Home / Romansa / Jodohku Seorang Janda Kaya Raya / 24. Lintar Mendapatkan Hadiah dari Dewi

Share

24. Lintar Mendapatkan Hadiah dari Dewi

Author: Irma_Asma
last update Last Updated: 2022-05-10 18:25:46
Setelah selesai berbincang dengan stafnya, Dewi langsung menutup teleponnya dan kembali melanjutkan perbincangannya dengan Lintar.

"Siapa itu, Wi?" tanya Lintar penasaran.

"Abi, stafku yang mau mengerjakan proyek ruko di Bekasi dan Bogor," jawab Dewi lirih.

"Oh, aku pikir tadi itu saudara kamu," kata Lintar menatap tajam wajah kekasihnya.

"Lintar ... kamu kenapa sih, ngeliatin aku terus?"

"Tidak apa-apa, Wi! Aku hanya bangga bisa memiliki seorang kekasih sebaik dan secantik kamu. Pebisnis hebat dan pekerja keras!" jawab Lintar sambil menggenggam erat telapak tangan Dewi.

Dewi hanya tersenyum mendengar ucapan yang terlontar dari mulut kekasihnya itu, kemudian bersandar di bahu Lintar dengan menengadahkan wajah memandang wajah Lintar.

"Malam ini kamu menginap saja di rumahku!" pinta Dewi lirih.

Lintar terdiam sejenak, seakan-akan dirinya tengah menimbang-nimbang ajakan Dewi. Dalam benaknya pun berpikir, 'Kalau aku menginap di rumah Dewi, apakah tidak akan ada fitnah dari para tet
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   25. Berangkat ke Puncak

    Lintar balas tersenyum, ia tampak bahagia dengan kalimat yang diucapkan oleh wanita cantik itu. Lintar sangat terharu, seolah dirinya sulit mempercayai kenyataan tersebut. Dengan sangat mudahnya, Dewi memberikan hadiah yang sangat bernilai tinggi. "Kamu kenapa? Kok, diam?" tanya Dewi mengagetkan Lintar yang tengah termenung. Lintar terperanjat dan sedikit terkaget-kaget. "Ti—tidak apa-apa, Wi," jawabnya. Setelah itu, Dewi bangkit dan pamit sebentar kepadaintar. Saat itu, ia hendak melaksanakan Salat Isya terlebih dahulu. Begitu juga dengan Lintar, ia langsung melaksanakan Salat Isya di kamar khusus yang ada di kediaman Dewi. * * * "Kok, rumah si Lintar sepi?" desis Dani yang baru saja pulang dari Bandung. Kemudian, ia melangkahkan kakinya menuju ke arah pintu kediaman sahabat baiknya itu. 'Tok! Tok! Tok!' Dani mengetuk pintu pelan. "Assalamualaikum," ucap Dani. "Tar, buka pintunya!" teriak Dani, ia tidak mengetahui jika malam itu Lintar tengah berada di kediaman Dewi. "Lintar

    Last Updated : 2022-05-10
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   26. Dua Orang Pria Mengeroyok Lintar

    Dewi tampak kesal mendengar jawaban Lintar. "Jadi selama ini kamu keberatan jika aku membelikan sesuatu?" tanya Dewi sedikit marah. Meskipun demikian, Lintar hanya tersenyum tangan kirinya ia angkat, kemudian diletakkan di pundak Dewi. Perlahan, posisi kepala Dewi bersandar di bahunya. "Percayalah, bukan aku menolak pemberian dari kamu, aku harap kamu tidak tersinggung. Alangkah baiknya uangnya kamu simpan saja, untuk bekal kita nanti kalau sudah berumah tangga!" ujar Lintar penuh dengan kelembutan. Dewi pun kembali tersenyum dan berkata, "Kau ini seorang pria baik, tidak seperti pria lain yang selama ini aku kenal." "Kan, aku ini mau berubah. Aku yakin bahwa kamu bisa membuat aku semakin dewasa dan menjadi seorang pria yang baik dan bertanggung jawab," desis Lintar kembali fokus pada kemudinya. "Ya sudah. Kalau tidak mau tidak apa-apa, tapi nanti pulang dari Bogor kita mampir di mall, yah." "Iya, Sayang," jawab Lintar tersenyum. * * * Dua jam kemudian, mereka sudah tiba di hal

    Last Updated : 2022-05-17
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   27. Keakraban Lintar dengan Koh Iwan

    Setelah mendapatkan perawatan, Lintar mengajak Dewi untuk bersantai sejenak di sebuah tempat yang tidak jauh dari klinik tersebut. Meskipun saat itu Dewi meminta agar Langsung pulang, namun Lintar lebih memilih untuk mengajak kekasihnya itu bersantai sejenak. Baru sekitar pukul satu siang, selepas menjalankan Shalat Dzuhur di Masjid yang ada di tempat tersebut, Lintar dan Dewi sudah bersiap untuk segera pulang. Namun, sebelum pulang mereka menyempatkan diri membeli makanan ringan untuk oleh-oleh. "Untuk Dani kira-kira kita belikan apa?" tanya Dewi menatap wajah Lintar. "Apa saja, terserah kamu! Dani makanan apa saja mau, kok. "Ya, sudah ... kamu tunggu dulu yah." "Iya, Sayang." Dengan demikian, Dewi langsung masuk ke dalam kios tempat berjualan makanan ringan yang merupakan oleh-oleh khas daerah Bogor dan Cianjur. Lintar pun kemudian menghampiri Dewi. "Sudah selesai belanjanya?" tanya Lintar. "Sudah," jawab Dewi lirih. "Banyak banget belanjanya?" tanya Lintar mengamati belanja

    Last Updated : 2022-05-18
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   28. Lintar dan Koh Iwan

    Lintar tidak langsung menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu, terlebih dahulu ia berpaling ke arah Dewi, wanita cantik itu terdiam dan menunduk setelah mendengar perkataan Dani. Dewi seolah merasa cemburu karena Dani berbicara dengan Lintar, menyebut nama Melda. 'Siapa Melda? Apakah dia teman dekat Lintar dan Dani?' kata Dewi dalam hati. Meski demikian, Dewi masih tetap diam dan tidak menampakkan sikap curiga terhadap kekasihnya itu. "Jadi, Dan," jawab Lintar. Lalu berpaling ke arah Dewi. "Kamu ikut ya, Sayang!" pinta Lintar pada kekasihnya. "Aku tidak enak, 'kan aku tidak diundang sama Melda," jawab Dewi lirih. "Ikut saja!" timpal Dani. "Lagipula, bukan acara khusus, kok" sambungnya. Dewi terdiam sejenak seakan-akan tengah mempertimbangkan ajakan Dani. Lantas, ia berkata, "Takutnya nanti kehadiranku malah mengganggu acara kalian." "Ya, Allah! Sampai segitunya ... kamu ikut saja!" Dani sedikit memaksa agar Dewi ikut ke rumah Melda. "Iya, Wi. Kamu ikut saja, aku mau memperkenal

    Last Updated : 2022-05-19
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   29. Berkunjung ke Rumah Melda

    Menjelang waktu isya, Dewi sudah tiba di kediaman Lintar. Malam itu, Dewi hendak ikut dengan Lintar dan Dani yang sengaja mengajak Dewi untuk ikut ke rumah Melda. Entah apa maksud Melda meminta Lintar dan Dani datang ke rumahnya? Turun dari mobil, Dewi langsung melangkah menuju beranda rumah. Ia berdiri di depan pintu. "Tok! Tok! Tok! Assalamu'alaikum," ucap Dewi lirih. Lintar bangkit dan langsung menyahut, "Waalaikumsalam." Lintar membuka pintu dan menyambut hangat kedatangan wanita pujaan hatinya. Dengan sikap ramah, Dewi langsung meraih tangan Lintar, kemudian menciumnya penuh rasa cinta. "Silakan masuk, Wi!" "Iya, Sayang," jawab Dewi langsung melangkah mengikuti Lintar masuk ke dalam rumah. "Mau berangkat jam berapa ke rumah teman kamu?" tanya Dewi duduk berdampingan dengan Lintar. Tangannya melingkar di pinggang pria tampan itu. "Bagaimana Dani saja, tadi aku SMS belum balas juga," jawab Lintar mencium kening Dewi yang bersandar di bahunya. Dewi hanya tersenyum sambil mele

    Last Updated : 2022-05-29
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   30. Melda Cemburu Kepada Dewi

    Mereka kemudian langsung berbincang santai menikmati kebersamaan mereka malam itu. Sesaat kemudian, Melda meluruskan pandangannya ke Dewi. "Maaf ya, Wi. Aku mau bicara sebentar dengan Lintar," kata Melda meminta izin kepada Dewi untuk mengajak Lintar berbicara empat mata dengannya. Dengan sikap ramah, Dewi mengizinkan Melda berbicara dengan Lintar. "Iya, silakan, Mel!" jawab Dewi tersenyum lebar. 'Melda mau ngapain ngajak Lintar bicara dengannya di tempat lain?' batin Dani. Dani terus memperhatikan sikap Melda, ia paham bahwa dalam diri Melda ada rasa kesal dan kecewa terhadap Lintar dan Dewi, namun Melda sangat pandai menyembunyikan perasaannya itu. Sehingga, Lintar dan Dewi tidak mengetahuinya. Melda berpaling ke arah Dani. "Kamu temani Dewi dulu ya, Dan! Aku mau bicara penting dengan Lintar," kata Melda lirih. "Iya, Mel," jawab Dani tersenyum sambil menganggukkan kepala. Lalu Melda bangkit dari duduknya dan langsung mengajak Lintar untuk masuk ke dalam rumah. "Ayo, Tar. Kita

    Last Updated : 2022-06-06
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   31. Santai Bersama Koh Iwan

    Dani tampak semringah mendengar pernyataan dari Lintar. "Yakin ... kamu akan sungguh-sungguh?" tanya Dani lagi, dua bola matanya menatap tajam wajah Lintar, seakan-akan ia ragu dengan sikap Lintar. Lintar menarik napas dalam-dalam, lalu menjawab, "Aku sangat yakin bahwa Dewi adalah bidadari yang dapat merubah kehidupanku. Jujur saja semenjak aku mengenal dia, hidupku seakan-akan berwarna. Kamu lihat saja perubahan dalam diriku! Aku lebih semangat, 'kan?" tandas Lintar sambil tersenyum-senyum. "Bagaimana dengan Eva dan juga dengan Melda? Apakah kamu sudah menjelaskan tentang hubungan kamu dengan Dewi kepada mereka?" "Kalau sama Eva, aku belum memberitahukan tentang hubunganku dengan Dewi. Eva sudah tidak ada lagi di sini," jawab Lintar. "Kalau sama Melda aku sudah menjelaskan semuanya, sepertinya Melda menerima keputusanku itu," tambah Lintar. "Ya, syukurlah kalau seperti itu!" desis Dani tampak bahagia melihat kebahagiaan Lintar—sahabat baiknya. Lintar kemudian bangkit. "Kamu tung

    Last Updated : 2022-06-11
  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   32. Dani Korban Salah Sasaran

    Tampak Bu Ira sudah berdiri di depan pintu sambil memegang piring yang berisi beberapa potong kue. "Bu Ira, ada apa, Bu?" tanya Lintar bersikap ramah. "Ini ada kue buat sarapan kamu," jawab Bu Ira tersenyum-senyum. "Kamu belum sarapan, 'kan?" tanya wanita paruh baya itu menambahkan. "Belum, Bu. Saya kesiangan bangun," jawab Lintar. "Tidak Salat Subuh dong?" "Tidak, Bu. Saya kebablasan bangunnya," jawab Lintar cengengesan. "Ha ... payah kamu!" hardik Bu Ira sambil menyerahkan makanan dalam piring plastik kepada Lintar. "Ini Ibu punya kue untuk kamu!" "Ya, Allah, Ibu. Setiap hari saya selalu merepotkan Ibu," kata Lintar sembari meraih piring tersebut dari tangan wanita paruh baya yang merupakan tetangga dekatnya itu. Bu Ira selama ini sudah menganggap Lintar sebagai anaknya sendiri. "Tidak merepotkan, kok. Tapi yang repot itu hidup kamu, selalu terlambat bangun pagi," jawab Bu Ira tertawa kecil. "Iya, Bu. Kebiasaan lama kambuh lagi." "Jangan dibiasakan Lintar! Sebentar lagi ka

    Last Updated : 2022-06-12

Latest chapter

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   52. Hari Terakhir Lintar Bekerja

    Keesokan harinya .... Lintar sudah berada di kantor, hari itu merupakan hari terakhirnya bekerja. Karena Lintar sudah menerima tawaran Dewi untuk mengelola perusahaannya. "Banyak sekali kenangan indah di kantor ini, tidak mudah aku melupakan semuanya." Lintar bergumam sambil duduk dengan pandangan menerawang jauh menembus jendela ruangan kerjanya itu. Memang berat meninggalkan perusahaan tersebut, tapi itu adalah jalan terbaik yang harus Lintar ambil. Demi masa depannya yang sebentar lagi akan menjadi suami Dewi. Dewi memintanya untuk bergabung dengan perusahaan miliknya bukan karena Lintar akan menjadi suaminya. Namun, Dewi memutuskan hal itu karena paham bahwa Lintar memiliki kemampuan dalam mengelola perusahaan dengan baik. "Kamu tahu, 'kan, Pak Lintar mau keluar dari kantor ini?" tanya Lusi kepada rekannya. "Iya, tahu. Kemarin aku baca status Pak Lintar di medsos," jawab seorang wanita cantik berkacamata, "Kantor ini akan menjadi sepi kalau Pak Lintar keluar," sambungnya. "H

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   51. Dewi Mengalami Kecelakaan

    Lintar dan Dewi terus berbincang-bincang santai bersama Syarif dan istrinya. Ada banyak hal yang mereka bicarakan pada saat itu, bukan hanya terkait pernikahan mereka yang sebentar lagi akan digelar. Namun, mereka pun membahas hal lain yang berkaitan dengan bisnis dan juga kehidupan mereka selama ini.Sekitar pukul setengah enam sore, Lintar dan Dewi pamit pulang kepada Syarif dan istrinya. Saat itu, mereka buru-buru pulang karena mendapatkan kabar bahwa Mirna—asisten rumah tangga Dewi mengalami kecelakaan.Mirna mengalami kecelakaan saat pulang dari mini market. Ketika dirinya tengah menyebrang, tiba-tiba saja ia ditabrak lari oleh seorang pengendera motor. Hal tersebut, menyebabkan Mirna harus dirawat di rumah sakit."Kita langsung ke rumah sakit Siloam saja! Mirna dirawat di sana," kata Dewi panik."Iya, Wi," jawab Lintar sambil mengemudikan mobilnya, "Kamu jangan panik! Kamu harus tenang! Percayalah, Mirna pasti baik-baik saja," sambung Lintar sedikit berpaling ke arah Dewi yang d

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   50. Lintar dan Dewi Berkunjung ke Karawang

    Dewi kembali memeluk tubuh Lintar. Bibirnya yang halus terpulas merahnya gincu, menempel lembut di atas dahi Lintar."Terima kasih banyak Lintarku sayang," ucap Dewi lirih.Lintar hanya tersenyum, sejatinya ia sudah tidak dapat menahan godaan tersebut. Ingin rasanya Lintar mencumbui Dewi saat itu juga, akan tetapi Lintar masih kuat menahan gejolak dalam jiwa dan perasaannya itu. Lintar bersikap lebih dewasa lagi, tidak seperti dulu yang gampang terpancing oleh hawa nafsunya sendiri. Kini, ia lebih memikirkan dampak yang akan terjadi ke depan, ia tidak mau gegabah menjamah kesucian seorang wanita hanya melampiaskan hasratnya saja.****Setelah beberapa jam berada di kediaman Dewi. Lintar pun langsung pamit pulang kepada kekasihnya itu."Sudah jam sepuluh lebih, aku pulang dulu, yah," kata Lintar lirih, "Besok siang aku jemput kamu ke sini," sambungnya sambil mencium kening Dewi.Lintar bangkit dan langsung menelepon Koh Iwan yang ada di mes bersama para pegawai Dewi.Tidak lama kemudi

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   49. Hadiah Istimewa Untuk Koh Iwan

    Sepanjang perjalanan, Lintar dan Koh Iwan terus bercanda ria, gelak tawa menghiasi kebersamaan mereka. Hingga tidak terasa mobil sedan yang dikemudikan Lintar sudah tiba di depan gerbang rumah mewah milik Dewi. Hanya dengan membunyikan klakson dua kali saja, pintu gerbang rumah tersebut langsung terbuka dengan sendirinya.Tampak seorang petugas keamanan rumah itu berdiri tegak di depan pos keamanan sambil memberi hormat kepada Lintar yang baru tiba.Lintar langsung membuka kaca mobilnya. "Selamat malam, Yo. Apa kabar?" kata Lintar sambil tersenyum lebar."Selamat malam juga, Pak," jawab Rio sedikit membungkukkan badannya."Randi ke mana, Yo?" tanya Lintar lagi."Ada di mes, Pak," jawab Rio penuh rasa hormat.Setelah itu, Lintar kembali menutup kaca mobilnya. Perlahan, ia kembali melajukan mobilnya mengarah ke halaman parkir rumah mewah itu."Aku di sini saja, Tar. Kamu masuk sendiri yah," kata Koh Iwan lirih."Lah, kenapa, Koh?""Mau nemuin Fendi di mesnya.""Nanti kalau Dewi nanyain

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   48. Lintar dan Koh Iwan Menuju ke Rumah Dewi

    Dani hanya mengangguk dan langsung membuka dus tersebut. "Tumben yah, Koh Iwan tidak ke sini?" tanya Dani sambil mengunyah kue yang dibelikan Lintar.Usai makan makan kue, Dani langsung pamit kepada Lintar, karena saat itu sudah mau magrib. "Aku pulang dulu, Tar. Sebentar lagi magrib," kata Dani lirih."Iya, Dan," jawab Lintar, "Jangan lupa, sampaikan pesan sama Koh Iwan. Aku tunggu habis magrib," sambungnya."Ok, nanti aku sampaikan," jawab Dani langsung berlalu dari hadapan Lintar.Lintar bangkit dan langsung melangkah ke kamar mandi, Lintar hendak membersihkan diri karena sebentar lagi akan melaksanakan Salat Magrib berjamaah bersama warga lainnya di masjid yang ada di belakang kediamannya.Selesai mandi, Lintar ganti pakaian dan bergegas melangkah menuju masjid. Kebetulan Dani pun saat itu sudah ada di depan masjid tersebut."Tumben Koh Iwan tidak ke masjid?" tanya Lintar kepada Dani yang sudah tiba lebih dulu."Tidak ada di rumah, kata tetangganya tadi sore dia berangkat ke rumah

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   47. Sikap Lusi yang Menjengkelkan

    Setibanya di kantor, Lintar disambut hangat oleh beberapa orang rekan kerjanya. Terutama oleh staf accounting berparas cantik dan berkulit putih mulus, yang selama ini sangat menyukai dirinya."Selamat datang dan selamat pagi, Mas Lintar," sapa Lusi tersenyum manis menyambut kedatangan Lintar."Selamat pagi juga Lusi cantik," jawab Lintar seperti memaksakan diri menyanjung wanita itu. Kemudian ia langsung melangkah menuju ke ruangan kerjanya yang ada di lantai dua kantor tersebut."Biasanya dia mampir untuk godain aku," gumam Lusi langsung melangkah mengikuti Lintar dari belakang.Sebelum Lintar membuka pintu ruang kerjanya, dengan cepat Lusi mendahului membuka pintu ruang tersebut."Ya, Allah! Sigap banget kamu," kata Lintar sambil tersenyum-senyum."Silakan masuk, Mas!" ucap Lusi bersikap seperti layaknya seorang asisten pribadi."Terima kasih, Lus," ucap Lintar langsung melangkah masuk ke dalam ruang kerjanya itu.Setelah menutup rapat pintu ruangan tersebut, Lusi pun melangkah dan

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   46. Koh Iwan Pindah Keyakinan

    Ketika Lintar dan Dani sedang santai berbincang, tiba-tiba datang seorang pria paruh baya. Dia adalah Koh Iwan sahabat baik Lintar dan Dani. Koh Iwan tidak langsung menghampiri Lintar dan Dani, ia hanya berdiri di balik pagar sambil tersenyum-senyum menatap ke arah dua pemuda yang selama ini menjadi sahabat baiknya. Lintar dan Dani belum mengetahui kedatangan Koh Iwan, sehingga mereka terus berbincang-bincang tanpa sadar ada yang memperhatikan mereka di balik pagar. "Assalamu'alaikum," ucap Koh Iwan. Lintar dan Dani sedikit terperanjat lalu berpaling ke arah Koh Iwan secara bersamaan. "Waalaikumsalam," jawab mereka serentak. "Koh Iwan, kapan datangnya? Tiba-tiba saja muncul seperti jailangkung?" tanya Dani sambil tersenyum-senyum. "Bukan jailangkung, tapi Harry Potter," jawab Koh Iwan ketus. Dia melangkah dengan gagahnya menuju ke arah teras menghampiri Lintar dan Dani yang sedang duduk santai. "Gagah banget, mau ke mana, Koh?" tanya Lintar meluruskan pandangannya ke wajah pri

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   45. Kebersamaan Lintar dengan Dani

    Di tempat terpisah .... Lintar masih berbaring di atas tempat tidurnya, ia tampak resah dengan sikap Firda, Vira, dan gadis-gadis lainnya. Mereka secara terang-terangan sudah menyatakan perasaan mereka kepadanya. Padahal, mereka sudah mengetahui jika Lintar akan menikah dalam waktu tidak lama lagi. Tentu, sikap mereka sangat mengganggu. Lintar khawatir, jika mereka akan menjadi duri bagi hubungan asmaranya dengan Dewi. Terlebih lagi jika Dewi mengetahui semuanya, sudah barang tentu dia akan kecewa dan menganggap Lintar masih sama seperti dulu. "Selama ini, aku memang selalu bersikap terbuka dan juga sering memberi harapan bagi mereka. Tapi, itu hanya bagian dari gurauan saja," desis Lintar, "Kenapa mereka serius menanggapi sikapku ini?" sambungnya. Beberapa menit kemudian, ponselnya berdering. "Seperti itu Dewi," kata Lintar bangkit dan langsung meraih ponsel yang tergeletak di sampingnya. Namun, dugaannya salah. Yang meneleponnya itu bukan Dewi, tapi Firda yang selama ini selalu

  • Jodohku Seorang Janda Kaya Raya   44. Alena Jatuh Cinta

    Setelah Dani berlalu, Lintar kembali melanjutkan perbincangannya dengan Firda. Ada banyak hal yang mereka bicarakan pada saat itu, terkait masalah pekerjaan dan juga hal yang lainnya.Berada di dekat Lintar, tentu membuat nyaman jiwa dan perasaan Firda. Hingga bertambahnya rasa suka dalam dirinya terhadap Lintar yang selama ini ia kagumi.Setelah hampir satu jam berada di kediaman Lintar, Firda pun pamit kepada Lintar. Ia hanya meminta nomor ponsel Lintar saja, dan tidak berbicara terkait rencananya yang hendak menyatukan Lintar dengan Alena. Firda merasa bimbang, karena dirinya pun sangat menyukai Lintar.****Malam itu, Alena hanya duduk-duduk santai saja di sopa yang ada di ruang tengah kediamannya. Dia tampak resah dan gelisah, pikirannya terus tertuju kepada Lintar.Saat itu, Alena menunggu kedatangan Firda, ia tampak berharap informasi baik dari kunjungan Firda ke rumah Lintar."Mudah-mudahan, Firda bisa mendapatkan informasi banyak tentang Lintar," desis Alena penuh harap.Alen

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status