Kini Pagi menjelang sinarnya pun begitu terasa mendamaikan, suasana juga terlihat sangat baik. Burung-burung dengan rajinnya mengeluarkan nyanyian merdu dari pelatuknya. Awan-awan juga seperti mengiringi hari itu tanpa rasa lelah.
"Key...Apa yang sebenarnya terjadi tadi malam?" Tanya Andriek pelan.
mereka duduk di tepi ranjang, setelah selesai mengerjakan beberapa aktifitas di pagi itu.
Key menatapnya.
"Apa perlu gue jelasin semuanya ke elo."Andriek balas menatapnya, di bumbui sedikit senyum yang terasa hangat.
"Kamu marah sama Aku?"Keyla tak menjawab.
Hatinya masih di rudung dengan berbagai masalah, sangat rumit. Setiap kali dia berpikir, lagi-lagi terasa memberatkannya. Ibarat batu yang sedang dia pikul, itulah untuk menyatakan kelebayan yang dia rasakan. Perkataan Andriek tadi malam cukup membuatnya tersinggung. Bagaimana mungkin Andriek begitu tega mengatai dia sebagai perempuan yang sangat menyusahkan dan gila.Tapi...<
Keyla telah menceritakan semuanyaDan Andriek mengerti itu."Oke... Sekarang kamu ngak usah terlalu sedih lagi ya? Ngak harus juga merasa bersalah, Riko pergi itu atas kemauan dia sendiri kan." Andriek tersenyum pada Keyla, mencoba memberi gadis itu semangat. Sambil terus mengelus rambut panjang itu."Makasih udah buat gue tenang." Jawab keyla pelan. Walaupun sebenarnya hati nya masih ragu serta tidak sepenuhnya tenang. Namun itu sudah cukup membuatnya bisa bernafas lega. Andriek lalu menyuruh Key melanjutkan pekerjaannya. Karena sebentar lagi mereka akan melakukan perjalanan yang panjang, yaitu pergi ke rumah Nenek Lastri. Untuk mengunjungi Kakek Dino yang sudah beberapa hari ini sakit parah. Mereka meliburkan diri dari rutinitas yang biasa mereka kerjakan.beberapa jam kemudian.Keyla menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu. Dan mereka bersiap-siap akan memulai perjalanan dengan menggunakan mobil Angel. Karena mobil milik Angel kini sepenuhnya menja
Kakek Dino sudah di makamkan di tempat peristirahatan, meninggalkan dunia yang sementara ini. Semoga saja segala kesalahan kakek Dino bisa di maafkan dan di terima di sisi NYA. Keyla dan Andriek memutuskan untuk pulang dan mereka sudah mengerjakan aktifitas seperti biasanya. Sore itu. Pintu rumah terketuk. Keyla yang kebetulan masih berada di kamar langsung beranjak membukakan pintu. "Mah, Pah." Ujarnya senang. Sambil tersenyum dan menyalami mereka berdua. Sekarang Keyla sudah jauh berubah, bisa berpikir dewasa,menerima keadaan dengan baik serta perlahan belajar menjadi isteri yang lebih baik. "Ayo Mah, Pah masuk." Dia mempersilahkan kedua orangtua yang telah membuatnya berada di dunia ini. Kedua orangtuanya duduk di ruang tamu. "Jadi ini rumah kontrakan kalian Key?"Tanya Mamah Nia pelan, dia memperhatikan sekeliling rumah sederhana itu. "Iya Mah." "Lalu apakah kamu bahagia tinggal bersama Andriek? Apakah Andriek juga memperlakukan
Sambutlah hari ini dengan sebuah kata bermakna. 7 Bulan Kemudian.Tak terasa waktu terus bergulir tanpa henti, Semua pun harus berubah seperti pada kenyataannya. Jika luka adalah air mata maka kesedihan adalah derita. Keyla tampak mengelus perut nya sudah semakin besar. Dreett.... Dreett.... Dreettt.... Ponselnya Keyla bergetar. "Halo." Sapa nya pelan."Iya... Benar, ada apa ya sus?"Hah.""Baiklah saya akan segera ke rumah sakit, terima kasih sus." Tut... Tut..... Tut.....Telpon pun terputus. Keyla segera mengambil tas nya dan bergegas menelpon taksi, dia harus s
Sudah hampir tiga hari.Andriek terus saja mendiamkan diri, tak mau makan tak mau berbicara sepatah kata pun.Keyla menjadi bingung serta kesal menghadapi tingkah Andriek yang sama sekali seperti tak bisa menerima takdir."Andriek!" Keyla memanggilnya. Yang saat itu masih duduk di kursi ruang tengah."Makan dulu ya, Lo itu udah hampir tiga hari ngak makan ntar kalau lo sakit gimana?" Ujar Keyla pelan sambil mengambil sesendok nasi untuk menyuapi Andriek. Namun."Pranggggg."Piring terjatuh di lantai, Andriek telah menepisnya. Keyla terkejut."Yaa ampun Andriek apa yang udah lo lakuin?" Keyla mendesah kesal bibirnya sudah bergetar-getar karena menahan sakit hati dengan perlakuan kasar Andriek."Aku bisa makan sendiri! lagi pula apa perduli kamu yang perlu kamu tahu Aku ngak pernah mencintai kamu, sakit tau ngak pura-pura hidup dengan semua kebohongan ini!" Lontarnya kasar. Andriek langsung berdiri dari tempat duduknya dan akan p
BABY KENSYINSeminggu berlalu.Setelah di nyatakan sehat oleh dokter,Keyla sudah di izinkan pulang. Serta membawa bayi mungilnya.Sesampainya di rumah."Key kamu yakin akan mengurusi bayi mu ini, lagi pula dokter bilang jika bayi mu masih perlu di rawat oleh pihak rumah sakit." Ucap Mamah Nia pelan. Sambil mendudukan pantatnya di sebuah kursi, yang berada tepat di ruang tamu. Sementara di sisi tangan kirinya masih menggendong cucu baru nya itu."Iya mah, Key yakin. Lagi pula biaya rumah sakit terlalu mahal.""Ya sudah kalau begitu, Mamah hanya sedikit mengkhawatirkan keadaan cucu imut Mamah ini."Dia terus saja tersenyum menatap bayi yang tengah terlelap tidur di pangkuannya. Keyla ikut tersenyum.Ya, sebenarnya Andriek juga melarang akan tetapi si Keyla masih saja tetap pada pendiriannya."Terus kalian akan menamai bayi ini siapa?"Tanya mamahnya lagi."Kensyin Fairuz Mah." Sambung Andriek tiba-tiba, sosoknya muncul
Bab. 1 ketemuKeyla menatapnya dengan tatapan tak percaya. Seperti berhalusinasi. 'Riko? Benarkah bahwa itu adalah Riko.'Pikirnya kecil. Lelaki dengan wajah khasnya, terus berjalan mendekat, Keyla menjadi sedikit tak enak hati dan dia masih teringat atas perlakuan kasar dari Mamah Riko terhadap dirinya waktu itu. Keyla tersenyum saja walaupun rasa cintanya yang secara perlahan-lahan telah hilang. Namun perasaan itu masih sedikit membekas. Bahkan dia sendiri mengakuinya."Riko." Ucapnya datar. Ketika lelaki berwajah turki itu semakin dekat dan pasti Riko tersenyum menanggapinya. Kini posisi mereka saling berdekatan."Apa kabar Key? Sekarang kayaknya udah banyak berubah ya dan ini anak elo?" Tanya Riko ramah kedua mata tajamnya masih terus menatap Keyla. Seperti terheran atau sejenis kata yang meragukan. Hatinya tiba-tiba terasa perih karena sampai saat ini pun masih selalu Keyla yang ada di dalam hatinya."Baik Rik, iya ini anak gue namanya Kensyin."
Beberapa jam kemudian.Keyla telah sampai di depan rumahnya itu pun Riko yang mengantar. Dunia seolah berubah dengan cepatnya. Ya, tentu sajaKeegoisan tentang perasaannya terhadap Riko kini semakin memudar. Keyla akan melupakan masa lalunya dan hidup pada masa depannya bersama Andriek. Barang belanjaan Keyla sudah Riko simpan di teras rumahnya. Lelaki itupun berlalu, berlalu dengan senyuman kebahagian. Keyla segera membuka pintu dan setelah pintu di buka dia pun terkejut."A... Andriek." Ujarnya pelan sedikit tergugup.Akan tetapi lelaki berparas tampan itu cuma terdiam tidak merespon atau pun menyapa.Keyla jadi salah tingkah, bagaimana ini bisa terjadi. Bukankah Andriek sedang di kantor."Lo... Udah dateng Ndriek, Kenapa ngak telpon gue, gue kan bisa pulang cepet." Keyla berusaha mengatur nafasnya agar dia tidak terlihat gugup, karena mungkin Andriek tahu bahwa dia baru saja pulang bersama Riko. Andriek masih tak men
Siang itu.Riko tengah duduk di depan meja kerjanya, sambil sesekali melirik jam tangannya.Belakangan ini dia sedang di sibukan dengan beberapa pekerjaan kantornya.Sekarang dia sudah resmi menjadi direktur utama di perusahaan milik Papanya.Itu pun di karenakan kesehatan Papahnya yang tidak lagi stabil, sudah hampir dua tahun ini, Papanya mengidap sakit jantung koroner. Penyakit yang bisa membuat pasiennya menjadi was-was. Riko pun sebenarnya tengah galau karena sang Papa meminta ia agar segera menikah sedang kan Riko merasa belum tertarik kepada gadis manapun selain Keyla. Dia memijit keningnya yang terasa berdenyut. Dan berpikir apa yang harus ia lakukan.Tiba-tiba saja pintu ruangan nya terketuk.Tok... Tok...Riko menoleh kearah pintu serta mempersilahkan seseorang itu untuk masuk."Masuk!" Ujarnya datar.Ceklek....Pintu pun terbuka, Aliya tampak tersenyum memandangi Kakak sepupunya itu."Hai bang." Sapa nya kal
KEESOKAN HARINYASeperti biasa Pagi-pagi begini, Keyla pasti sedang berkutik dengan kegiatan nya di dapur. Dua hari yang lalu dia pernah merasa sangat terpuruk, sehingga semua pekerjaan nya hampir-hampir ia lalaikan semua. Keyla sedang mengiris bawang bombay untuk mencampurkan adonan omelet nya. Menurut nya membuat menu sarapan pagi harus lah lebih praktis."Sayang?" sapa Andriek tiba-tiba sambil memeluk Keyla dari belakang."Andriek! Apaan sih lo ngagetin aja!" Keyla memarahi nya karena Andriek terasa membuat jantung nya copot.Lelaki itu tersenyum. "Maaf, emang kamu lagi ngelamunin apa?" Tanya nya."Apa perlu gue kasi tahu.""Sejak kapan sih, kamu udah mulai main rahasia-rahasian sama Aku." Andriek semakin mempererat pelukan nya."sejak hari ini.""Jangan, Aku mau kamu selalu terbuka sama Aku." Sambung Andriek lagi."Iya bercanda doang kok, udah ah minggir lagi masak nih, ganggu tau!" Keyla berusaha menyingkirkan tanga
Andriek kini memperbaiki posisinya, dia merentangkan tangannya, dan mulai merasakan angin yang berhembus sangat dingin. Setelah satu menit akhirnya keyla kembali. Keyla kemudian duduk di tepian ranjang tiba-tiba saja Andriek langsung menarik pundaknya. Hingga membuat tubuh sang isteri jatuh menindih tubuhnya.Sejenak mereka saling berpandangan..Saling mengagumi keindahan yang mereka miliki. Tanpa ragu dan tanpa harus menunggu lama, Andriek pun semakin mendekatkan wajahnya, serta menempelkan bibirnya pada bibir keyla. Dalam sekejap keduanya berciuman terasa hangat manis bercampur menjadi satu."Aku mencintai kamu sayang." Ucap Andriek lembut di sela-sela ciuman mereka. Ia lanjutkan lagi kali ini lebih panas. Dia memainkan lidahnya di sana. Membuat pertahanan Keyla seketika meruntuh, nafasnya pun berpacu sangat kencang. Sesekali Andriek memberinya jeda untuk mengambil oksigen. Kini tangan Andriek menelusuri setiap lekuk tubuh indah Key, hingga membuat wanita itu be
Keyla pulang dengan sakit hati yang ia bawa, kenapa Riko tega sekali mengacam dirinya. Apakah sekarang dia benar-benar akan menghancurkan pernikahan yang baru saja Keyla bina. Sungguh kejam Riko, hatinya telah di butakan oleh cinta. Keyla turun dari taksi membayar dan kemudian masuk dengan langkah yang tak pernah ada semangat. Ketakutan datang seperti mengikat dirinya.Ceklek...Dia membuka pintu kamar, meletakan baby Ken di atas box bayi. Perlahan langkahnya mendekati ranjang tempat tidur yang telah menjadi saksi cinta mereka. Keyla membaringkan tubuhnya memejamkan mata untuk sejenak. Dia lelah, bukan, bukan fisiknya yang lelah tapi otaknya.Bagaimana mungkin dia akan pergi meninggalkan Andriek, lalu menceraikan Andriek dengan paksa. Bukan kah itu suatu kebodohan? Dia baru saja akan memulai rumah tangga mereka dengan cinta. Setelah adanya perjodohan paksa. Ya itu dulu, ketika Keyla tak pernah bisa berpikir sangat jernih.
Di kantor Reza.Andriek masih terlihat sibuk di meja kerjanya. Hari ini adalah, hari kedua dia bekerja, tentu nya itu masih sangat berat bagi dia, di tambah lagi, dia belum memiliki sebuah pengalaman layaknya pekerja yang profesional.Ceklek...Terdengar pintu di buka. Dan muncul lah wajah tampan si Reza dengan segala pesona yang ada di dalam dirinya. Dia tersenyum. Andriek menatapnya saja."Hai, bagaimana jabatan yang ku berikan? Apa kau masih susah mengimbanginya?" Tanya Reza datar. Sambil memperhatikan setiap inci wajah sahabatnya itu."Ya, ini sangat sangat membuatku pusing tujuh keliling Reza. Eeh bukan Reza, maksudku president." Jawabnya pelan.Reza tersenyum sedikit. "Sejak kapan, Aku memerintahkan mu mengubah nama panggilanku Ndriek?""Sejak Aku mulai bekerja di perusahaan milikmu Pak.""Ah Kau ini biasa sajalah.""Kenapa? Bukankah itu suatu penghormatan yang ku lakukan buat atasanku. Bos lebih tepatnya." Andriek mem
"Gue rasa pertemuan kita udah cukup Rik, gue mau pulang dan masih banyak kesibukan yang musti Gue kerjain." Jawab Key mantap sambil mengangkat tubuh mungil baby Ken yang masih dalam keadaan tenang di atas meja."Jika, itu pilihan yang terbaik buat lo, pergilah tapi setelah ini jangan pernah menyesal lo ngak akan pernah liat Andriek untuk selamanya."Keyla langsung menghentikan aktifitasnya sejenak, Riko benar-benar membuat pikiran nya semakin gundah. "Apa ini artinya lo ngancem gue?""Ya, tentu saja ini adalah sebuah ancaman, permainan baru akan segera di mulai Key.""Apakah lo udah gila?""Gue hanya gila karena cintamu. Semoga lo ngak akan salah dalam bertindak." Riko tersenyum licik. Strategi terakhir yang dia miliki adalah dengan cara mengancam."Gue ngak takut sama ancaman lo!""Oh, benarkah? Bagaimana jika Andriek pergi dari dunia ini selamanya meninggalkan lo sendiri dan tentu nya itu karena kesalahan dari lo sendiri.""A
Jam dinding menunjukan pukul 09:00 WIBDan Keyla teringat akan janji orang misterius itu, agar menemui nya di caffe mawar. Ya, keyla akan menepati nya lagian ini berhubungan dengan suami nya. 10 menit kemudianTaksi berhenti tepat di depan halaman yang cukup luas milik caffe mawar. Kendaraan yang terparkir pun tidak terlalu banyak. Apa mungkin karena ini masih pagi ya? mungkin saja. Sehingga para pengunjung belum memenuhi caffe itu. Dengan langkah yang sedikit ragu Keyla menjejak kan kaki nya pada anak tangga. Kini jantung nya seperti berhenti untuk berdetak, ada kegugupan yang dia rasa. Namun pada akhirnya dia buka juga pintu penghalang itu. Dia menatap kesekeliling cafee hatinya bertanya di mana orang misterius itu? "Dreett.." Ponsel milik nya bergetar, dengan tangan yang gemetar keyla langsung merogoh tas nya untuk mengambil ponselnya. "Lo nyariin gue? Gue pakai baju merah samperin gue kesini." Keyla langsung menekan tombol off dan se
Keyla masih bingung akan keadaan ini, siapa yang telah mencoba untuk bermain-main dengan diri nya. Ini seperti sebuah ancaman buat keluarga kecilnya. Keyla menghela nafasnya sejenak. Mencoba mengambil oksigen yang terasa menyesakan dada nya. Dia letakan kembali ponsel genggam nya yang berwarna merah cerah itu. Pandangan nya terasa kosong. Tiba-tiba saja lelaki yang berada di atas tempat tidur itu, menunjukan reaksi yang membaik dengan langkah yang terburu-buru Keyla mendekati Andriek. "Ndriek Lo udah sadar." Ucapnya pelan seakan nadanya bertanya. Andriek hanya memandanginya saja kemudian menjawab dengan anggukan kecilnya, dia berusaha untuk bangun. Namun Keyla segera melarang. "Jangan bangun dulu Ndriek. Takutnya kepala lo pusing." Andriek tersenyum, yang masih menampakan ketampanan nya walaupun baru bangun tidur. "Jangan berlebihan sayang Aku baik-baik saja kok." Andriek menjawab sambil menegakkan tubuh nya yang masih terasa nyeri akibat pukulan dari orang t
"Iya Bang gue serius lah." Jawab Aliya dengan suara yang lebih menyakinkan Riko. Dan ekspresi Riko hanya tersenyum menanggapi cerita tentang Andriek. Tak lama kemudian pelayan restauran datang membawakan pesanan mereka. "Bang tolong jawab dengan jujur ya." Ucap Aliya serius. "Lo masih cinta sama Keyla?" Riko langsung terkekeh mendengar nya."Kenapa Kok kayaknya Lo serius banget nanyain Gue. Kayak polisi aja, bikin deg-deg kan." "Tau ah bang terserah elo!" "Yea elah kok malah ngambek sih, iya deh gue bakalan jujur sama elo dan jawabannya gue masih sayang banget sama Keyla. Menurut Lo gimana, Apa perasaan gue ini salah?" Riko menatap wajah Aliya tajam, dia berharap gadis itu memberinya nilai, atas kesuksesan dalam mempertahankan cintanya sampai kini. "Ya Gue harus bilang apa ya? Di bilang salah tapi kita juga punya hak buat jatuh cinta kepada siapa aja cuma alangkah
Siang itu.Riko tengah duduk di depan meja kerjanya, sambil sesekali melirik jam tangannya.Belakangan ini dia sedang di sibukan dengan beberapa pekerjaan kantornya.Sekarang dia sudah resmi menjadi direktur utama di perusahaan milik Papanya.Itu pun di karenakan kesehatan Papahnya yang tidak lagi stabil, sudah hampir dua tahun ini, Papanya mengidap sakit jantung koroner. Penyakit yang bisa membuat pasiennya menjadi was-was. Riko pun sebenarnya tengah galau karena sang Papa meminta ia agar segera menikah sedang kan Riko merasa belum tertarik kepada gadis manapun selain Keyla. Dia memijit keningnya yang terasa berdenyut. Dan berpikir apa yang harus ia lakukan.Tiba-tiba saja pintu ruangan nya terketuk.Tok... Tok...Riko menoleh kearah pintu serta mempersilahkan seseorang itu untuk masuk."Masuk!" Ujarnya datar.Ceklek....Pintu pun terbuka, Aliya tampak tersenyum memandangi Kakak sepupunya itu."Hai bang." Sapa nya kal