Share

Bab 14. Ancaman

Penulis: EL Dziken
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-26 22:21:46

"Sudah aku minta, jauhi istriku. bila kau membangkang kau akan tahu akibatnya. dan bilang pada pacarmu, aku tidak takut ancamannya!" bentak Sean pada Sonia.

Sonia hanya terdiam sambil mengikir kuku-kuku tangannya yang berwarna hijau menyala.

"Sayang, sudah aku bilang , aku tidak mau ada wanita lain di sisimu, apa lagi istrimu, aku sudah terlalu sakit hati padamu. Aku percaya , suatu hari kau akan kembali padaku."

"Sonia, aku tak tahu kalau kau begitu

memprihatinkan. Aku tak mau berurusan denganmu lagi!" Sean segera meninggalkan ruang kerja Sonia, menutup pintunya dengan keras.

Sonia terdiam dalam geram.

"Gibran, sayang. aku butuh kamu ..." Sonia pun menutup ponselnya.

***

Tampak, Mbak Murni sedang membuat sesuatu di dapur, asyik dalam kerjaannya diselingi berdendang kecil. Tak menyadari ada orang masuk diam-diam dalam rumah .

Keadan rumah sepi, majikan perempuannya sedang berada di kantor suaminya mengantarkan ransum makan siang.

Brak! Terdengar suara keras dari arah luar, kali ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 15. Sonia pasang Aksi

    Terbaring Dira, di sebuah ranjang rumah sakit. Wajahnya banyak yang terluka. Kakinya pun mengalami cidera yang cukup parah.Pihak polisi sudah menyelidiki kasusnya. Ada sebuah bom yang dilemparkan di depan rumah Sean."Dira, maafkan aku." bisik Sean pelan di telinga istrinya.Dita tersenyum, beberapa perban menutupi luka di tubuhnya. "Aku sakit Mas, aku — nanti Mbak Murni yang akan menjagamu sementara aku berada di kantor." Dira mengangguk lemah. Dalam pikirannya, pasti wanita yang mengancamnya kemarin bersorak atas kemalangan yang sudah aku terima. Kasusnya pun terkuak, tertangkaplah seorang lelaki bernama Gibran, sudah di amankan di kantor Polisi. Namun dari pihak berwajib, tak mendapatkan keterangan yang pasti atas pengeboman tersebut. Kasus ditutup karena alasan si pelaku mengaku hanya iseng saja melakukan hal tersebut.Namun Sean, tahu di balik semua ini, adalah Sonia yang menjadi dalang kerusuhan."Aku harap, kau mau mengerti, bila sekali lagi kau lakukan ini. Aku tak segan be

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-27
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 16. Musuh Dalam Selimut

    "Dewi, tolong nanti sore antar aku, ke supermarket, aku ingin membeli sesuatu."pinta Dira pada Dewi, yang sedang mengetik di laptopnya."Baik, Bu ." Dewi segera bangkit dari duduknya dan membereskan bekas dia mengetik. Karena Dewi masih harus menyusun skripsinya.Dira memakai jasa taksi online. Mengapa tidak memakai mobil, sebenarnya Sean mampu membelikan Dira mobil. Bahkan Papa Sean pun sudah menyarankannya begitu. Namun lagi-lagi Dira menolak hal tersebut."Setelah ini, Antar aku ke klinik ya Dewi.""Klinik apa Bu?""Aku nggak periksa, aku hanya akan menemui seseorang. Aku ingin meminta maaf padanya. Aku telah bersalah padanya." Dira berencana menemui Rendi dan meminta maaf, agar tidak terkena fitnah, Dira mengajak Dewi untuk itu.Dalam sebuah kantin rumah sakit. Dira sudah duduk berhadapan dengan Dira. Sementara, Dewi berada agak jauh dari mereka. Tak ingin mengganggu privasi mereka. Namun , jangan salah. Dewi telah merekam pembicaraan mereka, ponsel Dewi di sering rekam, dalam t

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-27
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 17. Berselisih

    Rendi termenung di ruangan kliniknya. Kenangan bersama Dira terlintas. Dirinya baru empat bulan di tempatkan di Rumah sakit Bakti Husada ini. Selama tujuh tahun mengejar karir di kedokteran, jatuh bangun dalam kehidupannya. Tujuannya hanya ingin membuktikan bahwa dirinya mampu hadir dalam kehidupan Dira sebagai manusia yang mempunyai derajat dan martabat. Randi menyadari. Status keluarganya jauh di bawah Dira apalagi Sean. Tapi kini di hadapannya, Sean dan Dira telah bersatu dalam sebuah pernikahan. Rendi merasa dalam dilematis. Cintanya pada Dira tak pernah pupus."Pak , ada pasien selanjutnya." Suster penjaga mengagetkan Rendi."Iya, Sus, silakan selanjutnya ..." jawab Rendi.Masuklah Sonia. Dalam balutan busana hitam, berkaca mata hitam pula."Siang Dok."'Siang juga, silakan duduk." Rendi tak tertarik dengan penampilan Sonia yang serba glamor dan berbelahan dada rendah. Mini dres warna hitamnya tak membuat Rendi silap saat melihat paha yang mulus milik Sonia terpampang depan mat

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 18. Rencana Sonia

    Bab 18. Rencana Sonia"Brak! " Suara pintu mobil di banting keras-keras. Dira berjalan cepat masuk ke dalam rumahnya. Nampak, Sean terburu-buru mengejar Dira. "Tunggu Dira! dengarkan penjelasanku ini," "Aku tak mau mendengarmu Mas, hatiku sudah cape, lagi-lagi dia , dia lagi, aku muak Mas!!" Dira langsung masuk ke dalam kamarnya. Tak menyadari dua orang wanita dalam keadaan berantakan, berdiri saling menatap tajam.Sean memperhatikan mereka. "Kalian kenapa? Berantem?""Dia yang mulai Pak!" teriak Mbak Murni sambil menuding Dewi."Kau, dulu yang mulai!" Dewi teriak pula tak mau kalah."Murni! Dewi! Sudah cukup. Selesaikan urusan kalian . Aku tidak mau tahu!" Sean meninggalkan mereka dan masuk kamar menyusul Dira.Sepeninggal tuan rumahnya. "Dengar, aku akan bilang sama Pak Sean, siapa kamu sebenarnya. Dasar pembohong. Kau bukan mahasiswa, kau ingin menghancurkan keluarga ini kan?!" tuduh Mbak Murni pada Dewi."Terserah kau, Pak Sean tidak akan percaya padamu. Paham!" Dengkus Dewi da

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-02
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 19. Pak Panji Marah

    Dira menatap lagi bintang-bintang malam ini, Sean pulang terlambat, tak ada pemberitahuan dari suaminya itu."Bu, ayo. Masuk, udara malam ini sangat dingin." saran dari Mbak Murni yang khawatir melihat majikannya menunggu suaminya pulang."Suamiku belum pulang Mbak, dan tidak telepon dari siang tadi. Apakah dia marah bila saya cemburu Mbak?" tanya Dira pelan."Wajarlah, Ibu marah pada Bapak, karena terdapat foto bersama perempuan lain.""Tapi, Mas Sean bilang tak begitu kenyataanya. Yang aku heran kan Mba, mengapa wanita itu lagi, Apa ada sesuatu di balik hubungan mereka Mbak?"Mbak Murni tak menjawabnya. Baginya untuk urusan intern keluarga majikannya dirinya tak berhak terlalu dalam berurusan."Sudahlah, Bu. Ayo masu dulu. Kasihan Dede yang di dalam perut ibu, Ayo Bu." Mbak Murni, menggandeng tangan Dira pelan. Dira, mengikuti saja apa yang Mba murni katakan. "Aku tunggu Mas Sean di ruang tamu saja Mbak, kalau Mbak Murni cape, istirahat sajalah, saya tidak apa-apa sendirian di sin

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-02
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab. 20. Rendi Pramuji

    "Sudahlah, jangan kau ingat lagi luka hatimu yang dulu." saran Dokter Rudi."Aku ingin melupakan, tapi hati dan fikiranku tak bisa berpaling darinya.""Buka hatimu lah, buat seorang wanita yang kau sukai. Apa Resti tuh, belum punya gandengan, dan juga orangnya manis dan cantik." Rudi mulai meledek, menyebutkan nama Resti salah satu dokter anak, di Rumah sakit di mana Rendi bekerja."Iz, itu sih beda lah, aku tak bisa menjangkau dokter primadona di sini, Rud." "Ha .. ha ... Lalu mau kamu sama siapa? Tuh ada Bu shanty, janda kembang kantin ini, ya nggak Bu ..." gurauan Rudi, nimbal ke Bu shanty pemilik kantin rumah sakit. Janda beranak empat."Ah, apa lagi nih? Pasti obrolan Dokter jomblo cari pasangan. Nyari yang janda Dok?" timpal Bu shanty sambil bercanda dengan Dokter-Dokter muda tersebut.Rudi dan Rendi tertawa renyah.*** Dira, hari ini hanya berdiam saja di kamarnya. Pertemuan ke berapa kali dengan wanita bernama Sonia itu membuatnya sebal dan tidak mood hari ini. Dari mana wa

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-03
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 21. Hilang

    "Tidak! tidak!" Dira menangis histeris. dalam kamar rumah sakit, kecewa dan rasa sakit mendera batinnya.Saat itu juga Sean pulang, meninggalkan dua rekan kerjanya.Dengan tergopoh Sean masuk ke dalam kamar rumah sakit. memeluk Dira, istrinya. Tangis Dira semakin pilu. semua keluarga besar berduka atas hal ini.Mbak Murni, tak bisa menaruh curiga pada Dewi. karena alibinya, sedang banyak keluarga di sana. bisa juga anak-anak yang sedang bermain. menumpahkan minyak.Sonia tertawa terbahak, rasanya nikmat sekali melihat rivalnya dalam kesakitan.Dewi diam, antara takut dan senang. takut bila perbuatannya ada yang melihat, dan senang karena tambahan uang imbalan dari Sonia. "Bagus, Dewi. Kau bisa di andalkan. sekarang pergilah, ini upah mu." Sonia melempar beberapa jumlah uang di hadapan Dewi. Dengan berat hati, Dewi memungut uang-uang tersebut. Bila ada pekerjaan lain, pasti aku akan memilihnya, tidak seperti ini ... batinnya nelangsa. Keluarganya membutuhkan uang-uang ini, adiknya but

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-06
  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 22. Hujan Air Mata

    Dira duduk bercermin, wajahnya semakin kuyu. Tak ada cerah sedikitpun pada wajahnya. Sean masuk kamar dan memeluk Dira dari belakang. Terasa kurus tubuh istrinya dalam pelukannya. "Apa yang kau pikirkan? Janganlah berlarut dalam kesedihan. Aku ikut melihatmu." bisik suaminya di telinganya.Dira tersenyum, hambar, "Maafkan aku, Mas. Bukan bermaksud membuatmu pilu. Aku tahu apa dalam hati dan pikiranmu. Aku paham." Dira membawa tangan suaminya dalam dekapannya."Mas Sean, menyesal menerima perjodohan ini?" tanya Dira serius."Tidak, mengapa tiba-tiba, kau tanyakan itu? Apa perhatianku, membuatmu bimbang?"Dira tersenyum dan membalikkan badannya hingga kini mereka saling berhadapan."Di luar sana banyak, bunga cantik dan mekar mempesona. Wanginya semerbak dan berwarna cantik," Dira tersenyum."Tapi, kau bunga yang paling cantik.""Benarkah? Cantik mana aku dengan Sonia?"Sean tertegun, "Mengapa kau bandingkan dengan dia? Dia tak ada apa-apanya di bandingkan dengan Nadira Saptarini. Istri

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-07

Bab terbaru

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 56. Kritis

    Sean berlari di samping ranjang beroda milik sebuah Rumah sakit. Nampak, Dira terbaring, wajahnya pucat pasi. bibirnya membiru. Matanya terpejam rapat. Bila Aisyah tak menangis, mungkin Sean tak tahu, kalau Dira sudah pingsan di sudut nakas."Lebih baik, Bapak tunggu di sini, Pak. Silakan daftar pasien dahulu, percayalah, kami akan lakukan yang terbaik untuk pasien." ucap salah satu perawat yang mendorong, hingga ke ruangan gawat darurat.Dari jauh, Ilham dan Dewi berlari mengejar Sean."Pak, bagaimana Kak Dira?""Mereka sedang menanganinya," jawab Sean dalam kecemasan, "aku belum daftar pasien." sambungnya pada Ilham."Biar aku saja, Pak. " Dewi segera pergi ke bagian pendaftaran pasien.Sean terduduk, napasnya masih memburu. Dengan ditemani Ilham. Mereka menunggu kabar tentang Dira.Sepuluh menit kemudian, Dewi sudah datang kembali,. dengan membawa minuman, lalu menyerahkan pada Sean."Minumlah dulu, Pak. Tenangkan hati, Pak Sean.""Betul, Pak " Ilham pun menyerahkan minuman pada Se

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 55. Bimbang

    "Boleh aku gabung dengan kalian?" tanya Dira, masih berdiri di depan Dewi.Segera wanita tomboy itu berdiri, dan memberikan kursi padanya. Dewi segera mengambil kursi yang lain, dan menjejeri kursi tadi."Bu Dira? apa yang dilakukan di sini?" tanya Ilham masih dalam kebingungan. Pasalnya Dira yang selama ada di Malang yang dia tahu selalu diam di rumah."Kalian ini kenapa sih? kok kaya lihat hantu saja. " Dira duduk pada kursi yang diberikan Dewi."Kak ..."Dira tersenyum pada mereka. " Mas Sean lagi ada di rumah sakit, menemani Tiara dan Papa yang sedang cek up."Ilham dan Dewi masih, terdiam sambil menatap Dira."Kalian ini? Mas Sean kesini pakai motor, aku bonceng saja. Nggak enak aku ikutan ke rumah sakit. biar Tiara saja yang mengantar Papa, toh, memang sudah terbiasa dengan Tiara 'kan?" jadi aku ... dan akhirnya, aku bisa menemukan kalian. tadinya aku ingin minum espresso dan sepiring roti." "Aku pesankan, Kak." Dewi segera bangkit dari duduknya dan menuju tempat pemesanan.Dir

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 54. Keajaiban Sang Pencipta

    Pagi ini, sinar matahari menyeruak dari sela dedaunan. Riaknya membuat bayangan pada lantai trotoar, hingga bayangan itu membuat bias cahaya.Seorang anak kecil, berlari bebas. Mendekati seseorang, berkerudung lebar dan bercadar."Subhanallah .... jangan berlarian, nanti kau jatuh!" teriak wanita itu, sambil mengejarnya. Bajunya melambai. warna hitam yang pekat. Di belakangnya, seorang lelaki berjenggot tebal, mengikutinya sambil menggendong seorang anak kecil sekitar berumur Lima tahunan."Umi, jangan berlari, nanti kau jatuh!" Seru lelaki tersebut pada wanita yang dipanggilnya Umi.Akhirnya gadis kecil yang berlari itu, sudah digandeng oleh wanita bercadar tersebut.Mereka adalah keluarga Gibran.Lelaki yang dulu pernah menjadi orang yang paling dekat dengan Sonia atau Miss Lola. Istri dari lelaki tersebut adalah adik kandung dari Dewi. Mereka dulu pernah berseteru dalam keluarga. Anak yang sudah dalam genggaman wanita itu adalah anak yang dulu pernah diiadopsi oleh Sonia. Tapi, k

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 53. Clear

    "Mas, foto siapa ini?" tanya Dira pada suaminya, setelah dirinya naik lagi ke dalam truk.Sean memandang foto tersebut, dan mengerutkan dahinya."Foto, kekasih Firman, mungkin. kemarin firman yang bawa truk ini." "Oh, kupikir ...""Janganlah, berpikir yang aneh-aneh sayang, aku tak akan melakukan hal tersebut. Percayalah," ucap Sean menyakinkan istrinya.Dira, hanya tersenyum, lalu memandang Sean."Mas, tak bosen dengan aku?""Tidak, justru senyummu itu yang aku rindukan.""Tak inginkah Mas ... bercumbu?""Oh, pasti itu ada, tapi aku lebih suka mencumbui istriku, aku tipe setia, dulu sudah puas olehku berbuat don juan.""Benarkah?""Dengarlah Dira, saat ini yang aku impikan adalah membuatmu sehat, punya rumah, punya usaha, tinggal melihat anak-anak tumbuh dalam kebajikan. Kita menua bersama."Dira tersenyum dan menitikkan air matanya, segera diraihnya tangan suaminya, dikecupnya berulang kali punggung tangannya.Sean mengerti kesedihan Diri. diraihnya tubuh kurus itu, dan dipeluknya

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 52. Penganggu

    "HAI! LEPASKAN ADIKKU!" teriak keras dari Dewi. Wanita gesit itu langsung berlari mendekati Tiara. Murni pun tergopoh-gopoh seraya membawa pentungan golf milik Papa Panji.Dua lelaki yang menarik tangan Tiara langsung melepaskan tangan Tiara. Mereka langsung berlari meninggalkan tempat tersebut."Kurang ajar! Wei! jangan lari." Murni sudah mengangkat tinggi-tinggi tongkat tersebut.Dewi, menatap tajam dua lelaki tanggung tersebut yang langsung hengkang dengan sepeda motornya. Namun, Dewi mengingat nomor plat itu dengan baik dalam ingatnya.Tiara , bersembunyi di belakang tubuh kakaknya. "Kau kenal mereka, Tiara?""Iya kak, salah satunya adalah Wawan, dia yang terus mengejarku, aku sudah menolaknya, tapi dia masih main paksa saja. Siapa yang mau pacaran sama preman, kak," jelas Tiara."Oh, naksir sama Non Tiara, ya? tapi preman? jangan Non! enak aja, gadis cantik dan shaleh gini, sama preman." Murni sudah mencicit sebal pada lelaki yang belum dikenalnya."Sudahlah, Mbak, Nggak usah k

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 51. Terjerat

    "Hai, kurang ajar!" Sonia berteriak, karena rambutnya ditarik dengan keras oleh Murni, Sonia tak tinggal diam, dia membalas tindakan Murni yang tiba-tiba tersebut. Wanita yang sudah dalam keadaan emosi itu menarik lengan Murni, dan membuatnya mengaduh karena kuku-kuku itu menghujam dalam lengannya.Murni menarik tangan Sonia membantingnya hingga tubuh wanita itu tersungkur keras ke lantai toko mainan siang itu.Banyak mata yang melihatnya, namun Murni tak pedulikan lagi, diinjaknya jari jemari Sonia. Otomatis dia berteriak sekencang-kencangnya, seraya menarik betis kaki Murni.Wanita setengah abad itu hampir tersungkur, tapi kakinya segera menahan tubuhnya agar tidak terjerembab. Sonia kaget, melihat kuku tangannya sudah patah, terlihat merah karena bekas injakan keras kaki Murni.Semua yang melihat, tak ada yang melerai. Tiara, segera menyingkir, dan memanggil satpam di depan toko.Terjadi pertengkaran lagi, kali ini lebih ekstrem, mereka sudah bergumul, saling tarik-menarik rambut,

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 50. Murni

    Pagi cerah, mengiringi langkah Murni menuju rumah keluarga Dira. Rumah besar berpagar tinggi itu membuatnya melongo.Kemudian, segera masuk. Rasa kangen pada Aisyah begitu menggebu."Mbak Murni." Panggilan itu membuat Murni menghentikan langkahnya. ternyata, Dewi. Senyum merekah menyambutnya. Mereka saling berpelukan, teringat dulu, saat mereka sama-sama sebagai asisten Bu Dira. Selalu ada perselisihan antara mereka, tak ayal merekapun sering berantem."Dewi, ah bahagianya aku bisa bertemu denganmu lagi." "Ha ha, tentu saja, tapi saat ini kau akan jarang menemukan aku, mampirlah nanti ke rumahku ya?""Hah, kau tak tinggal di sini juga! lalu ...""Aku tinggal bersama kedua adikku, Mbak. Cuma setengah jam saja kok.""Bagaimana keadaan Bu Dira dan yang lainnya?""Sehat. tapi saat ini jaga perasaan Bu Dira. agak tidak stabil.""Oh, Apakah?""Sudahlah, ayo masuk. mereka sedang berkumpul, ada Ilham juga.""Wah, ada cowok ganteng juga."Dewi tersenyum, inilah Mbak Murni yang masih saja suk

  • Jodoh Wasiat Ibu   Bab 49. Bertemu Sonia

    Sudah hampir satu Minggu Sean sekeluarga berada di Malang. Sean mencoba berdamai dengan situasi. Beberapa anak perusahan armada milik Papa Panji diurus oleh Sean. Kali ini, terlihat Sean memakai kaus dan jins belel, ada handuk kecil melingkar di lehernya.Nampak, Papa Panji tersenyum melihat penampilan menantunya. Lelaki yang dulu pernah diasuhnya terlalu gagah dalam kostumnya pagi ini."Gantilah, bajumu. Nggak pantas, masa bendahara PO pakai baju kaya gitu," protes Papa."He he, Sean kali ini, mau mencoba truk yang baru, Pah. Tadi pagi, Fadli sudah bilang ada lima truk pengangkut pasir datang, semuanya dalam keadaan baru. Semoga bisnis aku kali ini sukses, Pah." Sean bersemangat dengan bisnis barunya."Oke, Papa paham dirimu, jangan terlena. Dira lebih butuh perhatianmu. Jangan lupa besok, jemput Marni, biar gajiannya Papa yang urus.""Baik, Pah."Sean merasa kini harus membuka peluang bisnis yang baru dan menjanjikan.Tiba-tiba, ada uluk salam dari luar. Terlihat Tiara datang bersam

  • Jodoh Wasiat Ibu   Pulang ke Malang

    Malam ini adalah malam terakhir di kata Batam. Kota yang pernah membesarkan bisnis Sean, kota impian yang ingin ditaklukkan oleh pria ganteng itu. Namun, kini semua hilang sudah. Sejak pernikahan dalam perjodohan dengan Dira, teman masa kecilnya, menjadikan impian itu kini terkubur dalam-dalam. Setelah mengalami banyak bertubi-tubi ujian dari Allah.Dua buah hati, Raska dan Aisyah menjadikan rumah tangganya menjadi lebih dewasa lagi.Cobaan hidup Dira tak berhenti sampai di sini saja. Dirinya harus melawan emosi dan rasa percaya dirinya yang hilang.Untung, Sean adalah lelaki yang tahan bantingan. type yang setia ada pada dirinya. Akan tetapi, lagi-lagi krisis percaya diri istrinya mencuat, bila hal tersebut hadir, Dira langsung terdiam, mengunci dirinya dalam kamar, hanya menangis sepanjang hari. Di hadapan Sean, ada sepuluh koper lebih, semua akan dibawa ke kota Malang, Kota kelahirannya. Kota di mana ada kenangan tersendiri."Mbak Murni, apa semua sudah siap? punya dedek juga?" ta

DMCA.com Protection Status