Sambutlah hari ini dengan sebuah kata bermakna.
7 Bulan Kemudian.
Tak terasa waktu terus bergulir tanpa henti, Semua pun harus berubah seperti pada kenyataannya. Jika luka adalah air mata maka kesedihan adalah derita. Keyla tampak mengelus perut nya sudah semakin besar.Dreett....
Dreett.... Dreettt....Ponselnya Keyla bergetar.
"Halo." Sapa nya pelan.
"Iya... Benar, ada apa ya sus?"Hah.""Baiklah saya akan segera ke rumah sakit, terima kasih sus."Tut...
Tut..... Tut.....Telpon pun terputus. Keyla segera mengambil tas nya dan bergegas menelpon taksi, dia harus sSudah hampir tiga hari.Andriek terus saja mendiamkan diri, tak mau makan tak mau berbicara sepatah kata pun.Keyla menjadi bingung serta kesal menghadapi tingkah Andriek yang sama sekali seperti tak bisa menerima takdir."Andriek!" Keyla memanggilnya. Yang saat itu masih duduk di kursi ruang tengah."Makan dulu ya, Lo itu udah hampir tiga hari ngak makan ntar kalau lo sakit gimana?" Ujar Keyla pelan sambil mengambil sesendok nasi untuk menyuapi Andriek. Namun."Pranggggg."Piring terjatuh di lantai, Andriek telah menepisnya. Keyla terkejut."Yaa ampun Andriek apa yang udah lo lakuin?" Keyla mendesah kesal bibirnya sudah bergetar-getar karena menahan sakit hati dengan perlakuan kasar Andriek."Aku bisa makan sendiri! lagi pula apa perduli kamu yang perlu kamu tahu Aku ngak pernah mencintai kamu, sakit tau ngak pura-pura hidup dengan semua kebohongan ini!" Lontarnya kasar. Andriek langsung berdiri dari tempat duduknya dan akan p
BABY KENSYINSeminggu berlalu.Setelah di nyatakan sehat oleh dokter,Keyla sudah di izinkan pulang. Serta membawa bayi mungilnya.Sesampainya di rumah."Key kamu yakin akan mengurusi bayi mu ini, lagi pula dokter bilang jika bayi mu masih perlu di rawat oleh pihak rumah sakit." Ucap Mamah Nia pelan. Sambil mendudukan pantatnya di sebuah kursi, yang berada tepat di ruang tamu. Sementara di sisi tangan kirinya masih menggendong cucu baru nya itu."Iya mah, Key yakin. Lagi pula biaya rumah sakit terlalu mahal.""Ya sudah kalau begitu, Mamah hanya sedikit mengkhawatirkan keadaan cucu imut Mamah ini."Dia terus saja tersenyum menatap bayi yang tengah terlelap tidur di pangkuannya. Keyla ikut tersenyum.Ya, sebenarnya Andriek juga melarang akan tetapi si Keyla masih saja tetap pada pendiriannya."Terus kalian akan menamai bayi ini siapa?"Tanya mamahnya lagi."Kensyin Fairuz Mah." Sambung Andriek tiba-tiba, sosoknya muncul
Bab. 1 ketemuKeyla menatapnya dengan tatapan tak percaya. Seperti berhalusinasi. 'Riko? Benarkah bahwa itu adalah Riko.'Pikirnya kecil. Lelaki dengan wajah khasnya, terus berjalan mendekat, Keyla menjadi sedikit tak enak hati dan dia masih teringat atas perlakuan kasar dari Mamah Riko terhadap dirinya waktu itu. Keyla tersenyum saja walaupun rasa cintanya yang secara perlahan-lahan telah hilang. Namun perasaan itu masih sedikit membekas. Bahkan dia sendiri mengakuinya."Riko." Ucapnya datar. Ketika lelaki berwajah turki itu semakin dekat dan pasti Riko tersenyum menanggapinya. Kini posisi mereka saling berdekatan."Apa kabar Key? Sekarang kayaknya udah banyak berubah ya dan ini anak elo?" Tanya Riko ramah kedua mata tajamnya masih terus menatap Keyla. Seperti terheran atau sejenis kata yang meragukan. Hatinya tiba-tiba terasa perih karena sampai saat ini pun masih selalu Keyla yang ada di dalam hatinya."Baik Rik, iya ini anak gue namanya Kensyin."
Beberapa jam kemudian.Keyla telah sampai di depan rumahnya itu pun Riko yang mengantar. Dunia seolah berubah dengan cepatnya. Ya, tentu sajaKeegoisan tentang perasaannya terhadap Riko kini semakin memudar. Keyla akan melupakan masa lalunya dan hidup pada masa depannya bersama Andriek. Barang belanjaan Keyla sudah Riko simpan di teras rumahnya. Lelaki itupun berlalu, berlalu dengan senyuman kebahagian. Keyla segera membuka pintu dan setelah pintu di buka dia pun terkejut."A... Andriek." Ujarnya pelan sedikit tergugup.Akan tetapi lelaki berparas tampan itu cuma terdiam tidak merespon atau pun menyapa.Keyla jadi salah tingkah, bagaimana ini bisa terjadi. Bukankah Andriek sedang di kantor."Lo... Udah dateng Ndriek, Kenapa ngak telpon gue, gue kan bisa pulang cepet." Keyla berusaha mengatur nafasnya agar dia tidak terlihat gugup, karena mungkin Andriek tahu bahwa dia baru saja pulang bersama Riko. Andriek masih tak men
Siang itu.Riko tengah duduk di depan meja kerjanya, sambil sesekali melirik jam tangannya.Belakangan ini dia sedang di sibukan dengan beberapa pekerjaan kantornya.Sekarang dia sudah resmi menjadi direktur utama di perusahaan milik Papanya.Itu pun di karenakan kesehatan Papahnya yang tidak lagi stabil, sudah hampir dua tahun ini, Papanya mengidap sakit jantung koroner. Penyakit yang bisa membuat pasiennya menjadi was-was. Riko pun sebenarnya tengah galau karena sang Papa meminta ia agar segera menikah sedang kan Riko merasa belum tertarik kepada gadis manapun selain Keyla. Dia memijit keningnya yang terasa berdenyut. Dan berpikir apa yang harus ia lakukan.Tiba-tiba saja pintu ruangan nya terketuk.Tok... Tok...Riko menoleh kearah pintu serta mempersilahkan seseorang itu untuk masuk."Masuk!" Ujarnya datar.Ceklek....Pintu pun terbuka, Aliya tampak tersenyum memandangi Kakak sepupunya itu."Hai bang." Sapa nya kal
"Iya Bang gue serius lah." Jawab Aliya dengan suara yang lebih menyakinkan Riko. Dan ekspresi Riko hanya tersenyum menanggapi cerita tentang Andriek. Tak lama kemudian pelayan restauran datang membawakan pesanan mereka. "Bang tolong jawab dengan jujur ya." Ucap Aliya serius. "Lo masih cinta sama Keyla?" Riko langsung terkekeh mendengar nya."Kenapa Kok kayaknya Lo serius banget nanyain Gue. Kayak polisi aja, bikin deg-deg kan." "Tau ah bang terserah elo!" "Yea elah kok malah ngambek sih, iya deh gue bakalan jujur sama elo dan jawabannya gue masih sayang banget sama Keyla. Menurut Lo gimana, Apa perasaan gue ini salah?" Riko menatap wajah Aliya tajam, dia berharap gadis itu memberinya nilai, atas kesuksesan dalam mempertahankan cintanya sampai kini. "Ya Gue harus bilang apa ya? Di bilang salah tapi kita juga punya hak buat jatuh cinta kepada siapa aja cuma alangkah
Keyla masih bingung akan keadaan ini, siapa yang telah mencoba untuk bermain-main dengan diri nya. Ini seperti sebuah ancaman buat keluarga kecilnya. Keyla menghela nafasnya sejenak. Mencoba mengambil oksigen yang terasa menyesakan dada nya. Dia letakan kembali ponsel genggam nya yang berwarna merah cerah itu. Pandangan nya terasa kosong. Tiba-tiba saja lelaki yang berada di atas tempat tidur itu, menunjukan reaksi yang membaik dengan langkah yang terburu-buru Keyla mendekati Andriek. "Ndriek Lo udah sadar." Ucapnya pelan seakan nadanya bertanya. Andriek hanya memandanginya saja kemudian menjawab dengan anggukan kecilnya, dia berusaha untuk bangun. Namun Keyla segera melarang. "Jangan bangun dulu Ndriek. Takutnya kepala lo pusing." Andriek tersenyum, yang masih menampakan ketampanan nya walaupun baru bangun tidur. "Jangan berlebihan sayang Aku baik-baik saja kok." Andriek menjawab sambil menegakkan tubuh nya yang masih terasa nyeri akibat pukulan dari orang t
Jam dinding menunjukan pukul 09:00 WIBDan Keyla teringat akan janji orang misterius itu, agar menemui nya di caffe mawar. Ya, keyla akan menepati nya lagian ini berhubungan dengan suami nya. 10 menit kemudianTaksi berhenti tepat di depan halaman yang cukup luas milik caffe mawar. Kendaraan yang terparkir pun tidak terlalu banyak. Apa mungkin karena ini masih pagi ya? mungkin saja. Sehingga para pengunjung belum memenuhi caffe itu. Dengan langkah yang sedikit ragu Keyla menjejak kan kaki nya pada anak tangga. Kini jantung nya seperti berhenti untuk berdetak, ada kegugupan yang dia rasa. Namun pada akhirnya dia buka juga pintu penghalang itu. Dia menatap kesekeliling cafee hatinya bertanya di mana orang misterius itu? "Dreett.." Ponsel milik nya bergetar, dengan tangan yang gemetar keyla langsung merogoh tas nya untuk mengambil ponselnya. "Lo nyariin gue? Gue pakai baju merah samperin gue kesini." Keyla langsung menekan tombol off dan se