Home / Pernikahan / Jodoh Wasiat Ibu / Bab 36. Tergoda

Share

Bab 36. Tergoda

Author: EL Dziken
last update Last Updated: 2023-04-03 05:56:08

Bab 36

"Aku ikut, Minahhhhh, bawa Lalita dulu, aku mau ikut Bapak." teriakan dari Sonia membuat Minah, asisten rumah tangga Sonia, datang dengan tergopoh-gopoh, dirinya tak mau mendapat semprotan amarah dari majikan perempuannya. Bisa-bisa gajian bulan ini potong habis, imbasnya.

"Iya, Nyah Mami ..." kata Minah, memanggil 'Nyah Mami' pada Sonia.

"Bawa, Lalita dulu, ya. Ajak dia bermain dulu."

Lalita melihat inang asuhnya dengan tersenyum.

"Iya, Nyah Mami ..."

Namun, terlihat wajah penasaran suaminya.

"Maksud Mami , mau apa. Ikut Papi ke kantor?"

"Iya, nanti aku pulang nggak usah di antar, mau mampir ke pasar dulu,"

"Lah, mau ngapain ke kantor."

Pertanyaan suaminya, membuat Sonia tergagap tak bisa mau jawab apa.

"Anu, Pih , mau ketemu .... Ayu ... Ketemu Ayu. Ada yang mau aku bicarakan dengan Ayu." Begitu alasan Sonia, sekenanya saja.

Suaminya tak banyak curiga pada alasan Sonia, yang sebenarnya dirinya mau mencari info di mana Sean kini berada.

Mereka pun berangkat tanpa beban. Tin
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 37. Dokter Rendi yang Baru

    Mobil taksi itu pun meninggalkan kantor sean, dan membawa Sonia, pulang. Wajahnya terlihat puas, bahagia.Di suatu tempat yang jauh, terlihat lelaki kurus sudah bersiap untuk sebuah perjalanan jauh."Terima kasih atas dedikasinya selama ini , Pak Rendi." ucap salah satu petugas jaga Wana."Iya, saya pun banyak berterima kasih pada Bapak selama ini. Banyak pengalaman dan ilmu baru bagi saya, Pak." tutur Rendi dan menyalami semua petugas di sana."Jarang ada seorang Dokter SPOG seperti Pak Rendi, mau membantu kami di sini.""Ah, ini karena ada tugas dari pusat. Beruntung populasi orang utan yang hampir punah sudah teratasi, jaga My prity ..." pesan Rendi membuat petugas itu tersenyum.Terlihat orang utan bernama My prity sedang bersama Empat anak kembarnya."Hebat, Pak Dokter, bisa membuat empat anak kembar." Semua pun tergelak tertawa. Rendi tertawa pula, pemberian sistem bayi tabung pada orang utan berhasil menjadikan My Prity mempunyai 4 bayi kembar, kini mereka berusia 7 bulan, an

    Last Updated : 2023-04-05
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 38. Dira sudah siuman

    Terlihat Dira masih berbaring, wajah kuyunya tersenyum pada suaminya. Kemudian senyum itu memudar tatkala melihat sosok Rendi di belakang Sean."Rendi .." desis Dira pelan."Iya, Rendi sudah menceritakan semuanya. Jangan marah padanya." Pelan Sean duduk dekat ranjang Dira."Mama ...""Raska ..."Mbak Murni mendekat pada Dira sambil menggendong Raska.Lelaki kecil dan imut tersebut langsung berbaring di dekat mamanya."Ya Allah, rindu sekali aku padamu, Nak." Dira memeluk anaknya dengan erat. Semua melihatnya penuh haru.Tak lama, masuklah Dokter Sesil."Selamat siang, Alhamdulillah, Bu Dira sudah siuman. Saya priksa tensinya dulu ya Bu. Saya yang akan memeriksa ibu Dira." ucap Dokter Sesil mendekat, setelah Sean menyingkir berpindah ke sisi satunya.Rendi masih berdiri di ambang pintu, memperhatikan semuanya walau dalam hati sedih dan entah, perasaan itu berangsur hilang, dengan rasa ikhlas yang dia bangun cukup lama.Semua terdiam, saat Dira diperiksa, begitu juga Raska."Iya, cukup,

    Last Updated : 2023-04-05
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 39. Hijrah

    Sean dinyatakan mengalami stroke ringan pada otaknya. Dirinya hanya bisa berbaring saja diranjang. Dira dan Raska selalu menemani Sean di kamar rumah sakit. Dira adalah wanita yang kuat, kini usia kehamilan Dira memasuki usia lima bulan."Mas, lihat, perut aku sudah kelihatan buncit ya, ada adik Raska di dalam sini." kata Dira sambil mengelus perutnya di depan Sean yang masih terbaring dan terpejam rapat.Dira kemudian duduk, mengusap pelan dahi Sean, mengelus pipinya, dan memegang tangan suaminya , lalu mengecupnya pelan."Bangun , Mas, aku nggak mau sendirian. Kamu bilang akan selalu ada untuk aku. Kita belum dinner lagi, Mas ." bisik lirih Dira di telinga Sean."Mama ... "Raska memanggil Dira. "Bu, sebaiknya, ibu makan dulu." saran Mbak Murni yang selalu setia pada Dira. Kemanapun majikan perempuannya pergi selalu ada di dekatnya."Iya, Mbak, saya pasti makan. Tenang saja." Dira pun memangku Raska."Sapa Papa dulu, kak ..." ucap Dira pada Raska yang sudah dibiasakan memanggil kak

    Last Updated : 2023-04-07
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 40. Berbagi Tugas

    Mbak Murni, duduk di dekat majikannya. wajahnya nampak terharu. "Maafkan saya , Pak. Ibu terpaksa harus istirahat total di ranjang, tidak boleh cape dan macam-macam. jadi saya sekarang yang akan menengok Bapak setiap hari. Jangan bosan pada cerewet saya , ya , Pak." Mbak Murni menyeka air matanya sendiri tidak tega pada keadaan Sean, yang selama ini baik dan pengertian padanya.Sean hanya diam saja, namun, menyiratkan bahwa dia paham apa yang asisten rumah tangganya sampaikan saat itu."Tapi, saya tidak sendirian Pak, ada Pak Ilham yang akan membantu saya, Pak. dia perawat laki-laki yang nanti akan mengurus tetek bengek tentang kesehatan Bapak. ini anjuran dari Dewi," tutur Mbak Marni. Mata Sean sedikit terbelalak, kaget."Oh, iya. Dewi datang tepat waktu. dimana saya amat sangat membutuhkan tenaga. Sekarang Dewi yang mengurus Ibu. juga menjaga Ibu , Pak. Dewi juga riwa-riwi, urus Raska. lagian Raska langsung lengket sama Dewi, Pak."wajah Sean terlihat, agak tenang. mungkin bila Sea

    Last Updated : 2023-04-09
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 41. Hadirnya Ali Alias Gibran

    Sonia. mencerna info dari sahabatnya , Ayu. "Gila! aku nggak nyangka, Budi bi adab juga. jadi sekarang Vidio yang ada di CCTV kantor Sean di sebar ya, Kurang ajar! " Sonia memaki Budi. yang memang dari awal tidak pernah suka pada dirinya."Iya, sekarang orang pada kenal kamu, bi sek. heran, lagian lu kenapa juga nggak lihai sih, ""Soryy, aku sedang kena sialnya ..." Dan perbincangan yang lain pun masih terus berlanjut.Malam menjelang. seorang wanita bertopi terlihat sedang menikmati segelas kopi susunya di sebuah kantin.pandangannya tertuju pada seseorang yang dari tadi tertawa-tertiwi. Sonia. Ya, wanita yang sedang bercanda itu adalah Sonia. dia tak menyadari ada sepasang mata mengawasinya dari dari tadi, dan dirinya tak mengenali sosok Dewi yang dalam penampilannya sudah banyak berubah.Tak lama, Dewi menelepon seseorang. keinginannya hanya satu ingin tahu di mana adiknya berada, berdasarkan info dari rekan sesama informannya, Tissa masih berada di kota Batam."Pak Toni, tolong

    Last Updated : 2023-04-10
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 42. Bertemu

    Dewi mulai memakai helm cakilnya. Hari ini membeli keperluan Raska, dari jajanan juga beberapa mainan. Dirinya tak menyadari ada lelaki bersorban, berjenggot tebal dan memakai gamis panjang, memperhatikannya dengan cara terpana.Gibran mencoba mendekati Dewi, namun, salah satu orang rombongan tersebut memanggilnya, untuk segera meneruskan perjalanan.Waktupun berlalu, Dewi telah sampai rumah, segera dirinya melaksanakan tugas kembali., memandikan Raska, untung saja Sony banyak membantunya hari ini."Kakak Raska, hari ini ke sekolah dulu, dengan bunda Fira ya, nanti pulang sekolah Tante jemput lagi, dan tengok Mama, di rumah sakit.""Baik, Tante yang cantik," kata Raska, sambil menjawil pipi Dewi.Dewi pura-pura merenggut atas sikap anak kecil itu yang menjawil pipinya."Marah? ""Enggak, Tante nggak marah,""He He ... Tante Dewi, pulang sekolah nanti beli es krim yang besar, ya, yang rasa cokelat.""Oke, bos kecil. Nah, sudah siap semuanya. Ayo kita berangkat sekolah." Dewipun mengend

    Last Updated : 2023-04-11
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 43. kakak beradik bertemu

    "Kau tidak bohong? atau hanya modusmu saja." Sangsi Dewi pada pernyataan Gibran.Gibran mengembuskan napasnya."Aku hanya punya waktu setengah jam saja,""Naiklah, kita cari tempat berbincang."Gibran dan dewipun berboncengan, tak lama berhenti di sebuah warung.Gibran menceritakan semuanya pada Dewi.Dewi hanya bisa diam, "Berilah alamatmu, dan sekarang aku antar kau ke masjid kembali."Apa yang di ceritakan Gibran, benar-benar membuat dirinya kaget. begitu cepat waktu berlalu. semua takdir sudah ditentukan oleh sang pencipta. Dewi terdiam, bulir matanya mengalir.sebejad-bejadnya seorang Gibran, bisa berubah total, hanya keterbatasan identitas saja."Tissa ...." Dewi menyebut nama adiknya pelan.Berarti anak yang ada pada Sonia adalah anak Tissa dan Gibran. Lalu, apa benar yang dikatakan Gibran, bahwa dia hendak ingin melihat anaknya saja.waktu yang singkat , membuat Gibran tak banyak bercerita.Dewi, membawa Raska ke kamar Dira. Walaupun seorang anak kecil tidak boleh ke rumah s

    Last Updated : 2023-04-13
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 44. Clear

    "Jadi, aku titip adikku padamu, Gibran. aku harap kau tidak berulah seperti dulu lagi. sesuai ceritamu. bila anak yang sudah ada di Sonia. sesuai perjanjian, kau tak berhak atas anak tersebut. biarlah. toh ... kau sendiri yang memberikannya." jelas Dewi pada Tissa dan suaminya, Gibran."Maafkan aku, Kak. aku mendapatkan imbalan yang setimpal, aku mengindap kangker payudara , kak." Tissa menundukkan kepalanya. "Saat ini, aku sedang banyak membutuhkan biaya untuk itu."Dewi tahu, kemana arah pembicaraan mereka. "Berikan nomor rekeningmu.""Kami tak punya rekening kak, bahkan Kartu identitas pun kami tak punya.""izh, kalian ini, bagaimana dengan pernikahan kalian? hanya nikah siri?" tanya Dewi.Tissa mengangguk lemah. Dewi mendesah kesal. "Kalian ini —"Tiba-tiba ..."Dewi! Bu Dira ... Bu Dira!" teriak Mbak Murni memanggil Dewi. Wanita langsung berdiri, dan berlari menuju ruangan dimana Dira menempati ruangan pemulihan pasca oprasi."Kenapa Bu Dira, Mbak?""Bu Dira pendarahan hebat,"

    Last Updated : 2023-04-27

Latest chapter

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 56. Kritis

    Sean berlari di samping ranjang beroda milik sebuah Rumah sakit. Nampak, Dira terbaring, wajahnya pucat pasi. bibirnya membiru. Matanya terpejam rapat. Bila Aisyah tak menangis, mungkin Sean tak tahu, kalau Dira sudah pingsan di sudut nakas."Lebih baik, Bapak tunggu di sini, Pak. Silakan daftar pasien dahulu, percayalah, kami akan lakukan yang terbaik untuk pasien." ucap salah satu perawat yang mendorong, hingga ke ruangan gawat darurat.Dari jauh, Ilham dan Dewi berlari mengejar Sean."Pak, bagaimana Kak Dira?""Mereka sedang menanganinya," jawab Sean dalam kecemasan, "aku belum daftar pasien." sambungnya pada Ilham."Biar aku saja, Pak. " Dewi segera pergi ke bagian pendaftaran pasien.Sean terduduk, napasnya masih memburu. Dengan ditemani Ilham. Mereka menunggu kabar tentang Dira.Sepuluh menit kemudian, Dewi sudah datang kembali,. dengan membawa minuman, lalu menyerahkan pada Sean."Minumlah dulu, Pak. Tenangkan hati, Pak Sean.""Betul, Pak " Ilham pun menyerahkan minuman pada Se

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 55. Bimbang

    "Boleh aku gabung dengan kalian?" tanya Dira, masih berdiri di depan Dewi.Segera wanita tomboy itu berdiri, dan memberikan kursi padanya. Dewi segera mengambil kursi yang lain, dan menjejeri kursi tadi."Bu Dira? apa yang dilakukan di sini?" tanya Ilham masih dalam kebingungan. Pasalnya Dira yang selama ada di Malang yang dia tahu selalu diam di rumah."Kalian ini kenapa sih? kok kaya lihat hantu saja. " Dira duduk pada kursi yang diberikan Dewi."Kak ..."Dira tersenyum pada mereka. " Mas Sean lagi ada di rumah sakit, menemani Tiara dan Papa yang sedang cek up."Ilham dan Dewi masih, terdiam sambil menatap Dira."Kalian ini? Mas Sean kesini pakai motor, aku bonceng saja. Nggak enak aku ikutan ke rumah sakit. biar Tiara saja yang mengantar Papa, toh, memang sudah terbiasa dengan Tiara 'kan?" jadi aku ... dan akhirnya, aku bisa menemukan kalian. tadinya aku ingin minum espresso dan sepiring roti." "Aku pesankan, Kak." Dewi segera bangkit dari duduknya dan menuju tempat pemesanan.Dir

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 54. Keajaiban Sang Pencipta

    Pagi ini, sinar matahari menyeruak dari sela dedaunan. Riaknya membuat bayangan pada lantai trotoar, hingga bayangan itu membuat bias cahaya.Seorang anak kecil, berlari bebas. Mendekati seseorang, berkerudung lebar dan bercadar."Subhanallah .... jangan berlarian, nanti kau jatuh!" teriak wanita itu, sambil mengejarnya. Bajunya melambai. warna hitam yang pekat. Di belakangnya, seorang lelaki berjenggot tebal, mengikutinya sambil menggendong seorang anak kecil sekitar berumur Lima tahunan."Umi, jangan berlari, nanti kau jatuh!" Seru lelaki tersebut pada wanita yang dipanggilnya Umi.Akhirnya gadis kecil yang berlari itu, sudah digandeng oleh wanita bercadar tersebut.Mereka adalah keluarga Gibran.Lelaki yang dulu pernah menjadi orang yang paling dekat dengan Sonia atau Miss Lola. Istri dari lelaki tersebut adalah adik kandung dari Dewi. Mereka dulu pernah berseteru dalam keluarga. Anak yang sudah dalam genggaman wanita itu adalah anak yang dulu pernah diiadopsi oleh Sonia. Tapi, k

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 53. Clear

    "Mas, foto siapa ini?" tanya Dira pada suaminya, setelah dirinya naik lagi ke dalam truk.Sean memandang foto tersebut, dan mengerutkan dahinya."Foto, kekasih Firman, mungkin. kemarin firman yang bawa truk ini." "Oh, kupikir ...""Janganlah, berpikir yang aneh-aneh sayang, aku tak akan melakukan hal tersebut. Percayalah," ucap Sean menyakinkan istrinya.Dira, hanya tersenyum, lalu memandang Sean."Mas, tak bosen dengan aku?""Tidak, justru senyummu itu yang aku rindukan.""Tak inginkah Mas ... bercumbu?""Oh, pasti itu ada, tapi aku lebih suka mencumbui istriku, aku tipe setia, dulu sudah puas olehku berbuat don juan.""Benarkah?""Dengarlah Dira, saat ini yang aku impikan adalah membuatmu sehat, punya rumah, punya usaha, tinggal melihat anak-anak tumbuh dalam kebajikan. Kita menua bersama."Dira tersenyum dan menitikkan air matanya, segera diraihnya tangan suaminya, dikecupnya berulang kali punggung tangannya.Sean mengerti kesedihan Diri. diraihnya tubuh kurus itu, dan dipeluknya

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 52. Penganggu

    "HAI! LEPASKAN ADIKKU!" teriak keras dari Dewi. Wanita gesit itu langsung berlari mendekati Tiara. Murni pun tergopoh-gopoh seraya membawa pentungan golf milik Papa Panji.Dua lelaki yang menarik tangan Tiara langsung melepaskan tangan Tiara. Mereka langsung berlari meninggalkan tempat tersebut."Kurang ajar! Wei! jangan lari." Murni sudah mengangkat tinggi-tinggi tongkat tersebut.Dewi, menatap tajam dua lelaki tanggung tersebut yang langsung hengkang dengan sepeda motornya. Namun, Dewi mengingat nomor plat itu dengan baik dalam ingatnya.Tiara , bersembunyi di belakang tubuh kakaknya. "Kau kenal mereka, Tiara?""Iya kak, salah satunya adalah Wawan, dia yang terus mengejarku, aku sudah menolaknya, tapi dia masih main paksa saja. Siapa yang mau pacaran sama preman, kak," jelas Tiara."Oh, naksir sama Non Tiara, ya? tapi preman? jangan Non! enak aja, gadis cantik dan shaleh gini, sama preman." Murni sudah mencicit sebal pada lelaki yang belum dikenalnya."Sudahlah, Mbak, Nggak usah k

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 51. Terjerat

    "Hai, kurang ajar!" Sonia berteriak, karena rambutnya ditarik dengan keras oleh Murni, Sonia tak tinggal diam, dia membalas tindakan Murni yang tiba-tiba tersebut. Wanita yang sudah dalam keadaan emosi itu menarik lengan Murni, dan membuatnya mengaduh karena kuku-kuku itu menghujam dalam lengannya.Murni menarik tangan Sonia membantingnya hingga tubuh wanita itu tersungkur keras ke lantai toko mainan siang itu.Banyak mata yang melihatnya, namun Murni tak pedulikan lagi, diinjaknya jari jemari Sonia. Otomatis dia berteriak sekencang-kencangnya, seraya menarik betis kaki Murni.Wanita setengah abad itu hampir tersungkur, tapi kakinya segera menahan tubuhnya agar tidak terjerembab. Sonia kaget, melihat kuku tangannya sudah patah, terlihat merah karena bekas injakan keras kaki Murni.Semua yang melihat, tak ada yang melerai. Tiara, segera menyingkir, dan memanggil satpam di depan toko.Terjadi pertengkaran lagi, kali ini lebih ekstrem, mereka sudah bergumul, saling tarik-menarik rambut,

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 50. Murni

    Pagi cerah, mengiringi langkah Murni menuju rumah keluarga Dira. Rumah besar berpagar tinggi itu membuatnya melongo.Kemudian, segera masuk. Rasa kangen pada Aisyah begitu menggebu."Mbak Murni." Panggilan itu membuat Murni menghentikan langkahnya. ternyata, Dewi. Senyum merekah menyambutnya. Mereka saling berpelukan, teringat dulu, saat mereka sama-sama sebagai asisten Bu Dira. Selalu ada perselisihan antara mereka, tak ayal merekapun sering berantem."Dewi, ah bahagianya aku bisa bertemu denganmu lagi." "Ha ha, tentu saja, tapi saat ini kau akan jarang menemukan aku, mampirlah nanti ke rumahku ya?""Hah, kau tak tinggal di sini juga! lalu ...""Aku tinggal bersama kedua adikku, Mbak. Cuma setengah jam saja kok.""Bagaimana keadaan Bu Dira dan yang lainnya?""Sehat. tapi saat ini jaga perasaan Bu Dira. agak tidak stabil.""Oh, Apakah?""Sudahlah, ayo masuk. mereka sedang berkumpul, ada Ilham juga.""Wah, ada cowok ganteng juga."Dewi tersenyum, inilah Mbak Murni yang masih saja suk

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 49. Bertemu Sonia

    Sudah hampir satu Minggu Sean sekeluarga berada di Malang. Sean mencoba berdamai dengan situasi. Beberapa anak perusahan armada milik Papa Panji diurus oleh Sean. Kali ini, terlihat Sean memakai kaus dan jins belel, ada handuk kecil melingkar di lehernya.Nampak, Papa Panji tersenyum melihat penampilan menantunya. Lelaki yang dulu pernah diasuhnya terlalu gagah dalam kostumnya pagi ini."Gantilah, bajumu. Nggak pantas, masa bendahara PO pakai baju kaya gitu," protes Papa."He he, Sean kali ini, mau mencoba truk yang baru, Pah. Tadi pagi, Fadli sudah bilang ada lima truk pengangkut pasir datang, semuanya dalam keadaan baru. Semoga bisnis aku kali ini sukses, Pah." Sean bersemangat dengan bisnis barunya."Oke, Papa paham dirimu, jangan terlena. Dira lebih butuh perhatianmu. Jangan lupa besok, jemput Marni, biar gajiannya Papa yang urus.""Baik, Pah."Sean merasa kini harus membuka peluang bisnis yang baru dan menjanjikan.Tiba-tiba, ada uluk salam dari luar. Terlihat Tiara datang bersam

  • Jodoh Wasiat Ibu   Pulang ke Malang

    Malam ini adalah malam terakhir di kata Batam. Kota yang pernah membesarkan bisnis Sean, kota impian yang ingin ditaklukkan oleh pria ganteng itu. Namun, kini semua hilang sudah. Sejak pernikahan dalam perjodohan dengan Dira, teman masa kecilnya, menjadikan impian itu kini terkubur dalam-dalam. Setelah mengalami banyak bertubi-tubi ujian dari Allah.Dua buah hati, Raska dan Aisyah menjadikan rumah tangganya menjadi lebih dewasa lagi.Cobaan hidup Dira tak berhenti sampai di sini saja. Dirinya harus melawan emosi dan rasa percaya dirinya yang hilang.Untung, Sean adalah lelaki yang tahan bantingan. type yang setia ada pada dirinya. Akan tetapi, lagi-lagi krisis percaya diri istrinya mencuat, bila hal tersebut hadir, Dira langsung terdiam, mengunci dirinya dalam kamar, hanya menangis sepanjang hari. Di hadapan Sean, ada sepuluh koper lebih, semua akan dibawa ke kota Malang, Kota kelahirannya. Kota di mana ada kenangan tersendiri."Mbak Murni, apa semua sudah siap? punya dedek juga?" ta

DMCA.com Protection Status