Beranda / Romansa / Jodohku Seorang Janda Kaya Raya / 36. Mobil Mewah untuk Lintar

Share

36. Mobil Mewah untuk Lintar

Penulis: Irma_Asma
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-10 02:56:55
Sekitar pukul setengah sepuluh siang, Dewi mengajak Lintar berkunjung ke rumah sahabat baiknya yang tidak jauh dari lokasi kediamannya.

"Kamu ikut aku ya," kata Dewi lirih.

Lintar berpaling ke arah Dewi, lalu menyahut, "Ke mana, Wi?"

"Ke rumah sahabatku, kamu hari ini tidak ada acara lain, 'kan?"

"Hari ini, aku sengaja datang karena aku sedang tidak ada aktivitas. Pokoknya hari ini spesial untuk menemani kamu," jawab Lintar tersenyum lebar memandang wajah Dewi

"Ya, sudah. Kamu ikut aku saja! Aku mau bilang dulu ke Mirna, tunggu sebentar!" Dewi bangkit dan langsung melangkah menaiki anak tangga menuju ke sebuah ruangan yang ada di lantai atas.

"Mir! Mirna!" teriak Dewi.

Dengan cepat, Mirna pun langsung menyahut panggilan sang nyonya, "Iya, Bu." Mirna langsung melangkah menghampiri Dewi yang sudah ada di depan pintu ruangan tempat keberadaannya.

"Mohon maaf, ada apa, Bu?" tanya Mirna ketika sudah berada di hadapan Dewi.

"Kamu hati-hati di rumah! Aku mau keluar sebentar," jawab
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   37. Alena Menyukai Lintar

    Beberapa menit kemudian, mobil yang dikemudikan Lintar sudah berhenti di bahu jalan. Tepatnya di depan pintu gerbang rumah mewah milik rekan bisnis Dewi. Lintar langsung menyalakan klakson dua kali, 'Tid! Tid!' Perlahan pintu gerbang rumah mewah itu terbuka dengan sendirinya. Lintar kembali menginjak gas melajukan mobilnya masuk ke dalam halaman rumah tersebut. Tampak dari kejauhan seorang wanita cantik tinggi semampai, berkulit putih tengah berdiri di beranda rumah tersebut sambil tersenyum lebar menyambut kedatangan Dewi dan Lintar. "Itu rekan bisnis kamu, Wi?" tanya Lintar menghentikan laju mobilnya tepat di area parkir rumah mewah itu. "Iya, dia Alena sahabat dan rekan bisnis aku," jawab Dewi lirih. Dengan demikian, mereka langsung keluar dari mobil, dan segera melangkah menghampiri Alena yang sudah menunggu mereka. "Selamat siang Ibu direktur utama," sapa Dewi langsung memeluk tubuh Alena. "Ah, kamu. Aku nunggu kamu dari pagi, kenapa baru datang?" "Maaf, Al. Tadi ada sedik

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-10
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   38. Tamu Istimewa

    Dengan sikap ramah, Dewi langsung memesan makanan dan minuman kepada pelayan tersebut. "Aku pesan ikan mas bakar dan terong balado, jangan lupa lauk pendampingnya," kata Dewi lirih. "Baik, Bu. Terus minumannya apa, Bu?" jawab pelayan itu balas bertanya. "Es jeruk dan strawberry saja, Mbak!" Pelayan itu mengangguk pelan sambil menulis semua pesanan Dewi. Setelah itu, dia pamit dan langsung berlalu dari hadapan Dewi dan Lintar. "Suasananya sangat nyaman. Jujur saja, aku baru pertama kali ke sini," kata Lintar lirih. Dewi hanya tersenyum sambil memegangi tangan Lintar. Ia sangat senang melihat Lintar sangat menyukai tempat tersebut. Tidak lama kemudian, makanan dan minuman yang dipesan oleh Dewi sudah dihidangkan oleh pelayan restoran tersebut. Semua makanan dan minuman itu diletakkan di atas meja di hadapan Dewi dan Lintar. "Terima kasih banyak, Mbak," ucap Lintar. "Iya, Pak. Selamat menikmati," jawab pelayan itu dengan sikap ramahnya terhadap Lintar dan Dewi. "Ayo, Sayang. Kit

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-10
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   39. Harapan Lintar dan Dewi

    Selepas melaksanakan Salat Ashar, Pak Dendi dan Bu Linda langsung pamit kepada Dewi dan Lintar. Karena pada saat itu, mereka akan langsung berangkat ke Bandung, dalam rangka memenuhi undangan dari rekan bisnis Pak Dendi. "Kami pulang sekarang ya, Nak," kata Pak Dendi lirih. "Lah, kok, pulang sih, Pak? Dewi kira Bapak dan Ibu mau nginap," kata Dewi meluruskan dua bola matanya ke wajah pria paruh baya—mantan mertuanya. "Bapak dan Ibu ke sini hanya sekalian mampir saja, sebenarnya sore ini kami mau langsung ke Bandung," jawab Pak Dendi lirih. "Oh ... iya, Pak," kata Dewi lirih. "Hati-hati di jalan ya, Pak, Bu!" sambung Dewi. "Iya, Nak," jawab Pak Dendi dan Bu Linda secara bersamaan "Ibu harap, suatu saat nanti kalian berdua berkunjung ke rumah." "Insya Allah, kapan-kapan. Kami pasti berkunjung ke sana," jawab Dewi. Kemudian langsung mencium tangan kedua mantan mertuanya itu. Lintar pun, menunjukkan sikap yang sama terhadap Pak Dendi dan Bu Linda. "Hati-hati di jalan ya, Pak, Bu!

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-10
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   40. Lintar Berniat Mengundurkan Diri Dari Tempat Kerjanya

    Keesokan harinya ....Sekitar pukul tujuh pagi, Lintar sudah berangkat ke kantor bersama Ridwan yang sengaja numpang, karena mobilnya sedang diservis.Setibanya di kantor, Ridwan langsung masuk ke dalam kantor. Sementara Lintar langsung melangkah menghampiri seorang security yang ada di pos keamanan kantor tersebut."Selamat pagi, Pak Lintar," ucap petugas keamanan yang ada di pos tersebut, bangkit dan langsung memberi hormat kepada Lintar."Iya, Pak. Selamat pagi juga," balas Lintar."Karyawan yang lain kok belum pada datang sih, Pak?" tanya Lintar kepada Rusdi—petugas keamanan di kantor tersebut."Sepertinya mereka sebentar lagi datang Pak," jawab Rusdi. "Mending Bapak duduk dulu, kita ngopi santai dulu, pak," sambung Rusdi mengajak Lintar ngopi."Saya sudah ngopi di rumah, suka enek kalau kebanyakan ngopi," jawab Lintar langsung duduk di samping sang petugas keamanan itu."Oh ... kirain belum ngopi," kata Rusdi. "Ngomong-ngomong, itu mobil Pak Lintar baru?" tanya Rusdi melanjutkan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-25
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   41. Mona Tidak Rela Kehilangan Lintar

    Rando menarik napas dalam-dalam, ia tampak bingung mendengar perkataan Lintar seperti itu, dua bola matanya menatap tajam wajah Lintar penuh rasa penasaran."Terus, apa alasannya kamu mau mundur dari perusahaan ini?" tanya Rando."Perasaan hati terhadap seseorang, Pak!" tegas Lintar menjawab pertanyaan Rando. Seakan-akan Lintar tidak merasa sungkan mengatakan alasan seperti itu kepada bosnya."Hahaha ...." Rando tertawa lepas mendengar perkataan anak buah andalannya itu. "Lintar ... Lintar! Maksudmu perasaan cintamu terhadap seorang wanita?""Iya, Pak.""Ya Allah! Kenapa kamu harus sangkut pautkan pekerjaan dengan perasaan?" tanya Rando sambil menepuk-nepuk pundak Lintar.Rando sangat paham dengan apa yang sedang dialami oleh Lintar, dan dia juga sepertinya sudah mengetahui bahwa anak buahnya itu sedang jatuh cinta, sehingga dengan begitu mudahnya mengambil keputusan untuk mundur dari perusahaannya.Di antara mereka, memiliki hubungan yang sangat dekat, tidak ada batasan di antara ked

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-25
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   42. Alena Ingin Meraih Hati Lintar

    "Aku pasti akan merasa kehilangan kalau Pak Lintar keluar dari kantor ini," jawab Mona menundukkan kepalanya. Kemudian menghela napas dalam-dalam, ia berusaha untuk menyembunyikan perasaan sedihnya di hadapan Lintar. "Aku tidak mau kehilangan Pak Lintar," seloroh Mona."Memangnya kenapa, Mon?""Aku sayang sama Pak Lintar," jawab Mona tanpa sadar sudah mengatakan isi hati yang sebenar di hadapan Lintar.Lintar hanya tersenyum, ia tidak terlalu menanggapi perkataan Mona, meskipun pada dasarnya Lintar sudah tahu bahwa wanita yang ada di hadapannya itu memang menyukainya."Mulai besok aku akan membimbing kamu agar lebih mahir lagi ketika sudah resmi menduduki jabatan yang akan kami emban," kata Lintar."Tuh, kan. Pak Lintar tidak menanggapi perkataan aku yang barusan," hardik Mona mendelik. "Kalau masalah itu aku sudah tahu, bos tadi udah menjelaskan semuanya," lanjutnya.Lintar hanya tersenyum-senyum saja melihat sikap Mona yang tampak marah itu.Mona tampak kesal terhadap Lintar yang be

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-25
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   43. Firda Datang Mengunjungi Lintar

    Lintar memang sangat menarik perhatian kaum hawa, ia berperawakan gagah, tampan, dan mempunyai bentuk tubuh ideal menjadi kebanggaan wanita jika berhasil meraih hatinya.Banyak wanita yang tergila-gila kepada Lintar, terutama yang ada di sekitar tempat tinggalnya atau di kantor tempatnya bekerja, termasuk Firda sendiri yang sedari dulu sangat menyukai Lintar.Keesokan harinya ....Firda mendatangi kediaman Lintar, ia tampak terkejut ketika melihat sebuah mobil mewah terparkir di depan rumah Lintar."Mobil siapa ini?" desis Firda mengamati mobil tersebut.Penuh rasa penasaran, Firda melangkah menuju ke arah pintu kediaman tersebut. Kemudian mengetuk pintu pelan, "Tok! Tok! Tok! Lintar!" panggil Firda lirih.Saat itu, Lintar sedang berbincang santai dengan Dani. "Ada tamu tuh!" kata Dani lirih."Kamu sambut gih! Aku malas bangun," jawab Lintar yang tengah memeriksa berkas-berkas kerjanya. "Sepertinya itu Firda," sambung Lintar.Dani hanya tersenyum , lalu bangkit dan bergegas melangkah

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-25
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   44. Alena Jatuh Cinta

    Setelah Dani berlalu, Lintar kembali melanjutkan perbincangannya dengan Firda. Ada banyak hal yang mereka bicarakan pada saat itu, terkait masalah pekerjaan dan juga hal yang lainnya.Berada di dekat Lintar, tentu membuat nyaman jiwa dan perasaan Firda. Hingga bertambahnya rasa suka dalam dirinya terhadap Lintar yang selama ini ia kagumi.Setelah hampir satu jam berada di kediaman Lintar, Firda pun pamit kepada Lintar. Ia hanya meminta nomor ponsel Lintar saja, dan tidak berbicara terkait rencananya yang hendak menyatukan Lintar dengan Alena. Firda merasa bimbang, karena dirinya pun sangat menyukai Lintar.****Malam itu, Alena hanya duduk-duduk santai saja di sopa yang ada di ruang tengah kediamannya. Dia tampak resah dan gelisah, pikirannya terus tertuju kepada Lintar.Saat itu, Alena menunggu kedatangan Firda, ia tampak berharap informasi baik dari kunjungan Firda ke rumah Lintar."Mudah-mudahan, Firda bisa mendapatkan informasi banyak tentang Lintar," desis Alena penuh harap.Alen

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-25

Bab terbaru

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   52. Hari Terakhir Lintar Bekerja

    Keesokan harinya .... Lintar sudah berada di kantor, hari itu merupakan hari terakhirnya bekerja. Karena Lintar sudah menerima tawaran Dewi untuk mengelola perusahaannya. "Banyak sekali kenangan indah di kantor ini, tidak mudah aku melupakan semuanya." Lintar bergumam sambil duduk dengan pandangan menerawang jauh menembus jendela ruangan kerjanya itu. Memang berat meninggalkan perusahaan tersebut, tapi itu adalah jalan terbaik yang harus Lintar ambil. Demi masa depannya yang sebentar lagi akan menjadi suami Dewi. Dewi memintanya untuk bergabung dengan perusahaan miliknya bukan karena Lintar akan menjadi suaminya. Namun, Dewi memutuskan hal itu karena paham bahwa Lintar memiliki kemampuan dalam mengelola perusahaan dengan baik. "Kamu tahu, 'kan, Pak Lintar mau keluar dari kantor ini?" tanya Lusi kepada rekannya. "Iya, tahu. Kemarin aku baca status Pak Lintar di medsos," jawab seorang wanita cantik berkacamata, "Kantor ini akan menjadi sepi kalau Pak Lintar keluar," sambungnya. "H

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   51. Dewi Mengalami Kecelakaan

    Lintar dan Dewi terus berbincang-bincang santai bersama Syarif dan istrinya. Ada banyak hal yang mereka bicarakan pada saat itu, bukan hanya terkait pernikahan mereka yang sebentar lagi akan digelar. Namun, mereka pun membahas hal lain yang berkaitan dengan bisnis dan juga kehidupan mereka selama ini.Sekitar pukul setengah enam sore, Lintar dan Dewi pamit pulang kepada Syarif dan istrinya. Saat itu, mereka buru-buru pulang karena mendapatkan kabar bahwa Mirna—asisten rumah tangga Dewi mengalami kecelakaan.Mirna mengalami kecelakaan saat pulang dari mini market. Ketika dirinya tengah menyebrang, tiba-tiba saja ia ditabrak lari oleh seorang pengendera motor. Hal tersebut, menyebabkan Mirna harus dirawat di rumah sakit."Kita langsung ke rumah sakit Siloam saja! Mirna dirawat di sana," kata Dewi panik."Iya, Wi," jawab Lintar sambil mengemudikan mobilnya, "Kamu jangan panik! Kamu harus tenang! Percayalah, Mirna pasti baik-baik saja," sambung Lintar sedikit berpaling ke arah Dewi yang d

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   50. Lintar dan Dewi Berkunjung ke Karawang

    Dewi kembali memeluk tubuh Lintar. Bibirnya yang halus terpulas merahnya gincu, menempel lembut di atas dahi Lintar."Terima kasih banyak Lintarku sayang," ucap Dewi lirih.Lintar hanya tersenyum, sejatinya ia sudah tidak dapat menahan godaan tersebut. Ingin rasanya Lintar mencumbui Dewi saat itu juga, akan tetapi Lintar masih kuat menahan gejolak dalam jiwa dan perasaannya itu. Lintar bersikap lebih dewasa lagi, tidak seperti dulu yang gampang terpancing oleh hawa nafsunya sendiri. Kini, ia lebih memikirkan dampak yang akan terjadi ke depan, ia tidak mau gegabah menjamah kesucian seorang wanita hanya melampiaskan hasratnya saja.****Setelah beberapa jam berada di kediaman Dewi. Lintar pun langsung pamit pulang kepada kekasihnya itu."Sudah jam sepuluh lebih, aku pulang dulu, yah," kata Lintar lirih, "Besok siang aku jemput kamu ke sini," sambungnya sambil mencium kening Dewi.Lintar bangkit dan langsung menelepon Koh Iwan yang ada di mes bersama para pegawai Dewi.Tidak lama kemudi

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   49. Hadiah Istimewa Untuk Koh Iwan

    Sepanjang perjalanan, Lintar dan Koh Iwan terus bercanda ria, gelak tawa menghiasi kebersamaan mereka. Hingga tidak terasa mobil sedan yang dikemudikan Lintar sudah tiba di depan gerbang rumah mewah milik Dewi. Hanya dengan membunyikan klakson dua kali saja, pintu gerbang rumah tersebut langsung terbuka dengan sendirinya.Tampak seorang petugas keamanan rumah itu berdiri tegak di depan pos keamanan sambil memberi hormat kepada Lintar yang baru tiba.Lintar langsung membuka kaca mobilnya. "Selamat malam, Yo. Apa kabar?" kata Lintar sambil tersenyum lebar."Selamat malam juga, Pak," jawab Rio sedikit membungkukkan badannya."Randi ke mana, Yo?" tanya Lintar lagi."Ada di mes, Pak," jawab Rio penuh rasa hormat.Setelah itu, Lintar kembali menutup kaca mobilnya. Perlahan, ia kembali melajukan mobilnya mengarah ke halaman parkir rumah mewah itu."Aku di sini saja, Tar. Kamu masuk sendiri yah," kata Koh Iwan lirih."Lah, kenapa, Koh?""Mau nemuin Fendi di mesnya.""Nanti kalau Dewi nanyain

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   48. Lintar dan Koh Iwan Menuju ke Rumah Dewi

    Dani hanya mengangguk dan langsung membuka dus tersebut. "Tumben yah, Koh Iwan tidak ke sini?" tanya Dani sambil mengunyah kue yang dibelikan Lintar.Usai makan makan kue, Dani langsung pamit kepada Lintar, karena saat itu sudah mau magrib. "Aku pulang dulu, Tar. Sebentar lagi magrib," kata Dani lirih."Iya, Dan," jawab Lintar, "Jangan lupa, sampaikan pesan sama Koh Iwan. Aku tunggu habis magrib," sambungnya."Ok, nanti aku sampaikan," jawab Dani langsung berlalu dari hadapan Lintar.Lintar bangkit dan langsung melangkah ke kamar mandi, Lintar hendak membersihkan diri karena sebentar lagi akan melaksanakan Salat Magrib berjamaah bersama warga lainnya di masjid yang ada di belakang kediamannya.Selesai mandi, Lintar ganti pakaian dan bergegas melangkah menuju masjid. Kebetulan Dani pun saat itu sudah ada di depan masjid tersebut."Tumben Koh Iwan tidak ke masjid?" tanya Lintar kepada Dani yang sudah tiba lebih dulu."Tidak ada di rumah, kata tetangganya tadi sore dia berangkat ke rumah

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   47. Sikap Lusi yang Menjengkelkan

    Setibanya di kantor, Lintar disambut hangat oleh beberapa orang rekan kerjanya. Terutama oleh staf accounting berparas cantik dan berkulit putih mulus, yang selama ini sangat menyukai dirinya."Selamat datang dan selamat pagi, Mas Lintar," sapa Lusi tersenyum manis menyambut kedatangan Lintar."Selamat pagi juga Lusi cantik," jawab Lintar seperti memaksakan diri menyanjung wanita itu. Kemudian ia langsung melangkah menuju ke ruangan kerjanya yang ada di lantai dua kantor tersebut."Biasanya dia mampir untuk godain aku," gumam Lusi langsung melangkah mengikuti Lintar dari belakang.Sebelum Lintar membuka pintu ruang kerjanya, dengan cepat Lusi mendahului membuka pintu ruang tersebut."Ya, Allah! Sigap banget kamu," kata Lintar sambil tersenyum-senyum."Silakan masuk, Mas!" ucap Lusi bersikap seperti layaknya seorang asisten pribadi."Terima kasih, Lus," ucap Lintar langsung melangkah masuk ke dalam ruang kerjanya itu.Setelah menutup rapat pintu ruangan tersebut, Lusi pun melangkah dan

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   46. Koh Iwan Pindah Keyakinan

    Ketika Lintar dan Dani sedang santai berbincang, tiba-tiba datang seorang pria paruh baya. Dia adalah Koh Iwan sahabat baik Lintar dan Dani. Koh Iwan tidak langsung menghampiri Lintar dan Dani, ia hanya berdiri di balik pagar sambil tersenyum-senyum menatap ke arah dua pemuda yang selama ini menjadi sahabat baiknya. Lintar dan Dani belum mengetahui kedatangan Koh Iwan, sehingga mereka terus berbincang-bincang tanpa sadar ada yang memperhatikan mereka di balik pagar. "Assalamu'alaikum," ucap Koh Iwan. Lintar dan Dani sedikit terperanjat lalu berpaling ke arah Koh Iwan secara bersamaan. "Waalaikumsalam," jawab mereka serentak. "Koh Iwan, kapan datangnya? Tiba-tiba saja muncul seperti jailangkung?" tanya Dani sambil tersenyum-senyum. "Bukan jailangkung, tapi Harry Potter," jawab Koh Iwan ketus. Dia melangkah dengan gagahnya menuju ke arah teras menghampiri Lintar dan Dani yang sedang duduk santai. "Gagah banget, mau ke mana, Koh?" tanya Lintar meluruskan pandangannya ke wajah pri

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   45. Kebersamaan Lintar dengan Dani

    Di tempat terpisah .... Lintar masih berbaring di atas tempat tidurnya, ia tampak resah dengan sikap Firda, Vira, dan gadis-gadis lainnya. Mereka secara terang-terangan sudah menyatakan perasaan mereka kepadanya. Padahal, mereka sudah mengetahui jika Lintar akan menikah dalam waktu tidak lama lagi. Tentu, sikap mereka sangat mengganggu. Lintar khawatir, jika mereka akan menjadi duri bagi hubungan asmaranya dengan Dewi. Terlebih lagi jika Dewi mengetahui semuanya, sudah barang tentu dia akan kecewa dan menganggap Lintar masih sama seperti dulu. "Selama ini, aku memang selalu bersikap terbuka dan juga sering memberi harapan bagi mereka. Tapi, itu hanya bagian dari gurauan saja," desis Lintar, "Kenapa mereka serius menanggapi sikapku ini?" sambungnya. Beberapa menit kemudian, ponselnya berdering. "Seperti itu Dewi," kata Lintar bangkit dan langsung meraih ponsel yang tergeletak di sampingnya. Namun, dugaannya salah. Yang meneleponnya itu bukan Dewi, tapi Firda yang selama ini selalu

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   44. Alena Jatuh Cinta

    Setelah Dani berlalu, Lintar kembali melanjutkan perbincangannya dengan Firda. Ada banyak hal yang mereka bicarakan pada saat itu, terkait masalah pekerjaan dan juga hal yang lainnya.Berada di dekat Lintar, tentu membuat nyaman jiwa dan perasaan Firda. Hingga bertambahnya rasa suka dalam dirinya terhadap Lintar yang selama ini ia kagumi.Setelah hampir satu jam berada di kediaman Lintar, Firda pun pamit kepada Lintar. Ia hanya meminta nomor ponsel Lintar saja, dan tidak berbicara terkait rencananya yang hendak menyatukan Lintar dengan Alena. Firda merasa bimbang, karena dirinya pun sangat menyukai Lintar.****Malam itu, Alena hanya duduk-duduk santai saja di sopa yang ada di ruang tengah kediamannya. Dia tampak resah dan gelisah, pikirannya terus tertuju kepada Lintar.Saat itu, Alena menunggu kedatangan Firda, ia tampak berharap informasi baik dari kunjungan Firda ke rumah Lintar."Mudah-mudahan, Firda bisa mendapatkan informasi banyak tentang Lintar," desis Alena penuh harap.Alen

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status