JODOHKU PAK DOSEN SEASON 2 Bab 29A Perkenalan "Pantas saja, tadi diajak ke penghulu jawabnya mantap. Ternyata hatinya sedang tidak baik-baik saja," ucap Devan dalam hati. Haruskah aku berjuang mendapatkanmu atau lebih baik mundur menunggu hatimu tertata dulu. "Ra, ayo kita menikah!" "Apa?" Gelak tawa keluar dari mulut Sarah sampai perutnya sakit. Devan terlihat kesal dan malu seakan lamarannya ditolak. "Sudahlah anggap aja saya tidak mengatakannya." Sarah memasang muka serius saat melihat Devan terlihat kesal padanya. "Maaf. Habisnya Pak Devan lucu deh, nggak romantis banget. Masak iya melamar sambil nyetir mobil. Melamar pakai bunga mawar yang indah gitu kek." Giliran Devan yang terbahak, sementara Sarah mencebik kesal. "Saya belum pernah melamar seorang wanita, Ra. Dekat pertama kali juga sama kamu." "Ishh, nggombal. Mana mungkin Pak Devan yang ganteng dan juga kaya nggak pernah punya pacar, sih?" "Akhirnya ada yang mengakui kalau saya ganteng." Dengan percaya diri Devan
JODOHKU PAK DOSEN SEASON 2 S2 BAB 29B Perkenalan "Teman? Ketemu di mana?" tanya Bu Atik dengan kening berkerut. "Ara, tante. Saya karyawan magang di kantor Pak Devan," ucap Sarah sedikit canggung. "Oh, karyawannya Devan?" Bu Atik mengulas senyum. Bermaksud mengerjai putranya, Bu Atik pura-pura tidak tahu menahu tentang gadis yang dikenalkan putranya. "Maksud Devan, teman di kantor, Ma, Pa." Nico yang melihat bosnya salah tingkah hanya bisa menahan tawa. "Benar ya, Nic, mereka hanya berteman?" celetuk Pak Tama. "Eh, hmm, itu Tuan. Pak Devan dan Mbak Ara...." "Ayolah, masak mau ngobrol sambil berdiri. Kita ke apartemen dulu ya, Ma, Pa!" Tidak lebih dari satu jam mereka sudah sampai di apartemen yang sudah disiapkan sebelumnya oleh Devan. Papanya baru saja selesai terapi patah tulang, Devan sengaja menyiapkan apartemen yang nyaman untuk istirahat kedua orang tuanya. "Ara, tante mengantar om istirahat dulu, kalian silakan ngobrol ya!" Kini tinggalah tiga orang yang duduk di so
JODOHKU PAK DOSENSEASON 2BAB 30A Mengalah SementaraJangan lupa subscribe sebelum.baca ya.🌻🌻🌻🌻🌻Bab 30 Mengalah sementara Saat Devan dan Sarah sampai di kos, tanpa mereka duga ada Alfian yang duduk di teras. Dia beranjak mendekati keduanya.Sebuah bogeman mentah dilayangkan ke wajah Devan hingga tersungkur ke lantai."Pak Devan....," pekik Sarah sembari menahan tangan yang bersiap memukuli Devan kembali."Hentikan! Mas Alfian bisa menyakitinya."Sarah menahan tubuh Alfian yang ingin memukul kembali Devan. Kekuatan bosnya jelas tidak sebanding dengan mantannya yang bersabuk hitam seperti dirinya."Biarkan aku, Ra! Dia sudah berani merebutmu dariku.""Hei, memangnya Sarah milikmu. Aku akan melamarnya dan segera menikahinya," ucap Devan tak mau mengalah. Dia berdiri dan mencoba membalas pukulan Alfian.Wajah Alfian bukannya terkena pukulan Devan. Namun yang terjadi justru Devan yang terkena pukulan balik hingga membuat sudut bibirnya berdarah lagi."Dasar laki-laki br*ngs*k. Ngg
JODOHKU PAK DOSENSEASON 2BAB 30B Mengalah Sementara"Jangan jadi laki-laki tak bertanggung jawab, Mas. Aku mengenalmu sebagai sosok laki-laki yang baik. Kalau meninggalkan Amira bisa menjadikanmu orang yang buruk sebaiknya Mas urungkan niat itu. Aku tahu, Amira sangat mengharapkanmu. Kalian harus menikah untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah kalian lakukan."Alfian tersentak mendengarnya. Apa Sarah mengetahui kejadian siang itu. Pasti Amira sudah mengacaukan semua."Tunggu aku menyelesaikan semuanya!""Pulanglah, Mas! Aku ada keperluan yang mau dibahas dengan Pak Devan sebelum dia pulang."Mencoba mengalah, Alfian tidak mau memaksakan diri yang berakibat melukai hati Sarah."Baiklah, sebelum aku pulang, tolong jawab jujur! Apa benar bosmu mau melamarmu dan kalian akan segera menikah?" Sarah melirik sedikit wajah Alfian yang sendu. Tak tega memberi jawaban, tetapi dia berharap Alfian segera pulang supaya tidak terjadi baku hantam lagi dengan Pak Devan."Seperti yang Mas Alfian
JODOHKU PAK DOSENSEASON 2Bab 31 Welcome to Yogya Akhir pekan tiba, Sarah cukup hanya menggeret koper kecil dan tas selempangnya untuk menyimpan dompet, HP dan keperluan urgennya. Devan sudah menjemputnya sedari senja, terlihat langit yang menampakkan semburat jingganya."Sudah tidak ada yang tertinggal?""Tidak, Pak.""Ayo jalan, Nic!""Siap, Bos!"Setelah tadi berpamitan pada papa dan mamanya, Devan berjanji mencari adiknya sekalian mengantarkan Sarah pulang. Dia tidak perlu kawatir karena alamat dan lokasi yang dishare Nico sudah tersimpan di HPnya. Mamanya belum bisa ikut ke Yogya mengingat kondisi papanya yang baru saja perjalanan jauh."Hati-hati di jalan ya, Bos!""Ya, Nic makasih. Tolong berikan pelayanan terbaik untuk mama dan papa!""Siap!"Devan sangat menyayangi orang tuanya. Sejak kecil orang tuanya mendidiknya menjadi anak yang patuh dan taat beribadah. Giat belajar hingga prestasinya bisa dicapai di usianya yang masih sangat muda. Tak heran, dia sudah dipercaya memega
JODOHKU PAK DOSENSEASON 2BAB 31B Welcome to Yogya"Maaf, itu milik saya. Kenapa diambil?" ucap Sarah geram karena sejak awal sudah dibuat kesal laki-laki mencurigakan di sampingnya."Makan nasgornya, ini nggak baik untuk lambungmu?"Persis kalimat itu yang diucapkan Alfian saat mereka berdua makan di kereta menuju Malang dua tahun yang lalu.Kesabarannya habis, Sarah segera mencengkeram tangan laki-laki itu dan merampas kaca mata juga topinya."Hah, Mas Al....Mas Alfian."Matanya terbelalak sempurna. Tak habis pikir kenapa laki-laki di sampingnya adalah Alfian Mahesa."Stt, jangan keras-keras nanti Bosmu bangun!""Astaga.""Sudah makanlah makanan dan minuman yang menyehatkan!""Tapi itu sudah dipesan, mubazir," nada bicara Sarah berubah merengek membuat Alfian tersenyum bangga."Nggak mubadzir, nanti aku yang makan.""Ckk." "Nggak usah cemberut, cantiknya hilang, Ra!"Wajah Sarah berubah jadi bersemu merah karena ulah Alfian."Awas, ya!" ancam Sarah membuat Devan terbangun."Mana p
JODOHKU PAK DOSENSEASON 2Jangan lupa subscribe sblm membaca🌻🌻🌻🌻🌻Bab 32A Yogya I'm in Love "Sarah, kamu sudah bertindak jauh dengan Bosmu?" ucap lantang Alfian pada Sarah yang mengerutkan keningnya."Apaan sih, Mas Alfian aneh-aneh saja.""Di sini saja! Kamu lebih aman?" Alfian menarik lengan Sarah yang sudah berbalik badan."Ckk, aman apanya, nggak salah? Di sana kalau Pak Devan macam-macam, aku tinggal tonjok aja. Nah kalau di sini, kita malah adu kekuatan, Mas."Alfian hanya menyengir kuda."Sudah ah, aku mau pulang, capek.""Hah, pulang kemana?" tanya Alfian heran. Dia tidak sadar berada di kota tempat tinggalnya siapa. Pikirnya masih di kota Bandung."Mas Alfian lupa ini sudah di Yogya. Ya pulang ke rumah lah, memangnya aku mau nginep sekamar dengan pak bos atau pak dosen, huh."Alfian hanya bengong mendengarnya. Menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Alfian baru menyadari kekeliruannya.Tok,tok."Pak Devan." "Kamu kenapa nggak bilang-bilang kalau mau sama dia?" tunjuk D
JODOHKU PAK DOSEN SEASON 2BAB 32B Yogya I'm in Love"Baiklah, saya terima tantangannya. Apa yang akan kita lakukan?""Pak Devan mau jalan-jalan, kan? Ajak saja Sarah untuk menemani ke tempat-tempat yang dulu kami kunjungi."Alfian menyebutkan beberapa tempat favorit yang dulu pernah mereka kunjungi selama pendekatan.Akhirnya Devan menyetujui kesepakatan dengan Alfian tanpa sepengetahuan Sarah. Dia akan meminta Sarah mengantarnya jalan-jalan mumpung di Yogya sekalian. Keduanya masuk kamar masing-masing untuk beristirahat karena waktu subuh sebentar lagi tiba.Sementara itu, Sarah menuju rumahnya menggunakan taksi. Dia tidak mengabari keluarganya kalau mau pulang hari ini. Sampai di jalan depan rumahnya, Sarah turun dari taksi lalu melangkahkan kaki ke dalam rumah dengan koper yang diseretnya.Suasana rumah masih tampak lengang. Dilihatnya jam di ponselnya ternyata baru masuk waktu subuh. Pantas saja sepi, biasanya menjelang subuh aktivitas keluarganya sebagian di masjid dan yang p
Bab 63C "Terima kasih, Sayang. Sudah bersedia mendampingiku, menjadi ibu dari anak-anakku." Aryo mengecup puncak kepala Nay yang tertutup pasmina hingga membuat hati Nayla mengembang. "Terima kasih juga, Mas." Lima bulan kemudian. Nay mengenakan baju toga untuk menghadiri wisuda sarajananya. Perutnya sudah terlihat membuncit karena HPL tinggal beberapa haru lagi. Suami dan keluarganya mendampingi acara wisudanya. Pun teman-temannya bersiap dengan buket bunga ditangan mereka. "Selamat dan sukses atas wisudanya, Nay," ucap ketiga sahabatnya. Menyusul juga ucapan selamat dari orang tua dan keluarga Aryo. "Selamat ya, Sayang. Maafkan mama! Kamu memang pantas menjadi pendamping Aryo. Jaga putraku ya, Sayang. Sebagai orang tuanya, mama memang kurang memberinya kasih sayang." "Tidak, Ma. Mama selalu menyayangi Mas Aryo meski jauh di negeri orang. Nay dan Mas Aryo selalu merindukan mama dan papa." Nay mencium pipi mertuanya lalu teringat ibunya. Wanita yang sudah mengandung dan melah
Bab 63B"Mereka kan mau menghadiri acara ini, Mas.""Apa?! Sebenarnya ini acara apa sih, Nay?" Aryo bergantian menatap Nay juga keluarganya yang tak ada angin tak ada hujan muncul di rumah istrinya."Hai, Aryo! Oma mau nengok calon buyut tahu, nggak? Kamu tuh malah bengong."Aryo kembali terkesiap. Merasa di prank, Aryo mendekati keluarganya. "Mama, papa, kapan pulangnya? Tante juga katanya nganter oma ke luar kota.""Kamu tuh, Yo. Sama istri mbok ya dijagain yang baik. Untung calon bayinya nggak kenapa-napa. Bisa-bisa kamu tak jewer sini.""Ampun, Oma." "Iya, ini tante sama orang tuamu nganter oma ke luar kota buat mengisi tausiyah, Yo," pungkas tante Maya. Aryo masih terbengong.Semua yang hadir melihat tingkah keluarga Aryo akhirnya tertawa, ada juga yang menahan senyum, seperti Nayla yang saling pandang dengan Andra. Semua itu skenario Andra untuk mengerjai Aryo. Andra tidak mau Nay disakiti oleh suaminya. Saat di Daejeon, dokter mengatakan Nay hampir keguguran karena tindakan
Bab 63A"Nay, ini tanda kasihku untukmu." Nay tertegun melihat apa yang dibawa suaminya.Aryo membuka kotak kecil berlapis beludru. Ia mengeluarkan benda yang terpasang cantik di tempatnya. Sebuah kalung pertanda kasih sayangnya untuk sang istri tercinta. Ada liontin bunga matahari di kalung itu. Aryo berharap mentari akan selalu bersinar menerangi langkah mereka mengarungi biduk rumah tangga.Bukan tidak mungkin akan datang kerikil yang menghadang. Sebisa mungkin mereka saling menggenggam tangan untuk melalui jalan yang harus ditempuh. Apa yang menjadi tujuannya menggapai keluarga yang samawa (sakinah, mawaddah, warahmah).Aryo memakaikan kalung dengan liontin matahari ke leher Nayla. Pasmina Nay angkat hingga kalung itu terpasang sempurna di lehernya. Aryo mengecup kepala Nay dari belakang. Rasa yang membuncah mengisi rongga dada keduanya. Senyum manis pun terukir di wajah masing-masing, hingga sepasang lengan kekar Aryo melingkar di perut Nayla. Tatapan hangat di wajah Aryo terli
Bab 62B"Sudah saya bilang Pak Aryo jangan menyakitinya. Dua kali Bapak sakiti Nay, maka...""No, big No, Ndra. Saya harus bicara sama Nayla. Pokoknya kamu nggak boleh melamar sebelum hubungan kami jelas, oke!" Andra hanya mengedikkan bahu, dalam hati tertawa penuh kemenangan.Aryo meninggalkan Andra membereskan tempat yang akan dipakai untuk acara. Entah acara apa sebenarnya Aryo tidaklah tahu. Ia mendekati Pak Rusdi, meminta maaf atas kesalahannya karena membuat Nay sakit hati.Aryo juga bercerita tentang kesalah pahamannya dengan Nay yang melihat dirinya bersama Tika. Waktu itu Tika ingin berpamitan yang terakhir karena mau tinggal di luar negeri. Pak Rusdi yang sudah tahu duduk perkaranya langsung menyilakan Aryo masuk dan duduk di ruang tamu. Bu Ranti terkejut melihat kedatangan tiba-tiba menantunya. Gegas wanita paruh baya itu membuatkan minuman dan menyuguhkan cemilan."Nay baru selesai mandi, Nak. Tunggulah sebentar. Tolong sabar ya Nak Aryo, menghadapi Nay yang anak tunggal
Bab 62AAryo berjalan tergopoh menuju rumah Nay. Mendengar obrolan tetangga Nay tentang acara syukuran membuat hatinya berkecamuk. Menyesakkan."Apa maunya Nayla? Apa dia benar-benar menginginkan perpisahan?" Aryo mendengkus kesal seraya kakinya menendang kerikil di jalan.Sementara itu,di kamar, Nayla merapikan penampilannya di depan cermin. Ingatannya terlempar saat tidur siang di kos Cika. Bisa-bisanya ia mimpi buruk."Nay, maaf. Aku tidak tega membuat Tika sedih," ungkap Aryo membuat Nay mencelos."Lalu?" Tatapan nyalang Nay tujukan pada suaminya. Napasnya memburu menanti perkataan selanjutnya dari sang suami."Ada yang ingin aku katakan padamu. Mama memintaku menikahinya. Tika bersedia menjadi istri kedua.""Untung hanya mimpi. Kalau beneran, aku nggak yakin bisa menerima kabar itu."Nay menghela napas panjang, seulas senyum tersungging di bibir bergincu pinknya. Kedua tangan mengusap perutnya lembut. Sebuah ketukan pintu megusik kegiatan asyiknya di depan cermin."Masuk!" Nay me
BAB 61B"Astaghfirullah. Aryo kenapa?""Aryo bersalah, Oma. Aryo sudah menyakiti hati Nayla. Dia pergi karena Aryo yang nggak sabaran. Saat di Daejeon Aryo menyakitinya fisik juga batin. Lagi-lagi pulangnya pun Aryo menambah lukanya kembali menganga."Oma dan Tante Maya tertegun melihat pengakuan Aryo. Keduanya menasehati Aryo supaya lebih sabar menghadapi masalah. Yang telah berlalu biarlah berlalu, jangan terulang lagi kesalahan yang sama. Manusia tidak ada yang sempurna. Memilih pasangan bukan untuk mencari yang sempurna tetapi yang bisa saling melengkapi hingga mendekati sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Rabbnya."Makasih, Oma, tante. Aryo mau bernagkat dulu ke Solo.""Apapun yang terjadi jadikan ini belajaran berharga untukmu dan Nayla, Yo. Oma tidak berharap kalian berpisah. Tetapi kalau mengharuskan kalian berpisah, kamu harus mengikhlaskannya.""Oma, Aryo tidak akan membiarkan Nay pergi. Oma dan tante doakan hubungan kami membaik!" pinta Aryo dengan penuh permohonan."
Bab 61ASehari tinggal di kos Cika, Nay akhirnya pulang ke Solo. Ia bertemu bapak ibunya, melepas rindu yang bersemayam di dada. Tangis haru nan bahagia mengiringi pertemuan keluarga sederhana itu."Kamu kurusan, Nay. Makan yang banyak, Nak!" Nay meraup wajahnya kasar. Sejatinya bukan hanya rindu yang ingin tersampaikan. Lebih tepatnya, Nay ingin mendapatkan pelukan. Support yang menguatkan hatinya karena masalah rumah tangga sedang menghampiri."Yang penting sehat kan, bu. Nanti Nay makan yang banyak soalnya kangen masakan ibu. Di sana makannya aneh-aneh," terang Nay dengan kelakarnya membuat orang tuanya tergelak.Pak Rusdi dan Bu Ranti tidak menyadari putrinya sedang dilanda masalah. Nay memang pandai menyembunyikan kesedihannya. Ia sibuk membantu ibunya membereskan jahitan seperti biasa."Pak, Bu. Ini ada sedikit rejeki, Nay ingin mengadakan syukuran kecil-kecilan karena sudah diberi kesehatan saat belajar di negeri orang. Juga Nay selamat sampai pulang ke rumah.""Tapi suamimu a
Bab 60B"Sebenarna ada apa sih, Nay? Pasti kamu dan suamimu lagi berantem, ya?"Nay tidak menjawab justru tergugu seraya memeluk guling di atas kasur Cika. Sahabatnya segera mengambilkan segelas air untuk diminum supaya Nay lebih tenang.Setelah Nay terlihat tenang, Cika mulai menanyakan dengan hati-hati. Ia tidak mau Nay menangis lagi."Kalau sudah bisa cerita, aku siap ndengerin, Nay," ujar Cika."Aku tadi sudah sampai rumah. Tapi..." Nay menjeda kalimatnya seolah ada duri yang menancap di tenggorokan. Ia susah payah mengatakannya. Menarik napas panjang, Nay merasakan tepukan halus di punggungnya"Ada Mbak Tika di sana." "Hah, Bu Tika? Dosen fakultas yang baru?" Cika memasang raut keheranan kenaoa Tika bisa pagi-pagi di rumah Aryo."Kamu ingat, kan? Mbak Tika itu wanita yang dijodohkan sama Pak Aryo."Cika mendengarkan dengan sabar cerita Nayla."Tapi kamu jangan berpikiran buruk dulu, Nay. Tenanglah, kamu harus berpikir dengan kepala dingin biar nggak runyam masalahnya."Nay menga
Bab 60A EgoisNayla masih tergugu di dalam taksi yang membawanya memutari kota Bandung. Sedari tadi sopir menanyakan kemana tujuan, tetapi Nayla tidak menjawab. Sekutar satu jam, Nay baru sadar saat perutnya berdendang. Ia teringat telah melewatkan sarapan."Astagfirullah, sampai mana ini, Pak?!" pekiknya seraya menoleh ke kanan dan ke kiri. Sopir segera menepi dan menghentikan laju taksinya."Kita sudah memutari kota Bandung. Mbak mau ke mana lagi?" jawabnya seakan ingin protes tapi penumpang adalah raja. Sopir hanya memberikan pelayanan terbaiknya."Maaf, Pak. Tunggu sebentar, saya telpon teman dulu," pinta Nay. Ia mencari nomer kontak Cika."Halo, Ci. Kamu di kos atau kampus? Aku udah di Bandung.""Nay, kapan pulang?!" Nay menjauhkan ponselnya karena suara teriakan Cika dari seberang mengusi telinganya."Aku di kampus. Bentar lagi balik kos. Hanya ada kuliah pagi saja. Mika sama Ryan baru ke ruang dosen, nih. Kita ketemuan di kosku aja ya!""Ya, Ci. Tapi tolong kalau ketemu Pak Ary