Home / Romansa / Jodoh Untuk Tuan Arogan / Bab 8. Terasa tersisih

Share

Bab 8. Terasa tersisih

last update Last Updated: 2023-10-03 13:47:13

Terjadi sebuah perdebatan sengit antara Alden dan Bimo . Keduanya dari perusahan yang berbeda, keduanya ingin menangkan tender besar.

Alden menatap tajam pada Bimo. Sialan anak ini, benar-benar ingin menusukku dari belakang. Senyum seringai kesombongan ada pada bibir Bimo.

Alden menutup meeting, tanpa ada hasil atau keputusan, meeting berikutnya, akan diadakan Minggu depan.

Malam menjelang, Alden pulang. Tiba-tiba.

"Rosa, aku ingin bicara dengan Ibu."

"Baik, tuan."

Tak lama, Imelda sudah duduk, menunggu anaknya ingin membicarakan sesuatu.

"Tolong Bu, sekali ini jangan halangi aku, siapkan acara untuk aku melamar Laras."

"Apa!" Imelda berdiri saling kagetnya.

"Kau serius? Ibu sudah ..."

"Jangan banyak bertanya Bu, aku ingin besok melamar Laras, bila perlu aku ingin menikah secepatnya, sebelum Bimo menikah."

Ibunya kaget, namun masih terdiam.

"Aku ingin bertemu, kakek."

"Jangan! Dia baru saja istirahat, mohon, jangan diganggu."

"Aku hanya ingin, ijin, padanya."

"Nanti ibu yang akan sampaikan."

Alden menatap ibunya, "Besok , Bu. "

"Nak ...." 

Alden tak pedulikan Ibunya lagi, segera dirinya masuk ke dalam kamar. Kali ini tanpa Joshua.

"Aku ingin sendiri, Josh."

"Baik, Tuan."

***

Hari ini, permintaan Alden dipenuhi Ibunya, beberapa Asistennya sudah menyiapkan banyak paket berisi kue dan berbagai bingkisan.

Ayah dan Laras tak bisa berkata-kata lagi.

Laraspun tak bisa menolak, dirinya takut bila menolak aka terjadi sesuatu yang buruk, antara dirinya, ayah ataupun dari Alden sendiri.

Alden tersenyum puas atas rencana dan sukses tanpa ada kendala apapun.

"Joshua, besok jemput Laras, dan bawa dia padaku. Ingat, pagi-pagi."

"Baik, Tuan."

Alden masuk ke dalam kamarnya. Sebenarnya, ada rasa gugup bila akan bertemu dengan Laras. Apa yang akan dibicarakan? Gila aku yang sudah setua ini,asih merasa kikuk bertemu dengan wanita. Pikir Alden.

Tangannya berkeringat,  satu-satunya yang membuat nyaman adalah duduk di dalam perpustakaan mininya. Taoi, ternyata, nihil!

Alden semakin gelisah, baju apa yang akan dipakainya, dan apa yang akan dibicarakan nanti.

"I love you." katanya pada sebuah cermin. Apa aku akan mengatakan langsung ungkapan cinta? Pikir Alden lagi. Gelisah mulai melanda.

"Joshua! Kemarilah!" Akhirnya dirinya memerlukan Joshua juga.

"Baik, Tuan." Jawabnya di ponsel.

***

Pagi ini, terlihat Laras agak canggung juga duduk di kursi ruang tamu yang luas. Interior yang sangat sempurna.

Alden sudah siapapun jangan menemani Laras, termasuk Ibunya.

Tiba saatnya, Alden turun dari kamarnya, untuk menutupi kegugupannya, sebuah kacamata menghiasi wajah tampannya. Tanpa basa-basi lagi, Alden langsung menarik tangan Laras untuk mengikutinya, pergi ke sebuah tempat.

Laras menurut saja, dengan polosnya. Tanpa menaruh curiga pada lelaki itu.

"Ayo ikut aku!" ajakan yang sepertinya jauh dari kata romantis 

"Ih, jangan tarik tanganku, sakit tahu!"

"Stt, pelankan suaramu. Ayo."

"Kau dulu yang memulainya,' sungut Laras, sambil menurut saja pada Alden. 

Mereka naik mobil hitam milik Alden, dan meluncur ke sebuah tempat. Pantai. 

Joshua sebagai juru mudinya, menggiring mereka ke sebuah pantai yang sepi.

"Kau mau apa, membawaku kemari? Apakah?"

"Aku tidak akan jahat padamu, tali ingin buat perjanjian denganmu.'

Perjanjian apa?"

"Besok kita menikah!"

"Apa! Gila kau!'

"Jangan menolak! Aku peringatkan jangan menolak. Makanya aku buat perjanjian. Aku dan kau hanya terikat bebeapa bulan saja dalam pernikahan."

Laras memandang Alden bingung.

***

"Rosa aku harap ini hanyalah, gertakan Alden saja."

"Maksud, Nyonya?"

" Aku tak setuju, bila anak Pak Pardi akan menjadi menantu dalam rumah ini, apa kau tidak lihat, siapa dan bagaimana staatusnya?"

Rosa terdiam, "Tapi, Nyonya . Itu adalah pilihan dan keinginan Tuan Alden. Apa Nyonya Lupa bagaiman bila keinginan Tian Alden tak dipenuhi?"

"Ah, kau Rosa. Aku paling benci bila kau mengingatkan aku hal ini." Lalu Imelda segera meninggalkan Rosa, dirinya melangkah cepat menuju kamarnya.

Ditumpahkannya kekesalannya pada Bantalnya. Sambil meremas geram," Apa kau buta, Alden. Anak babu kau lamar. Apa tak ada wanita lain saja."

Dipandangnya, foto pernikahannya bersama Ayah Alden yang masih terpampang di dinding kamarnya.

"Lihatlah, ulah anakmu. Tak mau menurut apa katanu"

Imelda menembuskan napasnya kesal. Keinginan satu-satunya adalah Alden menikah. 

Ah, Hidupmu, sungguh malang Imelada, desis lirih.

Ingatannya kembali ke masa gadisnya dulu, saat dirinya pertama kali bertemu dengan Tuan Baskoro. Lelaki yang baik hati mengangkatnya dari lembah hina, ibu Imelda yang merupakan wanita panggilan, harus rela memberikan anaknya kehidupan yang layak. Namun, apa daya. Hidupnya semakin terpuruk, hingga seorang lelaki dermawan membawanya masuk dalam rumahnya, dan menjadikan wanita itu sebagi asisten dalam dapurnya.  Wanita itu menghembuskan napasnya. Imelda kecil tumbuh menjadi anak yang manis, tak disangkanya, bisa menjadi istri dan menjadi menantu dairumah ini. Ah ... sialan aku malah teringat dengan Hendro. Bajingan itu yang membuatku masuk dalam kemiskinan

***

Rosa duduk terdiam, di dalam dapurnya yang sudah terlihat bersih, tenaga tuanya tak akan sanggup membersihkan dapur utama yang luasnya hampir tiga kali luas kamarnya.

"Bibi Rosa, apa yang sedang, kamu pikirkan?" tanya Denok, asisten yang selama ini membantunya.

Rosa sedikit terperanjat, "tidak, aku tidak melamun, hanya berfikir, sejak kapan Tuan Alden mempunyai hubungan dengan Laras? Bukankah mereka tak pernah bertemu?"

"Iya, betul." Denok ikutan berpikir seperti Rosa.

"Atau?"

"Tapi bukankah, Tuan Alden tidak pernah ke bangunan bagian belakang, sejak dua puluh tahun yang lalu, Bibi Rosa sendiri yang bilang, kan?"

"Betul, Denok. Lalu mengapa Tuan kecil melakukan hal itu, sampai mencium bibir gadis itu." kata Rosa masih saja menyebut Alden dengan Tuan kecilnya.

"Aku pun tak tahu, tapi Bibi Rosa, gosip mereka begitu hangat. Mereka membicarakan hubungan spesial Tuan Alden. Bahkan mereka, mengharapkan sebuah masa depan yang bagus."

"Mereka? Siapa?"

"Karyawan belakang, Bibi Rosa," cetus Denok sambil memberi penekanan.

Bibi Rosa tersenyum melihat tingkah Denok.

"Sudahlah, kau membuatku tertawa Denok. Aku tahu asisten di belakang, terkadang butuh perhatian kita, tapi saat ini, mereka hanya mengandalkan uang hasil dari VCO."

"Benar, Bibi."

"Lebih baik, kita seperti ini, dari pada Nyonya Imelda menuntut banyak hal pada kita."

Denok mendesah, teringat sifat Nyonya Imelda tersebut.

"Maafkan aku, Bi."

"Tak mengapa, suatu saat pasti akan terungkap, sttt, pelankan suaramu, Denok."

"Aku sudah tahu semuanya, Bibi Rosa. Bila ada hal yang tidak beres di rumah ini."

Kedua wanita di dapur utama itu, kaget dan langsung menengok ke arah sumber suara tersebut.

"Markus! Sejak kapan kau suka menguping?" tanya Rosa  panik. "Apa yang kau ketahui tentang orang-orang rumah ini, Markus? Aku harap mulut besarmu bisa kau jaga dengan baik."

"Maafkan aku, Bibi. Kau lupa, ruangan ini punya CCTV bukan, ada yang terlupa untuk mengeceknya, bahkan karena terlama kamera itu , sampai ada yang terlupa di mana saja diletakkan CCTV nya." ucap Markus pelan. Dia berjalan mendekati tempat air dan menungkan ke dalam gelas, menenggaknya hingga tandas.

Rosa terdiam, "Diam lebih baik dari pada kita celaka, Markus. Pahamilah mereka yang membutuhkan banyak biaya untuk keluarganya."bisik Rosa pada Markus, lelaki muda yang baru lima tahun bekerja pada Baskoro Wicaksono.

"Benar, Markus. Aku pun masih butuh biaya untuk anakku bersekolah." tutur Denok penuh kesihan.

  

Related chapters

  • Jodoh Untuk Tuan Arogan   Bab 9. Sembrono

    Markus memandang Denok, dan Rosa bergantian. Dirinya paham atas perilaku tersembunyi, bahkan ada hubungan terlarang. Siapa lagi kalau bukan dari Nyonya Imelda. "Pergilah, ke belakang, kau aman di sana Markus." "Aku akan tetap membongkar ketidak adilan ini, bibi Rosa. Bila ada sebagian dari mereka ada yang tersakiti. Terutama, Pak Pardi. Jangan sakiti orang baik itu." Rosa mengangguk, "aku tahu, Markus, stt, tolong pelankan nada bicaramu." Rosa pun menarik lengan baju Markus untuk keluar dari dapur utama. Markus menuruti saja perintah Rosa, saat tahu ada Nyonya Imelda ada di depan pintu dapur. "Markus! Apa yang kau lakukan di sini!?" "Maafkan dia, Nyonya. Dia hanya haus dan meminta segelas air. Makanya sekarang aku suruh dia pergi dari dapur utama." Markus segera permisi dan meminta maaf karena telah lancang masuk ke dapur utama, yang merupakan dapur khusus untuk orang rumah bukan dapur untuk pekerja rendahan macam Markus, yang hanya sebagai sopir cadangan saja. Markus berjalan

    Last Updated : 2023-10-03
  • Jodoh Untuk Tuan Arogan   Bab 10. Perselisihan

    Terjadi sebuah perdebatan sengit antara Alden dan Bimo . Keduanya dari perusahan yang berbeda, keduanya ingin menangkan tender besar. Alden menatap tajam pada Bimo. Sialan anak ini, benar-benar ingin menusukku dari belakang. Senyum seringai kesombongan ada pada bibir Bimo. Alden menutup meeting, tanpa ada hasil atau keputusan, meeting berikutnya, akan diadakan Minggu depan. Malam menjelang, Alden pulang. Tiba-tiba. "Rosa, aku ingin bicara dengan Ibu." "Baik, tuan." Tak lama, Imelda sudah duduk, menunggu anaknya ingin membicarakan sesuatu. "Tolong Bu, sekali ini jangan halangi aku, siapkan acara untuk aku melamar Laras." "Apa!" Imelda berdiri saling kagetnya. "Kau serius? Ibu sudah ..." "Jangan banyak bertanya Bu, aku ingin besok melamar Laras, bila perlu aku ingin menikah secepatnya, sebelum Bimo menikah." Ibunya kaget, namun masih terdiam. "Aku ingin bertemu, kakek." "Jangan! Dia baru saja istirahat, mohon, jangan diganggu." "Aku hanya ingin, ijin, padanya." "Nanti ibu

    Last Updated : 2023-10-03
  • Jodoh Untuk Tuan Arogan   Bab 11. Sebuah kesepakatan

    "Gila! Menikah! A-ku ..." Laras terbata mendengar ajakan menikah dari Alden. "Kalau kau mau, kalau nggak diterima, kau tahu akibatnya bukan?" Alden menatap tajam pada Laras. Walau hatinya berharap wanita di depannya mau menerima permintaannya yang konyol. "Tuan ... Apa sebaiknya?" Joshua tak melanjutkan kata-katanya, tatkala tangan Alden menyuruhnya untuk diam. ""Aku hanya butuh kata trima atau tidak? Cukup itu saja, lalu kita menikah." Laras lagi-lagi hanya diam, perkataan ayahnya tempo hari masih terngiang, bila akibat menolak permintaan dari tuan muda ini. Namun, bukan Laras namanya, kalau tantangan seperti ini harus mundur. Kasih sayang pada Ayahnya lah yang menjadikan Laras harus menerima kesepakatan konyol ini. Laras mengangguk! "Bagus!" Alden langsung menjentikkan jarinya, "Joshua antar dia pulang, mobil aku bawa. Kau pesanlah greb untuk pulang." Tanpa banyak kata, Alden langsung membawa mobil itu pergi, meninggalkan Joshua , Asisten pribadinya dan Laras yang masih tak

    Last Updated : 2023-10-04
  • Jodoh Untuk Tuan Arogan   Bab 12. Rencana Lain

    Alden memandang Laras tak berkedip. Begitu juga Joshua. Dirinya pun kaget kalau Laras bekerja sebagai ofice girl khusus untuk lantai dua."Kau? Mengapa ada di sini?" tanya Josh."A-ku, aku kerja di sini, Tuan, sudah dua hari yang lalu. Maaf.""Josh, kau mengenalnya?" tanya Alden penuh selidik, sementara Lucky sibuk dengan berkasnya.Laras memandang Alden dengan bingung, apakah ini sebuah lelucon? Pikir Laras. Pandangan Laras seakan tak percaya, gampang sekali Tuan muda ini, mengajaknya menikah, lalu melupakan begitu saja, dan sekarang dihadapannya pura-pura tak mengenalku, batin Laras.Wajahnya ,menunduk tak paham akan semua ini. Jushua menunggu reaksi Tuan mudanya. Wajah kaku dan acuh tak acuh pada wanita di depannya, membuat Joshua ingin menjelaskan pada Tuannya tersebut, namun ... Tak lama, Laras pun pamit meninggalkan ruangan kerja milik Alden."Tuan Alden tak mengenal wanita tadi?""Tidak, tapi rasanya aku pernah mencium aroma ....""Aroma?" Lucky bertanya tak mengerti."Ah, bai

    Last Updated : 2023-10-05
  • Jodoh Untuk Tuan Arogan   Bab 13. Kedatangan Annabel

    "Ayah!" Laras langsung memanggil ayahnya. Lihatlah."Ayah hanya bisa tergugu melihat begitu banyak belanjaan anaknya."Kau sudah gajian, Nak?""Ini, semua dari Alden, dan aku sekarang bekerja di kantornya.""Maksudnya? Kau ...""Iya, ternyata aku kerja di perusahaan Alden, lalu dia memindahkan tempat kerjaku yang tadinya aku ... a-ku." Laras tak melanjutkan kalimatnya. "Iya, magangnya sudah selesai jadi aku, sudah ditempatkan, dan aku bekerja pada Alden." jelas Laras berbohong."Lalu, ada hubungan apa, dia membelikan semua ini? Apakah ini, bertanda?"Laras langsung menyanggahnya, teringat sikap Alden yang berubah.'Tidak, Ayah. Tidak ada maksud apa-apa. Aku masuk dulu ke kamar." Laras segera membawa semua barang belanjaan itu.Dalam kamar, Laras bernapas lega. Pelan-pelan, Laras mencoba baju kerjanya, komplit dengan sepatu tinggi, dan tas bermerek mahal.Sementara itu, dalam kamar Joshua masih terus mendekati Alden."Tuan, apa tuan sudah teringat sesuatu? Sebelum kecelakaan yang meni

    Last Updated : 2023-10-06
  • Jodoh Untuk Tuan Arogan   Bab 14. Lelaki Misterius

    Joshua memesan sebuah greb dan membawa Laras pergi dari tempat tersebut. Joshua teringat kembali dengan sosok Annabel. Alden dan gadis itu tumbuh bersama. Annabel adalah anak sahabat Nyonya Imelda. Mereka sudah dijodohkan sejak kecil. Tapi, Alden tak pernah akrab ataupun akur dengan Annabel. Tapi wanita itu terus saja membayangi kehidupan Alden. Hingga saat dirinya harus melanjutkan sekolahnya di Belanda, tetap saja Annabel tak kurang akal. Tetap, mengikuti semua kehidupan Alden. Entah ini, kabar dari mana? Tiba-tiba, Annabel ada di sini. Apakah Nyonya Imelda yang menyuruhnya datang? Ataukah ada alasan yang lain?Joshua terus berpikir keras. Apa yang akan terjadi apakah, Alden akan terlihat atau lupa dengan Annabel?Laras, merasakan sakit hati. Sama sekali tak mengenal wanita itu, tapi dirinya merasa terhina. Apalagi menyebut dirinya, anak babu! Sepertinya, dia tahu banyak, tentang Laras dan Ayahnya."Siapa dia, Joshua?""Nanti aku jelaskan, Nona. Maaf tidak sekarang."Laras diam, tap

    Last Updated : 2023-10-11
  • Jodoh Untuk Tuan Arogan   Bab 15. Aroma yang tak terlupakan

    Alden terus menatap Laras yang duduk di hadapannya. Laras merasa jengah dan tak nyaman, saat mata tajam Alden terus menatapnya tanpa berkedip."Aku suka memandangmu, tapi apa yang aku suka? Aroma tubuhmu aku suka. Aku seakan terikat dengan pesonamu, siapa sebenarnya kamu?" tanya Alden sambil terus mengingat sesuatu.Laras terdiam, ingin rasanya Laras ungkapkan rahasia yang dulu pernah Alden ungkapkan antara mereka berdua saja. Akan tetapi bibir Laras terkunci rapat. Apakah betul amnesia itu akan hilang. Bila itu terjadi ? Apa Alden ingat rahasia besar yang diungkapkannya secara empat mata bersamanya."Tuan ..." Bisik Laras."Panggil aku Alden dulu kau panggil aku hanya nama bukan?""Tuan ...""Alden ... Al–den""Al den.." Laras berbisik lirih. Suaranya seperti tercekat, pasti kau sangat tersiksa Alden atas ingatan yang tak bisa kau jangkau.Cukup lama Laras memandang Alden, begitu juga Alden, yang sedang dalam taraf penyembuhan ingatannya itu. Secara perlahan, kepala mereka semakin

    Last Updated : 2023-10-14
  • Jodoh Untuk Tuan Arogan   Bab 16. Siapa Hendro?

    Laras memperhatikan terus, lelaki yang marah-marah pada Vespanya. Laras hanya tertarik pada kamera jadul yang melingkar pada leher lelaki itu. Sepertinya dia pernah lihat seseoarang membawa dan memegang kamera mahal tersebut. Tapi di mana? Laras kecil sejak ibu pengasuhnya meninggal langsung ikut dengan bibinya di desa. Adik ayahnya inilah yang merawat hingga Laras dewasa, setelah dirinya mampu mandiri. Laras kini bersama ayahnya, menemani sekaligus harus dekat dengan ayah ini. Karena bibinya sudah meninggal. Mata Alden menatap Laras tak berkedip. Cewek ini terlihat biasa saja, tapi mengapa Alden merasa Pasti bahwa Laras adalah orang yang istimewa."Kau kenal dengan diam" tanya Alden"Tidak," Laras tersadar dan menjawab sambil menggelengkan kepalanya.Alden masih menikmati kopi dan rotinya. Kni giliran Laras yang memandang lelaki gagah di depannya. Sepertinya sebuah cerita rahasia yang Alden ungkapkan tempo hari pada Laras sebelum kecelakaan itu, masih terngiang di ingatan Laras. Apa

    Last Updated : 2023-10-17

Latest chapter

  • Jodoh Untuk Tuan Arogan   Bab 21. Rencana Nakal

    Laras terbaring diam, wajahnya pucat. Sakit lamanya kambuh lagi. Laras mengalami kekurangan sel darah merah. Tubuhnya teramat lelah dan lemas. Untuk membuka mata pun rasanya susah sekali. Tapi telinganya mendengar suara-suara di sekitarnya. Saat Dokter berkata banyak tentangnya. Ayah yang datang, lalu menangis, ada juga Joshua dan seseorang yang entah siapa terus menjaganya sepanjang malam."Bangunlah, Laras. Kau sudah aman sekarang." Sebuah suara membuat Laras ingin membuka matanya. Satu-satunya keinginannya adalah membuka ponsel Alden. Penasaran dengan nomor terakhir yang sempat Laras simpan dengan inisial 'N'.Pelan Laras membuka kelopak matanya, Lalu memejamkan mata kembali. Sinar lampu dalam ruangannya membuat matanya terasa sakit."Pelan-pelan saja, buka matamu."Suara seorang wanita hadir lagi, ah ... Ah suara siapa itu?Laras ikuti perintah itu, dan mencoba membuka matanya pelan. Sepi.Laras menatap atap berwarna putih, tembok putih dan ada alat infus pada tangannya.Mulut La

  • Jodoh Untuk Tuan Arogan   Bab 20. Beraksi!

    Di rumah besar, sedang duduk Imelda dan Annabel. Wajah gadis cantik itu tampak tidak senang dengan wanita di depannya."Mengapa Tante menyuruhku, kembali pulang? Padahal kemarin, aku dapat tugas, membuat anak babu itu nggak betah di rumah!""Kau mampu tidak? Aku bilang tanya pada ibumu, dia lihai dalam hal seperti ini.""Tante! Aku nggak mau pulang!""Kalau kamu gak mau pulang, nurut apa kataku. Tadi di rumah sakit kau saja tak bisa melawan anak babu itu!"Annabel mulai mendelik pada Imelda."Lalu apa yang harus aku lakukan?!" Sewotnya sengit."Kau harus mampu bersaing bukan hanya dalam merebutkan Alden, buat dia tak mampu dan tak bisa berkutik di depan suaminya paham.""Cari dan kulik dia, kesalahannya apa, bila tak ada buat kesahan ada padanya."Annabel, terdiam melihat sinis pada wanita di depannya. Imelda hanya tenang saja, "Mengapa? Kau marah padaku?" Sudah aku bilang, telepon ibumu, dan minta bantuan dia, agar bisa mengusir anak babu itu." Imelda pun berdiri, dan meninggalkan An

  • Jodoh Untuk Tuan Arogan   Bab 19. Alden Kembali!

    Laras menatap Alden yang tiba-tiba jatuh pingsan saat sudah sampai di rumah sakit.Lelaki yang baru saja semalam menjadi suaminya ini, terbaring dalam luka yang cukup serius, sedangkan dirinya hanya luka ringan pada sikunya. Ponsel Alden sudah aman dalam tas Laras. "Bangun, Alden .... Jangan buat aku jadi janda. Baru saja nikah tadi malam." kata Laras pelan dan mengembuskan napasnya kesal.Namun, Alden masih juga terdiam, dalam pikiran Alden ada seseorang yang memanggilnya dengan pelan. Alam bawah sadarnya terbawa ke masa kecilnya, di mana ayahnya, memeluk erat dirinya saat mobil yang ditumpanginya bermanuver. Hingga tubuh mereka terbentur dalam badan mobil.Tangan ayahnya melindungi kepala Alden dengan kuat. "Ayah, bangun yah!" teriak Alden kecil. Melihat ayahnya terbujur kaku.Beberapa benturan pun akhirnya mengenai kepala bagian kiri Alden. Malang tak dapat di tolak, Alden mengalami gegar otak ringan. Laras melihat suaminya tanpa berkedip. Membelai pipinya, dan tiba-tiba, mengecu

  • Jodoh Untuk Tuan Arogan   Bab 18. Kecelakaan ke tiga

    Joshua memandang tajam pada Laras begitu juga Alden."Lepaskan, sakit tahu!""Katakan darimana kau tahu?""Bukankah kau sendiri yang mengatakan padaku?""Kapan?""Saat ... Saat di pantai dulu."Keruyuk .. terdengar dari perut Laras. Alden menelan salivanya."Jalan Josh, kita cari rumah makan."Alden melepas tangan Laras. Dirinya pernah menceritakan tentang hal tersebut? Alden masih meraba-raba lagi ingatannya.Laras mengelus bekas cengkraman tangan Alden, ada bekas merah yang membuatnya meringis sakit."Maaf ..." bisik Alden pelan pada Laras.Laras mengangguk pelan.Joshua pun memasuki area rumah makan yang terlihat sedikit sepi. Mereka pun masuk, mengisi perut yang terasa lapar. Sementara itu, dalam rumah besar itu, duduk Imelda, sedang berusaha menghubungi seseorang berkali-kali."Tante, apa yang harus aku lakukan ..." Annabel cemberut."Buat, wanita hina itu tak betah di rumah ini, ibumu jagonya, tanyakan pada dia," jawab, Imelda masih terus sibuk dengan ponselnya."Mengapa harus t

  • Jodoh Untuk Tuan Arogan   Bab 17. Pernikahan

    Laras terdiam duduk di sudut pembaringan yang empuk. Namun hatinya tak tenang. Karena Alden yang terus menatapnya dari tadi dari sudut ruangan dimana Alden duduk di sebuah sofa besar. Bak seorang tawanan. Laras tak tahu lagi mau bicara apa. Dan akhirnya,"Aku mau berganti pakaian." lirih Laras berucap.Alden masih juga menatapnya dalam pandangan yang berbeda.Lebih baik aku katakan terus terang saja, batin Laras."Kau masih ingat perjanjian sebelum nikah kan?" "Perjanjian? Perjanjian yang mana? Sekarang aku saja bingung. Mengapa aku menikahimu. Tapi aku harus menikahimu, membingungkan bukan? Terus sekarang apa yang harus aku lakukan?" "Hah! Masih belum ingat toh," ucap Laras, seakan ada kesempatan untuk bisa menghindari sesuatu yang tak inginkan."Baik, sekarang aku mau berganti pakaian, jadi lebih baik kau keluar saja dulu.""Tapi, kau istriku aku ...""Saat ini jangan fikirkan hal tersebut. Aku mohon." Suara Laras merendah, agar sifat Alden yang sedikit arogan tidak kambuh lagi.T

  • Jodoh Untuk Tuan Arogan   Bab 16. Siapa Hendro?

    Laras memperhatikan terus, lelaki yang marah-marah pada Vespanya. Laras hanya tertarik pada kamera jadul yang melingkar pada leher lelaki itu. Sepertinya dia pernah lihat seseoarang membawa dan memegang kamera mahal tersebut. Tapi di mana? Laras kecil sejak ibu pengasuhnya meninggal langsung ikut dengan bibinya di desa. Adik ayahnya inilah yang merawat hingga Laras dewasa, setelah dirinya mampu mandiri. Laras kini bersama ayahnya, menemani sekaligus harus dekat dengan ayah ini. Karena bibinya sudah meninggal. Mata Alden menatap Laras tak berkedip. Cewek ini terlihat biasa saja, tapi mengapa Alden merasa Pasti bahwa Laras adalah orang yang istimewa."Kau kenal dengan diam" tanya Alden"Tidak," Laras tersadar dan menjawab sambil menggelengkan kepalanya.Alden masih menikmati kopi dan rotinya. Kni giliran Laras yang memandang lelaki gagah di depannya. Sepertinya sebuah cerita rahasia yang Alden ungkapkan tempo hari pada Laras sebelum kecelakaan itu, masih terngiang di ingatan Laras. Apa

  • Jodoh Untuk Tuan Arogan   Bab 15. Aroma yang tak terlupakan

    Alden terus menatap Laras yang duduk di hadapannya. Laras merasa jengah dan tak nyaman, saat mata tajam Alden terus menatapnya tanpa berkedip."Aku suka memandangmu, tapi apa yang aku suka? Aroma tubuhmu aku suka. Aku seakan terikat dengan pesonamu, siapa sebenarnya kamu?" tanya Alden sambil terus mengingat sesuatu.Laras terdiam, ingin rasanya Laras ungkapkan rahasia yang dulu pernah Alden ungkapkan antara mereka berdua saja. Akan tetapi bibir Laras terkunci rapat. Apakah betul amnesia itu akan hilang. Bila itu terjadi ? Apa Alden ingat rahasia besar yang diungkapkannya secara empat mata bersamanya."Tuan ..." Bisik Laras."Panggil aku Alden dulu kau panggil aku hanya nama bukan?""Tuan ...""Alden ... Al–den""Al den.." Laras berbisik lirih. Suaranya seperti tercekat, pasti kau sangat tersiksa Alden atas ingatan yang tak bisa kau jangkau.Cukup lama Laras memandang Alden, begitu juga Alden, yang sedang dalam taraf penyembuhan ingatannya itu. Secara perlahan, kepala mereka semakin

  • Jodoh Untuk Tuan Arogan   Bab 14. Lelaki Misterius

    Joshua memesan sebuah greb dan membawa Laras pergi dari tempat tersebut. Joshua teringat kembali dengan sosok Annabel. Alden dan gadis itu tumbuh bersama. Annabel adalah anak sahabat Nyonya Imelda. Mereka sudah dijodohkan sejak kecil. Tapi, Alden tak pernah akrab ataupun akur dengan Annabel. Tapi wanita itu terus saja membayangi kehidupan Alden. Hingga saat dirinya harus melanjutkan sekolahnya di Belanda, tetap saja Annabel tak kurang akal. Tetap, mengikuti semua kehidupan Alden. Entah ini, kabar dari mana? Tiba-tiba, Annabel ada di sini. Apakah Nyonya Imelda yang menyuruhnya datang? Ataukah ada alasan yang lain?Joshua terus berpikir keras. Apa yang akan terjadi apakah, Alden akan terlihat atau lupa dengan Annabel?Laras, merasakan sakit hati. Sama sekali tak mengenal wanita itu, tapi dirinya merasa terhina. Apalagi menyebut dirinya, anak babu! Sepertinya, dia tahu banyak, tentang Laras dan Ayahnya."Siapa dia, Joshua?""Nanti aku jelaskan, Nona. Maaf tidak sekarang."Laras diam, tap

  • Jodoh Untuk Tuan Arogan   Bab 13. Kedatangan Annabel

    "Ayah!" Laras langsung memanggil ayahnya. Lihatlah."Ayah hanya bisa tergugu melihat begitu banyak belanjaan anaknya."Kau sudah gajian, Nak?""Ini, semua dari Alden, dan aku sekarang bekerja di kantornya.""Maksudnya? Kau ...""Iya, ternyata aku kerja di perusahaan Alden, lalu dia memindahkan tempat kerjaku yang tadinya aku ... a-ku." Laras tak melanjutkan kalimatnya. "Iya, magangnya sudah selesai jadi aku, sudah ditempatkan, dan aku bekerja pada Alden." jelas Laras berbohong."Lalu, ada hubungan apa, dia membelikan semua ini? Apakah ini, bertanda?"Laras langsung menyanggahnya, teringat sikap Alden yang berubah.'Tidak, Ayah. Tidak ada maksud apa-apa. Aku masuk dulu ke kamar." Laras segera membawa semua barang belanjaan itu.Dalam kamar, Laras bernapas lega. Pelan-pelan, Laras mencoba baju kerjanya, komplit dengan sepatu tinggi, dan tas bermerek mahal.Sementara itu, dalam kamar Joshua masih terus mendekati Alden."Tuan, apa tuan sudah teringat sesuatu? Sebelum kecelakaan yang meni

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status