Beranda / Romansa / KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati) / Bab 45 - Dikira Pelamar Kerja

Share

Bab 45 - Dikira Pelamar Kerja

Penulis: Almirah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

HARI Jum'at pagi, terpaksa Heru hadir dalam rapat departemen pemasaran, departemen yang dia pimpin. Keperluannya agar dia mengenal siapa saja manager di departemen itu.

Untung juga dia hadir dalam rapat, karenanya dia menjadi tahu proyek apa saja yang sekarang aktif, event apa yang sedang mereka adakan atau ikuti, serta kendala apa yang mereka hadapi.

Kepada para manager dia berterus terang masih belum tahu bisa berkontribusi apa. Hanya saja pesannya, kalau ada sesuatu yang urgent, jangan segan langsung menghubungi dia, atau melalui mbak Lia. Sebuah hal baru yang dia usulkan adalah agar segera diadakan program outbound untuk seluruh team pemasaran. Dia minta agar Lia mengaturnya dengan departemen HRD.

Seusai rapat, Lia memberitahu bahwa direktur utama, pak Kusuma Ardhana, ingin bertemu dengannya.

“Baik, aku akan ke ruangannya,” kata Heru.

Ruang direktur utama berada di lantai 11. Di lantai itu terdapat juga ruang direktur HRD serta hampir semu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 46 - Wawancara

    KUSUMA Ardhana mempersilahkan Heru duduk di sofa dalam ruang kerjanya, dan dia pun duduk di dekat Heru. Mbak Retno, sekretarisnya, segera menyediakan Cold Drip Coffee yang dicampur dengan sedikit susu. Minuman ini selalu disiapkan untuk pak dirut, dan hampir selalu dihidangkan jika ada tamu tanpa perlu menanyakannya lagi. “Pak Heru, maafkan kejadian tadi,” kata pak Kusuma mengawali obrolan mereka. Bagi Heru sih kejadian itu bisa dimaklumi dan tidak perlu dibahas lagi. “Tidak apa-apa, pak,” sahut Heru. “Oh, ya, panggil saya Heru saja,” sambungnya merasa risih dengan panggilan ‘pak’. Orang di hadapannya itu sudah sangat senior, mungkin umurnya sudah lebih dari 50 tahun, atau bahkan sudah 60? Penampilannya perlente, memakai jas dan dasi, pantas sebagai seorang direktur utama perusahaan besar. Sementara dirinya, tetap berpakaian ‘biasa’, kemeja polos warna khaki dengan celana ankle warna hitam, sesuai dengan jiwanya yang masih muda. Untung saja dia term

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 47 - Pasola Room

    HARI Sabtu sudah menjelang siang ketika Heru selesai mandi dan berpakaian. Seperti biasa, hari Sabtu adalah hari molor sekompleks, dan baru mulai terihat ada kesibukan setelah jam 10. Dia akan keluar untuk mencari makan --sarapan sekaligus makan siang-- lalu akan mengunjungi teman atau melakukan kegiatan lain, tergantung pada apa yang dipikirkannya sambil makan. Saat itulah dia menerima telepon dari pak Kusuma. “Mas Heru, saya ada di Kalimaya, restoran Le Palais, Tower B. Ke sini ya…” Le Palais? Bukankah itu restoran milik Laksmi? Ngapain pula pak dirut itu memanggilnya ke situ? Menginterogasinya lagi seperti kemarin? Tetapi dia tidak mempunyai pilihan jawaban, selain “Iya, pak.” Dengan perasaan malas, atau lebih tepatnya bete (bad mood), dia melangkah menuju Le Palais di Tower B. Bete sebenarnya singkatan, yaitu BT alias Bored Totally atau Boring Total, tetapi bagi Heru bete itu ‘males’, nggak mood! Di Le Palais, Heru sudah

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 48 - Heru Bertemu Mila

    KEMBALI dari Tower B setelah bertemu pak Kusuma dan Laksmi, Heru berniat keluar, jadi dia ke Tower C untuk turun ke parkiran mengambil mobilnya. Di lobby, dia berpapasan dengan Mila! Seperti sebelumnya, Mila ingin menghindar, namun Heru tidak mau menunjukkan sikap yang sama --layaknya perempuan-- berpura-pura tidak melihat. “Mila!” panggil Heru. Mila berdiri menunggu kedatangannya. Kali ini tampak lebih tegar dibandingkan dulu. “Kamu dari Tower B, kan?” sambutnya. Heru menyeringai ditembak seperti itu. “Habis bertemu Laksmi?” Mila masih belum puas jika belum menegaskan maksudnya. Heru tidak bisa berkata lain, apalagi akan berbohong. “Iya, tapi tidak seperti yang kamu pikirkan…” Mila tersenyum sinis. “Oh, ya? Memang seperti apa yang aku pikirkan?” Bagi Heru, pertanyaan-pertanyaan Mila itu adalah isyarat untuk mengajak berantem, jadi dia tidak ingin meladeninya. “Mila, aku ingin ke luar. Ikut, yuk…” Mila menjebika

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 49 - Kejutan Rudi

    BUNGA dan Astrid tidak tahu bahwa banyak hal bisa diselesaikan lebih baik jika tidak dibicarakan! Justru kalau dibicarakan, persoalan menjadi tambah rumit, karena akan ada salah pengertian, ada yang merasa tidak fair, ada yang merasa dituduh, ada yang malu, dan sebagainya. Untunglah sebelum Bunga atau Astrid memulai, tiba-tiba terdengar ponsel Astrid berdering. Ternyata Rudi menelepon. “Aku lagi di rumah Bunga, say…” kata Astrid. “Nah, itu kebetulan yang sangat bagus!” sahut Rudi. “Aku lagi menyiapkan sedikit acara kejutan untuk Heru, malam ini. Bunga harus ikut. Nanti aku yang akan jemput kalian di rumah masing-masing. Jam 7-an ya!” Astrid menyampaikan berita itu kepada Bunga, lalu pamit agar bisa bersiap-siap. … Sesuai dengan janjinya, Rudi menjemput Astrid jam 7 malam. “Ada kejutan apa sih, say?” tanya Astrid penasaran. Rudi tertawa. “Kalau aku ceritakan, nanti tidak jadi kejutan, dong…” “Ih, kamu. Kejutannya

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 50 - Laksmi Cemburu

    LAKSMI mendekati Heru dan memegang tangannya. Baru saja tadi siang mereka bertemu, namun setelah papinya menjodohkannya dengan Heru, perasaan Laksmi sekarang menjadi berbeda. Ada rasa indah di dalam hatinya, penuh warna, penuh cahaya, penuh harapan. “Kok, ke sini?” tanya Laksmi. Heru mencoba tersenyum, namun kurang berhasil. Terlihat hambar. Laksmi memandangnya tidak mengerti. “Aku disuruh Rudi, eh… pak Rudi, ke sini…” Heru mencoba menjelaskan. Mendengar itu, Laksmi langsung paham. “Oh, oke. Mari, saya antar,” ujar Laksmi berubah profesional. Sekarang Heru adalah tamunya, atau teman tamu restorannya. Laksmi mengantar Heru dan rombongannya ke ruang Pasola. Melihat mereka datang, Rudi lalu mengacungkan jempolnya ke arah orang yang bersama Heru, sebagai isyarat bahwa orang itu boleh pergi. “Welcome, brother…” sambut Rudi riang kepada Heru. Rudi menoleh dan tersenyum kepada Laksmi. “Terima kasih, ya…” Itu adalah isy

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 51 - Pak Kusuma Marah

    LAKSMI sangat cantik, wajah dan tubuhnya terawat sempurna, sangat sehat sehingga bentuk badannya pun penuh pesona. Dia bersekolah tinggi, bisa berbahasa Inggris dan Perancis, anak tunggal orang kaya, dan mempunyai bisnis sendiri yang cukup menjanjikan. Apa kurangnya? Mengapa tidak ada cowok yang menembaknya, mengajaknya menjadi kekasih? Apakah karena ‘spec’-nya yang terlalu tinggi sehingga dia menjadi sangat eksklusif? Jika restorannya yang eksklusif bisa dia promosikan, tetapi tentu dia tidak bisa mempromosikan dirinya sendiri! Pergaulannya memang terbatas karena sebagian umurnya dihabiskan di luar negeri, tidak banyak kawannya di Jakarta. Selain itu, kesibukannya mengurus bisnis memang menyita banyak dari waktu. Mungkinkah karena itu papinya menjadi khawatir sehingga perlu campur tangan menjodohkannya? Dan jodoh yang dipaksakan itu adalah Heru! Seorang pemuda ‘biasa’ namun Tuhan memberikannya kelebihan agar mudah disukai orang! Siapa saja suka kepada Heru,

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 52 - Ungkapan Laksmi

    HERU menemui Laksmi di apartemen suitenya, lantai 12, karena Laksmi tidak ingin urusan pribadinya dibawa ke tempat kerja. Sebenarnya apartemen suite Laksmi merupakan gabungan dua lantai, yaitu lantai 11 dan 12, namun jika dia menerima tamu, selalu melalui lantai 12. “Wow, luxury banget apartemenmu,” komentar Heru ketika masuk dan melihat perabot dan ornamen yang tertata indah. Laksmi tersenyum manis. Dia tampak anggun seperti biasa, tidak terlihat sama sekali jika gadis itu sedang mempunyai masalah. “Apartemen ini punya papi,” katanya. “Aku belum punya sendiri.” “Apartemen sebesar ini kamu tempatin sendiri…” “Tidak sendiri, kok. Ada juga mamang dan bibi pembantu, tinggal di bawah.” Heru tersenyum. Sebenarnya bukan itu maksud dia bilang ‘sendiri’ tadi, tetapi maksudnya tidak ada pasangan yang menemani. Itu kalimat pembuka untuk mengarahkan pembicaraan, namun Laksmi menangkap artinya secara harfiah. “Well, kamu tidak ke restoran

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 53 - Heru Galau

    KETIKA kembali ke apartemennya, Heru tidak bisa tidur. Hari ini terasa paling berat dari seluruh hari yang pernah dilaluinya. Dilabrak sama calon mertua, masih bisa dia atasi dengan mudah. Tetapi menghadapi seriusnya hubungan dengan anaknya, barulah dunia ini terasa sangat berat. Dia sekarang dihadapkan pada kenyataan bahwa dalam perjalanan hidupnya, dia harus KAWIN! Dia harus memilih dengan siapa dia akan kawin, dan menghabiskan seluruh sisa hidupnya dengan perempuan itu saja. Jika dia bersama perempuan lain, maka itu perbuatan selingkuh, perbuatan tidak setia dengan pasangan, dan akan mengancam keharmonisan keluarga, bukan hanya rumah tangga. Kapan dia akan kawin? Selama ini dia belum punya rencana, bahkan belum memikirkan akan kawin. Hubungannya dengan perempuan-perempuan masih sebatas ketertarikan biologis, kekaguman terhadap kecantikan, dan kadang-kadang (atau lebih sering?) karena keberuntungan melibatkan dia dengan perempuan-perempuan yang tidak mampu

Bab terbaru

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   EPILOG

    Demikianlah kisah KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati), harus diakhiri sampai di sini. Cinta Heru yang terombang-ambing di antara sekian wanita mendapatkan muara pada seseorang melalui perjodohan. Namun cinta yang tumbuh bisa jadi adalah cinta yang sejati, bukan karena harta dan tahta. Mungkin pembaca menyadari bahwa salah satu bab, yaitu bab 37, tidak ada di buku ini. Bab itu terpaksa dicopot agar pembaca merangkai sendiri adegan demi adegan yang ada dalam bab itu. Bisa, kan? Hehe… Tentu masih banyak pertanyaan yang harus dijawab. Bagaimana nasib pak Kusuma? Bagaimana nasib Bunga? Bagaimana nasib Rara? Dan bagaimana kehidupan Heru dan Laksmi selanjutnya? Mudah-mudahan kisah KALIMAYA 2 (Cinta Yang Hilang) bisa segera hadir, karena akan disela oleh kisah yang lainnya, seperti BELLANOVA. Ditunggu saja, sampai jumpa…

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 60 - Keputusan Heru

    LAKSMI menatap Heru yang baru datang. Matanya sudah sembab karena menangis. “Sorry, sayang… tadi aku segera ke sini, cuma jalanan benar-benar padat,” bujuk Heru sambil meraih dan memeluk Laksmi. “Gimana, mas… papi ditangkap polisi…” Laksmi kembali menangis di pelukan Heru. “Kamu tenang dulu, ya, nanti kita mengurusnya. Ini mungkin hanya kesalahan saja…” Heru lalu menelepon Rudi. Dalam situasi seperti ini, tidak ada orang yang mampu mengatasinya selain sahabatnya itu. “Rud, pak Kusuma ditangkap polisi,” lapor Heru. “Iya, aku tahu,” jawab Rudi di ujung sana. “Kenapa, Rud?” “Tindak pidana, Her. Sebaiknya kita ketemu untuk membicarakan ini, kurang baik kalau bicara di telepon.” “Oke, aku akan ke tempatmu.” … Heru tampak tegang sekali ketika menemui Rudi. “Kamu harus menolongnya, Rud,” pinta Heru. Tetapi Rudi langsung menepisnya. “Sorry, kali ini tidak bisa, Her. Pak Kusuma telah mengg

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 59 - Telepon Dari Rara

    HERU bukan tidak tahu Bunga sangat merindukannya, begitu pun dia, sangat merindukan Bunga. Gadis centil itu telah merampas hatinya, membuatnya selalu terkenang, membuatnya menatap matahari yang bersinar di antara bunga-bunga di taman indah. Tetapi jika dia terus berhubungan dengan Bunga sementara dia akan menikah dengan Laksmi, pasti akan lebih menyakitkan lagi. Dia telah membuat keputusan, orang tuanya pun sudah datang melamar Laksmi secara resmi, pernikahan sudah disiapkan. Tidak ada jalan mundur lagi. ‘Cinta… Apakah itu cinta…Bertanya… tanpa sengaja…’ Kembali alunan lagu itu mengiang di telinganya. Apakah benar dia telah jatuh cinta kepada Bunga? Apakah Bunga yang menjadi cintanya? Ah, sulitnya meramalkan jodoh, siapa yang dicinta dan siapa yang dinikahi… ‘Tetapi, berikanlah Bunga sedikit kesempatan untuk bertemu,’ teriak hati Heru sendiri. ‘Jangan biarkan dia, kasihan, jangan didiamkan. Apa salahnya? Kamu harus bertan

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 58 - Bunga Galau

    SEBENARNYA, Heru dan Laksmi tidak ingin merayakan pernikahan mereka secara besar-besaran. Bahkan mereka ingin menikah di luar negeri saja, tanpa pesta. Tetapi pak Kusuma mempunyai keluarga besar yang ningrat dari Yogyakarta, tidak mungkin anak tunggalnya menikah begitu saja tanpa perayaan yang melibatkan keluarga besar. Sementara dari keluarga Heru yang di Malang, tidak terlalu mempersoalkan pesta pernikahan. Heru sudah merantau sejak tamat SMA ke Jakarta, dan jarang pulang. Heru sudah seperti ‘anak hilang’. Dalam rangka pernikahan ini, orang tua Heru hanya sekali datang ke Jakarta untuk melakukan prosesi lamaran. Sesuai janjinya, pak Kusuma mengatur semua pesta pernikahan di sebuah hotel mewah di Jakarta, termasuk seluruh biayanya. Bagi pak Kusuma, pesta pernikahan putri tunggalnya ini adalah show atas keberhasilannya di ibukota. Seluruh keluarga besarnya tidak boleh memandang rendah kepadanya! Laksmi menjadi repot sekali dengan urusan w

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 57 - Ungkapan Rudi

    BERITA tentang rencana pernikahan Heru dengan Laksmi ternyata disampaikan oleh pak Kusuma kepada Rudi. “Jadi, kamu memutuskan untuk nikah dengan Laksmi,” kata Rudi ketika mereka bertemu di sebuah kafe. Heru tidak segera menjawabnya, dia ingin tahu dulu bagaimana sikap Rudi. Hal ini terkait dengan banyak hal, termasuk ‘misi’nya menjadi direktur di perusahaan Rudi, serta --dugaan Heru-- hubungannya dengan Bunga yang menjadi sahabat Astrid! Tetapi karena Rudi sendiri memilih diam tidak berkomentar lagi, Heru akhirnya bertanya, “apakah kamu keberatan?” Rudi menatap Heru dan tersenyum. Entah kenapa, senyum Rudi kali ini terasa misterius bagi Heru. “Memangnya kenapa aku keberatan, brother!” kata Rudi. Tetapi Heru yakin, kata-kata Rudi itu hanyalah lip service belaka. Ada hal lain yang seharusnya dia katakan, sehingga dia meminta Heru untuk bertemu. “Katakan, Rud! Apa menurutmu?” desak Heru. Rudi menyeruput kopinya, b

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 56 - Pernyataan Heru

    MINGGU pagi, sudah cukup siang, Heru iseng mengunjungi lapak bu Ratna. “Selamat pagi mas, butuh Bunga lagi?” sapa bu Ratna ceria. Heru tersenyum. “Tidak bu, saya butuh secangkir cairan hangat,” jawab Heru berteka-teki. Bu Ratna mengerenyit, mencoba berpikir apa yang dimaksud Heru. “Secangkir kopi?” “Tidak bu Ratna cantik…” sahut Heru nakal menggoda, membuat wajah bu Ratna merona merah. Efek pujian gombal itu ternyata masih mengena pada bu Ratna. Memang bu Ratna belum terlalu tua, dan masih selalu berdandan. “Saya mau bu Ratna membuatkan saya secangkir coklat panas, mau kan bu?” Coklat panas tidak ada dalam menu yang dijual bu Ratna, tetapi siapa tahu bu Ratna mau berbaik hati mebuatkannya? Heru hanya mencari sesuatu yang tidak biasa saja. “Oh, tentu saja!” ternyata bu Ratna menyanggupinya. Ketika Heru sedang menikmati coklat panas spesial itu, tiba-tiba Laksmi muncul dan mendatangi. Laksmi berpakaian olah raga, terlihat

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 55 - Heru Songong!

    “BAIKLAH Heru, kamu menang,” berkata pak Kusuma akhirnya. Heru bimbang, karena tidak paham maksud pak Kusuma itu. “Apa maksud bapak?” tanyanya. “Aku tidak akan mencampuri hubungan kalian, hubunganmu dengan Laksmi. Tapi aku mohon, sebagai bapaknya, jangan permainkan anakku! Dia anak kami satu-satunya, kami besarkan dia dengan sepenuh hati, kami sekolahkan dia di luar negeri, dan kini kami support dia dalam bisnisnya. Dia anak yang sangat baik, penurut kepada orang tua. Dan juga… sudah waktunya kami mempunyai cucu! Maka kalian… segeralah kalian menikah!” Walaupun sudah berusaha menyimak kata-kata pak Kusuma, Heru masih belum paham juga maksud di balik kata-kata itu. Kata-kata itu terlihat sederhana. Lebih merupakan kata-kata seorang bapak biasa. Tetapi, ini yang mengucapkannya adalah seorang direktur utama perusahaan besar, seorang direktur senior. Tidak mungkin sesederhana kedengarannya! Tetapi apa yang bisa dia lakukan sekarang? Membatalkan perjodohan

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 54 - Alasan Perjodohan

    HARI sudah siang ketika ponsel Heru berteriak, ada telepon dari kantor! “Pak, maaf. Apakah bapak masuk kerja hari ini?” tanya Lia, sekretarisnya. Heru mengucek-ucek matanya agar penglihatannya menjadi terang. Sudah lewat jam sebelas siang! Dia bangun kesiangan, gara-gara tidak bisa tidur semalaman. “Masuk, mbak Lia,” jawab Heru meyakinkan. “Tadi pak dirut ke ruang bapak…” “Oh ya, nanti saya akan menemuinya,” sahut Heru. Telepon ditutup. ‘Ada apa lagi dia mau menemuiku? Laksmi pasti sudah melapor ke papinya!’ gerutu Heru dalam hati. Masih terasa berat otaknya untuk bekerja. Dia masih lelah karena mimpinya, di tengah suasana pernikahannya, seorang wanita datang menuntutnya untuk membatalkan pernikahan itu, dia bilang lebih berhak untuk dinikahi karena telah memiliki anak darinya! Keluarga wanita itu mengejarnya, ingin menangkapnya untuk dinikahkan dengan wanita itu… Pas jam 13, Heru masuk ruangan pak Kusuma. “Selamat siang, pak,”

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 53 - Heru Galau

    KETIKA kembali ke apartemennya, Heru tidak bisa tidur. Hari ini terasa paling berat dari seluruh hari yang pernah dilaluinya. Dilabrak sama calon mertua, masih bisa dia atasi dengan mudah. Tetapi menghadapi seriusnya hubungan dengan anaknya, barulah dunia ini terasa sangat berat. Dia sekarang dihadapkan pada kenyataan bahwa dalam perjalanan hidupnya, dia harus KAWIN! Dia harus memilih dengan siapa dia akan kawin, dan menghabiskan seluruh sisa hidupnya dengan perempuan itu saja. Jika dia bersama perempuan lain, maka itu perbuatan selingkuh, perbuatan tidak setia dengan pasangan, dan akan mengancam keharmonisan keluarga, bukan hanya rumah tangga. Kapan dia akan kawin? Selama ini dia belum punya rencana, bahkan belum memikirkan akan kawin. Hubungannya dengan perempuan-perempuan masih sebatas ketertarikan biologis, kekaguman terhadap kecantikan, dan kadang-kadang (atau lebih sering?) karena keberuntungan melibatkan dia dengan perempuan-perempuan yang tidak mampu

DMCA.com Protection Status