Carla masih berusaha keras untuk membujuk suaminya yang terus tak bisa bersikap manis padanya, “Jourdy, mengapa kau sangat keras kepala seperti ini? Cobalah untuk bersikap manis kepada istrimu sendiri, jangan terus bersikap menyebalkan seperti ini!”“Jangan bertingkah seperti anak kecil, kau ini sudah tua!” ledeknya dengan wajah yang dingin. Mulut Carla langsung terbuka dengan lebar setelah ia mendengar ledekan Jourdy padanya, “Hei, mengapa kau sangat tega mengatakan hal itu kepadaku?” “Jelas saja aku tega, karena apa yang aku katakan adalah kebenaran!” tegasnya lalu memutuskan untuk melangkahkan kakinya pergi dari hadapan Carla. Tak ingin menyerah begitu saja, Carla segera kembali menahan suaminya. Wanita itu berteriak dengan sangat keras, suaranya melengking hingga membuat telinga Jourdy berdenging tak nyaman. “Jourdy! Jangan pergi! Kau harus menggendongku dulu!” teriak Carla kencang. Jourdy benar-benar terkejut dengan apa yang dilakukan istrinya, ia tak mengerti mengapa Carla
“Aku harus menemukan Carla sekarang juga,” tegas Kevin pada Hanna di depan kedua orang tuanya.Lula yang tak setuju pada perkataan anaknya segera menjawab, “Kevin, kau ini kenapa sih terus menerus ingin mencari Carla?” “Hentikan semua omong kosongmu ini, dan mulailah fokus pada kehidupanmu sendiri!” lanjut Lula lagi dengan penuh emosi. Hanna yang berada di tempat itu juga segera membuka suara merasa setuju dengan perkataan Lula, “Iya, Kevin. Untuk apa lagi kau mencari Carla? Mungkin benar kata ibumu, dia pasti sudah memiliki kehidupannya sendiri dan kau juga harus fokus pada kehidupanmu.”“Aku harus memastikan semuanya, kalau memang ini sudah berakhir maka akan aku akhiri. Tapi aku harus bertemu dengan Carla dulu, agar tak ada lagi keraguan di hatiku.” Kevin berusaha menjelaskan maksud tujuannya pada semua orang yang berada di tempat itu. “Tapi kau akan mencarinya ke mana, Kevin? Tak ada satupun dari kita yang mengetahui keberadaan Carla,” sahut Dani yang bersikap lebih pasrah dan
BughhhKevin memukul wajah Jourdy sekali, lelaki itu sudah tak bisa menahan emosinya lagi hingga ia melampiaskan ya dengan tak sabar. Lagipula Kevin benar-benar tak mengerti mengapa Jourdy bersikeras menahannya untuk mengejar wanita yang terlihat seperti Carla, seharusnya Jourdy membiarkannya pergi menemui wanita itu.Sekalipun nantinya Kevin salah sangka namun setidaknya ia bisa memastikan sendiri jika wanita itu memang benar Carla atau bukan, “Minggirlah!” Setelah Kevin membentaknya, Jourdy memutuskan untuk melepaskan lelaki itu. Sekarang Kevin sudah berlari cepat keluar dari supermarket mengejar Carla yang entah sudah ke mana, nafasnya memburu hebat dan matanya terus mencari ke sana kemari mencari keberadaan wanita itu. Dan Jourdy yang tinggalkan hanya bisa diam di tempatnya dengan tatapan yang kosong, ia kesal pada semesta yang harus mempertemukan mereka. Suasana hatinya yang sejak awal menyengkang karena bisa berbelanja dengan sang istri, kini hanya tersisa kekesalan yang tak b
“Jourdy, aku harus bicara denganmu!” panggil Kania berusaha mengejar langkah Jourdy yang mulai memasuki rumahnya dengan sangat cepat.Namun Jourdy merasa sudah begitu lelah hari ini, ia tak ingin diganggu lagi oleh siapapun. Khususnya Kania yang ia tahu pasti akan mencari masalahnya dengannya, dan Jourdy tak bisa menghadapi wanita itu lagi. “Jangan ganggu aku! Hari ini aku sudah sangat lelah,” sahut Jourdy dingin dan datar. Segera Kania melantangkan suaranya dengan berkata, “Apa alasanmu menikahi wanita itu? Dia jelas-jelas adalah istri dari temanmu sendiri, Jourdy!” Hembusan nafas yang berat keluar dari mulut Jourdy setelah ia mendengar pertanyaan Kania, dugaannya memang tak pernah salah. Wanita itu pasti akan mencari gara-gara dengannya, dan lagi-lagi ini mengenai masalah Kevin yang sudah sangat membuatnya kesal sejak tadi. Begitupun dengan Carla yang juga merasa akan terjadi masalah lagi diantara mereka, ia bahkan tak mengerti mengapa Kania harus mempertanyakan masalah ini kepa
“Mengapa kau mengajakku ke tempat seperti ini?” tanya Kevin kebingungan setelah dirinya dan Hanna sampai di sebuah klub malam.Hanna dengan senyuman yang bersemangat langsung menjawab santai, “Aku rasa kau butuh hiburan, Kevin. Aku tahu kalau kau pasti sangat lelah setelah terus menerus mencari keberadaan Carla, jadi apa salahnya jika kita sesekali bersenang-senang.”“Aku tak suka tempat seperti ini,” sanggah Kevin kemudian berniat melangkahkan kakinya untuk pergi dari tempat bising itu. Namun Hanna bergegas mencegah kepergian Kevin dengan memegang erat lengan lelaki itu, “Memangnya kenapa, Kevin? Kita hanya akan minum santai sambil mendengar musik yang menyenangkan ini, tidak ada yang salah bukan?” “Pertama, aku tak suka minum. Dan yang kedua, tempat yang bising seperti ini sangat membuat telingaku tak nyaman.” Kevin berusaha menjelaskan alasannya yang menyukai klub malam. Hanna terkekeh kecil mendengar penjelasan yang diberikan Kevin padanya dan ia merasa lelaki itu sangatlah nai
Carla terbangun dari tidurnya ketika mimpi buruk baru saja membangunkannya, nafasnya menjadi tak teratur seakan merasa benar-benar kelelahan karena sesuatu hal yang sebenarnya terjadi hanya dalam bunga tidurnya.Pandangannya segera tertuju pada Jourdy yang masih tertidur sangat lelap di sampingnya, lelaki itu berada begitu dekat dengan Carla hingga Carla takut akan secara tak sengaja membangunkan suaminya. Perlahan Carla menggeser tubuhnya agar memiliki jarak dengan Jourdy, kemudian ia langsung bangun dan mengambil posisi duduk di pinggir kasur. Carla mengusap wajahnya dengan kasar menggunakan kedua tangan dan masih terus membayangkan mimpi yang baru saja hadir di tidurnya, dalam hatinya Carla kebingungan mengapa mimpi seperti itu bisa terjadi dan ia juga mulai merasakan ketakutan yang teramat besar. “Apakah Kevin baik-baik saja? Apa yang harus aku lakukan sekarang untuk memastikan keadaan Kevin?” tanyanya lirih pada diri sendiri. Tak ada yang bisa Carla lakukan saat ini, sekarang
Hanna tersenyum puas melihat pemandangan yang sangat indah di depan matanya, tubuh Kevin tanpa sehelai kainpun benar-benar telah menyihir kedua mata Hanna saat ini. Ia terus menerus memandangi tubuh Kevin, bahkan tanpa henti memberikan kecupan yang kuat di kulit lelaki itu.Lebih parahnya lagi Hanna mengulum senjata Kevin dengan sangat bersemangat, ia melampiaskan hasratnya pada lelaki itu tanpa berpikir lebih jauh. Bagi Hanna yang terpenting saat ini, adalah menjadikan Kevin miliknya seutuhnya. Sekalipun Kevin hanya memejamkan kedua matanya dan tak sadarkan diri, semua ini sudah sangat cukup untuk memenuhi keinginannya yang begitu gila. Hanna hanya ingin mendapatkan Kevin, dan menjadikan semua ini sebagai rencana yang sempurna. “Aku benar-benar bahagia, Kevin. Karena aku bisa melihatmu dengan gagah seperti sekarang ini,” ujarnya tanpa rasa malu. Hanna membaringkan tubuhnya di samping Kevin lalu memeluk erat tubuh lelaki itu sembari menaruh kepalanya di atas dadanya yang bidang, “B
“Jourdy, aku ingin meminta izin kepadamu untuk pergi sebentar keluar.” Carla memberanikan untuk meminta izin kepada suaminya meskipun sebenarnya ia merasa sangat takut.Jourdy langsung menatap wajah istrinya dengan datar sembari terus mengunyah makanan di dalam mulutnya, “Ke mana?” “Aku ingin pergi membawa Angel ke sini,” sahut Carla tenang. Karena beberapa masalah yang terjadi kepada mereka, Jourdy benar-benar telah melupakan perihal anak Carla yang ingin wanita itu bawa tinggal bersama mereka di rumah itu. Sekarang Jourdy baru mengingatnya dan ia sedikit bingung mengapa waktu itu Carla pulang tanpa membawa Angel, “Kenapa waktu itu tak membawa Angel? Bukankah aku sudah memberikan izin padamu hari itu?”“Iya, Jourdy. Tapi saat itu Angel tak ada di rumah ibuku makanya aku tak bisa membawa Angel ke sini,” sahut Carla berusaha menjelaskan. “Lalu dia di mana saat itu?” tanya Jourdy lagi penasaran. “Di rumah ayahnya,” ujar Carla ragu-ragu. Jourdy mengangkat sebelah alisnya dengan taja