Share

Pesona Melvin

Penulis: Rianievy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Serena tengah asik menikmati sarapan buatan mamanya. Ia tadi datang berjalan kaki karena malas sekedar ke rumah mamanya yang beda satu blok harus mengemudikan mobilnya.

Dengan memakai kaos rumahan yang longgar dan warna bisa dibilang buluk, juga celana pendek dan tak lupa sendal jepit andalan. Serena tak berbeda dengan anak komplek lain yang saat akhir pekan malas ke mana-mana.

"Pelan-pelan makannya, Rena," tegur mama sambil menyeret kursi duduk di hadapan putrinya.

"Laper, Ma."

"Emang habis ngapain? Olahraga pagi ya sama Romeo," ledek mama. Serena tersedak, buru-buru ia meneguk air putih. Mamanya mengingatkan adegan panas pagi tadi yang tak tuntas, ah ... bikin Serena ingat lagi, kan.

"Nggak. Romeo pamit mau naik gunung sama anak-anak tongkrongan di warung kopi depan. Tiga hari perginya."

"Kok nggak ajak kamu?" Mama mulai heran.

"Rena kan kerja, mana bisa ditinggal kerjaan Rena, Ma. Papa mana?" Ia baru sadar jika sejak ia di rumah orang tuanya, Handoko alias papanya tidak ada.

"Papa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jodoh satu RT   Mencari perhatian Serena

    Dibilang salah, tidak juga ... di bilang tidak salah ya ... salah. Serena melepaskan pelukan, ia menatap Melvin yang tersenyum manis."Pernikahanmu, bukan maumu, kan, Ser?" lirih Melvin masih dengan kedua tangan memeluk pinggang ramping Serena.Serena hanya bisa diam tanpa mau menjawab, bingung juga sebenarnya."Em, mau coba baju lainnya? Saya bisa tunggu di sini lagi, Pak." Ia mundur selangkah, Melvin mau tak mau melepaskan pelukannya. Ia mengangguk, lantas masuk kembali ke dalam bilik kamar pas sedangkan Serena duduk di tempat semula dengan pikiran tak karuan.Ia diam, mencerna kejadian beberapa waktu lalu saat ia membalas pelukan Melvin.Ah, masa bodo! Romeo juga nggak peduli, batinnya berujar. Pintu bilik kamar pas terbuka, Melvin keluar dengan pakaian saat awal datang dengan Serena, di tangannya membawa semua baju baru pilihan Serena."Saya ambil semua, ayo kita bayar. Apa kamu butuh sesuatu? Sekalian nanti saya bayar." Melvin meraih cepat jemari tangan Serena yang masih duduk me

  • Jodoh satu RT   Menginap

    Serena bersiap kerja, ia tak akan berangkat sendiri karena Melvin akan menjemputnya. Mereka janjian di luar komplek, terpaksa Serena berjalan kaki hingga gerbang utama.Sedan hitam mewah sudah terparkir, kaca gelap tak akan membuat orang lihat siapa yang di dalam. Segera Serena membuka pintu lalu masuk dan duduk."Morning," sapa Melvin. Ia lantas mengusap pelan kepala Serena."Morning, Pak," balasnya.Melvin mengerutkan kening, "jangan panggil, Pak. Just Melvin.""Mmm, kurang sopan, jelas kamu lebih dewasa dari saya. Mas aja, gimana?" Serena memakai seat bealt, Melvin setuju."Breakfast for you," kata Melvin seraya memberikan paper bag coklat, tadi ia mampir membeli sarapan roti dan kopi untuk Serena."Terima kasih, Mas." Serena tersipu malu, memang ia juga belum sempat makan apapun saking buru-buru hendak berangkat lebih pagi."Sama-sama, Ser." Melvin mengusap kepala Serena, membuat hati wanita itu berbunga-bunga.Mobil melaju kecepatan sedang, Serena menikmati sarapan sambil sesekal

  • Jodoh satu RT   Kunci Cadangan

    Hai, selamat membaca lagi ...._____Serena terkejut, saat ia membuka mata, di sampingnya ada Melvin yang sudah lebih dulu menatapnya."Kita--" cicit Serena takut.Melvin tersenyum kemudian terlentang, karena posisi sebelumnya ia tidur miring menghadap Serena."Kita nggak ngapa-ngapain, Ser, cuma tidur satu ranjang. Kamu pulas banget tidurnya." Melvin melirik Serena yang menutup separu wajahnya dengan selimut."Mau aku antar pulang? Kamu butuh ganti baju kerja, kan? Setelah itu kita ke kantor bareng." Melvin beranjak, ia segera ke kamar mandi meninggalkan Serena yang begitu lega karena tidak terjadi sesuatu.Keduanya sudah bersiap, Serena membuat dua cangkir kopi, tak memasak sarapan karena Melvin bilang nanti beli saja. Well, apa kata boss besar saja, Serena hanya mengikuti.Serena terkejut saat melihat pintu rumah terbuka, juga ada sepatu Romeo sudah diletakkan di depan teras."Romeo udah pulang," gumamnya. Melvin mematikan mesin mobil, ia tersenyum lantas meminta ikut turun. Ia kal

  • Jodoh satu RT   Mengubah perjanjian

    “Romeo,” bisik Serena tepat di telinga suaminya. Ia duduk di tepi ranjang yang di tiduri Romeo. Kedua mata Romeo dengan cepat terbuka, ia menoleh. Serena sudah bersiap berangkat kerja.“Hm,” gumamnya.“Bangun. Gue udah pikirin semalaman sampai nggak bisa tidur. Kita harus ubah perjanjian kita.” Sere membuka selimut yang menutupi tubuh Romeo. Kedua mata Serena tak berkedip saat melihat Romeo tidur hanya memakai kaos lengan buntung dan boxer ketat. Ia memalingkan wajah, Romeo menahan senyuman, ia tau pasti Serena salah tingkah.“Perjanjian apa?” Kini Romeo terlentang terlihat jelas miliknya menonjol, apalagi pagi hari, sudah otomatis milik seorang lelaki akan ‘bangun’. Romeo menatap sayu Serena dengan meletakkan satu tangan di bawah kepalanya sebagai bantalan. Otot lengannya terlihat jelas, kekar dan terbentuk tak berlebihan.“Jangan coba godain gue, nggak mempan,” tukas Serena lantas berjalan menjauh. Ia memutar tubuh kala Romeo sudah duduk bersandar pada kepala ranjang. “Kita nggak bi

  • Jodoh satu RT   Ladies day

    Zeya dan Mia sudah lebih dulu berada di mal tempat mereka janjian bertemu dengan Serena juga. Tetapi wanita itu belum juga muncul. Dua sahabat itu sudah bosan menunggu lebih dari satu jam.“Kemana sih, Serena. Di telepon nggak di jawab, di chat dibaca doang,” kesal Zeya. Ia menyedot smooties pesanannya lagi yang sudah hampir tandas.Lain dengan Mia yang asik membaca buku sambil senyam senyum sendiri.“Mi, lo asik sendiri. BT nih, gue!” seru Zeya lagi.Mia menutup buku setelah memberi tanda dengan pembatas, ia letakkan buku di atas meja. “Lo tau Serena lagi ribet sama dua laki-laki dihidup dia sekarang, kan? Sabar dan tenang. Kita dengerin nanti laporan dia apa.” Mia bersedekap. “gue masih heran sama tuh cewek. Kok bisa jadian sama Melvin, apa nggak takut suatu saat ketauan semuanya dan bisa bikin Tante Lita kaget bukan main.”“Itu dia, Mi. Gue aja kapok jalanin hubungan sama cowok yang katanya tulus dan baik, ternyata suami orang disaat gue udah full sayang sama dia.” Zeya yang sudah

  • Jodoh satu RT   Pasangan sempurna

    Acara pernikahan sepupu Romeo tiba, sejak malam sebelum hari H, semua keluarga sudah berkumpul di hotel yang sudah disewa beberapa kamar untuk persiapan. Serena satu kamar dengan Romeo, dilarang pisah untuk bergabung dengan sepupu lainnya yang belum menikah alih-alih alasan Romeo mau melepas rindu dengan ngobrol-ngobrol.“Meo, yang buat akad nikah, udah dibawa semua, kan?” Serena sedang membuka koper yang ia bawa. Mengeluarkan semua pakaian yang diperlukan lalu ia pasang hanger dan menggantungnya di dalam lemari kamar hotel.“Udah. Tinggal beskap sama kain, itu besok pagi dipakainya di kamar persiapan. Satu lantai di bawah.” Romeo asik nonton TV. Serena menata peralatan mekapnya di atas meja rias. Begitu teratur bahkan sangat rapi. Empat lipstick beda warna juga ia tata, lalu setelahnya berkacak pinggang karena puas dengan hasil kerjanya.Romeo melirik, ia heran dengan Serena yang soal penampilan tak bisa sa

  • Jodoh satu RT   Bukan kesalahn

    Harap bijak untuk membaca part ini ya, rate 18+________Acara pernikahan sepupu Romeo berjalan lancar, setelah resepsi selesai pukul satu. Rombongan keluarga yang akan bertolak ke Bali segera bersiap. Serena dan Romeo sudah ganti baju, Serena masih dengan riasan dan juga konde modern sisa acara resmi tadi. Pun sebagian keluarga lainnya, tak sempat mengurus rambut mereka buru-buru ke dalam bis yang sudah disiapkan menuju ke bandara.Koordinator pihak keluarga repot berteriak memanggil rombongan untuk segera ke tempat boarding, check in sudah dilakukan oleh panitia yang sejam lalu lebih dulu berangkat ke bandara.Romeo menyeret dua koper miliknya dan Serena. Serena sendiri berjalan cepat supaya tak ketinggalan keluarga lain yang sudah berjalan di depan mereka.Akhirnya, semua sudah masuk ke dalam pesawat, saling mengabsen ulang anggota keluarga supaya semua sudah lengkap. Dua puluh lima orang yang berangk

  • Jodoh satu RT   The best Sunset

    “Morning,” lirih Romeo dengan suara serak saat ia membuka kedua matanya. Pun Serena yang masih berada di sisinya.“Morning,” balas Serena dengan suara lemah juga.“Kayaknya harus minta ganti sprei, lo mau nggak bilangnya?” Romeo meringis.“Nggak. Nanti gue yang bilang ke room service biar house keeping bawain yang baru. Tapi yang pertama, bisa bantu gue ke kamar mandi. Perih, Meo.” Serena tertawa pelan. Romeo tersenyum lebar, ia beranjak lebih dulu, memberi kecupan selamat pagi di kening Serena lalu menyibak selimut yang menutupi tubuhnya.Romeo telanjang bulat, memunggungi Serena saat hendak memakai boxer.“Gue pikir lo seksi juga, Meo,” ucapan Serena membuat Romeo segera memutar tubuhnya lalu menyergap Serena hingga istrinya memekik kencang. Apalagi saat Romeo menggendong tubuh sang istri dengan menggunakan kekuatan kedua lenganya.“Dan tubuh lo, juga menggoda,” balas Romeo seraya berjalan ke dalam kamar mandi.Serena duduk di atas kloset saat Romeo menyalakan air di dalam bathub. “

Bab terbaru

  • Jodoh satu RT   Impian masa depan

    Perjalanan mencapai kesuksesan tidak lah mudah, berliku bahkan berdarah-darah dapat terjadi. Proses memang butuh waktu, kesabaran dan tetap tekun menjadi kuncinya.Memasuki bulan kelahiran, sudah dipastikan Serena akan operasi. Romeo tetap bekerja sebagai ojek online karena tak mau menerima bantuan tawaran kerja dari siapapun.Perkara dengan papanya masih berlanjut, pria itu sudah menikah lagi tanpa Romeo pun Serena datang. Mau dibujuk seperti apa, Romeo tak akan bergerak datang."Kamu nggak kasihan sama Papamu, Meo?" Serena sedang merapikan pakaian bayi ke dalam koper. Esok ia dijadwalkan operasi sesar."Nggak." Romeo menjawab tegas."Susah ya kasih pengertian ke anak muda," sindir Serena diakhiri kekehan. Romeo hanya berdecak. Ia bangkit, meraih jaket ojol lantas memakainya."Hari ini aku narik sebentar, sampe siang, terus pulang."Serena mengangguk. Ia peluk suaminya memberi semangat, sedangkan Romeo bersandar manja di bahu sang istri."I love you," bisik Romeo."Love you more," ba

  • Jodoh satu RT   Detak nyawa

    Malam-malam bisa jalan berdua, Serena menggamit lengan Romeo saat mereka selesai makan malam di warung tenda yang menyajikan menu soto daging. Tak lupa ia membeli minuman manis supaya segar tenggorokannya."Jangan kebanyakan minum manis, Ser," tegur Romeo."Dikit aja." Serena menyedot jus jeruk sunkies."Ser, buat makan sehari-hari gimana? Nebeng orang tua?" Romeo tak enak hati, harus merepotkan kedua mertuanya."Ada aku, cukup kok gajiku buat tambahin biaya dapur." Dengan santai Serena menjawab, keduanya berhenti berjalan di depan taman air mancur komplek, sengaja dibuat supaya bisa jadi tempat para warga berkumpul karena dihias lampu warna warni yang cantik.Pandangan Romeo lurus ke depan. Ia berpikir sampai kapan harus serumah dengan mertua, ia juga mau punya tempat tinggal sendiri walau sewa. Tak ingin meminta bantuan papanya juga, kegengsian Romeo sangat tinggi, ia harus berhasil dengan kakinya sendiri bagaimanapun juga. Belajar dari masa lalu dan kesalahan, tak akan kembali ia t

  • Jodoh satu RT   Tawaran Moza

    "Meo, bangun ... kamu jalan jam berapa?" Serena duduk di tepi ranjang, ia sudah selesai mandi juga berpakaian. Jam masih diangka lima pagi, karena Tira sedang menginap di rumah temannya, ia ke kantor berangkat sendiri.Romeo bergeliat, ia buka matanya perlahan lalu tersenyum. Bukannya langsung beranjak, ia justru mendusalkan wajah ke arah perut Serena.Ia ciumi perut buncit Serena begitu penuh kebahagiaan. Perlahan, Romeo duduk, ia menyapa Serena dengan belaian di kepala lantas segera ke kamar mandi.Serena keluar kamar, ia kaget karena papanya sudah berdiri di depan kamar. "Romeo?" Tatapan papa begitu datar.Hanya bisa senyam senyum yang ditunjukkan Serena. "Papa mau ngomong sama suamimu." Lalu papa turun ke lantai bawah. Serena menutup pintu lagi, tadinya ia mau menyiapkan kopi untuk Romeo."Meo," ketuk Serena ke pintu kamar mandi. Pintu terbuka, Romeo masih dalam keadaan basah kuyup, belum selesai mandi. "Papa mau ngomong sama kamu," tukasnya. Romeo mengangguk. "Aku tunggu di bawah

  • Jodoh satu RT   Semangat Baru

    Serena menutup pagar, ia gandeng Romeo masuk ke dalam rumah. Duduk bersama di ruang tamu.Kepala Romeo tertunduk dalam dengan kedua tangan saling meremas. "Aku nggak sangka Papa bisa secepat ini mau dekat sama perempuan lain, Ser. Gampang banget Papa lupain Mama!" Emosi Romeo mulai muncul. Serena meraih jemari tangan suaminya yang saling meremas keras."Papa butuh temen, emang kamu udah tau siapa ceweknya? Bukan ani-ani atau cewek kegatelan, kan?!" Kalimat Serena membuat Romeo menoleh cepat ke arahnya. "Barang kali, namanya jaman sekarang," sambung Serena."Perempuannya Bu Hartoyo, janda RT delapan. Ibunya Fadlan. Musuh aku waktu SMP sampe SMA, mantan pacarnya Tira," tukas Romeo."HAH!" Serena teriak kencang sekali. Romeo mengusap kasar wajahnya."Kayak nggak ada pilihan lagi Papa, kan?! Aku nggak masalahin Bu Hartoyo! Aku masalahin anaknya. Si Fadlan itu males! Dia kerjanya game melulu! Yang ada morotin Papa!" kesal Romeo."Emang kamu nggak males," cicit Serena yang masih bisa dideng

  • Jodoh satu RT   Baby bumb

    Serena seolah membatu, setiap hari Romeo datang sekedar memberikan makanan dan tak lupa uang seadanya. Kini, kehamilan Serena sudah masuk bulan kelima, perutnya sudah mulai tampak membuncit.Saat berjalan terlihat tonjolan pada perutnya yang mampu membuat mata tetangga jelatan alias siap menggosipkan dirinya untuk kesekian kalinya."Mbak, gue drop di perempatan deket kantor lo aja, ya," ujar Tira seraya mengeluarkan mobil dari dalam garasi."Iya," tukas Serena seraya masuk ke dalam mobil. Serena kembali bekerja, di rumah saja membuatnya justru bosan. Karena kehamilannya, ia tak lagi menjadi aspri dari Moza, tapi ia pindah ke bagian keuangan.Bagus Serena cepat belajar, ia juga tak malu bertanya jika ada hal yang membingungkan.Serena dan Tira melewati rumah tetangga yang suka bergosip. Ia mulai kesal namun Tira meminta mengabaikan. Berita ia hamil bukan dengan Romeo hingga ia dibilang cerai lalu menjadi simpanan Om-om juga marak disebar."Mbak, udah coba ngobrol sama Romeo?" Tira meme

  • Jodoh satu RT   Titik balik Romeo

    Halo, kembali lagi ketemu saya, maaf lamaaa nggak update. Semoga kalian masih mau membaca karya ini ya, terima kasih.****Romeo diam, ia merenungi semuanya. Di dalam hati, ia tau Serena yang sudah membuatnya jatuh cinta sejak keduanya kecil. Petualangan cinta Romeo sendiri dengan perempuan lain hanya basa basi, tak serius. Hanya Serena yang bisa mengikat hatinya."Gue harus mulai dari mana?" gumamnya merutuki diri karena laki-laki seharusnya bekerja keras demi membahagiakan diri sendiri dan wanita yang dicintai. Bukan seperti dirinya yang seenaknya sendiri.Bergelut dengan hati, membuat Romeo meneteskan air mata akibat terlalu santai selama ini. Kini ia akan menjadi seorang ayah, ada tanggung jawab baru yang harus diemban.Bekerja dengan papanya, bisa saja. Tetapi bagi Romeo yang berprinsip keras jika ia bisa berdiri di kaki sendiri tak akan mau menikmati fasilitas kemudahan itu.Grup chat SMA ia buka, ia mencoba menghubungi temannya satu persatu yang dekat dengannya dulu. Mencari lo

  • Jodoh satu RT   Penolakan

    “Kenapa, lo? Sadar udah bikin kesalahan?” lirih Tira. Ia dan Romeo masih berdiri di depan rumah tanpa pagar itu.“Gue mau ngobrol sama Serena. Banyak yang perlu gue sampaikan.”“Apa? Cerai?” Tira memalingkan wajah sambil berdecak sinis.“Bukan urusan lo, Ra. Sini biar gue yang kas—““Lho, Meo,” suara papa terdengar dari teras. Romeo menyambar plastik dari tangan Tira lantas berjalan mendekat.“Pa,” sapa Romeo tak lupa menyalim tangan.“Kok di sini? Tira kasih tau alamat rumah ini, ya?” Papa menatap Tira yang menggelengkan kepala.“Meo lewat jalan tembusan ke rumah baru, Pa. Terus lihat mobil Tira, jadi Meo berhenti dulu.” Romeo tersenyum tipis.“Emang rumahnya di mana sekarang? Rumah lama kosong, ya? Papa udah lama nggak ngobrol sama Papamu. Sibuk kerja,” tukas papa Serena sedih lama tak bicara dengan sahabatnya.“Itu, Pa. Lewat jalan itu, belok kiri, udah sampai. Selama ini Meo lewat gerbang utama di ujung depan sana, tadi iseng lewat jalan lain, ternyata ….”“Kita tetanggaan lagi!”

  • Jodoh satu RT   Kabar mengejutkan

    Tira sedang di kampus saat Serena memintanya jemput. Buru-buru adiknya segera ke lokasi yang Serena beritahu. Di tengah jalan, tepatnya lampu merah Tira melihat Romeo dengan motornya berhenti di sisi kanannya. “Meo!” panggil Tira. Romeo menoleh namun tatapannya sangat dingin. “Lo kemana aja! Mbak Rena nyariin! Lo block nomer dia!” teriak Tira. Romeo hanya diam, tak mau menjawab. “Tiga bulan, Meo. Lo jauhin Kakak gue!” lanjut Tira masih berteriak. Lampu berganti hijau, secepat mungkin Romeo menarik gas lantas melaju jauh. Tira kesal, ia hanya bisa memukul kemudi saking emosinya.Serena diam saja, masih duduk di tempatnya. “Mbak,” sapa Tira. Serena mendongak, Tira berdiri di hadapan Serena, ia sudah tau maksud tatapan kakaknya tanpa perlu menjelaskan. “Ayo pulang,” ajaknya.“Gue takut, Ra,” resah Serena.“Kita hadapi, ya, Mbak.” Tira merangkul Serena. Kakaknya memang menjadi murung apalagi sejak meninggalkan apartemen dua bulan lalu dan memilih kembali ke rumah orang tuanya. Tetapi ruma

  • Jodoh satu RT   Terungkap semuanya

    Mama Lita masih tak sadarkan diri, penyakitnya kambuh secara mendadak. Romeo dan Serena bolak balik ke rumah sakit guna mengunjungi Lita yang tak merespon.“Mama kenapa begini, Ma, maafin Romeo, Ma,” lirih Romeo sambil mengusap wajah Lita. Kedua orang tua Serena juga selalu datang setiap hari. Mereka masih tak paham kenapa Romeo dan Serena begitu sedih juga dirundung penyesalan.“Mbak, lo baiknya sama Romeo jujur ke Mama Papa kita juga. Jangan nambah masalah baru.” Tira memberi saran, Serena yang dijemput Tira dari kantornya untuk langsung ke rumah sakit hanya bisa menganggukkan kepala.“Gue takut, Ra,” lirih Serena dengan suara bergetar. Ia juga menggigit kuku jarinya saking dilanda khawatir.“Berdoa aja semoga Tante Lita membaik kondisinya. Gue masih penasaran siapa yang bocorin rahasia ini. Perlu dicari tau?” tukas Tira sepintas sebelum fokus kembali ke jalanan di depannya.“Iya, gue juga nggak habis pikir. Romeo memang lagi ada yang suka sama dia, Michelle namanya, tapi kan baru k

DMCA.com Protection Status