseorang memberitahunya dan ingin melihatnya sendiri. Dia resah dan di sinilah dia sekarang. Berdiri dengan tatapan nanar, sebelah tangannya bertumpu pada pinggiran pintu yang bahkan belum dia buka sedangkan tangan lainnya yang membawa seikat bunga rose pink langsung lemas dan terkulai di samping tubuhnya.Melalui kaca bening di pintu dia bisa melihat jelas adegan intim antara Zetta dan Jason yang saling tertawa mesra melemparkan candaan. Jason dengan sabar menyuapi Zetta yang nampak bahagia sekali. Ternyata mereka memang sepasang kekasih. Puncaknya, Alva melihat Jason yang mengelus rambut Zetta, mencium keningnya dan keseluruhan wajah Zetta seperti yang dulu pernah coba dia lakukan.Bedanya, Alva mendapatkan hal

    Last Updated : 2023-10-19
  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 28

    “El, kapan kau kembali?”Zetta yang baru saja keluar dari kamarnya kaget mendapati Eliana duduk di sofa depan televisi. “Tadi malam. Apa kau merindukanku?” ujarnya seraya mengedip genit.Zetta mendekat, memeluk Eliana dengan erat,”Tentu saja aku merindukanmu. Apa kau baik-baik saja?”Zetta mengurai pelukannya, menatap Eliana yang nampak terlihat seperti biasanya. “Tenang , aku baik-baik saja. Aku hanya butuh waktu sendiri.”Zetta menggenggam tangan Eliana dan mengelusnya,”Kalau kau butuh teman bicara, aku siap mendengarkan.”“Baiklah. Tapi sepertinya kau yang membutuhkan teman berbicara.” Zetta menaikkan alisnya. “Aku bertemu Jason pulang larut tadi malam. Kalian sedang bertengkar ya?”Zetta menghela napas, “Yah, hanya kesalahpahaman saja. Kau tahu, dia terlalu cemburu dengan Alva Alexander.”“Alva?” Zetta mengangguk. “Apa kau sangat dekat dengannya?”Zetta menggelangkan kepala,”Tidak. Yah hanya sebatas pekerjaan tapi Jason selalu beranggapan kalau aku kapan saja bisa tergoda dengan

    Last Updated : 2023-10-25
  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 29

    Zetta duduk diam di sofa ruang tamu sembari melihat ke arah luar di mana hujan turun cukup lebat saat waktu menunjukkan lewat tengah malam. Sejak pulang dari kantor tadi, Zetta sudah khawatir dengan sikap Jason yang pastinya saat ini sedang marah. Mungkin sebuket bunga dan makanan penutup yang dia buat tidak akan berarti apapun. Zetta berharap Jason akan pulang ke apartemen tidak peduli jam berapa pun itu agar mereka bisa berbicara berdua. Zetta sudah memikirkannya sejak tadi, sepertinya kali ini dia diharuskan memilih karena kalau tidak hubungannya dengan Jason akan benar-benar berakhir.Zetta menghela napas, menunggu dengan tidak sabaran meski sejak tadi dia diam di tempatnya sembari memikirkan banyak hal.Apakah mengundurkan diri memang pilihan yang tepat?Zetta menoleh saat mendengar bunyi suara pintu terbuka, dilihatnya Jason berdiri di depan pintu kaget melihat keberadaannya dengan tubuh yang basah kuyup. Suasana hatinya nampak cukup berantakan dan itu pasti karenanya. "Jason,"

    Last Updated : 2023-10-25
  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 30

    Tidak ada kerjasama yang tidak akan berhasil jika Alva yang menanganinya. Dia baru saja menandatangani perjanjian bisnis dengan salah satu perusahaan mega konstruksi asal Paris untuk proyek lima negara mereka. Alexander Corp bekerja sama dengan perusahaan Vinci, membangun beberapa gedung pencakar langit, Flyover dan hotel di Negara bagian Eropa. Perwakilan Vinci, Aldric Albela sebagai pemilik perusahaan mengajaknya makan malam di restoran Le Meurice, restauran mewah yang terletak di jantung kota Paris, menyajikan dekorasi yang spektakuler. Mosaik lantai, lampu-lampu kristal, tirai damas berat di jendela yang menghadap ke taman Tuileries di sebrang jalan. Sangat mewah dan glamor."Jadi, Alva Alexander. Bagaimana keadaan New York saat ini?" Aldric menuangkan wine ke gelas kaca Alva dan membuka obrolan."Dingin, kadang-kadang hujan, lengkap dengan daun yang berguguran. New York yang padat dan bising," Alva tersenyum, mengambil gelasnya dan mereka bersulang dan meletakkannya kembali ke

    Last Updated : 2023-10-25

Latest chapter

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 98

    London, Enam tahun kemudian,Arzetta duduk memandangi megahnya London Eye yang bercahaya biru indah di kejauhan dengan senyuman mengembang di wajah. Terpaan angin malam musim semi menerbangkan helaian rambut panjangnya yang kemudian dia rapikan dengan tangan. Diedarkannya pandangan ke sekelilingnya yang ramai seraya menunggu.Semenjak menikah dan memiliki seorang putri, Arzetta tidak habis-habisnya merasa bersyukur karena bisa merasakan perasaan bahagia tidak terkira dengan berkah yang diberikan padanya. Mengingat perjuangan panjang mereka yang tidak mudah di lalui untuk bisa bersama sampai akhirnya menikah.Masa lalu sebentuk kenangan yang akan tetap terpatri di dalam ingatannya sampai kapanpun. Kadang di saat malam ketika dia terbangun dan mendapati Alva sedang tertidur pulas sambil memeluk putri kecilnya yang tidur di antara mereka membuatnya meneteskan air mata bahagia. Tidak ada hal lain yang diinginkan Zetta selain kebahagiaan suami dan putrinya.Alva Alexander sendiri sudah ber

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 97

    "Di mana mereka?" desis Alva dengan tangan terkepal saat menemukan Gevan, Zafier dan Jeremy di lobby hotel."Wuih cepet banget kamu—""DI MANA MEREKA?" bentak Alva seraya menarik kerah kemeja Zafier dengan amarah."Oke. Tenangkan dirimu, Bung," sela Gevan."Bagaimana aku bisa tenang kalau ada lelaki lain yang mengganggu Istriku?" ucapnya seraya melepaskan cekalannya dan mengacak rambutnya sendiri.Gevan berdecak, "Mungkin dia client-nya Zetta.""Ah, bodoh amat! Aku harus naik ke atas dan mencari tahu.""Kita temani," ucap Jeremy yang langsung menekan tombol lift, "Supaya kamu nggak ngamuk seperti singa.""Ahh brengsek! Makin runyam aja. Ini tuh gara-gara kalian!" Alva memukul perut Zaf, melepak kepala Gevan dan menendang kaki Jeremy dengan kesal di dalam lift yang membawa mereka ke lantai atas."Shit!" umpat Gevan sementara Jeremy mengertakkan giginya."Orang sabar di sayang Tuhan, Bung," gumam Zafier seraya memegangi perutnya yang langsung mendapat kepalan tangan Alva.Hari sudah ha

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 96

    "Hmm, Sayang—" Alva mengacak rambutnya dan duduk di sofa ruang tamu rumahnya dengan penampilan yang berantakan juga bau minuman keras yang menyengat. Semalaman ketiga lelaki brengsek itu sudah memprovokasi untuk menumpahkan kekesalan karena lelaki yang mengobrol dengan Zetta itu ke minuman keras yang akhirnya membuatnya mabuk dan tidak sadarkan diri di salah satu kamar hotel sampai pagi sendirian dan harus kalang kabut pulang ke rumah dan mendapati Arzetta menunggunya di ruang tamu dengan wajah yang menyeramkan."Aku—" Alva bingung ingin menjelaskan dengan cara seperti apa supaya Zetta tidak marah."Kemarin sudah jelas aku bilang kalau kamu harus pulang satu jam lebih awal dari yang seharusnya karena kita rencananya mau ke rumah Mama. Aku sudah berusaha menghubungi kamu tapi nyatanya ponselmu tidak bisa dihubungi. Aku tidak tidur semalaman menunggu kamu pulang di sofa itu tapi ternyata kamu pulang pagi dan dalam keadaan kacau setelah mabuk seperti ini—" Zetta melipat lengannya di dad

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 95

    Satu tahun kemudian, di Alexander Corp. New York "Eh setan!" Gevan refleks kaget."Eh, bokong!" ucap Zafier membuat Gevan langsung menendang kakinya."Kalian berdua sinting!" Jeremy mengatai mereka dalam bahasa Indonesia yang sekarang sukses dikuasainya."APA-APAAN INI?" sembur Alva Alexander yang tadi membuka pintu ruang kerjanya dengan kasar saat mengetahui ada tiga lelaki yang sedang asyik menikmati koleksi red wine di dalam kantornya tanpa di undang.Dia baru saja memimpin rapat direksi dan kedatangan ketiga orang terpenting dalam hidupnya itu tanpa pemberitahuan jelas membuatnya terus bertanya-tanya. Alva mendekati mereka seraya menggelengkan kepala, "Kalian nggak punya kerjaan?""Oh aku jelas orang penting yang selalu sibuk—""Sibuk bercinta maksudmu?" sela Alva menanggapi Zafier yang meminum wine dengan kaki disilangkan."Itu salah satunya," balasnya dengan santai. Alva memutar bola matanya."Kenapa sih kamu itu masuk ke kantor sendiri pakai aksi gebrak pintu model begitu sepe

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 94

    "Apa?""Apanya?" Alva balik bertanya."Kenapa sejak tadi kamu memandangiku seperti itu?"Alva menaikkan alisnya, "Memandangi bagaimana?"Zetta sedikit memajukan tubuhnya dan menumpukan kedua lengannya di atas meja, "Kamu menatapku seakan-akan ingin menelanjangiku saat ini.""Ohh—" Alva terkekeh, ikut memajukan tubuhnya dan bertopang dagu di depan Zetta, "Aku memang ingin sekali merobek gaun pengantinmu ini sekarang juga bahkan sebelum kita menginjakkan kaki di Maldives, Nyonya Alva Alexander," Tatapan gairah itu tergambar jelas di mata Alva.Zetta mendengus, "Aku harus terbiasa dengan panggilan itu.""Tentu saja, aku ini Suamimu sekarang," Alva menyisir rambutnya ke belakang dengan senyuman menawan."Lalu—" Zetta meneguk Red Wine dalam sekali teguk tanpa mengalihkan tatapan dari wajah Suaminya. Lalu mengambil strawberry di tumpukan paling atas buah-buahan yang ada di samping botol Red Wine dan memakannya dengan gerakan erotis. Ia mengecup dan memakan buah itu dengan sensual tepat di d

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 93

    "Katakan? Apa yang sebenarnya terjadi Zetta?" Alva menatap Zetta yang dia geret keluar dari gereja setelah menyuruh semua yang hadir di sana untuk tidak bergerak dari tempatnya sementara dia meminta penjelasan ke Zetta yang tiba-tiba muncul di siang bolong dengan busana pengantin dan tersenyum menatapnya."Kenapa kamu tiba-tiba bisa ada di sini sementara enam bulan yang lalu kamu jelas-jelas menolak kembali bersamaku bahkan menyuruhku pulang dan tidak usah mencarimu lagi?" Zetta hanya diam melihat kebingungan Alva. "Aku bahkan berpikir kalau kamu sudah menikah dengan lelaki Jepang itu!!!" "Nakamiya?" Zetta menggeleng. "Tidak. Dia guru merangkai bungaku." Alva mengerjapkan matanya, "Jadi kamu memang kursus di sana sambil menghukumku dengan membuatku terlunta-lunta di Jepang mencarimu selama lebih dari setahun?"Zetta tersenyum tanpa dosa, "Begitulah. Aku berniat membuka toko bunga di sini." Alva ternganga. "Aku pikir kamu tinggal menyuruh anak buahmu untuk mencariku. Aku sedikit ter

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 92

    Alva terdiam di depan gereja katedral yang dulu menjadi tempat pilihannya saat berniat menikahi wanita yang dicintainya secara mendadak tapi tidak pernah terlaksana. Tangga gereja sudah dipercantik dengan hiasan bunga. Lebih mewah dari yang dulu di lakukannya. Pintu di depan sana tertutup. Alva tertegun sesaat.Setelah beberapa bulan ini, dia mencoba untuk merelakan meski sangat tidak rela dan belajar untuk pelan-pelan melupakan tapi tidak sanggup, saat ini semua kenangan yang dia milikki tentang Zetta menyeruak. Dadanya begitu sakit seperti di hantam ribuan godam kasat mata. Hatinya dan hidupnya sudah dia tinggalkan di Jepang. Jadi saat Mamanya menatapnya dengan tatapan frustasi dan mengatakan akan dinikahkan dengan wanita pilihannya, Alva hanya mengangguk mengiyakan. Terserah saja. Alva sama sekali tidak peduli. Tubuhnya bebas untuk dimiliki tapi tidak hatinya."Semuanya sudah menunggu Pak." Edwin membuyarkan lamunannya. "Ayo masuk."Alva berjalan dengan langkah pelan menaiki anak t

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 91

    Alva masuk ke dalam gereja yang terlihat sepi itu seraya mengedarkan pandangan. Setelah bertanya sana sini akhirnya dia bisa menemukannya. Bangunannya tua tapi masih terawat dengan baik. Tiba-tiba dia terpaku memandangi satu sosok yang duduk sendirian di bagian depan terlihat sedang asyik berdoa. Alva melangkah dengan pelan dan duduk di sampingnya. Zetta menoleh dan tersentak kaget. Alva menatap ke arah depan dan mulai berdoa di sana mengabaikan Zetta yang diam memandanginya."568 hari atau 13.632 jam aku berkelana di Jepang untuk mencarimu Zetta," desah Alva. "Tolong dengarkan dulu perkataanku kali ini." Alva menoleh dan melihat mata abu-abu itu memandanginya dalam diam lalu Zetta menghela napasnya dan duduk bersandar di sana memilih menghadap ke depan."Aku memberimu satu kesempatan untuk berbicara. Setelah itu kamu harus kembali ke New York dan jangan mencariku lagi."Alva diam. Zetta menunggu. "Apa kamu bahagia di sini?" Alva yang juga melihat ke depan berkata lirih membuat Zetta

  • KARMA BERDARAH SANG CEO   KARMA - 90

    Kyoto, Jepang.2 Minggu kemudian,Alva menggenggam erat secarik kertas di tangannya saat memandangi toko bunga di hadapannya. Jantungnya berdetak kencang membayangkan bagaimana reaksi Zetta saat dia akhirnya menemukannya setelah melalui waktu yang tidak sebentar untuk mencarinya. Tidak peduli meski tangan kirinya di perban karena patah tulang setelah bertabrakan dengan pengendara sepeda waktu itu dan harus dirawat di rumah sakit.Akhirnya dia menemukan toko bunga itu yang siang ini terlihat ramai pengunjung. Bertanya-tanya dalam hati, apa yang sedang Zetta lakukan di sana? Kursus merangkai bunga?Alva menarik napasnya lalu menghembuskannya dan bergerak masuk ke dalam toko yang langsung di sambut seorang wanita muda berwajah oriental yang mengikat satu rambutnya ke atas membentuk kuncir kuda."Ada yang bisa dibantu?" bahasa inggrisnya lancar tanpa cela. Alva tidak menjawab karena sibuk memandangi area dalam toko memperhatikan semua yang ada di sana."Permisi tuan? Ada yang bisa di bant

DMCA.com Protection Status