Share

Pondok Asing

KEESOKAN hari, selepas sarapan Tiara dan Abdi kembali melanjutkan perjalanan. Langit terlihat cerah. Burung-burung sejak masih pagi-pagi sekali sudah ramai bernyanyi di atas dahan tinggi.

Sinar matahari yang langsung benderang begitu muncul di ufuk timur, membuat embun di permukaan dedaunan lekas-lekas pergi menghilang. Angin yang sesekali bertiup menyuarakan bunyi gemerisik merdu.

Entah mengapa lagi-lagi suara gergaji mesin tak terdengar pagi itu. Untung saja Abdi punya kemampuan lebih dalam mengingat arah. Sehingga pemuda itu yakin langkahnya hari itu tak bakal salah.

"Kok kayanya kita semakin jauh dari aliran sungai ya?" tanya Tiara saat menyadari mereka tak lagi berjalan di sepanjang sisi sungai.

"Iya, Bu. Sungainya berbelok ke utara, sedangkan tujuan kita ke timur atau tenggara," jawab Abdi menjelaskan.

"Oo ..." Tiara hanya ber-oo ria. Tak tahu harus berkata bagaimana lagi.

Namun diam-diam gadis itu berpikir, dengan jauh dari sungai mer

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status